JUDUL FILM : OPERASI
TRISULA (PENUMPASAN SISA-SISA PKI DI BLITAR SELATAN)
SUTRADARA : B Z
KADARJONO
PRODUKSI : PPFN
PRODUSER : G.
DWIPAYANA
TAHUN PROD : 1986
JENIS :
FILM SEJARAH
PEMAIN : HASSAN
SANUSI, RACHMAT KARTOLO, YATTY SURACHMAN, EVA ROSDIANA DEWI, JEFRI SANI, TIEN
KADARYONO, LINA BUDIARTI, MAWARDI HARLAN, RUDY GOZALI, TOMMY KALONG
Cerita filmnya agak panjang dengan disertai beberapa ilustrasi/suara pengantar yang khas banget, biar tidak penasaran saya tulis beberapa yang jadi fakta sejarahnya yaa :
Setelah kekuatan G 30 S PKI dapat di hancurkan di Jakarta oleh Jenderal
Suharto maka sisa-sisa pengkhianat PKI meloloskan diri. Mereka menyusup
terutama ke wilayah Blitar Selatan yang akan di gunakan sebagai basis
pertahanan. Munir, Cugito lolos lewat jalur darat di jemput oleh Danu, salah
seorang tokok SOBSI. Sukatno, Sulistyowati, Letkol Pratomo,Oloan Hutapea dan
beberapa gembong PKI lainnya berhasil ke wilayah Blitar melalui pantai selatan.
Ir. Surachman, Suratmi, Pujiwati, Sulastri dan beberapa gembong Gerwani di
selamatkan Ruslan Wijaya, CDB PKI wilayah Jawa Timur yang menyamar sebagai
kusir dokar. Mereka menggunakan caranya yang licik untuk mempengaruhi penduduk
untuk membantu perjuangan mereka.
Sebuah keluarga milik Pak Abdullah yang salah seorang
anaknya sedang mengaji tiba-tiba di datangi oleh sekelompok anggota PKI. Mereka
menganggap Pak Abdullah adalah orang pemerintahan yang selalu menghalangi gerak
gerik PKI. Akhirnya sekeluarga tersebut di bunuhnya, anak pertama Pak Abdullah,
Rachmat berhasil lolos dan juga anak paling bungsunya. Rumah Pak Abdullah
akhirnya di bakar oleh sekawanan anggota PKI tersebut.
PKI melakukan berbagai cara untuk menarik keanggotaan
masyarakat. Termasuk Ruslan Wijaya yang berhasil merekrut Brewok dan kawannya Bejo
menjadi anggota PKI setelah mereka di iming-imingi dengan sejumlah uang oleh
Ruslan Wijaya. Apalagi setelah Ruslan Wijaya tahu bahwa Brewok dan Bejo adalah mantan narapidana, maka disitulah ia
memanas-manasi dengan menjadi anggota PKI maka mereka dapat membalas dendam,
karena PKI memiliki senjata bedil. Mereka mempengaruhi bromocorah dengan
melakukan terror. Hal ini tentu saja membuat masyarakat menjadi resah. Mereka
menggunakan taktik memutar balikkan fakta. Kemiskinan dan Kebodohan adalah
lahan yang paling subur bagi tumbuhnya paham komunis. Mereka menyusup ke
berbagai sendi masyarakat dengan menyamar. Mereka mengiming-imingi penduduk
dengan kemakmuran. Dengan masuk menjadi BTI (Barisan Tani Indonesia) mereka akan mendapatkan tanah, bagi
petani miskin Indonesia.
Dengan kata-katanya yang manis, maka masyarakat yang tidak tahu apa-apa tentu
akan tergiur.
Sementara itu Rachmat akhirnya datang kerumah Pak Karto
(Rachmat Kartolo) untuk meminta bantuan dan menceritakan kejadian yang menimpa
keluarganya akibat kekejaman PKI. Rachmat juga mencuri perhatian anak Pak Karto,
Murni. Pak Karto merupakan salah satu orang yang menjadi target PKI untuk
menjadi anggota. Pak Karto di paksa membantu dan menyediakan bahan makanan bagi
PKI. Disamping BTI, PKI juga membidik
buruh agar masuk kedalam SOBSI salah satu organisasi Buruh bentukan PKI. Dengan
penyamarannya yang manis PKI berhasil membujuk beberapa penduduk. Sementara itu
Masyarakat semakin di buat gerah karena PKI memaksa penduduk untuk menyediakan
bahan makanan.
PKI juga melakukan terror dan pembantaian di desa Tanggung
Duwet. Sebuah masjid yang sedang melakukan sholat berjamaah di bantai. Tiga Orang Anggota Yon 15 telah gugur. Ketiga
anggota tentara tersebut di cincang oleh PKI.
Dalam melakukan rapat-rapatnya, PKI selalu menggunakan kode
apabila ada kedatangan tentara. Ada yang bertindak
sebagai penjaga warung, ada juga yang bertindak pura-pura sebagai petani untuk
memberitahukan kedatangan tentara. PKI juga menyuruh anak dari salah seorang
penduduk yang sudah menjadi anggota BTI agar melepaskan burung apabila ada
operasi tentara. Semua di persiapkan PKI.
****
Adalah Napsiah, anak dari salah seorang penduduk yang
terjerumus kedalam ke anggotaan PKI. AKibat sering perginya Napsiah, ayahnya
akhirnya mencurigainya dan membuka lemari Napsiah. Betapa kagetnya ia karena
mendapati anaknya telah tersesat begitu jauh. Ia menemukan dokumen-dokumen PKI di dalam
lemari Napsiah.
Napsiah di tugaskan untuk melakukan sabotase dengan memutus
jaringan telepon bersama dengan pacarnya Marno yang juga anggota PKI. Namun ia di pergoki
oleh tentara, baku
tembak pun terjadi namun sayang PKI kali ini lebih kuat dan mampu menumpas
tentara yang ada. Sementara itu PKI juga melakukan sabotase dengan memutuskan
rel kereta api. Namun aksi mereka berhasil di ketahui, meski petugas yang
sedang melakukan patroli tertembak, namun akhirnya kereta api pun berhasil di
selamatkan. Sementara itu Marno, pacar Napsiah mulai ragu akan keberadaannya di PKI. Namun
Napsiah berhasil menguatkannya untuk tetap berada di dalam tubuh PKI. PKI semakin menjadi-jadi, mereka mencincang
tubuh dokter Kholik, salah seorang dokter tentara. Anggota-anggota Gerwani
dengan geram menghunjamkan pisau ke tubuh dokter kholik.
Sementara itu di desa Ngrejo, Pak Karto sedang melakukan
kerja bakti yang juga di hadiri oleh Murni anak Pak Karto dan Rachmat yang
berjanji akan memberikan penyuluhan bagi para petani, dan juga salah seorang
penduduk bernama Parlan yang cintanya di tolak oleh Murni. Kedekatan Rachmat
dan Murni. Melihat hal demikian, seorang anggota PKI yang menyusup Pak Danu ke
desa tersebut berhasil membujuk Parlan, agar dapat menculik Murni untuk datang
ke markas PKI di Goa. Parlan akhirnya datang ke tempat persembunyian PKI untuk
memberikan informasi. Namun sebelum sampai ke dalam goa, Parlan sudah di hadang
oleh anggota PKI yang lain di mulut goa dan menuduhnya sebagai mata-mata
tentara. Setelah memberikan informasi kalau Pak Karto dan Rachmat mempengaruhi
penduduk agar tidak mau masuk sebagai anggota PKI, maka Rewang menyuruh
anggotanya mendampingi Parlan untuk datang ke desa Ngrejo untuk membuktikan
ucapanya.
Aksi Parlan yang mendatangi markas komplotan PKI di ketahui
oleh Pak Karto dan Rachmat yang melapor ke komplotan karena merasa sakit hati
pada Rachmat. Maka ketika Parlan datang kembali ke desa Ngrejo bersama Brewok
dan Bejo, akhirnya berhasil di tangkap.
*****
Para staff dan Perwira
Batalyon mendapatkan perintah dari pimpinan untuk menghancurkan sisa-sisa
gerombolan G 30 S PKI dengan titik berat wilayah Blitar Selatan dan Malang
Selatan. Tugas Operasi yang juga di
kenal dengan operasi Trisula dengan Komandan Witarmin adalah :
- Mencari Persembunyian gerombolan G 30 S PKI dan tempat-tempat survai gerombolan
- Memisahkan Rakyat dari gerombolan G 30 S PKI baik yang bersifat fisik maupun yang berpengaruh ideologinya. Membuat bagian-bagian medan yang di duga digunakan untuk lalulintas gerombolan.
- Menghancurkan gerombolan G 30 S PKI baik dengan cara fisik maupun dengan cara peneranga. Menggerakan unsure-unsur territorial dan pemerintahan sipil dalam setiap gerakan operasi
Blitar selatan menjadi Basis-basis PKI untuk menghidupkan
PKI dengan Tri Panji PKI yang berisi :
- Usaha Menghidupkan kembali PKI
- Menyiapkan Pemberontakan Tani Bersenjata dan
- Front Persatuan Revolusioner.
*****
Gerakan Operasi Trisula berhasil mengetahui basis-basis
persembunyian PKI apalagi rakyat juga turut membantunya. PKI pun kelabakan,
mereka sulit sekali menyusun strategi. Basis-basis PKI berhasil di obrak abrik.
Kegagalan PKI di Jakarta dan Madiun akan terulang di Blitar Selatan.
Anggota-anggota Gerwani mencoba menembus blockade tentara dengan berbagai cara.
Sementara itu Ayah Napsiah di tangkap dan di bawa ke markas
gerombolan PKI karena di ketahui telah membocorkan rahasia PKI pada tentara.
Ayah Napsiah menuduh kalau orang-orang PKI telah menjerumuskan anaknya ke
jurang kesesatan, Napsiah yang telah di besarkan namun akhirnya tersesat.
Rewang meyakinkan Napsiah kalau dalam ajaran komunis tidak mengenal kerabat,
dan Ayah Napsiah adalah musuh dari Partai karena telah membocorkan rahasia
Partai pada tentara. Akhirnya Napsiah lebih membela Partainya. Untuk
membuktikan ucapannya, Rewang menyuruh Napsiah menembak ayahnya sendiri yang
telah membesarkannya. Dengan senjata di tangannya Napsiah memoncongkannya pada
ayahnya dan siap menembak. Namun disaat itu ia teringat pesan ibunya almarhum
sebelum meninggal untuk menjaga ayahnya. Napsiah berubah pikiran dan membelokan
moncong senjatanya pada Rewang, ketua dari komplotan.
Napsiah meminta Rewang untuk menuruti kemauannya. Ia meminta
Rewang untuk melepaskan ikatan ayahnya. Akhirnya ayah dan Napsiah keluar dari
gua . Namun Rewang tidak tinggal diam, ia menyuruh anak buahnya untuk mengejar
Napsiah dan Ayahnya. Disaat keluar, akhirnya Ayah Napsiah tertembak dan Napsiah
sendiri juga ikut tertembak. Akhirnya Napsiah meminta maaf pada ayahnya sebelum
keduanya meninggal. Sementara itu Marno yang ikut mengejar Napsiah dan Ayahnya
akhirnya balik menyerang kawanan PKI lainnya karena melihat pacarnya telah
meninggal. Marno menembaki kawannya sendiri, namun sayang sekali akhirnya iapun
tertembak oleh anggota Gerwani.
Tentara semakin mempersempit gerak langkah sisa-sisa PKI
dengan memasuki kantong-kantong pesembunyian PKI. Satu-persatu sisa-sisa
anggota PKI pun ditangkap baik dengan perlawanan maupun tanpa perlawanan. Untuk
menandai kalau ada operasi tentara, maka PKI menggunakan tiga taktik untuk
memberi tanda yaitu dengan melepaskan burung, dengan tangis bayi dan dengan
sapi yang di hadapkan pada arah yang telah di sepakati. Dengan atau tanpa
tembakan akhirnya PKI berhasil menangkap kawanan gerombolan PKI.
Untuk mempercepat memberantas sisa-sisa PKI dan tidak
memperbesar korban di kalangan rakyat, maka Komando Satuan Tugas Operasi
Trisula mengambil kebijaksanaan menyebarkan seruan melalui selebaran dengan
pesawat AURI ke seluruh wilayah Blitar yang di sebut dengan 3 M, yaitu
Membantu, Menyerah, Mati. Yaitu Kepada seluruh rakyat diminta membantu ABRI
dalam menumpas sisa-sisa gerombolan PKI, Kepada gerombolan PKI yang masih
bersembunyi diserukan agar menyerah dan Bagi sisa-sisa gerombolan PKI yang
masih membangkang maka tidak ada jalan lain menerima hukuman mati.
Akhirnya satu persatu anggota-anggota PKI ditangkap dan di
interogasi untuk mencari pucuk pimpinan mereka yang masih belum tertangkap.
Sementara itu masyarakat yang tidak tahu apa-apa yang selama ini hanya
ikut-ikutan PKI hanya di beri penerangan tentang maksud jahat PKI.
****
Film Operasi Trisula atau Penumpasan Sisa-sisa PKI di Blitar
Selatan adalah salah satu film yang mengikuti terdahulunya film G 30 S KI.
Sebagai film sejarah tentang PKI yang sampai saat ini masih menjadi simpang
siur, film ini meski pro pemerintah, namun kalau menurut penulis film ini sudah
mewakili isi hati penulis sendiri yang memandang PKI adalah biang dari
kekejaman dan menghalalkan segala cara. Ingat cerita seorang Kyai di kampung
dulu bahwa masa 65 memang begitu mencekam dan banyak kyai di culik oleh PKI, Namun
demikian hingga saat ini kewaspadaan terhadap
PKI tetap patut di jaga, karena bukan tidak mungkin PKI akan tumbuh kembali di
negeri yang makin mudah kebebasannya ini.