Friday, November 25, 2016

GIGI HIU, SURGA TERSEMBUNYI YANG DI BURU FOTOGRAFER LANDSCAPE

Penampakan Gigi Hiu

Gigi Hiu dari Sudut lain

Gigi Hiu yang Ikonik
Pernah dengar pantai Gigi hiu yang kini lagi hits? Ya, Pantai Gigi Hiu yang terletak di Kecamatan Kelumbayan Kabupaten Tanggamus - Lampung ini memang kian tersohor seiring dengan perburuan yang di lakukan oleh pecinta fotografi Lenskep. Secara tidak langsung para pecinta fotografi mengenal pantai Gigi Hiu dari mulut kemulut dan ingin memilikinya untuk mengunjungi. Rasa penasaran tentu saja untuk dapat mencapai tempat tersebut dan mengabadikan momen-momen indah. Melalui salah satu media sosial Instagram, pantai Gigi Hiu kerapkali di upload oleh instagrammer sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi yang belum memilikinya untuk dapat memperoleh foto tersebut dengan mengunjunginya.

Sekilas kalau bercerita tentang pantai ini, tentu tak seindah yang di bayangkan, karena untuk mencapai tempat tersebut di perlukan ekstra tenaga hingga mencapai lokasi. Seperti halnya saya, mencapai pantai tersebut tidaklah mudah. Rasa penasaran yang menjalar karena setelah melihat account instagram yang mengupload foto-foto gigi hiu tentu saja membuat rasa penasaran untuk dapat segera mengunjunginya. Berselancar mengenai daerah tujuan Gigi Hiu maupun mencari informasi untuk dapat mencapai tempat tersebut. Beruntungnya saya akhirnya berkesempatan untuk dapat pergi ke gigi hiu dengan di bantu oleh sahabat-sahabat dari Lalamper (Landscape Lampung Photolover).

Perjalanan di mulai dari Bandara Udara Radin Inten II Lampung untuk kemudian di pandu oleh mereka untuk meneruskan perjalanan hingga ke titik kumpul dengan mereka. Dengan menaiki Bus Damri yang hanya berpenumpang 4 orang dalam bis, hingga ke terminal akhir Damri dan di jemput oleh teman-teman Lalamper . Ya perjalanan kali ini adalah perjalanan dengan menggunakan kendaraan roda dua sekaligus ngecamp di lokasi. Hingga sampai tujuan akhir Damri, merekapun telah siap dengan motornya untuk selanjutnya melanjutkan perjalanan dengan berboncengan. Menempuh perjalanan sekitar 4 Jam dari titik temu dan hanya berhenti sekali di teluk kiluan. Bagaimana dengan kondisi jalanan? waduh jangan di tanya ya, kondisi jalanan sangat jelek dengan infrastruktur yang memang seadanya. Dari Lampung hingga Kiluan jalanan relatif bagus walau banyak juga yang berlubang-lubang sih. Yang tidak nyaman adalah adanya peminta sumbangan hampir setiap setengah kilomete sekali cukup membuat tidak nyaman apalagi ada yang sampai memberhentikan kendaraan kami karena harus kasih sumbangan walau seikhlasnya sih tapi tetap saja tidak nyaman.

Dari teluk kiluan perjalan di mulai hingga lokasi yang di tuju. Medan yang kami tempuh sangat sulit boleh dibilang , sebagian besar jalanan yang kami lalui seperti sungai, ada air mengalirnya lubang disana sini, dan tentu saja tidak semua bisa di lalui dengan naik moto terus karena beberapa kali terpaksa harus turun baik karena jalanan yang nanjak dan bertanah maupun karena licin dan lumpur yang mblusuk. Jangan di tanya kalau badan pada pegal semua. Namun setelah melalui medan yang cukup sulit akhirnya kami yang saat itu berangkat ber 6 pun sampai di lokasi tujuan, namun sebelum ke lokasi kami mampir di rumah penduduk untuk sekedar makan siang. Sebelum ke Gigi Hiu perjalanan kami mampir dulu ke Batu Naga. Perjalana ke Batu Naga akan saya ceritakan di tulisan berikutnya.

Singkat cerita, setelah melalui rintangan dan berjalan kaki cukup jauh karena jalanan yang nanjak dan curam di tambah setelah hujan seharian maka jalanan sudah seperti kali yang ada aliran airnya dan berbatu tak beraturan sampailah kami ke Pantai Gigi Hiu. Wow, inilah pemandangan Gigi Hiu yang selama ini hanya ada dalam foto yang saya lihat dan kini terdapat pemandangan tersebut di depan mata. Indah dengan gugusan batu yang menjulang tinggi dan ombak tinggi yang terus berdeburan.  Spot buruan bagi para fotografer lenskep yang untuk mencapai tempat ini harus melalui perjuangan yang melelahkan. Malam ini kita ngecamp di depan batu layar Gigi Hiu, spot yang di cari oleh fotografer. Mendirikan tenda dengan sharing tidur buat berdua satu tenda, dengan alas batu-batuan yang tak beraturan, jangan di tanya deh badan sakit semua kala tidur.
Gigi Hiu dari balik tenda


Gigi Hiu yang indah

Gigi Hiu yang cantik

Belum selesai mendirikan tenda, saya penasaran untuk naik ke batu ciri khas yang menjadi spot para landscaper mengambil gambar. Cuaca cerah dan berharap cemas semoga sunset kali ini mendapatkan awan yang cuku bagus. Mengambil gambar seperti yang ada dalam foto-foto di instagram, hingga magrib tiba dan matahari pun menghilang. Namun sayangnya apa yang di harapkan tidak juga muncul. Awannya tidak seperti yang di harapkan.  Namun inilah nasib fotografer Lenskep , kadang sering juga tidak beruntung dengan  apa yang diharapkan namun setidaknya dapat foto di lokasi tersebut. Berharap sunset ini dapat tergantikan saat sunrise. Kali ini dengan kamera Fuji dengan didukung oleh Filter NiSi, saya mengandalkan filter ND 6 stop dan GND 0,9 hard. Hasilnya seperti yang terdapat dalam foto. Memang kalau terdapat objek batu sebaiknya filter GND yang digunakan menggunakan yang soft, namun dengan mengandalkan 0,9 hardpun jadi.

Rencana malamnya berharap mikyway di lokasi tersebut namun apa daya hujan pun juga turun semalaman, hingga akhirnya kami tidur dalam guyuran hujan dan suara ombak yang dekat sekali. Pagi tiba hujan pun reda namun sayangnya mendung tak juga beranjak hingga akhirnya sunrise kali inipun gagal. Sayangnya malam telah berakhir dan harus segera packing untuk kembali ke Lampung dan melanjutkan perjalanan ke Jakarta. Secara keseluruhan hasil yang kami dapatkan belum memuaskan dan berencana untuk mengulanngya kembali meski dengan risiko yang sudah kami bayangkan.

Ada yang mau join kesana lagi? yuk kunjungi instagram saya juga yaa di @totoandromeda

Tuesday, November 22, 2016

Hunting Bareng SFI dan NiSi Filter Indonesia ke Sawarna

Peserta Hunbar

Siap-siap nyanset di Tanjung Layar
Sawarna menjadi begitu istimewa di blog ini karena sudah 3 kali tercatat di tulis dalam blog ini. Sawarna memang istimewa dengan menjadikan ikon Tanjung Layarnya sebagai salah satu tujuan wisata alternatif yang murah di kawasan Bayah Kabupaten Lebak, Banten. Kali ini saya ingin berbagi cerita ketika mengadakan hunting bareng Seascape Sawarna yang diadakan oleh komunitas Serikat Fotografi Indonesia (SFI) yang berbasis di Instagram dengan nama instagramnya @serikat_fotografi_indonesia dengan didukung oleh NiSi Filter Indonesia sebuah Brand Filter yang kini sedang naik daun. Bagi pecinta fotografi Landscape Filter tentu menjadi wajib untuk di gunakan karena kamera yang kita miliki tidak bisa menangkap seperti apa yang ada dalam otak kita sehingga memerlukan bantuan filter, baik itu ND, GND maupun CPL.
NiSi Filter Cleaner

Sejenak bersantai

Back to perjalanan Hunting kali ini yang berlangsung dari 23 - 25 September 2016 dengan jumlah peserta  25 orang, sebenarnya ini diluar ekspektasi karena pada awalnya target peserta hanya 15 orang namun karena banyak yang ingin ikut maka akhirnya perserta pun di tambah. hingga mencapai 25 orang. Perjalanan memerlukan waktu sekitar 6 Jam dengan agenda 2x sunrise dan 1x sunset di spot yang sudah di tentukan dengan waktu keberangkatan Jumat hingga Minggu. Seperti waktu yang sudah ditentukan maka Jumat malam pun berangkat sekitar jam 8 , namun agaknya perjalanan kali ini kurang beruntung karena sepanjang perjalanan hujan turun dengan kondisi jalan yang cukup jelek. Sampai lokasi menuju desa Sawarna dan menuju homestay masih gerimis. Pagi yang gerimis, cukup pesimistis juga mengingat jadwal pagi ini adalah memotret sunrise di Lagoon Pari. Sesampai di homestay dengan diantar ojek yang sudah kami pesan sebelumnya kemudian dilanjutkan sholat subuh beruntungnya saat itu pula hujan reda. Kemudian perjalana tetap dilanjutkan untuk menuju spot Lagoon Pari.
Lagon Pari

Lagon Pari

Lagon Pari

Spot sekitar Lagon Pari

Spot Lain Sawarna

Sampai di spot selanjutnya mempersiapkan segala peralatan dari Tripod yang saya pakai, Kamera dan seperangkat filter NiSi dari mulai Holder V5 Nisi yang sudah termasuk CPL, Filter ND dan Filter GND 0,9 hard Nisi, di setting dan selesai. Siap jepret. Dengan di dampingi oleh tukang ojek sekaligus guide maka jeprat jepret pun akhirnya berlangsung dengan meriah. Masing-masing peserta di dampingi guide yang akan memandu apabila ada ombak untuk memberi aba-aba sekaligus membawakan barang yang kita bawa. Selesai sunrise di Lagoon pari kemudian pulang ke homestay dan selanjutnya istirahat untuk menanti sore untuk selanjutnya hunting sunset di Tanjung Layar.

Sebelum hunting sunset ada sharing fotografi juga yang dapat menambah pengetahuan tentang fotografi Landscape sekaligus cara pemakaian Filter yang berguna bagi para peserta tentunya. Kegiatan ini dibuat secara interaktif artinya selain pemberi materi juga ada tanya jawab sehingga keterlibatan peserta dituntut secara aktif agar dapat mengambil ilmu yang diberikan.
Tanjung Layar

Tanjung Layar

Saatnya hunting sunset pun tiba. Tukang ojek sudah siap menunggu untuk segera mengantar ke Tanjung Layar. Bagaimana cuaca sore itu? ya agaknya kurang beruntung juga nih karena hujan gerimis pun datang, namun menjelang magrib meski masih sedikit gerimis cahaya secara pelan keluar, dan kali ini hunting sunset di Tanjung Layar pun tidak mengecewakan, karena dapat mengabadikan momen indah sore itu meski dengan harap-harap cemas. Indahnya sore itu di tutup dengan steelwhool di area tanjung layar.

Kembali ke homestay, dan sebelum tidur tentu saja ada sharing cara edit foto secara sekilas dan ringan. Esok harinya dilanjutkan untuk sunrise di Karang Bodas. Bagaimana cuaca paginya? lumayan sedikit keluar cahaya meski agak telat ke lokasi sunrise sih. Namun dari semuanya secara umum hunting bareng ke Sawarna ini cukup memuaskan dengan kondisi alam yang juga mendukung.

Ingin join hunting bareng dengan saya berikutnya? jangan lupa pantengin dan follow Instagram saya yah di @totoandromeda