Showing posts with label instagram. Show all posts
Showing posts with label instagram. Show all posts

Friday, July 12, 2019

SELONG BELANAK, PANTAI EKSOTIS DI LOMBOK



Spot Sunset


Bergotong royong mendorong perahu
Lombok memiliki wilayah yang asri dan menjadi salah satu tujuan wisata bagian tengah Indonesia. Selain memiliki kekayaan dan keindahan alamnya, Lombok juga di kenal hingga mancanegara sehingga para turispun banyak berdatangan ke Lombok. Kali ini saya akan mengajak menuju ke sebuah pantai Indah di Lombok Tengah, yaitu pantai Selong Belanak. 

Berangkat dari kota Mataram dengan mengendarai kendaraan roda 4, sepanjang perjalanan dapat terlihat pemandangan yang indah dan asri, hanya beberapa spot saja yang terjadi kepadatan kendaraan selepasnya lancar sampai ke tujuan. 

Selong Belanak merupakan salah satu pantai yang cukup terkenal, terutama keindahan dan keasriannya serta kebersihan area pantai. Pantai ini memiliki garis pantai yang melengkung seperti bulan sabit. Dengan beberapa bukit di bagian ujung sabit. Sebagai bagian dari Teluk Selong Belanak, pantai ini memiliki tepi dengan panjang sekitar 1 Kilometer dan berhadapan langsung dengan Samudra Hindia. Keindahan pantai dengan hamparan pasir yang luas menciptakan refleksi yang indah. Daya Tarik dari pantai ini adalah selain keindahan pantai dengan di apit oleh bukit-bukit cantik turut menambah keindahan pantai, 
Ninggalin jejak dulu deh

Di pantai selong belanak kita dapat melihat aktivitas nelayan yang mau berangkat melaut dengan bergotong royong mendorong perahunya hingga ke air untuk kemudian secara bergantian begitu seterusnya hingga masing-masing pun pergi melaut. Nuansa gotong royong masyarakatnya begitu kental. Hamparan pasir yang luas pun menambah keindahan tersendiri karena refleksi atau bayangan yang ditimbulkan begitu menambah keindahan. Keindahan lain dari Selong Belanak adalah salah satu tempat berburu Sunset. Kali ini saya pun ingin berburu sunset di sini.

Sapi-sapi pulang ke kandang
Kala sore hari sekumpulan sapi kerap lewat di pinggir pantai setelah habis merumput dan pulang ke kandang, hal ini menambah keindahan. Pemandangan dengan latar belakang pantai dan lewatnya sekumpulan sapi atau kerbau menjadi peristiwa langka bagi saya sendiri karena berada di pinggir pantai dengan sekumpulan sapi berbaris yang cukup banyak. Biasanya sapi-sapi hanya bisa dilihat satu atau dua saja, namun barisan ini menambah cerita tersendiri.. Biasanya fotografer landscape mengabadikan moment ini sekaligus mengambil momen sunset di pantai selong belanak. Sunset dengan latar belakang perbukitan menjadi daya Tarik tersendiri. Selain Landscape, Selong belanak juga dapat menjadi tempat untuk berburu Human Interest tentunya.

Selepas bermain dipantai jika ingin membersikah diri atau juga jika ingin buang air kecil, tersedia toilet umum namun dengan tariff yang sedikit wow bagi ukuran orang Indonesia. Untuk sekali kencing di kenakan tariff Rp. 5.000, lumayan mahal sih hehe….. 

Kemudian jika perasaan lapar datang, gak perlu kuatir karena sepanjang pinggir pantai dapat di lihat warung-warung berjajar untuk sekedar makan atau ikut numpang beristirahat, harga makananpun cukup bersahabat. Puas memotret-motret perjalanan di lanjutkan pulang ke kota Mataram kembali. 

Pantai Selong Belanak lumayan sepi pengunjung dengan jarak sekitar 49 kilometer dari kota Mataram atau sekitar 1,5 hingga 2 jam perjalanan dengna kendaraan Pribadi , pantai ini memiliki akses yang mudah dan jalanan beraspal. Berikut foto-foto yang pernah saya dapatkan dengan senjata andalan saya saat ini Fuji XT 10 dan Filter NiSi. Yuk Ke Lombok Lagi. 

Punya instagram? jangan lupa add saya ya di @totoandromeda

Menikmati segarnya kelapa muda


Serombongan sapi

Nelayan mau berangkat melaut

Sisi Lain Selong Belanak

Gotong Royong mendorong Perahu


Bersama teman-teman Landscaper

Monday, October 29, 2018

BATU PAYUNG SPOT TERSEMBUNYI YANG INSTAGRAMABLE DI LOMBOK

Batu payung
Bagi wisatawan Lombok merupakan salah satu destinasi wisata yang selalu di tuju, selain banyak sekali pantai-pantai yang masih perawan juga terdapat banyak sekali objek alam yang layak di kunjungi. Lombok tidak hanya memiliki gili trawangan, atau pantai Kutanya yang selalu kunjungi namun juga pantai-pantai lain yang indah. Salah satu tujuan wisata di lombok yang memiliki ikon unik adalah Pantai Batu Payung.

Pantai Batu Payung terletak di wilayah Pujut Kabupaten Lombok Tengah. Batu Payung merupakan salah satu destinasi primadona terutama bagi pecinta fotografi Landscape. Batu payung sangat populer bagi kalangan fotografi dan di instagrampun batu payung menjadi salah satu tujuan favorit kalau pergi ke lombok untuk mengabadikan moment saat sunrise atau saat matahari terbit. Bagi pengguna instagram, batu payung merupakan salah satu tujuan yang di cari dan instagramable . Berbentuk batu yang menjulang nan indah Batu Payung sangat unik untuk di potret karena memiliki sisi keunikan dan bentuk yang berbeda ketika memotret dari angle yang berbeda. Dia akan tambak lebar atau tampak tebal atau hanya sekedar tampak tinggi tergantung dari sisi mana para penikmat fotografi mengambil angle untuk memotretnya. Sehingga bagi penulis sendiri batu payung memiliki nilai plus karena memang benar-benar unik.
Pagi masih gelap namun kami menjepret dengan waktu sekitar 120 detik ini hasilnya

Sisi lain batu payung ketika masih gelap

Satu hal yang penting bagi wisatawan yang ingin mengabadikan momen sunrise di Batu Payung adalah harus mencari penduduk lokal untuk menjadi guide menuju lokasi batu payung yang memang tersembunyi berada di balik perbukitan. Dari pusat kota saya yang saat itu bersama 4 teman lainnya berangkat dari tempat kami menginap dengan di temani oleh penduduk lokal sekaligus sebagai guide untuk menuju Pantai Batu payung. Perjalanan cukup gelap dan jauh hingga kami memarkirkan kendaraan tak jauh dari rumah penduduk yang ada di sekitar pantai. Jam menunjukkan pukul 4 waktu setempat, dengan berbekal penerangan lampu senter seadanya kami menuju Pantai Batu payung dengan berjalan kaki menyusuri pinggir pantai sekitar 20-30 menit untuk sampai ke lokasi. Kondisi laut sedang surut sehingga kami dapat melewati perjalanan ini melalui pinggir pantai namun apabila keadaan sedang pasang maka perjalanan menuju spot sunrise harus melewati perbukitan.

Sesampai di lokasi kondisi alam masih gelap, saya sendiri masih meraba raba seperti apakah bentuk batu payung itu sebenarnya karena ini perjalanan saya untuk pertama kali ke batu payung. Sembari menunggu waktu pagi kami mengambil posisi untuk menjepret dalam kegelapan, alhasil bintang-bintang terjepret indah dengan batu payungnya yang masih samar terlihat. Sekali jepret dua kali jepret, hari beranjak pagi. Tak lupa saya menunaikan sholat subuh dengan bergantian dengan alas seadanya. Sehabis sholat keadaan mulai terang. Tapi pagi itu cuaca kurang bersahabat. Mendung terlihat sedikit di sana.

Cepat cepat kami mengabadikan momen ini

Batu payung dari angle yang berbeda
Mendung sebelum keluar merahnya pagi itu
Akhirnya saya mencoba menjepret dari sisi lain selain Batu payung, kami hampir saja putus asa karena cuaca yang kurang bersahabat, beberapa dari kami naik keatas perbukitan sedangkan saya tetap setia di bawah. Namun rasa putus asa itu terbayar karena seketika semburat merah keluar menambah keindahan pagi itu, kami semua bergegas untuk mengambil posisi menghadap batu payung dari berbagai angle, sementara yang dari atas perbukitan segera turun untuk mengambil gambar.

Agaknya cuaca cepat sekali berubah, matahari cepat sekali naik sehingga kami pun mencoba menjepret apa yang ada. Akhirnya setelah puas kami mengabadikan momen di pagi itu, kami kembali menuju mobil dan pulang ke penginapan. Cuaca pun kembali mendung. Dan benar aja tak lama setelah kami siap di mobil dan belum setengah jalan, hujan pun turun dengan derasnya.

Ada beberapa tips bagi fotografer yang akan ke batu payung :

1. Siapkan fisik dan sandal yang nyaman karena dalam perjalanan kita melewati pinggiran pantai yang berbatu batu.
2. Siapkan kamera, tripod, filter dan jangan lupa Memory card ini penting jangan sampai di lokasi tapi ada yang ketinggalan
3. Gunakan guide lokal, ini untuk menghindari kejahatan karena penduduk lokal biasanya lebih paham dengan kondisi lingkungan sekitar dan daerahnya yang masih perawan.
4. Jangan lupa berdoa


Tertarik ingin mengunjungi batu Payung?
Matahari bersinar

Angle dari samping perbukitan



Wednesday, April 25, 2018

GIGI HIU SURGA EKSOTIS PARA LANDSCAPER

Pantai Gigi Hiu
Halo apa kabar ? Sebelumnya saya pernah nulis tentang Pantai Gigi Hiu juga ya di link ini Gigi Hiu Surga Tersembunyi yang di buru Landscaper
Mejeng dulu ah

Nah kali ini saya akan menulis kembali cerita perjalanan ke Gigi Hiu kembali pada tanggal 13-15 April 2018 bersama teman teman dari @lalamper_basecamp, karena sebelumnya saya pernah menuliskan tentang gigi hiu di blog ini. Perjalanan kali ini bersama 10 orang terdiri 9 dari Bekasi dan Jakarta dan 1 orang dari Jogyakarta.  Lalamper artinya Landscape Lampung Photographer

Tepat tanggal 13 April 2018 dinihari, persiapan menuju pool damri menuju Airport terminal 3 Soekarno Hatta karena sudah janjian akan berangkat bersama rekan-rekan lainnya Alwani dan Sigit Merdian. Setengah 4 berangkat dari rumah lumayan ngebut dan hampir ketinggalan Damri karena saya adalah penumpang kedua terakhir sebelum damri berangkat. Sebenarnya menggunakan Damri berikutnya pun bisa namun otomatis tidak sebus bareng rekan lainnya. Selama dalam perjalanan menuju Bandara, kayaknya ada sesuatu yang kurang, dan betul saja ternyata saya ketinggalan Filter ND yang sebelumnya sudah dipisahkan . Rasanya badan lemas untuk kembali lagi jelas tidak mungkin, untung saja masih membawa filter lainnya seperti GND dan reverse dari sebuah merek ternama. Akhirnya terbersit ide untuk meminjam filter ke teman-teman di Lampung. Beres?  ya begitu kira kira.
Foto Bersama dulu
Sebelum prosesi motret foto bersama dengan kaos lalamper

Sampai bandara, cek in counter, sholat Subuh berjamaah untuk kemudian menuju ruang tunggu. Singkat cerita naik pesawat dan sampailah di lampung. Sekitar jam 09.00 WIB teman-teman dari Lalamper datang menjemput. Bersama Lukman, Novren dan kawan-kawan perjalanan di mulai menuju ke Gigi Hiu. Karena hari Jumat maka rombongan singgah untuk makan siang di sebuah warung Padang di daerah Hanura dan di Lanjutkan sholat Jumat . Setelah Sholat Jumat perjalanan di teruskan menuju Gigi Hiu yang terletak di Kelumbayan kabupaten Tanggamus. Untuk menuju ke lokasi, perjalanan kali ini lumayan mendapati jalan-jalan yang mulus dan beraspal hanya di beberapa bagian saja yang jalanannya masih jelek dan rusak.  Perjalanan kali ini ditempuh sekitar 4 jam perjalanan hingga ke spot yang kami tuju yaitu spot bagi Landscaper untuk memotret keindahan alam di Gigi Hiu.

Sebelum sampai ke spot, sekitar setengah hingga satukilometer dari lokasi, singgahlah dulu kerumah Kardi, salah satu personil dari teman-teman @lalamper_basecamp. Perjalanan dilanjutkan menuju spot. Hari masih sekitar setengah 5 waktu setempat, masih agak terang. Dari Lokasi Parkir mobil rombongan di jemput oleh porter yang sudah di persiapkan oleh teman2 Lalamper untuk mendampingi selama memotret.

Gak afdol rasanya kalau jauh-jauh memotret tanpa ada dokumentasi foto bersama, akhirnya jepret, sebelum memulai ritual memotret foto bersama untuk kemudian dilanjutkan motret dengan angle dan ide masing-masing. Tercatat ada 10 orang selain saya, ada Agus, Radix, Andri, Sigit, Alwani, Yuda, Tedy, Deny, dan Jerry serta dari lampung ada Novren, Lukman dll.

Bagaimana keindahan hari pertama? Lumayan cetar. Oh ya cerita mengenai pinjaman Filter ND akhirnya tidak bisa digunakan karena ternyata sulit untuk masuk di slot holder Filter yang saya miliki. Al hasil motret kali ini hanya mengandalkan filter Reverse saja. Bagaimana hasilnya? tidak mengecewakan kok hehe....liat saja hasilnya.
Inframe Andri

Angle lain dari Gigi Hiu

Menghadap arah Matahari

Dokumentasi diri

Spot Idaman

Bocor tempatnya oleh landscaper tapi tetap asik


Selesai motret perjalanan pulang setelah sebelumnya makan malam di rumah Kardi. Selepas Isya rombongan kembali menuju lampung karena kita nginepnya di hotel di tengah kota. Jauh? betuuul banget jauh namun mengingat dan mempertimbangkan banyak hal akhirnya diputuskan nginep di kota. Rombongan mobil yang saya tumpangi kali ini berada paling belakang, ketika berada pada sebuah tempat yang sepi naas ban depan pecah. Qodarullah, sementara rombongan lain sudah di depan, namun Alhamdulillah pas banget ada sinyal , iseng nelpon rekan yang lain untuk meminta bantuan. Ban terpasang kembali sekitar jam 22.00, sudah larut. Dan sampai di hotel sudah sekitar 00.30. Bersih-bersih, mandi berkemas tidur sesaat untuk kemudian melanjutkan sunrise di tempat lain.

Yang mau trip bareng yuk inbox saya

Bersambung..............

Tuesday, November 22, 2016

Hunting Bareng SFI dan NiSi Filter Indonesia ke Sawarna

Peserta Hunbar

Siap-siap nyanset di Tanjung Layar
Sawarna menjadi begitu istimewa di blog ini karena sudah 3 kali tercatat di tulis dalam blog ini. Sawarna memang istimewa dengan menjadikan ikon Tanjung Layarnya sebagai salah satu tujuan wisata alternatif yang murah di kawasan Bayah Kabupaten Lebak, Banten. Kali ini saya ingin berbagi cerita ketika mengadakan hunting bareng Seascape Sawarna yang diadakan oleh komunitas Serikat Fotografi Indonesia (SFI) yang berbasis di Instagram dengan nama instagramnya @serikat_fotografi_indonesia dengan didukung oleh NiSi Filter Indonesia sebuah Brand Filter yang kini sedang naik daun. Bagi pecinta fotografi Landscape Filter tentu menjadi wajib untuk di gunakan karena kamera yang kita miliki tidak bisa menangkap seperti apa yang ada dalam otak kita sehingga memerlukan bantuan filter, baik itu ND, GND maupun CPL.
NiSi Filter Cleaner

Sejenak bersantai

Back to perjalanan Hunting kali ini yang berlangsung dari 23 - 25 September 2016 dengan jumlah peserta  25 orang, sebenarnya ini diluar ekspektasi karena pada awalnya target peserta hanya 15 orang namun karena banyak yang ingin ikut maka akhirnya perserta pun di tambah. hingga mencapai 25 orang. Perjalanan memerlukan waktu sekitar 6 Jam dengan agenda 2x sunrise dan 1x sunset di spot yang sudah di tentukan dengan waktu keberangkatan Jumat hingga Minggu. Seperti waktu yang sudah ditentukan maka Jumat malam pun berangkat sekitar jam 8 , namun agaknya perjalanan kali ini kurang beruntung karena sepanjang perjalanan hujan turun dengan kondisi jalan yang cukup jelek. Sampai lokasi menuju desa Sawarna dan menuju homestay masih gerimis. Pagi yang gerimis, cukup pesimistis juga mengingat jadwal pagi ini adalah memotret sunrise di Lagoon Pari. Sesampai di homestay dengan diantar ojek yang sudah kami pesan sebelumnya kemudian dilanjutkan sholat subuh beruntungnya saat itu pula hujan reda. Kemudian perjalana tetap dilanjutkan untuk menuju spot Lagoon Pari.
Lagon Pari

Lagon Pari

Lagon Pari

Spot sekitar Lagon Pari

Spot Lain Sawarna

Sampai di spot selanjutnya mempersiapkan segala peralatan dari Tripod yang saya pakai, Kamera dan seperangkat filter NiSi dari mulai Holder V5 Nisi yang sudah termasuk CPL, Filter ND dan Filter GND 0,9 hard Nisi, di setting dan selesai. Siap jepret. Dengan di dampingi oleh tukang ojek sekaligus guide maka jeprat jepret pun akhirnya berlangsung dengan meriah. Masing-masing peserta di dampingi guide yang akan memandu apabila ada ombak untuk memberi aba-aba sekaligus membawakan barang yang kita bawa. Selesai sunrise di Lagoon pari kemudian pulang ke homestay dan selanjutnya istirahat untuk menanti sore untuk selanjutnya hunting sunset di Tanjung Layar.

Sebelum hunting sunset ada sharing fotografi juga yang dapat menambah pengetahuan tentang fotografi Landscape sekaligus cara pemakaian Filter yang berguna bagi para peserta tentunya. Kegiatan ini dibuat secara interaktif artinya selain pemberi materi juga ada tanya jawab sehingga keterlibatan peserta dituntut secara aktif agar dapat mengambil ilmu yang diberikan.
Tanjung Layar

Tanjung Layar

Saatnya hunting sunset pun tiba. Tukang ojek sudah siap menunggu untuk segera mengantar ke Tanjung Layar. Bagaimana cuaca sore itu? ya agaknya kurang beruntung juga nih karena hujan gerimis pun datang, namun menjelang magrib meski masih sedikit gerimis cahaya secara pelan keluar, dan kali ini hunting sunset di Tanjung Layar pun tidak mengecewakan, karena dapat mengabadikan momen indah sore itu meski dengan harap-harap cemas. Indahnya sore itu di tutup dengan steelwhool di area tanjung layar.

Kembali ke homestay, dan sebelum tidur tentu saja ada sharing cara edit foto secara sekilas dan ringan. Esok harinya dilanjutkan untuk sunrise di Karang Bodas. Bagaimana cuaca paginya? lumayan sedikit keluar cahaya meski agak telat ke lokasi sunrise sih. Namun dari semuanya secara umum hunting bareng ke Sawarna ini cukup memuaskan dengan kondisi alam yang juga mendukung.

Ingin join hunting bareng dengan saya berikutnya? jangan lupa pantengin dan follow Instagram saya yah di @totoandromeda

Wednesday, September 28, 2016

PESONA ARGAPURA

Pesona Argapura

Pernah ke Majalengka? atau menikmati suasana alam di Majalengka? Ya Majalengka adalah sebuah kabupaten di Jawa Barat yang akhir-akhir ini cukup mencuri perhatian dengan pesona view Panyawean - Argapura yang sangat indah. Hamparan tanaman bawang menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan maupun fotografer untuk mengabadikan momen yang indah. Hamparan tanaman bawang menghijau di perbukitan yang menambah keindahan.  Wisata Terasiring Panyawean demikian kadang orng mengenalnya.

Letaknya berada di Panyawean kecamatan Argapura, sekitar 1,5 jam dari pusat kota Majalengka. Untuk mencapai tersebut dapat di tempuh dengan menggunakan kendaraan bermotor roda dua, ataupun misal menggunakan roda 4 ada beberapa kesulitan ketika harus berpapasan dengan kendaraan lain sementara sisi satunya biasanya berupa lereng. Namun disarankan agar menghubungi 'sesepuh' lokal agar dapat menunjukkan letaknya sehingga tidak nyasar untuk mencapai tujuan. Orang yang pernah saya hubungi adalah Oka Supardan, salah seorang pegiat fotografi di Majalengka yang kenal via jejaring sosial Facebook. Karena beliau yang sering upload keindahan Argapura itulah maka daya tariknya mampu membawa saya untuk penasaran dan kesana. Meski pada saatnya Kang Oka demikian saya memanggil tidak bisa menemani namun saya juga menghubungi pegian fotografi lainnya dari ngetrip majalengka dengan Kang Ipung atau Maulana yang akhirnya menemani selama dua hari disana untuk eksplore Majalengka, selain Panyawean Argapura sendiri juga ada banyak curug yang indah.

Menikmati pemandangan alam dengan hamparan hijau nan luas saat musim tanam sudah tiba adalah sebuah keindahan tersendiri. Pagi hari adalah waktu yang baik untuk melihatnya karena masih dapat melihat hamparan awan putih yang menambah keindahan sedangkan sore hari dapat dilakukan ketika musim kemarau tiba karena sering sekali jam 1 siang udara di panyawean sudah mulai mendung, jadi sayang sekalai kalau harus kehujanan.

Panyawean atau orang lebih mengenalnya dengan Argapura sempat menjadi viral ketika pengunjung 'alay' merusak tanaman bawang petani dengan menginjak-nginjaknya untuk berfoto ria, namun kini mulai kondusif kembali, karena apapun dan siapapun itu seharusnya harus saling menjaganya. Baik traveler, fotografer maupun para pengunjung biasa harus bisa menjaganya.

Berikut adalah jepretan keindahan Argapura yang pernah penulis abadikan. Add saya di Instagram : @totoandromeda

Argapura

Pesona Argapura

Pesona Argapura


Argapura

Tuesday, September 20, 2016

HIDDEN PARADISE ; GOA LALAY KEINDAHAN TERSEMBUNYI DI MAJALENGKA

Goa Lalay - Majalengka
Majalengka kini sedang berbenah dengan pariwisatanya yang mulai di kenal hingga pelosok negeri bahkan dunia. Adalah Panyawean - Argapura yang sudah mencuri hati para traveler untuk datang melihat dan mengunjungi Majalengka untuk memotret keindahannya. Namun sebelum penulis menyajikan potret Panyawean - Argapura, terlebih dahulu penulis akan memberikan sedikit oleh-oleh yang berhasil di dapatkan ketika berkunjung ke Majalengka.

Adalah Goa lalay atau ada juga yang menyebutnya green canyon. Goa Lalay terletak di desa Sukadana Kecamatan Argapura Kabupaten Majalengka. Letaknya sekitar 16km dari kota Majalengka. Untuk mencapai Goa Lalay dapat di tempuh dengan menggunakan roda 4 maupun roda 2, namun akses menuju kesana bagi yang tidak memiliki kendaraan harus pandai-pandai dan seringlah bertanya tentang tujuan tersebut agar tidak nyasar. Lebih mudahnya dapat menaiki ojek dari terminal Maja. Selain itu ada baiknya agar membawa guide dari penduduk setempat untuk menunjukkan letak Goa Lalay. Parkiran yang tersedia masih di halaman atau kebun penduduk sekitar. Dari Parkiran perjalanan dilanjutkan dengan melewati jalan setapak yang kalau pada musim hujan biasanya akan ditemani dengan sekerumunan nyamuk-nyamuk liar hitam putih yang akan setia mengikuti langkah kita hingga goa lalay, dan sebaliknya.

Melewati Jalan setapak sekitar 500 meter untuk kemudian sampai pada loket yang di buka oleh penduduk setempat, keadaan masih perawan karena belum banyak di kunjungi orang. Dengan memberikan uang tanda masuk sekedarnya dan mengisi buku tamu, kemudian dilanjutkan ke Goa lalay yang harus melewati jalan berbatu yang untuk menuruninya harus menggunakan bantuan tangga darurat dari bambu karena kontur batunya yang tidak mungkin di gali untuk dijadikan jalan. Turunnya cukup terjal jadi harus berhati-hati.

Seperti namanya, Goa Lalay , Goa ini tempat persembunyian kelelawar sehingga agar dapat lebih leluasa alangkah baiknya memakai masker sehingga bau kelelawar yang menyengat dapat terkurangi. Sesampai di goa lalay, biasanya yang di cari adalah ROL (Ray of Light) oleh para fotografer maupun landscaper, namun bagi pengunjung biasa dapat berfoto dan menikmati keindahannya. Begitu pentingnya arti seorang guide disini, karena mereka lebih tahu seluk beluk dari goa tersebut yang juga merupakan sebuah aliran sungai yang sewaktu-waktu dapat terjadi banjir bandang. untuk itu tetap waspada dan selalu mengikuti arahan dari guide.
Konon tempat tersebut sudah memakan banyak korban akibat air bah yang terjadi dan sangat sulit untuk menyelamatkan diri dari tempat tersebut karena letaknya yang diapit oleh dua tebing batu, sehingga meski indah namun janganlah terlalu berlama-lama apalagi kalau kondisi musim penghujan.

Selain goa lalay masih banyak sekali daerah Majalengka yang belum di eksplor. Mau eksplor lebih jauh? yuk kita jelajah negeri ini

Akses Turun yang cukup terjal

Aliran sungai yang diapit dua tebing

Kanan kiri di apit dua tebing batu

Goa lalay yang memerah di bagian bawah

Saat ngeROL seperti inilah yang ditunggu tunggu

Aliran sungai dari Goa Lalay

Naik dan turun menggunakan tangga bambu