Showing posts with label Lombok. Show all posts
Showing posts with label Lombok. Show all posts

Friday, July 12, 2019

SELONG BELANAK, PANTAI EKSOTIS DI LOMBOK



Spot Sunset


Bergotong royong mendorong perahu
Lombok memiliki wilayah yang asri dan menjadi salah satu tujuan wisata bagian tengah Indonesia. Selain memiliki kekayaan dan keindahan alamnya, Lombok juga di kenal hingga mancanegara sehingga para turispun banyak berdatangan ke Lombok. Kali ini saya akan mengajak menuju ke sebuah pantai Indah di Lombok Tengah, yaitu pantai Selong Belanak. 

Berangkat dari kota Mataram dengan mengendarai kendaraan roda 4, sepanjang perjalanan dapat terlihat pemandangan yang indah dan asri, hanya beberapa spot saja yang terjadi kepadatan kendaraan selepasnya lancar sampai ke tujuan. 

Selong Belanak merupakan salah satu pantai yang cukup terkenal, terutama keindahan dan keasriannya serta kebersihan area pantai. Pantai ini memiliki garis pantai yang melengkung seperti bulan sabit. Dengan beberapa bukit di bagian ujung sabit. Sebagai bagian dari Teluk Selong Belanak, pantai ini memiliki tepi dengan panjang sekitar 1 Kilometer dan berhadapan langsung dengan Samudra Hindia. Keindahan pantai dengan hamparan pasir yang luas menciptakan refleksi yang indah. Daya Tarik dari pantai ini adalah selain keindahan pantai dengan di apit oleh bukit-bukit cantik turut menambah keindahan pantai, 
Ninggalin jejak dulu deh

Di pantai selong belanak kita dapat melihat aktivitas nelayan yang mau berangkat melaut dengan bergotong royong mendorong perahunya hingga ke air untuk kemudian secara bergantian begitu seterusnya hingga masing-masing pun pergi melaut. Nuansa gotong royong masyarakatnya begitu kental. Hamparan pasir yang luas pun menambah keindahan tersendiri karena refleksi atau bayangan yang ditimbulkan begitu menambah keindahan. Keindahan lain dari Selong Belanak adalah salah satu tempat berburu Sunset. Kali ini saya pun ingin berburu sunset di sini.

Sapi-sapi pulang ke kandang
Kala sore hari sekumpulan sapi kerap lewat di pinggir pantai setelah habis merumput dan pulang ke kandang, hal ini menambah keindahan. Pemandangan dengan latar belakang pantai dan lewatnya sekumpulan sapi atau kerbau menjadi peristiwa langka bagi saya sendiri karena berada di pinggir pantai dengan sekumpulan sapi berbaris yang cukup banyak. Biasanya sapi-sapi hanya bisa dilihat satu atau dua saja, namun barisan ini menambah cerita tersendiri.. Biasanya fotografer landscape mengabadikan moment ini sekaligus mengambil momen sunset di pantai selong belanak. Sunset dengan latar belakang perbukitan menjadi daya Tarik tersendiri. Selain Landscape, Selong belanak juga dapat menjadi tempat untuk berburu Human Interest tentunya.

Selepas bermain dipantai jika ingin membersikah diri atau juga jika ingin buang air kecil, tersedia toilet umum namun dengan tariff yang sedikit wow bagi ukuran orang Indonesia. Untuk sekali kencing di kenakan tariff Rp. 5.000, lumayan mahal sih hehe….. 

Kemudian jika perasaan lapar datang, gak perlu kuatir karena sepanjang pinggir pantai dapat di lihat warung-warung berjajar untuk sekedar makan atau ikut numpang beristirahat, harga makananpun cukup bersahabat. Puas memotret-motret perjalanan di lanjutkan pulang ke kota Mataram kembali. 

Pantai Selong Belanak lumayan sepi pengunjung dengan jarak sekitar 49 kilometer dari kota Mataram atau sekitar 1,5 hingga 2 jam perjalanan dengna kendaraan Pribadi , pantai ini memiliki akses yang mudah dan jalanan beraspal. Berikut foto-foto yang pernah saya dapatkan dengan senjata andalan saya saat ini Fuji XT 10 dan Filter NiSi. Yuk Ke Lombok Lagi. 

Punya instagram? jangan lupa add saya ya di @totoandromeda

Menikmati segarnya kelapa muda


Serombongan sapi

Nelayan mau berangkat melaut

Sisi Lain Selong Belanak

Gotong Royong mendorong Perahu


Bersama teman-teman Landscaper

Monday, November 12, 2018

PERESEAN, SENI "PERTARUNGAN" TRADISIONAL SUKU SASAK

Dua Pepadu

Saling Pukul dan saling mempertahankan diri

Peresean
Sade yang terletak di Desa Rimbitan kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah memang unik dan memiliki berbagai kearifan lokal. Lihat https://totoandromeda.blogspot.com/2018/11/sade-desa-adat-suku-sasak-dengan-kain.html tulisan sebelumnya mengenai Sade.

Nah kali ini saya akan mengajak pembaca untuk mengenal Peresean. Peresean merupakan salah satu seni tari tradisi Suku sasak tentang pertarungan dua lelaki yang bersenjatakan tongkat rotan sebagai pemukul dan Kulit kerbau yang tebal sebagai tamengnya. Peresean layak di lakukan oleh suku sasak. Dalam peresean, seorang petarung di sebut dengan pepadu dan ada wasitnya yang di sebut dengan pakembar.

Biasanya Peresean di iringi dengan gamelan, namun kali ini penulis mengajak warga lokal untuk memperagakan Peresean tanpa iringan gamelan. Memang kurang afdol namun mengingat kala itu tidak ada peresean yang di pertontonkan maka alhasil tetap jadilah. Apalagi saya sendiri kan baru pertama ke lombok sehingga sangat sayang untuk di lewatkan.Bagian mana saja yang boleh di pukul dalam Peresean ini? Yang boleh di pukul adalah bagian atas seperti pundak, kepala dan punggung sedangkan bagian paha dan kaki tidak boleh di pukul. Para pepadu akan saling serang untuk memukul karena itulah yang akan di nilai, wasit akan mengibarkan bendera putih kalau salah satu dari pepadu ada yang berdarah.


Setelah memasuki ronde yang di tentukan dan berakhir, maka pepadu akan berpelukan yang menandakan tidak ada dendam diantara mereka.
Ingin ke lombok? jangan lewatkan tempat ini ya dan jangan lupa ada peresean juga.

Yuk kita cek foto-fotonya. Yang ingin memiliki fotonya dapat membelinya hehe. DM saya yaa.

Kunjungi Instagram saya di @totoandromeda dan @totoandromeda.id

Persiapan menunggu lawan

Mulai Pertarungan

Berlatar rumah adat suku sasak

mempertahankan diri

Peresean di alam terbuka

Ciaaat

buk kena deh


SADE, DESA ADAT SUKU SASAK DENGAN KAIN TENUNNYA

Berpose Sejenak

Pintu Masuk Sade

Lombok terkenal dengan wisata pantainya yang indah dan perawan. Lombok itu tidak hanya Senggigi, Gili Trawangan, pantai kuta namun juga wilayah-wilayah lain seperti Air terjun Tiu Kelep, atau juga Selong Belanak. Banyak spot-spot indah di Lombok yang patut dikunjungi oleh para wisatawan.

Namun ke Lombok rasanya belum lengkap jika belum berkunjung ke desa Sasak , Sade. Sade yang terletak di desa Rimbitan kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah. Sade merupakan salah satu desa adat suku sasak yang sampai saat ini masih di mempertahankan kearifan lokalnya.Tradisi dan Budaya yang ada di Sade masih terjaga hingga sekarang. Meski masih menjunjung tinggi adat dan tradisi leluhurnya, untuk mencapai Sade tidaklah sulit karena terletak di samping jalan aspal yang halus. Tersedia parkiran yang cukup luas sebelum memasuki desa adat tersebut.
Atap dari Rumah adat di Sade

Rumah Adat Suku Sasak di Sade

Melintasi Lorong

Sade boleh dibilang menjadi cerminan suku Sasak karena mereka masih tetap mempertahankan budayanya. Rumah-rumah di Sade terbuat dari kuda-kuda bambu dan beratapkan ijuk dan kebanyakan berdinding anyaman bambu dan berlantai tanah. Meskipun ada beberapa rumah yang menggunakan lantai Semen. Uniknya di Sade lantai mereka diolesi dengan kotoran kerbau dengan tujuan agar lantai lebih mengkilap dan terhindar dari nyamuk dan rumah lebih hangat. Memang jaman dahulu belum banyak yang berlantai semen hingga mereka menggunakan kotoran kerbau untuk di oleskan ke tanah sebagai lantai, namun setelah ada semen mereka mengoleskannya setelah di semen.

Saya sendiri masuk ke sebuah mushola yang terletak di Sade dengan lantai yang sangat mengkilap sehingga kalau kita memotretnya akan terlihat refleksi/bayangannya. Namun saya sendiri kurang tahu apakah mushola tersebut  lantainya juga di olesi dengan kotoran kerbau.

Oh iya penduduk Sade memeluk agama Islam. Dulu penduduku Sade memeluk agama Islam dengan waktu telu (3 waktu) artinya mereka menunaikan ibadah sholatnya dalam 3 waktu. Namun saat ini penduduk Sade sudah memeluk agama Islam sepenuhnya artinya sekarang mereka sudah melaksanakan ibadah Sholat 5 waktu sesuai yang diajarkan dalam Islam.
Bersama tenun Suku Sasak

Seorang Penenun

Penduduk Lokal Sade

Tenun Sasak

Di Sade sebagian besar masyarakatnya berpenghasilan dari kerajinan tenun yang mereka buat. Harga tenunnya bervariatif tertagantung dari bahan dan coraknya. Dari 100-350rb rupiah bahkan mungkin ada yang jutaan harganya. Berada di dalam komplek Sade menjadikan kita lebih dekat dan sangat penasaran dengan tenun-tenun yang di hasilkan, dari yang di pajang hingga latar belakang orang yang menenunnya.

Beberapa jepretan saya mungkin sudah familiar dengan orang-orangnya karena memang itulah yang menarik dari wisatawan untuk mengabadikan mereka. Seorang nenek yang sedang menenun misalnya, ini merupakan salah satu orang yang banyak sekali di abadikan oleh fotografer wisatawan yang berkunjung ke desa Sade. Sehingga jangan heran apabila menemukan masyarakat suku Sasak dari Sade yang banyak di punyai oleh fotografer maupun instagramer.
Kerajinan tenun menjadi oleh-oleh yang patut di beli oleh para wisatawan.

Berkunjung ke lombok, pastikan agendakan ke Sade agar lebih lengkap.

Tertarik dengan foto-foto saya dan ingin membelinya? email saya yah.

Follow IG @totoandromeda dan @totoandromeda.id
Daily Activity

Nenek Hits

Pasti Sering lihat sosok nenek ini kan? ya beliau sering di abadikan oleh fotografer, orangnya ramah dan mau diajak foto

My Skuad

Penduduk Sade

Monday, October 29, 2018

BATU PAYUNG SPOT TERSEMBUNYI YANG INSTAGRAMABLE DI LOMBOK

Batu payung
Bagi wisatawan Lombok merupakan salah satu destinasi wisata yang selalu di tuju, selain banyak sekali pantai-pantai yang masih perawan juga terdapat banyak sekali objek alam yang layak di kunjungi. Lombok tidak hanya memiliki gili trawangan, atau pantai Kutanya yang selalu kunjungi namun juga pantai-pantai lain yang indah. Salah satu tujuan wisata di lombok yang memiliki ikon unik adalah Pantai Batu Payung.

Pantai Batu Payung terletak di wilayah Pujut Kabupaten Lombok Tengah. Batu Payung merupakan salah satu destinasi primadona terutama bagi pecinta fotografi Landscape. Batu payung sangat populer bagi kalangan fotografi dan di instagrampun batu payung menjadi salah satu tujuan favorit kalau pergi ke lombok untuk mengabadikan moment saat sunrise atau saat matahari terbit. Bagi pengguna instagram, batu payung merupakan salah satu tujuan yang di cari dan instagramable . Berbentuk batu yang menjulang nan indah Batu Payung sangat unik untuk di potret karena memiliki sisi keunikan dan bentuk yang berbeda ketika memotret dari angle yang berbeda. Dia akan tambak lebar atau tampak tebal atau hanya sekedar tampak tinggi tergantung dari sisi mana para penikmat fotografi mengambil angle untuk memotretnya. Sehingga bagi penulis sendiri batu payung memiliki nilai plus karena memang benar-benar unik.
Pagi masih gelap namun kami menjepret dengan waktu sekitar 120 detik ini hasilnya

Sisi lain batu payung ketika masih gelap

Satu hal yang penting bagi wisatawan yang ingin mengabadikan momen sunrise di Batu Payung adalah harus mencari penduduk lokal untuk menjadi guide menuju lokasi batu payung yang memang tersembunyi berada di balik perbukitan. Dari pusat kota saya yang saat itu bersama 4 teman lainnya berangkat dari tempat kami menginap dengan di temani oleh penduduk lokal sekaligus sebagai guide untuk menuju Pantai Batu payung. Perjalanan cukup gelap dan jauh hingga kami memarkirkan kendaraan tak jauh dari rumah penduduk yang ada di sekitar pantai. Jam menunjukkan pukul 4 waktu setempat, dengan berbekal penerangan lampu senter seadanya kami menuju Pantai Batu payung dengan berjalan kaki menyusuri pinggir pantai sekitar 20-30 menit untuk sampai ke lokasi. Kondisi laut sedang surut sehingga kami dapat melewati perjalanan ini melalui pinggir pantai namun apabila keadaan sedang pasang maka perjalanan menuju spot sunrise harus melewati perbukitan.

Sesampai di lokasi kondisi alam masih gelap, saya sendiri masih meraba raba seperti apakah bentuk batu payung itu sebenarnya karena ini perjalanan saya untuk pertama kali ke batu payung. Sembari menunggu waktu pagi kami mengambil posisi untuk menjepret dalam kegelapan, alhasil bintang-bintang terjepret indah dengan batu payungnya yang masih samar terlihat. Sekali jepret dua kali jepret, hari beranjak pagi. Tak lupa saya menunaikan sholat subuh dengan bergantian dengan alas seadanya. Sehabis sholat keadaan mulai terang. Tapi pagi itu cuaca kurang bersahabat. Mendung terlihat sedikit di sana.

Cepat cepat kami mengabadikan momen ini

Batu payung dari angle yang berbeda
Mendung sebelum keluar merahnya pagi itu
Akhirnya saya mencoba menjepret dari sisi lain selain Batu payung, kami hampir saja putus asa karena cuaca yang kurang bersahabat, beberapa dari kami naik keatas perbukitan sedangkan saya tetap setia di bawah. Namun rasa putus asa itu terbayar karena seketika semburat merah keluar menambah keindahan pagi itu, kami semua bergegas untuk mengambil posisi menghadap batu payung dari berbagai angle, sementara yang dari atas perbukitan segera turun untuk mengambil gambar.

Agaknya cuaca cepat sekali berubah, matahari cepat sekali naik sehingga kami pun mencoba menjepret apa yang ada. Akhirnya setelah puas kami mengabadikan momen di pagi itu, kami kembali menuju mobil dan pulang ke penginapan. Cuaca pun kembali mendung. Dan benar aja tak lama setelah kami siap di mobil dan belum setengah jalan, hujan pun turun dengan derasnya.

Ada beberapa tips bagi fotografer yang akan ke batu payung :

1. Siapkan fisik dan sandal yang nyaman karena dalam perjalanan kita melewati pinggiran pantai yang berbatu batu.
2. Siapkan kamera, tripod, filter dan jangan lupa Memory card ini penting jangan sampai di lokasi tapi ada yang ketinggalan
3. Gunakan guide lokal, ini untuk menghindari kejahatan karena penduduk lokal biasanya lebih paham dengan kondisi lingkungan sekitar dan daerahnya yang masih perawan.
4. Jangan lupa berdoa


Tertarik ingin mengunjungi batu Payung?
Matahari bersinar

Angle dari samping perbukitan



Thursday, October 18, 2018

TIU KELEP PESONA KEINDAHAN AIR TERJUN DI LOMBOK UTARA

Air Terjun Tiu Kelep
Selain pantai-pantai yang indah dan masih perawan di Lombok, rasa kurang afdol apabila berkunjung ke Lombok kita tidak mampir ke salah satu wisata alam lainnya, yaitu air terjun. Nah kali ini saya akan membawa ke air terjun Tiu Kelep yang terletak di Lombok Utara. Untuk menuju tempat ini perjalanan di mulai dari Lombok Tengah yang tentu saja cukup memakan waktu. Menjelang sampai lokasi di sepanjang jalan ada area monyet monyet liar menambah indah pemandangan. Kami hanya bisa memperhatikannya dari dalam mobil yang kami kendarai sambil sesekali melihat tingkah monyet yang lucu. Hingga saatnya kami sampai di parkiran air terjun Tiu Kelep. Air terjun Tiu Kelep berada satu kawasan dengan Air Terjun Sendang Gile

Sendang Gile dan Tiu Kelep merupakan dua objek wisata air terjun yang terletak di Desa Senaru, Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara. Kedua air terjun ini masih berada di dalam kawasan Geopark Rinjani Lombok. Jadi jangan heran jika suasana alami khas daerah gunung begitu terasa di sana. Mengingat lokasinya yang berada di Senaru, salah satu sisi kaki gunung Rinjani.

Tiu Kelep

Tiu Kelep

Tiu Kelep

Tiu Kelep
Dibanding destinasi air terjun lainnya yang ada di Pulau Lombok, air terjun Sendang Gile termasuk mudah dicapai. Para wisatawan cukup mengikuti turunan sejumlah anak tangga yang sudah disediakan, yang biasa disebut sebagai 1000 anak tangga. Cukup capek dan harus berhenti beberapa kali karena capek menuruni tangga. Namun 1000 anak tangga itu entah benar entah tidak karena saya sendiri tidak menghitungnya. Untuk mencapai air terjun Sendang Gile tidaklah sulit karena sampai ujung sebuah persimpangan jalan yang sudah di semen kita akan langsung melihat air terjun tersebut namun saya akan membawa ke Tiu Kelep. Dari persimpangan antara air terjun Sendang Gile dan Tiu Kelep kita belok kekanan untuk selanjutnya menyusuri jalan setapak dan menyeberangi aliran sungai yang sebenarnya adalah aliran dari air terjun Tiu Kelep. 

Perjalanan menuju ke Tiu Kelep cukup melelahkan namun akan terbayar ketika kita sampai dengan air terjun Tiu Kelep. Air terjun ini unik karena airnya ketika besar bercabang tidak hanya satu aliran air terjun. Perjalanan capek tadi terbayar sudah dengan melihat kesejukan air terjun tersebut dan dinginnya air serta suasana seperti kabut tipis akibat curahan air terjun yang begitu deras. Berr segar dan dingin. Sejenak menikmati panorama indah air terjun di sertai hijaunya rumput dan pepohonan di sekitar air terjun. Kondisi saat itu lumayan ramai pengunjung , bagi yang hobi fotografi tidak disarankan untuk terlalu dekat karena cipratan air laksana uap begitu deras dapat menyebabkan basahnya kamera. Cukup menjauh dari tampiasan air. 

Air terjun yang berada di ketinggian 600 mdpl ini jatuh bagaikan butiran-butiran air yang beterbangan sebagai tampiasan air. Rupanya itu pula yang menjadi asal muasal nama Tiu Kelep. Dimana dalam bahasa Sasak, tiu berarti air, dan kelep artinya terbang.

Ingin mencoba kesana?  spotnya indah dan mudah di jangkau, namun disana juga ada penduduk lokal yang siap untuk menjadi guide. Setelah lelah menjepret dan mengabadikan air terjun Tiu Kelep maka kami yang ber enam bergegas untuk kembali, siap siap capek lagi nih menaiki tangga seribu itu hehe. 
 

Wednesday, October 17, 2018

KEINDAHAN TELAWAS DI TENGAH DEGUP JANTUNG DAN HEMPASAN OMBAK

Gili Telawas

Sepanjang jalan menuju Telawas
Anda bernyali besar dan suka pantai? Yang satu ini perlu di coba lho. Ke Pantai Telawas yang terletak di Lombok Tengah.  Pantai Telawas bersebelahan dengan Pantai Semeti seperti dalam tulisan saya sebelumnya. Mereview sejenak pantai semeti dengan batu-batunya bak susunan batu candi yang indah, Pantai Telawas tak kalah Indahnya. Setelah sebelumnya puas ngejepret di Pantai Semeti, kami ber6 yang terdiri dari saya sendiri (siapa hayo saya), Bruri, Tomy, Mbak Yuni, Edwin dan ust Misnan selanjutnya istirahat sejenak dan melanjutkan ke Pantai Telawas yang terletak di balik gugusan bukit pantai Semeti.  Sebenarnya kalau di tarik garis lurus pantai Telawas tak lebih sekitar 150 meter saja namun karena aksesnya yang cukup terjal dan berbatu-batu tentu saja membuat perjalanan memakan waktu lama.

Bebatuan yang indah ,naik turun dan tentu saja harus hati-hati karena batunya cukup tajam sehingga peralatan perang seperti kamera dan perlengkapannya harus benar-benar di jaga. Untuk menuju Telawas di kiri kanan terdapat batu-batu yang harus di lewati, sesekali ombak memecah dengan deburannya yang cukup menggetarkan dada. Sesekali deburan ombak dengan di sertai muncratnya air laut sehingga kamera harus selalu di jaga agar tidak terkena air laut. Karakter dari ombak di telawas yang begitu kencang  menghantam batu-batu karang di sekitarnya menimbulkan bunyi hempasan ombak yang membuat jantung berdegup kencang. Sepanjang jalan tidak ada pantai berpasir namun batu-batu karang dan sedikit batu berukuran sebesar telor ayam atau lebih kecilnya,.
Tetap waspada karena ombaknya yang dahsyat

Keindahan Gili Telawas

Framing

Hantaman ombak yang begitu dahsyat membuat orang yang berada di sekitarnya akan berdegup kencang jantunngnya. Ketika kita sudah berada di tengah perjalanan hanya ada dua pilihan, mau terus menyusuri pulau-pulau (gili) kecil kecil untuk mencapai telawas atau mundur karena takut dengan suara ombak yang begitu dahsyat. Mau lari? tidak mungkin karena selain dibatasi oleh perbukitan dan bebatuan juga langsung ke air laut. Kali ini kepalang basah. Kami berenam sepakat untuk melanjutkan perjalanan menyusuri bebatuan terjal. Sesekali berhenti untuk mengambil nafas. Nun jauh di timur sana terdapat perbukitan yang hijau turut menambah keindahan alam . Namun dibalik itu hanya ada buih putih hasil dari deburan ombak dan gili gili menjulang menambah keindahannya.

Selang perjalanan sekitar setengah jam akhirnya kami sampai. Wow dari tempat kami berpijak yang sebenarnya sudah masuk ke dalam daratan yang menjorok ke laut segera kami menyiapkan peralatan tempur. Filter kami persiapkan meski ombaknya cukup tinggi dan sekali lagi tetap mendebarkan hati. Kalau tidak hati-hati dan kita jatuh maka sama saja mengantar nyawa. Ritual di mulai , menjepret keindahan Telawas, nun jauh di tengah sana mengarah ke pantai semeti terdapat gugusan pulau-pulau berupa batu . Itulah yang di namakan Gili Telawas. Sungguh indah kala itu.
Hamparan daratan yang indah di kejauhan

Saya sendiri secara jujur merasa takjub ditengah rasa takut dan degup jantung yang berdetak kencang karena di sisi lain excited melihat keindahan pantainya dan dapat mengabadikannya namun disisi lain ombak dan deburannya yang cukup menambah kegelisahan. Sesekali ombak memecah daratan yang kami pijakin dengan sangat tinggi dan menyebarkan cipratan air laut kami tetap harus waspada. Satu sama lain saling menjaga.

Akhirnya meski hari masih agak panjang namun kami kuatir terjadi pasang naik air laut sehingga buru-buru menyudahi permainan ini tanpa harus menunggu saat sunset turun. kali ini kami kembali menyusuri jalan berbatu sesekali menoleh kebelakang takut ditinggal pergi sama yang lain hehe. Maunya kami dempet dempetan namun tetap waspada. Karena untuk segi keamanan jelas tidak ada yang aman dengan karakter ombak dan daratan yang berada disana.

Namun akhirnya kami pun lega dapat melewatinya meski hari beranjak gelap, kami menuju mobil dan sedikit menumpang untuk cuci kaki dari sumur yang ada di dekat Semeti. Ada yang ingin uji nyali juga/ yuk kita ulang kembali. Endorse me yaa hehe.

Ingin memiliki foto saya ? segera hubungi saya di email yah....