Showing posts with label Curug. Show all posts
Showing posts with label Curug. Show all posts

Thursday, October 18, 2018

TIU KELEP PESONA KEINDAHAN AIR TERJUN DI LOMBOK UTARA

Air Terjun Tiu Kelep
Selain pantai-pantai yang indah dan masih perawan di Lombok, rasa kurang afdol apabila berkunjung ke Lombok kita tidak mampir ke salah satu wisata alam lainnya, yaitu air terjun. Nah kali ini saya akan membawa ke air terjun Tiu Kelep yang terletak di Lombok Utara. Untuk menuju tempat ini perjalanan di mulai dari Lombok Tengah yang tentu saja cukup memakan waktu. Menjelang sampai lokasi di sepanjang jalan ada area monyet monyet liar menambah indah pemandangan. Kami hanya bisa memperhatikannya dari dalam mobil yang kami kendarai sambil sesekali melihat tingkah monyet yang lucu. Hingga saatnya kami sampai di parkiran air terjun Tiu Kelep. Air terjun Tiu Kelep berada satu kawasan dengan Air Terjun Sendang Gile

Sendang Gile dan Tiu Kelep merupakan dua objek wisata air terjun yang terletak di Desa Senaru, Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara. Kedua air terjun ini masih berada di dalam kawasan Geopark Rinjani Lombok. Jadi jangan heran jika suasana alami khas daerah gunung begitu terasa di sana. Mengingat lokasinya yang berada di Senaru, salah satu sisi kaki gunung Rinjani.

Tiu Kelep

Tiu Kelep

Tiu Kelep

Tiu Kelep
Dibanding destinasi air terjun lainnya yang ada di Pulau Lombok, air terjun Sendang Gile termasuk mudah dicapai. Para wisatawan cukup mengikuti turunan sejumlah anak tangga yang sudah disediakan, yang biasa disebut sebagai 1000 anak tangga. Cukup capek dan harus berhenti beberapa kali karena capek menuruni tangga. Namun 1000 anak tangga itu entah benar entah tidak karena saya sendiri tidak menghitungnya. Untuk mencapai air terjun Sendang Gile tidaklah sulit karena sampai ujung sebuah persimpangan jalan yang sudah di semen kita akan langsung melihat air terjun tersebut namun saya akan membawa ke Tiu Kelep. Dari persimpangan antara air terjun Sendang Gile dan Tiu Kelep kita belok kekanan untuk selanjutnya menyusuri jalan setapak dan menyeberangi aliran sungai yang sebenarnya adalah aliran dari air terjun Tiu Kelep. 

Perjalanan menuju ke Tiu Kelep cukup melelahkan namun akan terbayar ketika kita sampai dengan air terjun Tiu Kelep. Air terjun ini unik karena airnya ketika besar bercabang tidak hanya satu aliran air terjun. Perjalanan capek tadi terbayar sudah dengan melihat kesejukan air terjun tersebut dan dinginnya air serta suasana seperti kabut tipis akibat curahan air terjun yang begitu deras. Berr segar dan dingin. Sejenak menikmati panorama indah air terjun di sertai hijaunya rumput dan pepohonan di sekitar air terjun. Kondisi saat itu lumayan ramai pengunjung , bagi yang hobi fotografi tidak disarankan untuk terlalu dekat karena cipratan air laksana uap begitu deras dapat menyebabkan basahnya kamera. Cukup menjauh dari tampiasan air. 

Air terjun yang berada di ketinggian 600 mdpl ini jatuh bagaikan butiran-butiran air yang beterbangan sebagai tampiasan air. Rupanya itu pula yang menjadi asal muasal nama Tiu Kelep. Dimana dalam bahasa Sasak, tiu berarti air, dan kelep artinya terbang.

Ingin mencoba kesana?  spotnya indah dan mudah di jangkau, namun disana juga ada penduduk lokal yang siap untuk menjadi guide. Setelah lelah menjepret dan mengabadikan air terjun Tiu Kelep maka kami yang ber enam bergegas untuk kembali, siap siap capek lagi nih menaiki tangga seribu itu hehe. 
 

Monday, April 18, 2016

CURUG OROK SURGA TERSEMBUNYI DI CIKAJANG - GARUT

Penampakan Curug Orok
Apa yang terlintas dalam pikiran anda ketika mendengar nama Curug Orok?. Sebagian orang termasuk penulis sendiri pertama mendengar Curug orok yang terlintas adalah bayi, ya bayi merah alias orok. Ngomong-ngomong dengan curug orok dan bayi merah ternyata ini ada kaitannya lho dari cerita yang pernah penulis dengar. Tentang kisah dari curug yang terletak di daerah Cikajang Garut ini memang kemudian di kenal dengan nama Curug Orok karena memiliki keterkatian cerita dengan bayi. Konon kenapa di sebut Curug Orok karena menurut cerita yang berkembang, dulu sekitar tahun 1968 pernah terjadi sebuah tragedy seorang wanita membuang bayinya hasil dari hubungan gelap kedalam air terjun, hingga akhirnya bayi tersebut di temukan, dan orang-orang akhirnya mengenalnya dengan sebutan Curug Orok. Mengenai bagaimana nasib wanita tersebut, tidak ada berita yang kemudian berkembang apakah di hukum atau bebas. Demikian sekilas cerita yang berkembang di curug Orok.
 
Curug Orok

Sisi Lain Curug Orok

Aliran AIr curug Orok

Curug Orok terletak di lembah kaki Gunung Papandayan dengan pemandangan alam yang penuh pesona. Curug Orok berlokasi di desa Cikandang, Kec. Cikajang, Kab. Garut, Jawa Barat. Berada di ketinggian 250 meter diatas permukaan laut ini memiliki ketinggian sekitar 45 meter. Bagaimana akses ketempat ini? dari pusat kota Garut melalui jalan raya Cimanuk, lalu jalan raya Bayongbong, kemudian menempuh jalan raya Cisurupan hingga ke Desa Cikandang, sekitar 35 km perjalanan yang harus ditempuh. Nanti akan menemukan plang Curug Orok, nah ikutin hingga melihat hamparan kebun the. Curug ini masuk dari kebun the, terlihat pintu gerbangnya. Cukup mudah.

Begitu sampai di parkiran maka akan terlihat Curug dari atas ketinggian, untuk mencapai Curug ini tentu harus menuruni anak tangga hingga kebawah mendekati Curug. Pemandangan yang indah meski untuk mencapainya harus memiliki tenaga ekstra karena harus naik dan turun. Pelan-pelan menuruni anak tangga yang masih berupa jalan tanah hingga akhirnya sampailah ke Curug orok, namun rasa lelah serta merta sirna setelah kakinya mencelupkan ke air yang nyess langsung berasa dingin dan sejuknya. Curug ini berada di sebuah lembah yang diatasnya terdapat kebun teh sehingga menambah kesejukan, Bagi para pengunjung rasanya tak bosan untuk ikut mandi atau sekedar main-main di air yang dingin. Pesona Curugnya indah namun tetap harus berhati-hati ketika bermain di curug, apalagi kalau hujan turun maka harus segera menepi, untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.

Curug orok memiliki air yang jernih dan menyegarkan, sehingga ingin rasanya untuk berlama-lama berendam di air . Airnya jatuh dari sela tebing bebatuan dengan rerimbunan pepohonan yang hijau menambah keasrian alami Curug orok, Kurang lengkap kalau disini tidak mengabadikan foto, karena lewat itulah maka kita dapat mengenang lewat sebuah foto yang dapat di share ke media social.

Bagi yang ingin menginap, jangan kuatir, disini tersedia penginapan Angling darma yang terletak diatas Curug sebelum menuruni lembah dengan panorama yang indah disekitarnya, dapat menyaksikan terbitnya matahari dari kebun teh disekitarnya.
Curug orok di kelola oleh PT Perkebunan Nusantara dan dimiliki oleh PT Perkebunan Papandayan. Anda belum pernah ke curug Orok? Jangan lewatkan. Yuk berbagi keindahan Indonesia.

Salam,
Penulis adalah blogger sekaligus instagrammer dengan id @totoandromeda. Yuk di follow.
Parkiran Dekat Penginapan

Berpose sejenak dengan anak

Penampakan sisi Curug

Enaknya Nyebur

Tangga yang sebagian sudah disemen

Penginapan


Tuesday, April 12, 2016

LEUWI HEJO, PESONA KEINDAHAN CURUG DI SENTUL BOGOR

Curug Leuwi Hejo
Anda Lelah dengan aktivitas sehari-hari? Bosan ngemall? Bosan Ngafe? Agaknya wisata yang satu ini patut di coba. Menikmati dinginnya air di Curug leuwi Hejo adalah salah satu liburan alternative murah yang dapat di coba. Airnya yang jernih, bening dan nyeeess dingin merupakan sensasi tersendiri yang dapat di nikmati sambil berendam.

Curug Leuwi Hijau memiliki pesona alam yang indah dengan bebatuan gunung yang besar-besar. Curug Leuwi Hijau berada di kampung wangun Cilengsi Desa Karang Tengah kecamatan Babakan Madang Sentul Bogor. Untuk mencapai curug ini penulis sendiri kala ini menggunakan kendaraan roda 4 dari Jakarta menuju Bogor melalui jalan tol. Titik keluarnya adalah di exit tol Sentul Selatan. Begitu keluar tol ikuti jalan belok kiri. Untuk memudahkan, penulis menggunakan aplikasi Waze hingga mencapai tujuan.
 
Pemandangan sekitar Leuwi Hejo

Surga bermain dan mandi

Selama perjalanan menuju curug, jalanan lumayan sempit untuk ukuran mobil dan melalui beberapa jalan yang rusak. Terdapat banyak curug selama di perjalanan yang bisa disinggahi, namun karena tujuan utama adalah curug Leuwi Hijau maka penulis mengabaikan plang yang mengarahkan curug-curug lain selama perjalanan. Sesampai di lokasi, mobil di parkir pada lokasi parkir yang cukup luas untuk kemudian berjalan menuju loket yang berjarak sekitar 500 meter dari parkir mobil. Setelah membayar loket masuk , maka penulis menyusuri jalan hingga ke curug. Sebenarnya ada dua curug yang dapat di lalui yaitu Curug barong dengan belok kekanan dan menanjak, dan curug Leuwi hijau dengan turun dan belok kiri. Sampailah penulis di jembatan sungai yang menghubungkan curug Leuwi hijau. Pemandangan langsung wow dengan gemericik airnya yang damai dan bening. Penulis ingin segera mencelupkan kaki, dan benar saja nyess dingin langsung menghinggapi dari kaki hingga sekujur badan. Namun ini belum berakhir, karena untuk mencapai titik Curug harus jalan lagi sekitar 150 meter dan agak menanjak.  Sebelum lokasi disitu tersedia loket masuk yang harus dibayar perkepala sebesar Rp. 5000. Jadi selama  masuk curug Leuwi Hejo ada dua loket yang harus dilalui.

Nah sampailah penulis ke Curug. Menyaksikan ramainya curug, ada beberapa yang salto sambil menunggu sepinya curug karena ingin mengambil gambar. Namun agaknya sulit karena pengunjung makin rame. Namun kesempatan itu pun datang dan tak disia-siakan untuk mengabadikan.

Timbul hasrat penulis untuk menyusuri indahnya kawasan curug hingga akhirnya berdua teman penulis memberanikan diri untuk ke hulu curug dan menyusurinya namun tak berhasil hingga akhir karena halangan bebatuan yang cukup terjal dan tak mungkin ditaklukan kalau harus melewati aliran air. Akhirnya penulis hanya mampu mengabadikan gambarnya. Namun satu hal yang tak terlupa, selama hunting foto curug baru kali ini penulis mandi dialirannya diatas curug Leuwi Hijau yang bening, sepi kanan kiri berasa hutan. Dan karena penulis tidak membawa baju dobel terpaksa penulis mandi bertelanjang bulat, eit tenang disini sepi kok kayaknya Cuma saya dan teman saya saja makanya berani mandi telanjang. Ini pengalaman yang cukup berarti selama saya hunting foto.


wanna try? Yuk ah kunjungi curug Leuwi Hejo, murah namun tetap keselamatan harus di perhatikan jika sewaktu-waktu hujan turun maka harus segera menyingkir jauh. Berikut foto-foto indahnya. Selamat menikmati.

Salto Yuk

Sisi Lain Leuwi Hejo

Jalanan tanah parkiran mobil

Aliran Leuwi Hejo

Sejuk untuk berendam

Sisi lain Leuwi Hejo

Sisi Lain Leuwi Hejo

Wednesday, October 15, 2014

SEBUAH CATATAN DI CURUG LUHUR - BOGOR



Curug Luhur
Suatu Sabtu siang, dalam perjalanan tol dengan tujuan awal menuju puncak hanya sekedar ke masjid At Taawun, namun memantau perkembangan lalulintas akhir pekan melalui Radio Elshinta agaknya tidak menguntungkan apabila harus memaksakan diri ke puncak karena macet sekali. Akhirnya tujuan semula ke Puncak berubah haluan ingin menuju ke Curug Nangka. Perjalanan menuju curug nangka cukup melelahkan dan panjang, tak sedikit macet di jalan menuju Ciapus karena sedang ada pengecoran jalan.
Curug Luhur sehabis Hujan

Sampai di simpang pertigaan menuju Curug nangka, hati ini berubah pikiran, terbersit keinginan untuk ke Curug Luhur, karena curug Nangka pernah kesana. Rasa penasaran menuju Curug Luhur pun bangkit dan perjalanan dimulai lagi dengan mengikuti petunjuk jalan. Agak sangsi karena minim petunjuk jalan, namun dengan mengikuti jalan dan menjalankan feeling akhirnya sampai juga ke Curug Luhur.

Sedikit tentang curug Luhur. Curug Luhur terletak di lereng gunung Salak dengan ketinggian 630 mdpl merupakan Curug dengan 2 air terjun dengan airnya yang mengalir dari lereng gunung salak. Sesampai di parkiran mobil, saya yang kebetulan berdua teman ke Curug Luhur disamperin oleh petugas tiket, keadaan saat itu sepi. Satu tiket masuk untuk satu orang tergolong mahal untuk ukuran saya, Rp. 40.000, dan tiket parkir mobil Rp. 25rb. total untuk berdua menghabiskan uang 105rb untuk masuk ke objek wisata curug luhur. Namun karena saat itu kehabisan uang dan tidak ada ATM sama sekali di sekitar curug luhur, akhirnya dengan uang yang ada sekitar 90rb, kita di bolehkan masuk, tapi tidak diberi karcis, hanya di beri karcis parkir berwarna kuning dengan banderol 25rb. Uang masuk sebesar 40rb adalah uang masuk bebas, artinya kalau kita di curug sampai pagipun akan dikenakan sebesar itu. Sebenarnya hati ini masgul karena tidak diberikan tiket masuk, karena ini adalah awal kebocoran uang tiket. Tapi ya sudahlah toh kita tidak membayar penuh. Atau mungkin kepengunjung lain juga berlaku sama? entahlah.
View Curug Luhur dari atas

Kolam renang untuk Anak

 Seluncur

Begitu menyerahkan uang tiket, kita disambut hujan turun yang deras setelah kita sejenak masuk dan berhenti di warung kopi untuk berteduh. Curug luhur kalau boleh saya bilang lebih cocok untuk di jadikan sebagai wisata keluarga karena tersedia banyak arena bermain air untuk berenang dengan air yang berasal dari alam langsung, namun bagi saya pribadi ini diluar dugaan, karena saya pikir curug luhur adalah curug dengan pesona alam yang sangat alami sehingga kita bisa puas menikmati alam dengan deburan air terjun. Namun suasana itu tidak terjawab, terlebih lagi hadirnya hujan membuat suasana curug menjadi remang dan debit air hujan yang cukup deras membuat air Curug menjadi keruh. Alhasil sambil menunggu turun hujan kita memesan kopi.

tak lupa sebelum memesan kopi kita menanyakan harga dulu, karena kejadian 'ketok harga' seringkali terjadi di objek-objek wisata. Curug luhur lebih menawarkan suasana bermain air dibandingkan dengan suasana alami, walau suasana alam tetap ada, namun akan terasa sedikit sumpek ketika kita sudah masuk kedalam kawasan curug karena tertutup warung-warung sehingga menghalangi pemandangan di sekitar, terlebih Curug ini terletak di dalam sebuah lembah dari jalan masuk utama. Tak lupa setelah hujan reda, akhirnya saya mencoba mengabadikan Curug Luhur meskipun feelnya tidak dapat. Namun dalam sebuah perjalanan, tujuan saya adalah harus memperoleh sesuatu, apapun itu.
Berpose Sejenak


Daya tarik dari Curug luhur sendiri sebenarnya terletak pada kolam-kolam renang yang ada dengan air alami yang dingin menyegarkan, dengan berbagai kolam, buat anak-anakpun juga ada, sehingga bagi keluarga ini merupakan salah satu tempat yang tepat untuk berakhir pekan, namun karena diluar bayangan saya tentang curug ini, sehingga apapun keindahan itu akhirnya menjadi kurang memuaskan perjalanan ini.
Sayonara, selamat tinggal Curug Luhur. Perjalanan kali ini diluar dugaan, Curug luhur tak seindah yang saya bayangkan.

Akhirnya setelah hujan reda dan mengambil gambar seperlunya, perjalanan dilanjutkan pulang ke Jakarta. Sayonara ! Balik kesini lagi? kayaknya sih enggak ya untuk ukuran 2014 lumayan mahal lah tiket 40rb.

Friday, April 4, 2014

PESONA AIR TERJUN COBAN RONDO YANG TAK TERLUPAKAN

Air Terjun Coban Rondo - Malang
Berkunjung ke kota Malang? jangan lupa mampir ke kota Batu. Selain wisata kebun apelnya, tak jauh dari kota batu juta terdapat air terjun dengan keindahan dan alamnya  yang sejuk. Coban Rondo terletak di Desa Pandesari Kecamatan Pujon Kabupaten Malang Jawa Timur. Coban Rondo masuk wilayah Kabupaten Malang. Dari Kota Malang Coban Rondo dapat di tempuh sekitar 1 jam dengan perjalanan yang normal atau sekitar +/25km, kalau dari kota batu sekitar 12km untuk dapat mencapai lokasi. 
Pemandangan sebelum sampai lokasi

Selama dalam perjalanan, di kanan kiri jalan juga terdapat pemandangan yang indah dengan infrastruktur yang baik hingga ke lokasi menyebabkan air terjun ini mudah untuk di jangkau oleh para wisatawan. Air Terjun Coban Rondo memiliki ketinggian sekitar 84m dengan airnya yang berasal dari sumber Cemoro dudo di lereng gunung kawi. Coban Rondo memiliki ketinggian 1.135 m dari permukaan air laut,  dengan suhu rata-rata 22 derajat Celcius, cukup dingin untuk ukuran Indonesia. 

Dengan debit air yang yang cukup besar terutama di bulan-bulan basah seperti November hingga Maret ini, kawasan sekitar coban rondo, terutama radius 15 meter dari tumpahan air terjun akan terdapat kabut air seperti hujan gerimis, sehingga apabila pengunjung membawa kamera, maka harus berhati-hati karena harus melindungi kameranya agar tidak basah. 
Coban Rondo

PIntu masuk air terjun Coban Rondo

Pengunjung nampak menikmati suasana Coban Rondo

Air gunung yang mengalir jernih pun bak es yang mencair karena begitu kita mencelupkan kaki ke air, maka rasa dingin langsung menusuk hingga ketulang. Namun jernihnya air membuat pengunjung juga tidak segan-segan untuk membasuhkan ke muka.
Sejenak Berpose di Coban Rondo dengan Tripod yang sudah disiapkan

Toko Souvenir yang murah meriah

Coban Rondo menurut administrasi pengelolaan hutan masuk dalam wilayah KPH (Kesatuan Pemangkuan Hutan) Perum Perhutani Malang . BKPH (Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan) Pujon, dan RPH (Resort Polisi Hutan) Resort Selatan Petak 89G. Debit Air mencapai 150 Liter per detik saat hujan dan 90 liter perdetik saat musim kemarau. Air tersebut di gunakan oleh PDAM dan masyarakat sekitar. 

Konon Coban Rondo sendiri memiliki cerita dibaliknya. Sebuah cerita  legenda yang bermula dari sepasang pengantin yang baru saja melangsungkan pernikahan. Mempelai wanita bernama Dewi Anjarwati dari Gunung Kawi, sedangkan mempelai pria bernama Raden Baron Kusumo dari Gunung Anjasmoro. Setelah usia pernikahan mereka menginjak usia 36 hari atau disebut dengan Selapan (bahasa jawa). Dewi Anjarwati mengajak suaminya ke Gunung Anjasmoro, daerah asal dari suaminya. Akan tetapi orangtua Anjarwati melarang keduanya untuk pergi kesana karena usia pernikahan mereka baru berusia 36 hari (selapan hari:jawa) . Kedua mempelai tersebut tetap bersikeras untuk pergi.
Ditengah perjalanan Anjarwati dan Radon Baron Kusumo dikejutkan dengan hadirnya Joko Lelono, yang tidak jelas asal-usulnya. Joko Lelono terpikat dengan kecantikan Dewi Anjarwati, dan berusaha merebutnya. Tentu saja Radon Baron Kusumo tidak terima dan terjadilah perkelahian antara Joko Lelono dengan Raden Baron Kusumo.  Sebelum perkelahian terjadi, Radon Baron Kusumo berpesan kepada pembantunya yang turut serta agar menyembunyikan Dewi Anjarwati di sebuah tempat yang terdapat Coban atau air terjun.Perkelahian antara Raden Baron Kusumo dengan Joko Lelono berlangsung hingga keduanya tewas, tak ada satu pemenang.  Akhirnya  Dewi Anjarwati menjadi seorang janda yang dalam bahasa jawa disebut Rondo.  Sejak itulah Coban atau air terjun tempat bersembunyi Dewi Anjarwati dikenal dengan Coban Rondo yang terkenal hingga sekarang.  Konon di bawah air terjun terdapat gua tempat tinggal tempat persembunyian Dewi Anjarwati dan batu besar di bawah air terjun merupakan tempat duduk sang putri yang merenungi nasibnya.


Cerita ini merupakan sebuah legenda yang sebenarnya sudah menghilang dari cerita-cerita rakyat yang lain. Namun Nama Coban Rondo menjadi terkenal dan sering dikunjungi wisatawan karena keindahannya. Untuk melepas lelah, di sekitar Coban Rondo juga tersedia warung-warung makan dan juga jagung bakar. Bagi yang bawa mobil jangan kuatir, area parkirnya lumayan luas.

Tertarik mengunjunginya? jangan lupa kalau ke Malang mampir ke Coban Rondo dan nikmati keindahan alamnya.

Friday, February 28, 2014

CURUG NANGKA, SALAH SATU ALTERNATIF WISATA DI BOGOR


Curug Nangka dilihat dari bawah
Curug Nangka di lihat dari atas


Bogor!!. Apa yang terlintas dalam pikiran kita ketika pertama kali di sebut kata Bogor? Kebun Raya? Kota Hujan?Istana Bogor? Asinan Bogor? . Memang setiap orang berbeda-beda ketika terlintas kata-kata Bogor, kalau bagi penulis sendiri ketika tersebut kata Bogor hal pertama yang ada di dalam pikiran adalah Kebun Raya.  Kebun Raya Bogor merupakan salah satu ikon Bogor, terletak di pusat kota dengan akses yang sangat mudah baik melalui jalur tol maupun kereta api listrik alias KRL. Namun kali ini bukan kebun raya yang akan saya tulis tapi salah satu objek wisata alam yang ada di Bogor.

Berpose sejenak
Curug Nangka.  Terletak di desa Warung Loa Kecamatan Sukasari, Kabupaten Bogor curug Nangka merupakan salah satu kawasan objek wisata air terjun sebagai tempat alternatif untuk melepas lelah setelah penat beraktivitas.  Daya tarik dari Curug Nangka selain alamnya yang segar, juga memiliki 3 tahapan air terjun. Paling Bawah adalah Curug Nangka, kemudian ada curug daun dan curug kawung.
Untuk mencapai curug Nangka, kita harus menyusuri aliran air pertama. Tempatnya dapat di lihat dari ketinggian, namun untuk menjangkaunya harus turun ke bawah dengan mengikuti aliran air dengan mengikuti petunjuk yang ada.

Aliran sungai  menuju Curug Nangka

salah satu sudut curug nangka

Dengan tekhnik slow speed
Satu hal yang perlu diingat adalah kita harus berhati-hati ketika akan menuju curug nangka, karena sewaktu-waktu air bah datang, kita harus segera lari, karena sulitnya medan untuk dapat segera keluar dari Curug Nangka. Memang curug nangka sendiri masuk ke dalam sekitar 100 meter dari petunjuk jalan yang ada. Di saat airnya surut, biasanya banyak para pengunjung yang menggunakan sepeda melintas aliran air untuk sampai ke curug nangka. Udara yang sejuk dengan sorotan sinar matahari yang kadang-kadang terhalang oleh pepohonan menambah suasana mistis sekitar Curug nangka.  Curug nangka sendiri memiliki ketinggian sekitar 10 sd 20 meter.  Sepinya pengunjung juga kadang-kadang turut menambah suasanya mistis dengan  diselingi kabut tipis akibat curahan air kebawah.

Area Curug Daun

Area Curug Daun

Area Curug Daun

Nyes.... ademnya air

Monyet-monyet liar terbidik sedang kawin (serem juga sih ngambilnya hehe)
Selain curug nangka, diatasnya terdapat curug Daun. Curug daun tidak terlampau tinggi. DI area ini biasanya lebih sering digunakan sebagai tempat rekreasi keluarga dengan membawa anak-anaknya untuk mandi di seputaran curug daun yang tidak terlalu berbahaya.  Di area ini juga kita masih dapat menemui monyet-monyet liar. Meski menurut warga sekitar monyet tersebut tidak mengganggu, namun bagi para pengunjung harus selalu berhati-hati dengan barang bawaanya mengingat sifat usil monyet yang suka mengambil barang. Dari Curug daun, bagi pengunjung yang masih penasaran, dapat melanjutkan perjalanan lebih keatas lagi menuju curug kawung yang menempuh perjalanan sekitar 1 km lagi. Namun bagi yang tidak kuat jalan, cukup berada di seputar Curug daun untuk kemudian turun ketika sore menjelang.

Selain menawarkan keindahan dan kesegaran alamnya, kita juga dapat menunaikan sholat di mushola yang telah di sediakan, juga terdapat warung-warung untuk mengisi perut yang kosong setelah tracking ke curug nangka hingga curug kawung. Letak warung-warung tersebut berjajar di area paling depan dengan radius sekitar 100 meter dari pintu masuk utama.

Setelah pintu masuk

Jalan menuju Curug Nangka
Akses untuk menuju curug Nangka juga cukup mudah, kita dapat menaiki angkot warna biru yang menuju ciapus. Sebelumnya kita bilang dulu ke pak sopirnya untuk sampai ke curug nangka. Kita akan diturunkan di pertigaan jalan menuju curug nangka oleh pak sopir. Dari situ akses menuju curug nangka dapat di tempuh dengan berjalan kaki maupun bisa juga menyewa ojek.

Wisata Curug Nangka merupakan salah satu alternatif murah untuk melepas penat dibandingkan dengan ketika kita harus jalan-jalan ke mall.