Showing posts with label Tamasya. Show all posts
Showing posts with label Tamasya. Show all posts

Wednesday, November 21, 2018

KAWAH IJEN & API BIRU , SATU DARI DUA YANG ADA DI DUNIA



Api Biru Kawah Ijen


Kawah Ijen. Kalau mendengar kata-kata ini bayangan pertama terlintas adalah sebuah gunung, ya gunung Ijen yang terletak di Bondowoso Jawa Timur. Kawah Ijen merupakan salah satu daya tarik bagi wisatawan karena memiliki keindahan danau dan fenomena api biru yang Cuma ada dua di dunia. Seperti pada kebanyakan, api alam itu biasanya adalah berwarna merah/kuning kemerahan namun di kawah Ijen terdapat sumber api biru (blue fire) yang begitu menarik untuk di kunjungi. Sebagai seorang yang dilahirkan di Indonesia, kita harus bangga karena fenomena api biru Cuma ada 2 di dunia, satu fenomena api biru berada di Islandia dan satu lagi di Indonesia yaitu di kawah Ijen. Fenomena api biru dan keindahan alamnya telah memukau banyak wisatawan baik wisatawan dalam negeri maupun mancanegara. 

Api Biru dan Penambang Belerang

Api Biru Kawah Ijen
Sedikit tentang Gunung Ijen. Gunung Ijen berada di kawasan Wisata Kawah Ijen dan Cagar Alam Taman Wisata Ijen di Kecamatan Licin Kabupaten Banyuwangi dan Kecamatan Klobang Kabupaten Bondowoso. Gunung ini berada 2.368 meter di atas permukaan laut dimana puncaknya merupakan rentetan gunung api di Jawa Timur seperti Bromo, Semeru dan Merapi. 

Kawah Ijen juga dikenal sebagai  tempat penambangan belerang terbesar di Jawa Timur yang masih menggunakan cara tradisional. Ijen memiliki sumber sublimat belerang yang seakan tidak pernah habis  dimanfaatkan untuk berbagai keperluan industri kimia dan penjernih gula.  Kawah Ijen merupakan salah satu kawah paling asam terbesar di dunia dengan dinding kaldera setinggi 300-500 meter dan luas kawahnya mencapai 5.466 hektar. Kawah di tengah kaldera tersebut merupakan yang terluas di Pulau Jawa dengan ukuran 20 km. Ukuran kawahnya sendiri sekitar 960 meter x 600 meter. Kawah tersebut terletak di kedalaman lebih dari 300 meter di bawah dinding kaldera.

Tantangan fotografer ditengah bau belerang
Berwisata ke kawah Ijen merupakan wisata yang membutuhkan fisik yang kuat karena harus melakukan pendakian. Fenomena api biru/blue fire memang menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan. Namun untuk melihat api biru sendiri dibutuhkan fisik yang kuat. Untuk melihat api biru dapat dilakukan dengan menggunakan jalan darat.  Bagi wisatawan luar Bondowoso biasanya menggunakan jalur kereta api/pesawat menuju Surabaya. Dari Surabaya perjalanan dilanjutkan menuju ke Banyuwangi. Dari Banyuwangi perjalana dilanjutkan menuju ke Kawah Ijen dari dua arah yaitu, dari arah utara atau dari selatan. Dari arah utara, bisa di tempuh melalui Situbondo menuju Sempol (Bondowoso) lewat Wonosari dan dilajutkan ke Paltuding. Jarak Situbondo ke Paltuding sekitar 93 Km dan dapat ditempuh sekitar 2,5 jam.

Sedangkan dari arah selatan dapat dilalui dari Banyuwangi menuju Licin yang berjarak 15 Km. Dari Licin menuju Paltuding berjarak 18 Km dan diteruskan menggunakan Jeep atau mobil berat lainnya sekitar 6 Km sebelum ke Paltuding. Ini dikarenakan jalan yang berkelok dan menanjak. Daerah ini bisa dicapai dengan menggunakan kendaraan umum dari Banyuwangi menuju Jambu.Dari Jambu, anda bisa melanjutkan perjalanan menuju Cagar Alam Taman Wisata Kawah Ijen yang terletak di Paltuding dengan menggunakan ojek dan kemudian dilanjutkan dengan jalan kaki. Namun ada baiknya bagi yang awam mencarter kendaraan sendiri untuk langsung menuju lereng kawah ijen di pos Paltuding. Tiba di pos Paltuding diharapkan sudah sampai sekitar magrib atau jam 7 malam. Wisatawan dapat beristirahat sejenak dengan meminum kopi di kedai-kedai yang ada atau dapat memanfaatkan waktu sebelum melanjutkan pendakian untuk tidur agar badan lebih fit. 

Meski jalan untuk menuju kawah cukup bagus untuk dilalui namun bagi yang belum pernah disarankan untuk menggunakan jasa guide dari penduduk local disana dengan harga yang cukup murah, karena guide sekaligus bisa meminta membawakan barang bawaan. 

Penambang Belerang

Penambang Belerang Kawah Ijen
Perjalanan menuju kawah Ijen biasanya dimulai tengah malam atau sekitar pukul 00.00 atau 01.00 dini hari setelah istirahat cukup. Udara yang dingin harus diantisipasi dengan menggunakan jaket yang tebal, menggunakan sepatu gunung akan lebih nyaman, penutup kepala dan jangan lupa bawa masker. Pada musim kemarau debu-debu akan berterbangan sehingga harus diantisipasi juga dinginnya malam. Dengan masker maka dapat membantu untuk dengan leluasa bernafas. Perjalanan panjang dimulai menanjak sedikit demi sedikit, memerlukan waktu 3 jaman atau bisa lebih untuk bisa sampai ke kawah ijen. Sampai di puncak kawah, istirahat sejenak dan melihat ke kawah sebuah fenomena api biru yang menyambar-nyambar. Namun bagi yang ingin mendekat maka harus menuruni kawah dengan di kawal oleh guide yang menunjukkan jalan yang cukup terjal untuk turun hingga dekat sekali dengan api biru. Harus hati-hati karena bisa saja terjatuh ke jurang ketika sedang turun.

Ketika keadaan sudah dekat dengan api biru, kita akan dibuat kagum. Satu hal lagi, di sekitar api biru terdapat belerang yang di gali oleh penduduk setempat untuk dijual. Sebuah keberanian karena bau belarang yang sangat menyengat namun bagi penduduk setempat bukan halangan untuk menambangnya. Angin yang bertiup juga selalu kencang membawa asap belerang sehingga kadang menutupi sekitar kita. Bagi yang punya sesak nafas tidak di sarankan untuk mendekat karena bau belerang yang sangat kuat, membuat kita sesak nafas. Disinilah gunanya masker, karena dapat mengurangai bau belerang yang tertiup angin.

Api biru menyala-nyala kesana kemari dengan tiupan angin membuat pemandangan kian takjub. Sesekali terlihat para penambang belerang yang membawa barang bawaannya dengan dipikul ditengah kegelapan malam naik turun gunung dengan jarak tempuh yang jauh menjadi daya tarik tersendiri. Mereka adalah orang-orang kuat dan hebat. Sekali menambang mereka memikulnya dengan berat sekitar 100kg sekali jalan, dengan upah yang tidak seberapa karena di hargain murah.  Puas dengan melihat fenomena api biru, segera naik ke atas kawah lagi untuk menunggu sunrise. Meski sunrise di kawah ijen tidak dapat terlihat namun matahari yang datang perlahan-lahan membuat dunia terang disitulah kita dapat melihat danau kawah Ijen yang bagus sekali dilihat dari atas.

Pemandangan Kawah Ijen begitu menakjubkan ketika disinari Matahari pagi dengan memancarkan kemilau hijau toska.  Ketika sudah puas , maka perjalanan dilanjutkan untuk turun kebawah menuju pos paltuding. 
Kawah Ijen

Danau Kawah Ijen

Sejenak berpose

Danau Kawah Ijen

Pemandangan sekitar Kawah Ijen

Pengunjung di puncak kawah Ijen

just intermezo

Pemandangan nan cantik


Wednesday, November 12, 2014

MENIKMATI VIEW YANG INDAH SAMBIL MAKAN NASI LIWET PAK ASEP STRAWBERRY KADUNGORA - GARUT

Rumah Strawberry
Anda berkunjung ke Garut? atau melintasi Garut? jangan lupa mampir ke Nasi Liwet Pak Asep Strawberry atau lebih di kenal juga dengan Asep Strawberry yang terletak di jalan raya Kadungora, Leles - Garut. Nasi Liwet Pak Asep Strawberry yang ada di Kadungora sebenarnya bukan satu-satunya Asep Strawberry, karena di wilayah lainpun ada dengan menawarkan konsep yang sama. Minggu yang lalu saya sekeluarga bermaksud ke Cipanas - Garut untuk berenang di air hangat. Seperti biasa kita mampir di Asep Strawberry untuk makan siang.
Memilih Menu

View dari atas

Menyewa Perahu

Apa yang istimewa dari Asep Strawberry?.  Nasi Liwet Pak Asep Strawberry selain menyediakan makanan khas sunda dengan menu andalannya Nasi Liwet, yang istimewa dari Asep Strawberry adalah menawarkan konsep yang berbeda, selain sebagai tempat makan, juga Asep strawberry menawarkan arena bermain untuk anak-anak. Rumah strawberry menjadi salah satu tempat yang favorit bagi anak-anak, karena dengan rumah berbentuk tiga buah strawberry dengan lorong-lorong kecilnya yang ada di bawah menambah daya tarik tersendiri bagi anak-anak untuk sekedar keluar masuk melalui lorong kecilnya atau sekedar main petak umpet. Selain Rumah strawberry juga ada permainan prosotan, Naik kuda keliling , juga pengunjung di manjakan dengan naik perahu yang di sediakan dengan membayar 10rb cukup untuk merasakan suasana yang nyaman sambil menaiki perahu, tentu saja didampingi sama petugas perahunya.

Bagi anak-anak yang ingin memacu adrenalin, juga tersedia flyng Fox, meski dengan lintasan yang tidak terlalu jauh, melintasi atas air namun keberanian dan pengalaman dasyat akan di peroleh disini. Capek bermain, pengunjung dapat menuju saung yang kosong untuk memesan makanan sambil menikmati suasana yang sejuk dan damai.
Bermain main

Perahu Bersandar

Menikmati Alam

Flying Fox

Plang nama Asep Strawberry

Kalau di lihat harganya, cukup murah untuk sebuah tempat makan dengan konsep yang menawarkan keindahan. Seolah bagi pengendara yang penat hilang karena terbayar dengan suasananya. Selain fasilitas tersebut, juga tersedia toilet dan tentu saja mushola yang bersih dan nyaman. karpetnya tidak bau.

Menu andalan kami sekeluarga biasanya adalah Paket Nasi liwet untuk dua orang. Paket nasi liwet biasanya menawarkan paket ayam atau daging. Kali ini kita memilih paket Nasi Liwet untuk dua orang dengan menu pelengkapnya seperti daging (gepuk) tahu, ikan asin, lalapan, mendoan.. dan tentu saja di sediakan teh panas tawar gratis....., Meski kami sekeluarga berjumlah 4 orang dengan 2 orang dewasa dan 2 anak-anak, namun memesan nasi liwet untuk porsi 2 orang ternyata cukup buat ber4. Rasanya nikmat. Saat untuk melanjutkan perjalanan kembali, namun harus membujuk si kecil karena masih betah berlama-lama di situ.

Monday, June 9, 2014

KAWAH PUTIH, PESONA DANAU HIJAU DI JAWA BARAT


Kawah Putih

Kawah Putih merupakan salah satu objek wisata di Jawa Barat tepatnya di Ciwidey . Merupakan sebuah danau hasil dari letusan Gunung Patuha, kawah Putih dengan pasirnya yang terlihat putih dari jauh dan airnya yang kehijauan merupakan salah satu tujuan wisata yang layak untuk dijadikan alternative. Wisata alam dengan pemandangan yang luar biasa indah. Terletak di ketinggian, kawah putih menawarkan kesejukan udara, namun demikian untuk menjangkau dan mendekat wisatawan disarankan untuk memakai masker karena bau belerang yang cukup menyengat. Dan disarankan untuk tidak berlama-lama di lokasi kawah, apalagi bagi penderita asma karena dapat menyebabkan sesak nafas.
 
Menuruni tangga menuju kawah putih
Pagi itu berangkat dari Jakarta dengan udara yang cerah , keluar gerbang tol  Kopo perjalanan dilanjutkan menuju arah ciwidey yang cukup memakan waktu. Namun sayang dalam perjalanan udara mendung turun, tak ayal sebelum sampai lokasi hujan turun dalam perjalanan. Sungguh ini perjalanan yang diluar scenario karena alam. Sesampai di lokasi kita masuk gerbang tiket dengan tariff
Rp. 15.000,- tiap orang, harga tiket ini hanya berlaku untuk wisatawan domestik / lokal. Sedangkan harga tiket untuk wisatawan mancanegara adalah Rp 30.000,-
Namun ternyata disini tidak lalu keburu senang karena setelah melewati tiket, ternyata perjalanan belumlah sampai.
Levitasi - sekedar iseng ketika hujan

Perjalanan dari pintu gerbang Kawah Putih menuju lokasi puncak berjarak sekitar 5 Km, dengan jalan yang menanjak naik ke atas. Untuk mencapai ke atas di sini disediakan alat transportasi bagi yang tidak membawa kendaraan yang dinamakan ontang anting  dengan tarif Rp 10.000,- tiap orang Pulang Pergi sebagai salah satu sarana pendukung untuk sampai ke lokasi. Namun demikian bagi yang membawa kendaraan pribadi, ternyata harus berpikir ulang jika harus membawa mobil hingga keatas, ternyata tariff parkirnya mahaaaal.

Di areal kawah putih disediakan area parkir selain di pintu masuk kawah putih, juga diatas di dekat kawah putih pun tersedia areal parkir. Namun sayangnya perbedaan tariff parkirnya begitu mencolok. Jika kita parkir di bawah (pintu masuk) maka tariff mobil dikenakan sebesar Rp. 6.000, namun jika kita membawa mobil keatas maka kendaraan roda empat dikenakan tariff parkir yang mahal. Satu mobil Rp. 150.000,- . mungkin ini dimaksudkan agar parkir mobil diatas tidak membludak karena terbatasnya lahan parkir, sehingga untuk membatasi dikenakan tariff parkir yang mahal.

Untuk itulah disediakan sarana penunjang berupa kendaraan Ontang anting untuk mengantar wisatawan ke area tempat wisata.  Jangan kuatir bagi pengunjung karena diarea Kawah putih sudah tersedia toilet, masjid dan juga kantin. Serta ketika hujan turun terdapat ojek payung.

 
Kawah Putih dari sisi lain
Memasuki area tempat wisata, meski ketika saya datang dalam kondisi hujan begitu turun disambut dengan ojek payung yang menawarkan jasanya dengan tariff Rp. 10.000,-. Per payung. Dalam kondisi gerimis setelah hujan, segera perjalanan di lanjutkan menuju area kawah putih dengan sambutan bau belerang yang sedikit berkurang karena udara hujang yang baru saja turun. Dari jauh terlihat pemandangan danau hijau, namun sayang sekali kondisi hujan menjadikan kenyamanan berwisata berkurang.  Meski terbayar dengan keindahan alam sekitarnya. Pesona Danau dengan air yang kehijauan.

Meski tujuan utama adalah ingin memotret alam sekitar kawah putih, namun saya hanya menjepret beberapa bagian untuk melindungi kamera dari cipratan air hujan yang ikut membasahi.

Puas berlama-lama di kawah putih, kemudian istirahat sebentar di area parkir untuk selanjutnya istirahat sholat . Diatas langit matahari mulai menampakan cahayanya setelah turuh hujan, namun ini tidak berlangsung lama karena cuaca kembali meredup. Akhirnya kondisi ini memaksa kami untuk pulang lebih awal, dan Sayonara…………!

Oh iya untuk mencapai kawah putih selain menggunakan kendaraan pribadi, ternyata kita dapat menggunakan jasa angkutan umum juga lho. Dari informasi yang saya dapatkan perjalanan dapat dimulai dari Bandung di terminal Leuwi Panjang.

Kita dapat menggunakan bus atau mobil Colt L300. Kendaraan ini akan mengantarkan penumpang dari Leuwi Panjang sampai ke Terminal Ciwidey dengan tarif Rp7000,-. Mobil ini biasanya mangkal di sebelah kanan ketika Anda memasuki terminal Lewi Panjang, atau jika Anda masih ragu dapat bertanya pada orang lain yang ada di sekitar terminal untuk lebih jelasnya. Anda dapat naik Bus atau Mobil Colt / L 300, namun untuk bus sangat terbatas, kebnyakan adalah L300. Namun untuk mobil colt kayaknya perlu di pertimbangin deh dengan keselamatannya.



Dari terminal Ciwidey naik Angkot kuning jurusan Ciwidey - Situ Patengang dan minta berhenti di pintu Gerbang kawah Putih letaknya sebelah kiri Jalan. Tarif / ongkos  Rp. 5000 - 6000.




Monday, April 7, 2014

PANTAI PADANG-PADANG YANG INDAH DAN MENAWAN

Surya tenggelam di Pantai Padang-padang
Berkunjung ke Bali? Selain wisata pantai Kuta yang kayaknya memang wajib di kunjungi perlu di coba juga untuk menengok sejenak ke wilayah Uluwatu. Selain wisata adat , Bali juga memiliki panorama laut yang sangat Indah. Sehingga sayang sekali untuk dilewatkan. Pantai Padang-padang merupakan salah satu pantai yang masuk wilayah Uluwatu. Jika kita berkunjung ke Dream Land yang terkenal dengan keindahan pantainya, maka tak jauh dari dreamland kita dapat menjangkau pantai Padang-padang. Ada spot yang sangat menarik selain juga pantai Dreamland dan Blue Point. Pemandangan Pantai padang-padang sangatlah Indah dengan warna airnya yang biru kehijauan, dengan diapit oleh batu-batu karang yang terletak dipinggir pantainya juga pasir putih yang turut menghiasi wilayah pantai meski di dominasi oleh kerasnya batu karang disekitar pantai, membuat pantai ini nyaman untuk melepas lelah.
Pinggiran Pantai yang lumayan kecil sebenarnya

Batu karang yang kokoh

Ketika pantai surut, pengunjung dapat menjangkaunya ke tengah tentu saja harus memakai sandal karena tajamnya batu karang.

Uniknya untuk mencapai Pantai padang-padang kita harus melewati lorong menurun yang hanya satu-satunya jalan yang diapit oleh dua batu karang yang cukup untuk satu orang lewat. Sekilah tampak menyeramkan, namun akan terbayar tunai ketika kita sudah mampu mencapai wilayah lautnya. Para wisatawan memang terlebih dahulu harus menuruni anak tangga yang sudah dibuat permanen sebelum melewati celah yang ada di batu karang, hal ini tentu membuat keunikan tersendiri. Meski sedikit ngos-ngosan namun semua akan terbayar ketika kita sampai pada panorama yang Indah. Pantai padang-padang diapit oleh bebatuan karang yang kokoh di pinggir pantainya, dengan deburan ombak yang memecah batu karang di kejauhan menambah suasana pantai kian meriah.

Angin yang bertiup berhawa pantai yang khas menambah suasana kian damai. Bagi sebagian orang, berlibur kepantai merupakan salah satu jalan untuk mendapatkan kedamaian. Pandangan yang lepas ke garis cakrawala pantai membuat para pengunjung puas melepas penat. seolah beban yang ada pun plong tak tersisa.
Matahari mengintip dari celah batu karang
Berpose sejenak sebelum mengabadikan sunset

Kalau di lihat dari strukturnya, pantai padang-padang memang sulit untuk di jangkau, namun kini setelah dibuatkan anak tangga pantai ini membuat pengunjung dengan mudah menjangkaunya. Pantai Padang-padang sendiri konon pernah di kunjungi oleh group musik asal Denmark Michael Learns To Rocks yang melakukan suting video klip di tempat tersebut pada tahun 1996. Pantai padang-padang kian populer setelah Aktris Julia Roberts melakukan suting untuk filmnya Eat Pray Love di tempat yang sama. Ini pula yang mendorong penulis untuk sampai kesana dan merasakan betapa penasarannya tempat yang digunakan untuk sutingnya aktris holywood. 
Senja yang Indah

Perahu nelayan nun jauh disana
Di pantai padang Padang juga merupakan salah satu surga untuk menikmati matahari terbenam atau sunset. Ketika senja maka matahari yang perlahan turun akan sedikit demi sedikit menghilang di garis Cakrawala dan kemudian gelap pun menyelimuti.

Bagaimana untuk mencapainya Pantai Padang Padang? Bagi wisatawan luar Bali mungkin akan kesulitan, namun jangan malu untuk bertanya, malu bertanya tentu akan tersesat dijalan. Bagi wisatawan yang mencarter mobil dengan sopirnya mungkin tidak jadi masalah. Karena tentu akan sampai ketujuan tanpa harus memusingkan tempat dan jarak tempuhnya. Namun bagi penulis kala itu lebih memilih untuk mencarter motor karena selain murah, juga dapat menjangkau semua tempat tidak hanya terbatas satu tempat saja. Charter motor di Bali berkisar 60 Ribu Rupiah per hari. Pantai padang-padang berjarak sekitar 45 sd 1 jam dari daerah kuta tempat penulis menginap.

berbekal GPS yang terletak di smartphone dan tentu saja berbekal tidak malu untuk bertanya maka penulispun sampai ke tujuan. Berdua teman perjalanan terasa mengasyikan karena pemandangan yang dilalui dan tentu saja very exited ketika kita dapat mencapai ketujuan dimana sebelumnya kita belum pernah kesana.

Pantai padang-padang yang selalu Indah dan menawan.

Anda punya kesempatan ke Bali? ayo ajak-ajak .... hehe...

Friday, April 4, 2014

PESONA AIR TERJUN COBAN RONDO YANG TAK TERLUPAKAN

Air Terjun Coban Rondo - Malang
Berkunjung ke kota Malang? jangan lupa mampir ke kota Batu. Selain wisata kebun apelnya, tak jauh dari kota batu juta terdapat air terjun dengan keindahan dan alamnya  yang sejuk. Coban Rondo terletak di Desa Pandesari Kecamatan Pujon Kabupaten Malang Jawa Timur. Coban Rondo masuk wilayah Kabupaten Malang. Dari Kota Malang Coban Rondo dapat di tempuh sekitar 1 jam dengan perjalanan yang normal atau sekitar +/25km, kalau dari kota batu sekitar 12km untuk dapat mencapai lokasi. 
Pemandangan sebelum sampai lokasi

Selama dalam perjalanan, di kanan kiri jalan juga terdapat pemandangan yang indah dengan infrastruktur yang baik hingga ke lokasi menyebabkan air terjun ini mudah untuk di jangkau oleh para wisatawan. Air Terjun Coban Rondo memiliki ketinggian sekitar 84m dengan airnya yang berasal dari sumber Cemoro dudo di lereng gunung kawi. Coban Rondo memiliki ketinggian 1.135 m dari permukaan air laut,  dengan suhu rata-rata 22 derajat Celcius, cukup dingin untuk ukuran Indonesia. 

Dengan debit air yang yang cukup besar terutama di bulan-bulan basah seperti November hingga Maret ini, kawasan sekitar coban rondo, terutama radius 15 meter dari tumpahan air terjun akan terdapat kabut air seperti hujan gerimis, sehingga apabila pengunjung membawa kamera, maka harus berhati-hati karena harus melindungi kameranya agar tidak basah. 
Coban Rondo

PIntu masuk air terjun Coban Rondo

Pengunjung nampak menikmati suasana Coban Rondo

Air gunung yang mengalir jernih pun bak es yang mencair karena begitu kita mencelupkan kaki ke air, maka rasa dingin langsung menusuk hingga ketulang. Namun jernihnya air membuat pengunjung juga tidak segan-segan untuk membasuhkan ke muka.
Sejenak Berpose di Coban Rondo dengan Tripod yang sudah disiapkan

Toko Souvenir yang murah meriah

Coban Rondo menurut administrasi pengelolaan hutan masuk dalam wilayah KPH (Kesatuan Pemangkuan Hutan) Perum Perhutani Malang . BKPH (Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan) Pujon, dan RPH (Resort Polisi Hutan) Resort Selatan Petak 89G. Debit Air mencapai 150 Liter per detik saat hujan dan 90 liter perdetik saat musim kemarau. Air tersebut di gunakan oleh PDAM dan masyarakat sekitar. 

Konon Coban Rondo sendiri memiliki cerita dibaliknya. Sebuah cerita  legenda yang bermula dari sepasang pengantin yang baru saja melangsungkan pernikahan. Mempelai wanita bernama Dewi Anjarwati dari Gunung Kawi, sedangkan mempelai pria bernama Raden Baron Kusumo dari Gunung Anjasmoro. Setelah usia pernikahan mereka menginjak usia 36 hari atau disebut dengan Selapan (bahasa jawa). Dewi Anjarwati mengajak suaminya ke Gunung Anjasmoro, daerah asal dari suaminya. Akan tetapi orangtua Anjarwati melarang keduanya untuk pergi kesana karena usia pernikahan mereka baru berusia 36 hari (selapan hari:jawa) . Kedua mempelai tersebut tetap bersikeras untuk pergi.
Ditengah perjalanan Anjarwati dan Radon Baron Kusumo dikejutkan dengan hadirnya Joko Lelono, yang tidak jelas asal-usulnya. Joko Lelono terpikat dengan kecantikan Dewi Anjarwati, dan berusaha merebutnya. Tentu saja Radon Baron Kusumo tidak terima dan terjadilah perkelahian antara Joko Lelono dengan Raden Baron Kusumo.  Sebelum perkelahian terjadi, Radon Baron Kusumo berpesan kepada pembantunya yang turut serta agar menyembunyikan Dewi Anjarwati di sebuah tempat yang terdapat Coban atau air terjun.Perkelahian antara Raden Baron Kusumo dengan Joko Lelono berlangsung hingga keduanya tewas, tak ada satu pemenang.  Akhirnya  Dewi Anjarwati menjadi seorang janda yang dalam bahasa jawa disebut Rondo.  Sejak itulah Coban atau air terjun tempat bersembunyi Dewi Anjarwati dikenal dengan Coban Rondo yang terkenal hingga sekarang.  Konon di bawah air terjun terdapat gua tempat tinggal tempat persembunyian Dewi Anjarwati dan batu besar di bawah air terjun merupakan tempat duduk sang putri yang merenungi nasibnya.


Cerita ini merupakan sebuah legenda yang sebenarnya sudah menghilang dari cerita-cerita rakyat yang lain. Namun Nama Coban Rondo menjadi terkenal dan sering dikunjungi wisatawan karena keindahannya. Untuk melepas lelah, di sekitar Coban Rondo juga tersedia warung-warung makan dan juga jagung bakar. Bagi yang bawa mobil jangan kuatir, area parkirnya lumayan luas.

Tertarik mengunjunginya? jangan lupa kalau ke Malang mampir ke Coban Rondo dan nikmati keindahan alamnya.