Showing posts with label Fotografer. Show all posts
Showing posts with label Fotografer. Show all posts

Wednesday, November 21, 2018

KAWAH IJEN & API BIRU , SATU DARI DUA YANG ADA DI DUNIA



Api Biru Kawah Ijen


Kawah Ijen. Kalau mendengar kata-kata ini bayangan pertama terlintas adalah sebuah gunung, ya gunung Ijen yang terletak di Bondowoso Jawa Timur. Kawah Ijen merupakan salah satu daya tarik bagi wisatawan karena memiliki keindahan danau dan fenomena api biru yang Cuma ada dua di dunia. Seperti pada kebanyakan, api alam itu biasanya adalah berwarna merah/kuning kemerahan namun di kawah Ijen terdapat sumber api biru (blue fire) yang begitu menarik untuk di kunjungi. Sebagai seorang yang dilahirkan di Indonesia, kita harus bangga karena fenomena api biru Cuma ada 2 di dunia, satu fenomena api biru berada di Islandia dan satu lagi di Indonesia yaitu di kawah Ijen. Fenomena api biru dan keindahan alamnya telah memukau banyak wisatawan baik wisatawan dalam negeri maupun mancanegara. 

Api Biru dan Penambang Belerang

Api Biru Kawah Ijen
Sedikit tentang Gunung Ijen. Gunung Ijen berada di kawasan Wisata Kawah Ijen dan Cagar Alam Taman Wisata Ijen di Kecamatan Licin Kabupaten Banyuwangi dan Kecamatan Klobang Kabupaten Bondowoso. Gunung ini berada 2.368 meter di atas permukaan laut dimana puncaknya merupakan rentetan gunung api di Jawa Timur seperti Bromo, Semeru dan Merapi. 

Kawah Ijen juga dikenal sebagai  tempat penambangan belerang terbesar di Jawa Timur yang masih menggunakan cara tradisional. Ijen memiliki sumber sublimat belerang yang seakan tidak pernah habis  dimanfaatkan untuk berbagai keperluan industri kimia dan penjernih gula.  Kawah Ijen merupakan salah satu kawah paling asam terbesar di dunia dengan dinding kaldera setinggi 300-500 meter dan luas kawahnya mencapai 5.466 hektar. Kawah di tengah kaldera tersebut merupakan yang terluas di Pulau Jawa dengan ukuran 20 km. Ukuran kawahnya sendiri sekitar 960 meter x 600 meter. Kawah tersebut terletak di kedalaman lebih dari 300 meter di bawah dinding kaldera.

Tantangan fotografer ditengah bau belerang
Berwisata ke kawah Ijen merupakan wisata yang membutuhkan fisik yang kuat karena harus melakukan pendakian. Fenomena api biru/blue fire memang menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan. Namun untuk melihat api biru sendiri dibutuhkan fisik yang kuat. Untuk melihat api biru dapat dilakukan dengan menggunakan jalan darat.  Bagi wisatawan luar Bondowoso biasanya menggunakan jalur kereta api/pesawat menuju Surabaya. Dari Surabaya perjalanan dilanjutkan menuju ke Banyuwangi. Dari Banyuwangi perjalana dilanjutkan menuju ke Kawah Ijen dari dua arah yaitu, dari arah utara atau dari selatan. Dari arah utara, bisa di tempuh melalui Situbondo menuju Sempol (Bondowoso) lewat Wonosari dan dilajutkan ke Paltuding. Jarak Situbondo ke Paltuding sekitar 93 Km dan dapat ditempuh sekitar 2,5 jam.

Sedangkan dari arah selatan dapat dilalui dari Banyuwangi menuju Licin yang berjarak 15 Km. Dari Licin menuju Paltuding berjarak 18 Km dan diteruskan menggunakan Jeep atau mobil berat lainnya sekitar 6 Km sebelum ke Paltuding. Ini dikarenakan jalan yang berkelok dan menanjak. Daerah ini bisa dicapai dengan menggunakan kendaraan umum dari Banyuwangi menuju Jambu.Dari Jambu, anda bisa melanjutkan perjalanan menuju Cagar Alam Taman Wisata Kawah Ijen yang terletak di Paltuding dengan menggunakan ojek dan kemudian dilanjutkan dengan jalan kaki. Namun ada baiknya bagi yang awam mencarter kendaraan sendiri untuk langsung menuju lereng kawah ijen di pos Paltuding. Tiba di pos Paltuding diharapkan sudah sampai sekitar magrib atau jam 7 malam. Wisatawan dapat beristirahat sejenak dengan meminum kopi di kedai-kedai yang ada atau dapat memanfaatkan waktu sebelum melanjutkan pendakian untuk tidur agar badan lebih fit. 

Meski jalan untuk menuju kawah cukup bagus untuk dilalui namun bagi yang belum pernah disarankan untuk menggunakan jasa guide dari penduduk local disana dengan harga yang cukup murah, karena guide sekaligus bisa meminta membawakan barang bawaan. 

Penambang Belerang

Penambang Belerang Kawah Ijen
Perjalanan menuju kawah Ijen biasanya dimulai tengah malam atau sekitar pukul 00.00 atau 01.00 dini hari setelah istirahat cukup. Udara yang dingin harus diantisipasi dengan menggunakan jaket yang tebal, menggunakan sepatu gunung akan lebih nyaman, penutup kepala dan jangan lupa bawa masker. Pada musim kemarau debu-debu akan berterbangan sehingga harus diantisipasi juga dinginnya malam. Dengan masker maka dapat membantu untuk dengan leluasa bernafas. Perjalanan panjang dimulai menanjak sedikit demi sedikit, memerlukan waktu 3 jaman atau bisa lebih untuk bisa sampai ke kawah ijen. Sampai di puncak kawah, istirahat sejenak dan melihat ke kawah sebuah fenomena api biru yang menyambar-nyambar. Namun bagi yang ingin mendekat maka harus menuruni kawah dengan di kawal oleh guide yang menunjukkan jalan yang cukup terjal untuk turun hingga dekat sekali dengan api biru. Harus hati-hati karena bisa saja terjatuh ke jurang ketika sedang turun.

Ketika keadaan sudah dekat dengan api biru, kita akan dibuat kagum. Satu hal lagi, di sekitar api biru terdapat belerang yang di gali oleh penduduk setempat untuk dijual. Sebuah keberanian karena bau belarang yang sangat menyengat namun bagi penduduk setempat bukan halangan untuk menambangnya. Angin yang bertiup juga selalu kencang membawa asap belerang sehingga kadang menutupi sekitar kita. Bagi yang punya sesak nafas tidak di sarankan untuk mendekat karena bau belerang yang sangat kuat, membuat kita sesak nafas. Disinilah gunanya masker, karena dapat mengurangai bau belerang yang tertiup angin.

Api biru menyala-nyala kesana kemari dengan tiupan angin membuat pemandangan kian takjub. Sesekali terlihat para penambang belerang yang membawa barang bawaannya dengan dipikul ditengah kegelapan malam naik turun gunung dengan jarak tempuh yang jauh menjadi daya tarik tersendiri. Mereka adalah orang-orang kuat dan hebat. Sekali menambang mereka memikulnya dengan berat sekitar 100kg sekali jalan, dengan upah yang tidak seberapa karena di hargain murah.  Puas dengan melihat fenomena api biru, segera naik ke atas kawah lagi untuk menunggu sunrise. Meski sunrise di kawah ijen tidak dapat terlihat namun matahari yang datang perlahan-lahan membuat dunia terang disitulah kita dapat melihat danau kawah Ijen yang bagus sekali dilihat dari atas.

Pemandangan Kawah Ijen begitu menakjubkan ketika disinari Matahari pagi dengan memancarkan kemilau hijau toska.  Ketika sudah puas , maka perjalanan dilanjutkan untuk turun kebawah menuju pos paltuding. 
Kawah Ijen

Danau Kawah Ijen

Sejenak berpose

Danau Kawah Ijen

Pemandangan sekitar Kawah Ijen

Pengunjung di puncak kawah Ijen

just intermezo

Pemandangan nan cantik


Tuesday, August 19, 2014

PANJAT PINANG, TRADISI 17 AGUSTUSAN DARI JAMAN BELANDA

Peringatan 17 Agustus di Kalimalang

kalau gw bilang ini sih meniti pohon pinang bukan panjat pinang
Peringatan hari kemerdekaan Indonesia selalu di peringati dengan meriah baik dilingkungan kecil seperti RT, RW maupun lingkungan lebih besar yaitu desa/kota hingga negara, bahkan peringatan tersebut juga di lakukan oleh kantor-kantor yang melibatkan karyawannya untuk turut berpartisipasi dalam peringatan 17an melalui perlombaan-perlombaan yang di adakan.
Panjat PInang di Daerah Manggarai

Kerja Keras sebuah tim

Panjat Pinang yang seru

Kerja keras

Namun ada satu hal menarik yang saat ini masih di lakukan untuk memperingati hari kemerdekaan Republik Indonesia. Yaitu perlombaan panjat pinang dengan hadiah-hadiah yang biasanya menggiurkan. Namun jarang yang kita tahu cikal bakal dari panjat pinang itu seperti apa. Melalui situs wikipedia, sejarah Panjat pinang berasal dari zaman penjajahan Belanda dulu. lomba panjat pinang diadakan oleh orang Belanda jika sedang mengadakan acara besar seperti hajatan, pernikahan, dan lain-lain.yang mengikuti lomba ini adalah orang-orang pribumi. Hadiah yang diperebutkan biasanya bahan makanan seperti keju, gula, serta pakaian seperti kemeja, maklum karena dikalangan pribumi barang-barang seperti ini termasuk mewah. sementara orang pribumi bersusah payah untuk memperebutkan hadiah, para orang-orang Belanda menonton sambil tertawa. tata cara permainan ini belum berubah sejak dulu.

Bisa dibayangkan kondisi pada masa penjajahan, sementara warga negara Indonesia bersusah payah dengan berlumuran keringat, para Penjajah Belanda dan keluarganya tertawa terbahak bahak melihat penderitaan Bangsa Indonesia. Dan mungkin saat ini, ketika perayaan 17 Agustus, mereka masih tertawa terbahak bahak, menyaksikan bahwa budaya yang mereka buat dengan tujuan melecehkan Bangsa Indonesia, ternyata justru di lestarikan. (mungkin)
Menjaga keseimbangan sebelum akhirnya jatuh ke aliran sungai kalimalang

Kerjasama yang baik

Perlu strategi dan kerjasama yang kompak

Akhirnya sampailah di puncak hadiah

Sebuah tantangan meski berlumpur

Saat ini bentuk permainan ini masih bertahan hingga sekarang, ada pihak yang tidak mempermasalahkan sejarah permainan ini, tapi ada juga yang tidak setuju dengan budaya ini. Jika sejarah panjat pinang begitu menyakitkan mengapa harus di lestarikan. Ada beberapa kontroversi seputar Panjat Pinang. Sementara sebagian besar Indonesia percaya itu adalah tantangan pendidikan yang mengajarkan orang untuk bekerja sama dan bekerja keras dalam mencapai tujuan mereka, ada orang-orang yang mengatakan Panjat Pinang adalah tampilan merendahkan yang mengirimkan salah jenis pesan untuk pemuda Indonesia. Ada juga isu lingkungan mengurangi sejumlah besar batang-pohon untuk suatu perayaan hedonistik.Apapun kontroversi yang ada Panjat Pinang selalu menjadi tradisi yang unik di negara Indonesia (sumber wikipedia)

Namun demikian terlepas dari sejarahnya,  Panjat pinang yang hingga kini masih terus bertahan patut diacungi jempol, karena semangat gotongroyong dan bantu membantu untuk meraih sebuah ujian di perlihatkan disini. Dalam sebuah tim yang terdiri dari beberapa orang, biasanya 4 sd 6 orang, peserta panjat pinang akan menggunakan strategi pertahanan dan gotongroyong untuk dapat menaiki puncak pohon pinang yang terdapat banyak hadiah.

Semangat untuk berjuang, semangat untuk bersatu secara sportif ini yang patut di pertahankan, dan tentu saja perlombaan panjat pinang merupakan hiburan murah yang di sajikan, karena kejadian-kejadian yang lucu yang sering di perlihatkan. Bahkan tahun inipun di Ancol tersedia 170 pohon pinang yang berisi hadiah-hadiah yang di perlombakan untuk dapat di perebutkan. Ini merupakan sebuah tontonan yang menarik. Sementara itu kalau di Jakarta sendiri, warga kalimalang biasanya juga menggelar panjat pinang yang dibuat miring, sehingga untuk menaiki hingga puncak para peserta yang tidak dapat sampai akan jatuh ke aliran sungai kalimalang karena licin akibat oli yang di oleskan di pohon pinang.

Semoga di tahun-tahun mendatang perlombaan panjat pinang akan tetap ada dan menjadi tradisi yang dipertahankan.

Monday, June 9, 2014

KAWAH PUTIH, PESONA DANAU HIJAU DI JAWA BARAT


Kawah Putih

Kawah Putih merupakan salah satu objek wisata di Jawa Barat tepatnya di Ciwidey . Merupakan sebuah danau hasil dari letusan Gunung Patuha, kawah Putih dengan pasirnya yang terlihat putih dari jauh dan airnya yang kehijauan merupakan salah satu tujuan wisata yang layak untuk dijadikan alternative. Wisata alam dengan pemandangan yang luar biasa indah. Terletak di ketinggian, kawah putih menawarkan kesejukan udara, namun demikian untuk menjangkau dan mendekat wisatawan disarankan untuk memakai masker karena bau belerang yang cukup menyengat. Dan disarankan untuk tidak berlama-lama di lokasi kawah, apalagi bagi penderita asma karena dapat menyebabkan sesak nafas.
 
Menuruni tangga menuju kawah putih
Pagi itu berangkat dari Jakarta dengan udara yang cerah , keluar gerbang tol  Kopo perjalanan dilanjutkan menuju arah ciwidey yang cukup memakan waktu. Namun sayang dalam perjalanan udara mendung turun, tak ayal sebelum sampai lokasi hujan turun dalam perjalanan. Sungguh ini perjalanan yang diluar scenario karena alam. Sesampai di lokasi kita masuk gerbang tiket dengan tariff
Rp. 15.000,- tiap orang, harga tiket ini hanya berlaku untuk wisatawan domestik / lokal. Sedangkan harga tiket untuk wisatawan mancanegara adalah Rp 30.000,-
Namun ternyata disini tidak lalu keburu senang karena setelah melewati tiket, ternyata perjalanan belumlah sampai.
Levitasi - sekedar iseng ketika hujan

Perjalanan dari pintu gerbang Kawah Putih menuju lokasi puncak berjarak sekitar 5 Km, dengan jalan yang menanjak naik ke atas. Untuk mencapai ke atas di sini disediakan alat transportasi bagi yang tidak membawa kendaraan yang dinamakan ontang anting  dengan tarif Rp 10.000,- tiap orang Pulang Pergi sebagai salah satu sarana pendukung untuk sampai ke lokasi. Namun demikian bagi yang membawa kendaraan pribadi, ternyata harus berpikir ulang jika harus membawa mobil hingga keatas, ternyata tariff parkirnya mahaaaal.

Di areal kawah putih disediakan area parkir selain di pintu masuk kawah putih, juga diatas di dekat kawah putih pun tersedia areal parkir. Namun sayangnya perbedaan tariff parkirnya begitu mencolok. Jika kita parkir di bawah (pintu masuk) maka tariff mobil dikenakan sebesar Rp. 6.000, namun jika kita membawa mobil keatas maka kendaraan roda empat dikenakan tariff parkir yang mahal. Satu mobil Rp. 150.000,- . mungkin ini dimaksudkan agar parkir mobil diatas tidak membludak karena terbatasnya lahan parkir, sehingga untuk membatasi dikenakan tariff parkir yang mahal.

Untuk itulah disediakan sarana penunjang berupa kendaraan Ontang anting untuk mengantar wisatawan ke area tempat wisata.  Jangan kuatir bagi pengunjung karena diarea Kawah putih sudah tersedia toilet, masjid dan juga kantin. Serta ketika hujan turun terdapat ojek payung.

 
Kawah Putih dari sisi lain
Memasuki area tempat wisata, meski ketika saya datang dalam kondisi hujan begitu turun disambut dengan ojek payung yang menawarkan jasanya dengan tariff Rp. 10.000,-. Per payung. Dalam kondisi gerimis setelah hujan, segera perjalanan di lanjutkan menuju area kawah putih dengan sambutan bau belerang yang sedikit berkurang karena udara hujang yang baru saja turun. Dari jauh terlihat pemandangan danau hijau, namun sayang sekali kondisi hujan menjadikan kenyamanan berwisata berkurang.  Meski terbayar dengan keindahan alam sekitarnya. Pesona Danau dengan air yang kehijauan.

Meski tujuan utama adalah ingin memotret alam sekitar kawah putih, namun saya hanya menjepret beberapa bagian untuk melindungi kamera dari cipratan air hujan yang ikut membasahi.

Puas berlama-lama di kawah putih, kemudian istirahat sebentar di area parkir untuk selanjutnya istirahat sholat . Diatas langit matahari mulai menampakan cahayanya setelah turuh hujan, namun ini tidak berlangsung lama karena cuaca kembali meredup. Akhirnya kondisi ini memaksa kami untuk pulang lebih awal, dan Sayonara…………!

Oh iya untuk mencapai kawah putih selain menggunakan kendaraan pribadi, ternyata kita dapat menggunakan jasa angkutan umum juga lho. Dari informasi yang saya dapatkan perjalanan dapat dimulai dari Bandung di terminal Leuwi Panjang.

Kita dapat menggunakan bus atau mobil Colt L300. Kendaraan ini akan mengantarkan penumpang dari Leuwi Panjang sampai ke Terminal Ciwidey dengan tarif Rp7000,-. Mobil ini biasanya mangkal di sebelah kanan ketika Anda memasuki terminal Lewi Panjang, atau jika Anda masih ragu dapat bertanya pada orang lain yang ada di sekitar terminal untuk lebih jelasnya. Anda dapat naik Bus atau Mobil Colt / L 300, namun untuk bus sangat terbatas, kebnyakan adalah L300. Namun untuk mobil colt kayaknya perlu di pertimbangin deh dengan keselamatannya.



Dari terminal Ciwidey naik Angkot kuning jurusan Ciwidey - Situ Patengang dan minta berhenti di pintu Gerbang kawah Putih letaknya sebelah kiri Jalan. Tarif / ongkos  Rp. 5000 - 6000.




Monday, April 14, 2014

PANTAI TEGALWANGI SALAH SATU HIDDEN PARADISE DI PULAU DEWATA

Pantai tegalwangi dilihat dari atas
Pulau Dewata menyimpan banyak keindahan, baik seni dan budaya serta pantainya. Berbicara masalah pantai di Bali, orang akan dengan mudah mengucapkan pantai Kuta, atau Pantai Sanur, Lovina, juga Dreamland. Bagaimana dengan Pantai Tegalwangi? Pantai Tegal wangi belum banyak orang yang mengetahui, namun dari mulut ke mulut keindahan pantai dengan tebingnya menjadikan Pantai Tegalwangi merupakan salah satu tujuan wisata yang patut di kunjungi.
Pantai Tegal wangi dengan Ombaknya

Pantai Tegalwangi terletak area Pura Tegalwangi, cukup jauh untuk menjangkaunya karena harus melalui jalan yang berliku namun dengan infrastruktur yang sudah bagus. Hingga ke sekitar pantai jalannya sudah di aspal, namun dipastikan untuk menjangkau tempat ini harus menggunakan kendaraan baik itu charter mobil maupun bisa dengan menggunakan kendaraan roda dua yang cukup banyak di sewakan di pulau Bali bagi para wisatawan.  Jika anda tinggal di daerah Denpasar, untuk menjangkau tempat ini membutuhkan waktu kurang lebih satu jam. Bisa lebih dari 1 jam karena bagi pendatang tentu harus banyak bertanya, atau dengan tekhnologi GPS yang ada di smartphone jaman sekarang, lebih mudah untuk menjangkaunya. Tentu saja jangan sendirian, karena perjalanan lebih mudah jika dilakukan minimal berdua, yang satu mengendarai kendaraan dan yang satunya lagi pantengin itu GPS.

Diantara Bebatuan

Sepasang Kekasih di Pantai Tegalwangi

Namun demikian selain dengan GPS, jangan malu untuk bertanya dengan penduduk sekitar, meski satu atau dua orang yang kita temui kemungkinan tidak bisa menunjukkan jalan karena memang tidak tahu, namun jangan kuatir, penduduk lokal yang ramah dengan senang hati akan menunjukkan arah yang benar hingga kita sampai ke tujuan. Berbekal smartphone dan mengikuti petunjuk jalan penulis saat itu pergi kesana berdua teman. Tujuan utama adalah pantai Tegalwangi, berangkat dari Denpasar menuju Jimbaran. Sempat nyasar dulu karena terdampar di pantai Jimbaran, namun dengan bantuan penduduk sekitar akhirnya penulis sampai juga di Pantai Tegalwangi. sepanjang perjalanan menuju pantai tegal wangi kita dapat melihat pohon yang sedang mengering karena musim kemarau yang menambah keindahan perjalanan sore itu. Dengan petunjuk arah yang penulis ikuti akhirnya sampailah di pelataran parkir Pura Tegalwangi.

Sisi Lain pantai tegalwangi
Keadaan masih sepi, karena pantai ini memang tidak seramai pantai-pantai yang lain yang sudah terlebih dahulu berkembang. Sekilas serasa biasa saja, hanya terdengar deburan ombak yang menghantam tebing dan bebatuan. Namun begitu kita melihat kebawah karena letak parkiran ada diatas, maka terhampar pemandangan nan cantik. Sebuah surga tersembunyi yang sangat indah. Sekilas penulis ragu untuk turun kebawah, karena sepi, hanya ada beberapa pengunjung dan fotografer yang sedang mengabadikan fotonya untuk prewedding. Namun akhirnya setelah sebelumnya puas memandang keindahan dari atas, penulispun memberanikan diri menuruni tebing yang cukup curam. Infrastrukturnya memang belum memadai karena pantai ini belum menjadi objek wisata andalan. Harus berhati-hati untuk menuruni tebing dengan jalan setapaknya karena belum dibuatkan anak tangga. Luas pantai sendiri hanya sekitar panjang 100 meter dengan deburan ombak yang besar. Terdapat batu-batu yang di hempas ombak menambah keindahan pantai tersendiri.

Senja di Pantai tegalwangi

Sesekali Kapal Nelayan melintas

Bagi pecinta fotografi Tegalwangi merupakan salah satu surga tujuan wisata karena selain pantainya yang masih perawan disini juga dapat menikmati  keindahan sunset alias matahari terbenam. Awan yang indah juga kerap kali menjadi pemandangan yang indah di langit di tempat ini.  Tempat ini juga masih menjadi buruan bagi pasangan yang mau menikah untuk melakukan prewedding. Selain itu untuk relaksasi, menyendiri juga sangat cocok, namun yang perlu di perhatikan adalah kewaspadaan karena jika sewaktu-waktu ombaknya naik maka harus segera naik keatas tebing dengan segera karena memang letaknya cukup unik yang harus menaiki tebing dulu untuk mencapai keatas.

Bila anda ke pulau Bali, Pantai Tegalwangi merupakan salah satu pantai yang di rekomendasikan untuk dikunjungi.

Friday, April 4, 2014

PESONA AIR TERJUN COBAN RONDO YANG TAK TERLUPAKAN

Air Terjun Coban Rondo - Malang
Berkunjung ke kota Malang? jangan lupa mampir ke kota Batu. Selain wisata kebun apelnya, tak jauh dari kota batu juta terdapat air terjun dengan keindahan dan alamnya  yang sejuk. Coban Rondo terletak di Desa Pandesari Kecamatan Pujon Kabupaten Malang Jawa Timur. Coban Rondo masuk wilayah Kabupaten Malang. Dari Kota Malang Coban Rondo dapat di tempuh sekitar 1 jam dengan perjalanan yang normal atau sekitar +/25km, kalau dari kota batu sekitar 12km untuk dapat mencapai lokasi. 
Pemandangan sebelum sampai lokasi

Selama dalam perjalanan, di kanan kiri jalan juga terdapat pemandangan yang indah dengan infrastruktur yang baik hingga ke lokasi menyebabkan air terjun ini mudah untuk di jangkau oleh para wisatawan. Air Terjun Coban Rondo memiliki ketinggian sekitar 84m dengan airnya yang berasal dari sumber Cemoro dudo di lereng gunung kawi. Coban Rondo memiliki ketinggian 1.135 m dari permukaan air laut,  dengan suhu rata-rata 22 derajat Celcius, cukup dingin untuk ukuran Indonesia. 

Dengan debit air yang yang cukup besar terutama di bulan-bulan basah seperti November hingga Maret ini, kawasan sekitar coban rondo, terutama radius 15 meter dari tumpahan air terjun akan terdapat kabut air seperti hujan gerimis, sehingga apabila pengunjung membawa kamera, maka harus berhati-hati karena harus melindungi kameranya agar tidak basah. 
Coban Rondo

PIntu masuk air terjun Coban Rondo

Pengunjung nampak menikmati suasana Coban Rondo

Air gunung yang mengalir jernih pun bak es yang mencair karena begitu kita mencelupkan kaki ke air, maka rasa dingin langsung menusuk hingga ketulang. Namun jernihnya air membuat pengunjung juga tidak segan-segan untuk membasuhkan ke muka.
Sejenak Berpose di Coban Rondo dengan Tripod yang sudah disiapkan

Toko Souvenir yang murah meriah

Coban Rondo menurut administrasi pengelolaan hutan masuk dalam wilayah KPH (Kesatuan Pemangkuan Hutan) Perum Perhutani Malang . BKPH (Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan) Pujon, dan RPH (Resort Polisi Hutan) Resort Selatan Petak 89G. Debit Air mencapai 150 Liter per detik saat hujan dan 90 liter perdetik saat musim kemarau. Air tersebut di gunakan oleh PDAM dan masyarakat sekitar. 

Konon Coban Rondo sendiri memiliki cerita dibaliknya. Sebuah cerita  legenda yang bermula dari sepasang pengantin yang baru saja melangsungkan pernikahan. Mempelai wanita bernama Dewi Anjarwati dari Gunung Kawi, sedangkan mempelai pria bernama Raden Baron Kusumo dari Gunung Anjasmoro. Setelah usia pernikahan mereka menginjak usia 36 hari atau disebut dengan Selapan (bahasa jawa). Dewi Anjarwati mengajak suaminya ke Gunung Anjasmoro, daerah asal dari suaminya. Akan tetapi orangtua Anjarwati melarang keduanya untuk pergi kesana karena usia pernikahan mereka baru berusia 36 hari (selapan hari:jawa) . Kedua mempelai tersebut tetap bersikeras untuk pergi.
Ditengah perjalanan Anjarwati dan Radon Baron Kusumo dikejutkan dengan hadirnya Joko Lelono, yang tidak jelas asal-usulnya. Joko Lelono terpikat dengan kecantikan Dewi Anjarwati, dan berusaha merebutnya. Tentu saja Radon Baron Kusumo tidak terima dan terjadilah perkelahian antara Joko Lelono dengan Raden Baron Kusumo.  Sebelum perkelahian terjadi, Radon Baron Kusumo berpesan kepada pembantunya yang turut serta agar menyembunyikan Dewi Anjarwati di sebuah tempat yang terdapat Coban atau air terjun.Perkelahian antara Raden Baron Kusumo dengan Joko Lelono berlangsung hingga keduanya tewas, tak ada satu pemenang.  Akhirnya  Dewi Anjarwati menjadi seorang janda yang dalam bahasa jawa disebut Rondo.  Sejak itulah Coban atau air terjun tempat bersembunyi Dewi Anjarwati dikenal dengan Coban Rondo yang terkenal hingga sekarang.  Konon di bawah air terjun terdapat gua tempat tinggal tempat persembunyian Dewi Anjarwati dan batu besar di bawah air terjun merupakan tempat duduk sang putri yang merenungi nasibnya.


Cerita ini merupakan sebuah legenda yang sebenarnya sudah menghilang dari cerita-cerita rakyat yang lain. Namun Nama Coban Rondo menjadi terkenal dan sering dikunjungi wisatawan karena keindahannya. Untuk melepas lelah, di sekitar Coban Rondo juga tersedia warung-warung makan dan juga jagung bakar. Bagi yang bawa mobil jangan kuatir, area parkirnya lumayan luas.

Tertarik mengunjunginya? jangan lupa kalau ke Malang mampir ke Coban Rondo dan nikmati keindahan alamnya.