Showing posts with label Travelling. Show all posts
Showing posts with label Travelling. Show all posts

Tuesday, November 27, 2018

MENIKMATI SENJA DI PANTAI KELAN BALI

Pemecah Ombak, bayak yang sedang mancing di ujung sana

Bagian Utara, terlihat pagar pembatas dengan Bandara
Pulau Bali memang memiliki daya tarik tersendiri, selain keindahan alamnya, ragam budayanya dan juga pantai-pantainya yang indah. Namun wisatawan lebih sering mengunjungi pantai-pantai ikonik di Bali seperti pantai Kuta ataupun Sanur. Tanah Lot juga menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan, namun kadang meski kita sering ke Bali namun luput atau tidak eksplore untuk mengunjungi pantai lain yang tak kalah indahnya.

Kalau di lihat dari pengunjung, memang sih jarang terlihat pengunjung yang kesini selain yang saya lihat para pemancing dan nelayan. Meski demikian pantai ini tak kalah indah dari pantai lainnya lho, Kelan merupakan pantai yang bagus untuk menikmati senja sambil menunggu matahari terbenam. Saat matahari terbenam itulah keindahan makin menjadi. Pantai ini terletak di teluk Jimbaran dan letak geografisnya tidaklah jauh dari Bandara Ngurah Rai Bali.

Untuk menuju ke Pantai Kelan, saat itu saya beserta teman-teman yang baru mendarat di bandara sekitar jam 5 waktu setempat segera memesan taksi online untuk diantarkan ke pantai ini. Letaknya tidak terlalu jauh dari Bandara sehingga kami masih dapat menikmati senja dan mengabadikannya. Ini momen yang penting tentu saja daripada hanya sekedar mendarat kemudian langsung menuju hotel. Letaknya yang dekat dengan Bandara sesekali kita dapat melihat pesawat yang mau mendarat.
Ditengah seorang nelayan

Pattern pasir

Disini terdapat pemecah ombak yang biasanya di gunakan oleh para pemancing untuk memancing ikan, kemudian di sebelah utara ada pembatas pagar Bandara. Juga kita dapat menyaksikan nelayan . Ombak disini tidak besar karena mungkin teluk ya sehingga ombak tidak terlalu besar beda sekali dengan karakter ombak di pantai Kuta maupun Sanur. Hamparan pasirnya juga indah terkadang membentuk pattern yang indah.

Bagi kami pecinta fotografi landscape tentu mengabadikan suasana matahari terbenam menjadi sesuatu yang di cari. Namun bagi pengunjung yang datang hanya sekedar menikmati suasana tentu saja bisa menikmatinya dengan duduk di pasir atau duduk di warung-warung sekitar pantai. Bagi Landscaper nama Kelan Barat cukup populer selain juga di Kelan Timur. Namun Kelan Timur merupakan spot sunrise alias matahari terbit.

Menikmati senja sambil mengabadikan momen memang luar biasa bagi kami, karena terkadang alam bersahabat dan memberikan panorama yang indah namun terkadang juga hujan lho. Nah saat saya kesana sih suasananya asyik. Terus terang ini yang pertama bagi saya pribadi mengunjungi Kelan Barat untuk menjepret suasana matahari terbenam, tentu saya akan mengulangnya kembali di lain kesempatan.
Senja itu

Sisi lain

Bagi yang sudah stay di Bali dalam beberapa saat ketika mau mengunjungi tempat ini, sangat simpel bisa kok gunakan google map.

Seperti biasa nih tips bagi fotografer yang mau ke Kelan Barat :
1. Siapkan kamera dan Tripod
2. Siapkan Filter, penulis memakai Filter NiSi supported by NiSi Filter Indonesia
3. Jangan lupa Memory Card
4. Usahakan bawa teman jangan sendirian karena tempatnya lumayan sepi
5. Cari spot yang aman dan nyaman
6. Gunakan sepatu dan sandal yang nyaman
7. Bawa makanan dan minuman tapi sampahnya buang pada tempatnya yaa
8. Dan jangan lupa memory card hehe....

So, tertarik mau ke Kelan? atau tertarik mau membeli foto saya? atau mau endorse saya? saya open endorse yaa....dan jangan lupa hubungi saya..

Instagram : @totoandromeda dan @totoandromeda.id di follow yaa.

Wednesday, November 21, 2018

KAWAH IJEN & API BIRU , SATU DARI DUA YANG ADA DI DUNIA



Api Biru Kawah Ijen


Kawah Ijen. Kalau mendengar kata-kata ini bayangan pertama terlintas adalah sebuah gunung, ya gunung Ijen yang terletak di Bondowoso Jawa Timur. Kawah Ijen merupakan salah satu daya tarik bagi wisatawan karena memiliki keindahan danau dan fenomena api biru yang Cuma ada dua di dunia. Seperti pada kebanyakan, api alam itu biasanya adalah berwarna merah/kuning kemerahan namun di kawah Ijen terdapat sumber api biru (blue fire) yang begitu menarik untuk di kunjungi. Sebagai seorang yang dilahirkan di Indonesia, kita harus bangga karena fenomena api biru Cuma ada 2 di dunia, satu fenomena api biru berada di Islandia dan satu lagi di Indonesia yaitu di kawah Ijen. Fenomena api biru dan keindahan alamnya telah memukau banyak wisatawan baik wisatawan dalam negeri maupun mancanegara. 

Api Biru dan Penambang Belerang

Api Biru Kawah Ijen
Sedikit tentang Gunung Ijen. Gunung Ijen berada di kawasan Wisata Kawah Ijen dan Cagar Alam Taman Wisata Ijen di Kecamatan Licin Kabupaten Banyuwangi dan Kecamatan Klobang Kabupaten Bondowoso. Gunung ini berada 2.368 meter di atas permukaan laut dimana puncaknya merupakan rentetan gunung api di Jawa Timur seperti Bromo, Semeru dan Merapi. 

Kawah Ijen juga dikenal sebagai  tempat penambangan belerang terbesar di Jawa Timur yang masih menggunakan cara tradisional. Ijen memiliki sumber sublimat belerang yang seakan tidak pernah habis  dimanfaatkan untuk berbagai keperluan industri kimia dan penjernih gula.  Kawah Ijen merupakan salah satu kawah paling asam terbesar di dunia dengan dinding kaldera setinggi 300-500 meter dan luas kawahnya mencapai 5.466 hektar. Kawah di tengah kaldera tersebut merupakan yang terluas di Pulau Jawa dengan ukuran 20 km. Ukuran kawahnya sendiri sekitar 960 meter x 600 meter. Kawah tersebut terletak di kedalaman lebih dari 300 meter di bawah dinding kaldera.

Tantangan fotografer ditengah bau belerang
Berwisata ke kawah Ijen merupakan wisata yang membutuhkan fisik yang kuat karena harus melakukan pendakian. Fenomena api biru/blue fire memang menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan. Namun untuk melihat api biru sendiri dibutuhkan fisik yang kuat. Untuk melihat api biru dapat dilakukan dengan menggunakan jalan darat.  Bagi wisatawan luar Bondowoso biasanya menggunakan jalur kereta api/pesawat menuju Surabaya. Dari Surabaya perjalanan dilanjutkan menuju ke Banyuwangi. Dari Banyuwangi perjalana dilanjutkan menuju ke Kawah Ijen dari dua arah yaitu, dari arah utara atau dari selatan. Dari arah utara, bisa di tempuh melalui Situbondo menuju Sempol (Bondowoso) lewat Wonosari dan dilajutkan ke Paltuding. Jarak Situbondo ke Paltuding sekitar 93 Km dan dapat ditempuh sekitar 2,5 jam.

Sedangkan dari arah selatan dapat dilalui dari Banyuwangi menuju Licin yang berjarak 15 Km. Dari Licin menuju Paltuding berjarak 18 Km dan diteruskan menggunakan Jeep atau mobil berat lainnya sekitar 6 Km sebelum ke Paltuding. Ini dikarenakan jalan yang berkelok dan menanjak. Daerah ini bisa dicapai dengan menggunakan kendaraan umum dari Banyuwangi menuju Jambu.Dari Jambu, anda bisa melanjutkan perjalanan menuju Cagar Alam Taman Wisata Kawah Ijen yang terletak di Paltuding dengan menggunakan ojek dan kemudian dilanjutkan dengan jalan kaki. Namun ada baiknya bagi yang awam mencarter kendaraan sendiri untuk langsung menuju lereng kawah ijen di pos Paltuding. Tiba di pos Paltuding diharapkan sudah sampai sekitar magrib atau jam 7 malam. Wisatawan dapat beristirahat sejenak dengan meminum kopi di kedai-kedai yang ada atau dapat memanfaatkan waktu sebelum melanjutkan pendakian untuk tidur agar badan lebih fit. 

Meski jalan untuk menuju kawah cukup bagus untuk dilalui namun bagi yang belum pernah disarankan untuk menggunakan jasa guide dari penduduk local disana dengan harga yang cukup murah, karena guide sekaligus bisa meminta membawakan barang bawaan. 

Penambang Belerang

Penambang Belerang Kawah Ijen
Perjalanan menuju kawah Ijen biasanya dimulai tengah malam atau sekitar pukul 00.00 atau 01.00 dini hari setelah istirahat cukup. Udara yang dingin harus diantisipasi dengan menggunakan jaket yang tebal, menggunakan sepatu gunung akan lebih nyaman, penutup kepala dan jangan lupa bawa masker. Pada musim kemarau debu-debu akan berterbangan sehingga harus diantisipasi juga dinginnya malam. Dengan masker maka dapat membantu untuk dengan leluasa bernafas. Perjalanan panjang dimulai menanjak sedikit demi sedikit, memerlukan waktu 3 jaman atau bisa lebih untuk bisa sampai ke kawah ijen. Sampai di puncak kawah, istirahat sejenak dan melihat ke kawah sebuah fenomena api biru yang menyambar-nyambar. Namun bagi yang ingin mendekat maka harus menuruni kawah dengan di kawal oleh guide yang menunjukkan jalan yang cukup terjal untuk turun hingga dekat sekali dengan api biru. Harus hati-hati karena bisa saja terjatuh ke jurang ketika sedang turun.

Ketika keadaan sudah dekat dengan api biru, kita akan dibuat kagum. Satu hal lagi, di sekitar api biru terdapat belerang yang di gali oleh penduduk setempat untuk dijual. Sebuah keberanian karena bau belarang yang sangat menyengat namun bagi penduduk setempat bukan halangan untuk menambangnya. Angin yang bertiup juga selalu kencang membawa asap belerang sehingga kadang menutupi sekitar kita. Bagi yang punya sesak nafas tidak di sarankan untuk mendekat karena bau belerang yang sangat kuat, membuat kita sesak nafas. Disinilah gunanya masker, karena dapat mengurangai bau belerang yang tertiup angin.

Api biru menyala-nyala kesana kemari dengan tiupan angin membuat pemandangan kian takjub. Sesekali terlihat para penambang belerang yang membawa barang bawaannya dengan dipikul ditengah kegelapan malam naik turun gunung dengan jarak tempuh yang jauh menjadi daya tarik tersendiri. Mereka adalah orang-orang kuat dan hebat. Sekali menambang mereka memikulnya dengan berat sekitar 100kg sekali jalan, dengan upah yang tidak seberapa karena di hargain murah.  Puas dengan melihat fenomena api biru, segera naik ke atas kawah lagi untuk menunggu sunrise. Meski sunrise di kawah ijen tidak dapat terlihat namun matahari yang datang perlahan-lahan membuat dunia terang disitulah kita dapat melihat danau kawah Ijen yang bagus sekali dilihat dari atas.

Pemandangan Kawah Ijen begitu menakjubkan ketika disinari Matahari pagi dengan memancarkan kemilau hijau toska.  Ketika sudah puas , maka perjalanan dilanjutkan untuk turun kebawah menuju pos paltuding. 
Kawah Ijen

Danau Kawah Ijen

Sejenak berpose

Danau Kawah Ijen

Pemandangan sekitar Kawah Ijen

Pengunjung di puncak kawah Ijen

just intermezo

Pemandangan nan cantik


Monday, November 12, 2018

PERESEAN, SENI "PERTARUNGAN" TRADISIONAL SUKU SASAK

Dua Pepadu

Saling Pukul dan saling mempertahankan diri

Peresean
Sade yang terletak di Desa Rimbitan kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah memang unik dan memiliki berbagai kearifan lokal. Lihat https://totoandromeda.blogspot.com/2018/11/sade-desa-adat-suku-sasak-dengan-kain.html tulisan sebelumnya mengenai Sade.

Nah kali ini saya akan mengajak pembaca untuk mengenal Peresean. Peresean merupakan salah satu seni tari tradisi Suku sasak tentang pertarungan dua lelaki yang bersenjatakan tongkat rotan sebagai pemukul dan Kulit kerbau yang tebal sebagai tamengnya. Peresean layak di lakukan oleh suku sasak. Dalam peresean, seorang petarung di sebut dengan pepadu dan ada wasitnya yang di sebut dengan pakembar.

Biasanya Peresean di iringi dengan gamelan, namun kali ini penulis mengajak warga lokal untuk memperagakan Peresean tanpa iringan gamelan. Memang kurang afdol namun mengingat kala itu tidak ada peresean yang di pertontonkan maka alhasil tetap jadilah. Apalagi saya sendiri kan baru pertama ke lombok sehingga sangat sayang untuk di lewatkan.Bagian mana saja yang boleh di pukul dalam Peresean ini? Yang boleh di pukul adalah bagian atas seperti pundak, kepala dan punggung sedangkan bagian paha dan kaki tidak boleh di pukul. Para pepadu akan saling serang untuk memukul karena itulah yang akan di nilai, wasit akan mengibarkan bendera putih kalau salah satu dari pepadu ada yang berdarah.


Setelah memasuki ronde yang di tentukan dan berakhir, maka pepadu akan berpelukan yang menandakan tidak ada dendam diantara mereka.
Ingin ke lombok? jangan lewatkan tempat ini ya dan jangan lupa ada peresean juga.

Yuk kita cek foto-fotonya. Yang ingin memiliki fotonya dapat membelinya hehe. DM saya yaa.

Kunjungi Instagram saya di @totoandromeda dan @totoandromeda.id

Persiapan menunggu lawan

Mulai Pertarungan

Berlatar rumah adat suku sasak

mempertahankan diri

Peresean di alam terbuka

Ciaaat

buk kena deh


Thursday, April 28, 2016

MENGENAL MUSEUM WAYANG JAKARTA


Koleksi Boneka Si Unyil


Wayang Kulit
Bosan ngemall? Ada lho wisata alternatif yang dapat menambah pengetahuan  tentunya. Bagi masyarakat Jakarta, wisata mall menjadi ajang paling mudah di lakukan karena kenyamanannya, namun jangan di lupakan pula lho kalau di Jakarta ini sangat bejibun tempat wisata baik wisata sejarah , hiburan maupun wisata kuliner. Nah kali ini penulis akan mengajak jalan-jalan ke kawasan kota tua Jakarta tepatnya Museum Wayang.

Museum wayang ini terletak di kawasan kota tua berada di depan samping museum Fatahilah. Cukup mudah untuk di Jangkau karena selain bisa menggunakan kendaraan pribadi baik motor maupun mobil, museum wayang juga dapat di jangkau dengan menggunakan angkutan massal TransJakarta hingga terminal akhir kota. Dari terminal Transjakarta, maka berjalanlah ke kawasan kota tua. Atau bisa juga di jangkau dengan menggunakan KRL berhenti di stasiun kota. Cukup dekat karena hanya berjarak sekitar 200meter dari stasiun kota.

Apa sih wayang, bagi generasi sekarang wayang mungkin asing bisa jadi karena tidak pernah melihatnya atau tidak pernah mendengarnya. Wayang kalau di Indonesia sendiri ada wayang kulit , dan ada juga wayang golek yang umum di kenal sebagai wayang. Namun lebih daripada itu kalau kita menelusuri museum wayang maka akan banyak sekali jenisnya. Koleksinya pun ada bermacam-macam seperti boneka si Unyil dan kawan-kawan juga boneka-boneka dari luar negeri.

Bagi generasi 80an yang kangen dengan film boneka si Unyilnya TVRI bisa lho melihat boneka si unyil lengkap dengan peran-peran lainnya seperti cuplis, pak Raden, Bu Bariah, dan lain-lain yang sudah tersimpan sebagai koleksi museum wayang Jakarta.

Museum Wayang Jakarta menempati gedung yang awalnya adalah sebuah gereja yang didirikan oleh VOC pada tahun 1640. Setelah itu, gedung ini sempat mengalami beberapa perombakan dan pada tahun 1839 akhirnya gedung ini digunakan sebagai Museum Batavia yang diresmikan oleh Gubernur Jenderal Belanda. Pada tahun 1975 barulah Museum Wayang Jakarta diresmikan. Koleksi museum wayang sangat beragam, terdapat lebih dari 5000 koleksi wayang baik dari dalam dan luar negeri, seperti wayang kulit, wayang golek, wayang rumput, wayang beber, wayang kardus, boneka-boneka dan lain-lain. Museum wayang sendiri juga memiliki agenda untuk pagelaran wayang kulit biasanya sebulan dua kali dengan gamelan yang super-super membuat kita bernostalgia.
Bagi pengunjung, di pintu keluar museum juga tersedia cinderamata yang dapat dimiliki sebagai oleh-oleh. Penulis sendiri setiap bepergian hamper selalu membeli oleh-oleh, dan kala itu membeli gantungan kunci dan miniature wayang golek sebagai koleksi. Seru bukan?
Yuk kita ke museum. ingin tau lebih dekat penulis? kunjungi instagram : @totoandromeda

Berikut beberapa koleksi museum wayang :  
Lorong museum wayang

Lorong Museum Wayang

Koleksi Museum Wayang

Koleksi koleksi museum wayang

Boneka-boneka koleksi dari museum wayang

salah satu koleksi yang cukup besar ukurannya

Koleksi lainnya

Koleksi yang tertata rapi

koleksi museum wayang


Museum wayang

Wayang Golek