Showing posts with label Film Indonesia. Show all posts
Showing posts with label Film Indonesia. Show all posts

Thursday, February 20, 2025

FILM DARI PINTU KE PINTU, KOMEDI SITUASI SALES


 Tak banyak persoalan kehidupan sales di filmkan, meski tema ini sering dituangkan ke dalam cerpen, cerbung maupun novel yang biasanya dirangkum dalam tema drama. Kali ini BZ Kadaryono, sutradara merangkumnya dalam tema komedi situasi. Kepahitan sales itu menjadi biang komedi segar. 

"Terus terang dalam penggarapan film ini saya meniadakan seks," kata sang sutradara. Pergulatan hidup orang yagn urban dikawinkan dengan kehidupan sales. Semuanya penuh kegetiran, ada kemunafikan, kepalsuan dan penjarahan terhadap sosok manusia. Film ini di produksi oleh PT. Bintang Dirgahayu film . 

Puluhan artis pendukung berkumpul dalam film ini . Nurul Arifin, Sally Marcellina, Hengky Tornando, Hendra Cipta, Lina Budiarti, WD Mochtar, Yana Achbari, Tien Kadaryono, H. Usman Effendy, Tom Tam Grup, Darto Helm, Basuki, Timbul, Mejeng Group, Tarida Gloria, Illa Doth dan puluhan artis lainnya. Ada yang bilang film ini kebanyakan pemain, sehingga tidak tahu mana yang menonjol. 

Dalam Film ini Sally Marcellina dan Nurul Arifin berke lahi. Keduanya saling bermusuhan. Sally sales palsu sedang Nurul sales asli. Keduanya sama-sama cari hidup di ibukota. 

Awal cerita terjadi akibat kacaunya usaha Nurul Arifin dan kawan-kawan selaku sales dari rumah ke rumah menawarkan dagangan yang selalu ditolak. Rupanya kejadian itu akibat ulah Tante Dien (Tien Kadaryono) Kelompok sales bukanlah sungguhan melainkan  sebagai mata-mata untuk menyelidiki rumah mewah. Malamnya rumah mewah tersebut di garong oleh tukang pukul Tante Dien. 

Suatu hari kelompok  Sally dan kelompok urul ketemu, maka terjadilah perkelahian. Puluhan cewek-cewek kece bergelut di tanah lapang. Namun kelompok Sally diancam harus mengerjakan apa yang menjadi keinginan Tante Dian. Semua cewek-cewek kelompok Sally itu punya latar belakang berlainan. Ada yang di culik, ditipu, di khianati, bahkan ada yang di jual, semua itu atas perintah Tante Dien. Adik Nurul sendiri ketika tiba di Jakarta dari Malang kena rayu gombal Tante Dien. 

Untung pacar Nurul seorang perwira polisi. Semua kenyataan yang menimpa diri dan adiknya dituangkan kepada petugas penegak hukum ini. 


~~ MF 150/117/TH.VIII, 28 MARET - 10 APRIL 1992

DARAH DAN CINTA, ARIE WIBOWO KEMBALI BERLAGA


Bintang action Arie Wibowo sempat lekat sebagai Jacky, jagoan muda mantan narapidana di sinetron seri Jacky garapan Tanaka produksi PT. Garuda Films yang ditayangkan di SCTV. Selanjutnya Ari Wibowo muncul sebagai tokoh baru di sinetron Darah dan Cinta, produksi Jelita Visindo Mega Films, sinetron action modern yang ditayangkan di Indosiar menggantikan Tirai Sutra yang dibintangi Devi Permatasari dan Inneke Koesherawati. 

Kemunculan Arie dalam sinetron tersebut justru ditengah proses suting Jacklyn lanjutan dari seri Jacky, dimana seharusnya Arie masih harus main. Tapi dia justru memilih sinetron Darah dan Cinta bersama Eksanti, bintang belia yang juga main di sinetron Angin tak Dapat Membaca yang ditayangkan di RCTI. 

DDC (Darah dan Cinta) di beli putus oleh Indosiar meski sutingnya sejak Agustus 1995 di beberapa tempat daerah Jakarta dan Jawa Barat. "Walau kami termasuk rumah produksi paling anyar, tapi kami nggak gentar saat Indosiar nggak menjanjikan secara pasti akan menayangkannya. Ini adalah produksi kami yang pertama, "kata Utoyo dari Jelita Visindo.

Bagi Indosiar, sinetron ini adalah sinetron laga modern yang kedua setelah Pedang Keadilan. Pihak Jelita Visindo mempercayakan tiga sutradara untuk menggarap Darah dan Cinta, Ronggani, Alim Bachtiar (Sutradara sinetron Senyum Bidadari) dan Nurdin Longgari. Selain Arie Wibowo dan Eksanti juga di peraninya James Sahertian.

Kendati nama-nama tersebut belm populer di areana peta sinetron Indonesia, namun pihak Jelita Visindo mengatakan bahwa sinetron laga Darah dan Cinta akan mampu bersaing dengan sinetron jenis sama yang juga tayang di beberapa stasiun tv.

Seperti juga Deru Debu yang akan dilajutkan oleh Willy Dozan, Darah dan Cinta di garap secara serial. Pengembangan tokoh John juga sama dengan proses pengembaraan tokoh Handoko dalam serial Jalan Membara yang dibintangi Dede Yusuf. 


~~ Disunting dari MF No 264/230/XII/27 Juli - 9 Agustus 1996

Wednesday, February 12, 2025

MARCELLINO SI "SEMBARA" DALAM SINETRON MISTERI DARI GUNUNG MERAPI




Perannya sebagai Sembara, pemuda berilmu tinggi dalam sinetron Misteri Gunung Merapi ternyata mampu membuat kagum para penggemarnya. Marcellino, pria ganteng kelahiaran Jakarta, 21 Mei 1974 yang mengawali karirnya lewat dunia modelling ini, dinilai cukup pas dalam memerankan tokoh tersebut. 

Tapi ternyata, cowok yang pernah berperan seabgai playboy dalam sinetron "Arjuna Mencari Cinta" ini tidak ingin menggantungkan hidupnya pada dunia sinetron. 

Kiprahnya di dunia entertainment di mulai setelah ia berhasil menjadi salah seorang finalis pemilihan 'Cover Boy' yang di adakan oleh sebuah majalah remaja terbitan ibukota pada tahun 1990. Waktu itu masih tinggal di kota Malang, Jawa Timur. Karena ia merasa tertarik untuk berkiprah di dunia modelling, maka pindahlah Marcellino ke Ibukota Jakarta. Ia lantas ikut bergabung di salah satu model Agency yang ada di ibukota. Kepandaiannya bergaya di depan kamera serta didukung dengan tampang yang oke, membuat Marcellino akhirnya 'laris' sebagai model maupun bintang iklan. 

Disinggung tokoh Sembara yang ia perankan, ketika Marcellino masih duduk di  bangku SD ia pernah mengikuti sandiwara radio yang cukup terkenal ketika itu, "Misteri dari Gunung Merapi" dengan sembara sebagai tokoh pendekar yang selalu ditunggu kehadirannya. "Saya pernah mengikuti sandiwara itu di radio, tapi bukan berarti saya ngefans berat, hanya sekedar tahu saja, "katanya. 

Namun ia tidak menyangka sama sekali ketika cerita itu akhirnya diangkat menjadi sebuah sinetron seri, ia yang ditawari untuk memerankan tokoh Sembara itu. Barangkali karena ia sudah 'mengenal' tokoh itu sejak ia kecil dulu, maka iapun bisa menjiwai tokoh Sembara dengan cukup baik. Suara dan pakaiannya yang khas, serta sifat kepahlawanannya yang tinggi, membuat penonton terlena dengan sosok Sembara yang di perankannya.

Menurut Marcell, ia sudah kepincut dengan dunia seni peran. Meski menurutnya, ia sudah kepincut di dunia seni peran, namun menurut Marcel ketertarikannya bermain dalam sinetron "Misteri Gunung Merapi" itu lebih di sebabkan oleh keinginannya untuk mengetahui suka dukanya ikut berperan dalam sinetron laga. 

"Saya memang benar-benar ingin merasakan bagaimana suka dukanya ikut terlibat dalam sebuah sinetron laga. Tertunya berbeda dengan sinetron drama. Sebab dalam sinetron laga, kita harus berkonsentrasi tinggi, tidak boleh -main.  Jika tidak berhati-hati kita bisa terpukul oleh lawan main kita sendiri," kata Marcellino. "Pernah juga saya  kena pukul, tapi itu biasa. Dan menurut saya, itu kesalahan kita. Kalau kita serius dan  hati-hati tentu tidak akan terjadi", tambah Marcellino yang ternyata cukup menguasai olahraga beladiri Tae Kwondo saat di temui di lokasi suting Misteri Gunung Merapi yang dibintanginya . Saat itu syuting tengah dilakukan di daerah Cibubur Jakarta Timur, dan siang itu Marcel tampak gagah dengan pakaian pendekar. "Bila mereka melihat saya berpakaian begini, mereka lebih mengenal saya sebagai Sembara dibanding Marcellino, apalagi kalau mereka datang langsung ke lokasi suting, mereka akan memanggil saya, Sembara........ sembara..."kata Marcelino. 


Di sunting dari artikel di Kartini Nomor 2007 tanggal 6 sd 20 April 2000.



Wednesday, February 5, 2025

KISAH ANAK ADAM ALI SHAHAB

 


Qobil murung, marah dan putus asa. Cewek yang dicintainya justru mau menikah dengan Habil saudaranya sendiri. Syahdan, iblispun muncul "Mending singkirkan saja adikmu, Bun*h dia", Justru Qobil jadi bingung. "Gimana caranya membun*h manusia. Ayah tak pernah ngajarin, "ujar Qobil. Dan Habil pun di bun*h. 

Pembun*han pertama terhadap manusia yang terjadi jutaan tahun silam, pada pertengahan Juni 1988 di ulang di tengah hutan cagar alam Pangandaran Jawa Barat, oleh sutradara Ali Shahab lewat pita seluloid lewat judul "Kisah Anak Adam". Semula judulnya adalah "Adam dan Hawa", lantaran banyak pihak protes, PARFI, PPFI, ataupun KTFpun lalu memberi rekomendasi. 

Ali sempat terkatung-katung. "Saya ini mau melangkah, tapi sudah di curigai bahwa saya akan bikin film yang bukan-bukan", ujar Ali Shahab yang dikenal dulu, membuat film dari ranjang ke ranjang. 

Selain protes terhadap organisasi perfilman, nampaknya protes kian melebar. MUI (Majelis Ulama Indonesia) juga mengeluarkan fatwa yang mengharamkan para Nabi dan Rasul di filmkan. Dan Departemen Penerangan pun tak memberi izin pembuatan film tersebut. 

"Saya tak mungkin dong akan mengeksploitasi ketelanja ngan Adam dan Hawa untuk cari nilai komersil, "ujar Ali Shahab yang pernah bikin film "Tante Girang".

"Bikin film da'wah tidak saja cari trend baru, tapi juga membuat tabungan di akhirat," ucap Ali Shahab yang dikenal juga lewat film tivi "Rumah Masa Depan".

Lalu gimana menghadirkan Adam dan Hawa? "Wah kalau  di beberkan nggak surprise dong," ujar Ali yang konon terus berdialog dengan ahli agama Islam dan menghabiskan 10 buku referensi tentang Islam. 

"Kalau di bikin film seri teve setidaknya bisa 10 seri," tutur Ali Shahab, bekas wartawan, pemimpin redaksi sebuah majalah yang pernah di ajukan ke pengadilan karena novelnya "Koruptor Koruptor".

Qobil di perankan oleh Alfian. Habil oleh Henky Tornado, Iqlima cewek yang jadi rebutan di perankan oleh Dewanty Bauty, Iblis oleh Syamsuri Kaempuan, Dewinta Bauty kembaran Qobil, Nina Anwar sebagai iblis wanita. 

#Kisahanakadam

~~ MF no. 053/21/Tahun IV,9 Juli - 22 Juli 1988.

Sunday, February 2, 2025

IN MEMORIAM SOFIA WD, ARTIS PRODUSER, SUTRADARA


Dunia Film Nasional telah kehilangan seorang artis serba bisa Sofia WD, wafat pada hari selasa, 22 Juli 1986. Jenazahnya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata. 

Sudah menjadi kebiasaan Oepi (nama kecil Sofia) seorang gadis mungil, bila habis nonton film-film 'cowboy' selalu timbul rasa iri hati dan selalu melamun, kapan bisa naik kuda dan turut beraksi dalam film. Waktu itu Oepi masih duduk di kelas 4 Sekolah Rakyat, dan dia tidak tahu kalau saat itu juga sudah ada film-film bisu, diantaranya "Si Tjonat".

Selain gemar melihat film, Oepi selalu meniru gerak dan sepak terjang anak  laki-laki. Pendeknya dia tidak mau kalah dengan mereka dalam segala hal. Rupa rupa Olahraga dilakukannya, dari lari jauh, lompat tinggi hingga main kasti selalu menjadi perhatiannya. Gymnasticpun tak pernah ketinggalan. Begitulah ketika Ratu Juliana (Ratu Belanda) bertunangan Oepi dengan anak sekolah lainnya mengikuti perlombaan yang diadakan di Alun-alun Bandung. Gadis Oepi telah menggondol hadiah pertama untuk lari jauh dan ke 12-an kastinya mendapat hadiah pertama juga. 

Rupanya lamunan gadis oepi alias Sofia untuk bermain dalam film terkabul juga, malah menjadi bintang film yang terbaik dan patut di ketengahkan. 

Sofialah wanita pertama yang terjun dalam film setelah Jepang bertekuk lutut. Deputnya di Tjitarum (1948). Waktu berhadapan dengan kamera untuk pertama kali dia agak gemetar, malah kadang-kadang seperti dalam mimpi, karena tidak diduganya lebih dahulu. Sebenarnya cita-citanya untuk main film sudah lenyap. Lebih-lebih kalau dia inget waktu berada di hutan atau gunung di kala revolusi, salah seorang kawannya pernah mengatakan, "nanti kalau kita sudah berada lagi di kota, tentunya Zus Sofie masuk film ya?"

Sambil senyam senyum Sofia menjawab , "ah mana bisa saya main film dan lagi siapa orangnya yang memakai saya untuk main dalam film. Paling banyak kita semua akan menjadi petani".!

Seperti juga pemuda pemudi lainnya. Sofia turut terjun dalam kancah revolusi dan bekerja pada ketentaraan di Garut. Sering Sofia memberikan hiburan untuk tentara-tentara  dengan pertunjukkan sandiwara. Sebelum mengikuti revolusi, sofia pernah turut Sandiwara "Irama Masa" dan "Bintang Surabaya". Dan sesudah itu di tahun 1948 dia turut rombongan Fifi Young Toonelkun ke Palembang. Dalam rombongan ini, dia berkenalan dengan pemuda S Waldy, yang kemudian menjadi Suaminya. Kapten Siliwangi Eddy Endang, suaminya yang pertama gugur dalam pertempuran. 

Penggemar film Indonesia pasti mengenal S. Waldy, bintang film dan pelawak terkenal saat itu. Sejak itu pula nama Sofia menjadi Sofia Waldy .

Perkembangan selanjutnya, S Waldy tampil sebagai pemain Watak, bahkan sutradara. Beberapa film dibintangi Sofia lewat penanganan sutradara ini. Selain gemar main film dan sandiwara Sofia pandai menarikan berbagai tarian. Karena gerak ini dianggapnya sebagai suatu olahraga juga. 

Dari kesenangan seni tari dan lagu, sofia menyelenggarakan suatu kegiatan yang diberinya nama "Libra Musical Show". Kegiatan ini dilakukan dengan berkeliling Indonesia sepanjang tahun 1960-1969. Keinginannya untuk pandai naik kuda terkabul juga ketika berlangsung pembuatan film Pandji Semirang. Untuk pembuatan film ini yang memerlukan ketangkasan naik kuda. Sofia berkesempatan belajar naik kuda di Lapangan Ikada (Sekarang Lapangan Monas). Cara dia menunggang kuda sungguh memuaskan pembuat film tersebut. Karenanya Sofia disebut sebagai "All Round Actress" dari Indonesia karena disamping pandai naik kuda, dia juga ahli dalam mengemudikan mobil, menjalankan motor boat, main anggar, berenang, menembak dan kepandaian lain yang di butuhkan seorang pemain film. Disamping itu Sofia telah memainkan berbagai macam peran sebagai orang muda maupun orang tua. Wanita Baik maupun jahat. Hingga akhir hayatnya kurang lebih 140 judul film telah dibintanginya. 

SUTRADARA WANITA

Perhatian Sofia tidak hanya pada permainan film, sebab ternyata diapun aktif sebagai sutradara dan produser.  Dalam bidang  penyutradaraan  dia banyak mendapat bantuan dari Yoshua Wong dan Othnil Wong, dua pengusaha yang tercatat sebagai pelopor pembuatan film di Indonesia. Melalui perusahaan Ibukota Film yang di apimpin sendiri kemudian membuat "Badai Selatan" (1960). Inilah film pertama yang di sutradarainya sendiri. 

Sepuluh tahun kemudian mendirikan Libra Film bersama WD Mochtar, suaminya yang ketiga. Membuat serial "Si Bego Dari Muara Tjondet". WD Mochtar pemeran utama. Sejak itu dia popular dengan sebutan Sofia WD. Dalam pembuatan film ini Sofia menjabat sebagai Pimpinan Produksi. 

Sekali waktu ia menjadi Co-Sutradara mendampiri Bay isbahi membuat film "Bengawan Solo". Film ini merupakan versi baru dari Bengawan Solo yang dulu. Kalau pada tahun 1949, Sofia jadi pemain dalam "Bengawan Solo", maka pada tahun 1970 ia bertemu dalam cerita yang sama-sama menyutradarai suaminya WD Mochtar. 

Aktor ini juga di tampilkan lagi bersama Maruli Sitompul dan Rachmat Hidayat dalam "Melawan Badai". Sebelumnya Sofia  menyutradarai film "Singa Betina Dari Marunda". Agaknya film yang mengambarkan kekerasan lewat berbagai action sangatlah di suka. Namun begitu naluri kewanitaannya ditunjukkan juga dalam sebuah cerita wanita "Halimun Pereuy" Dan film terakhir yang dibuatnya adalah "Bermain Drama" sebuah film untuk konsumsi anak-anak. 

KISAH NYATA

Dari Catatan Hariannya antara lain Sofia WD menuliskan kisah nyata yang pernah dialaminya. Catatan ini ditulis sekitar tahun 1960an, setelah 13 tahun berkecimpung dalam film. 

....Di dorong olah sifatku yang suka ingin tahu dan ingin bisa, dan hasratku yang besar sekali untuk menyutradarai, pada tahun 1960 aku memberanikan diri sebuah film produksi Ibukota Film yang berjudul Badai Selatan. Nah sekarang aku kisahkan pengalamanku sebagai sutradara pertama kali. 

Tugasku sebagai sutradara jauh berbeda dengan tugas pemain. Sutradara jauh lebih berat tanggungjawabnya, apalagi itu waktu aku merangkap sebagai direktris dari perusahaan tersebut. Kalau pemain sebelum di Shoot bagiannya, masih bisa duduk duduk terang menanti giliran, tetapi sutradara dari mulai sampai ditempat opname, sampai selesainya aku harus bekerja dan konsentrasi. Sesudah Opname selesai aku harus mempersiapkan untuk besok opname lagi dan selanjutnya. Yang payah ialah, aku harus dapat mengendalikan nafsu, aku harus sabar, tapi tegas menghadapi itu semua.

Keuntungan  lainya dari sifatku yang sok mau tahu itu, yang berguna diantaranya ialah , baru-baru ini ketika aku bermaindalam di lereng Gunung Kawi. Ketika location di Malang, entah kesalahan siapa sehingga ketika waktunya playback (sdr Nany Widjaya dan Sdr Zainal Abidin harrus nyanyi), Soundman-na tidak ada, sehingga kalang kabutlah sutradara. lalu atas persetujuan kedua belah pihak akulah yang di tunjuk sebagai Sound-Operatornya, tertolonglah playback itu......

Semasa hidupnya, Sofia WD tidak pernah berkeinginan untuk  meninggalkan dunia film, meski dalam keadaan yang bagaimanapun. Hal ini sudah di buktikannya. Ia pernah terpilih menjadi ketua umum PARFI (1971-1974). Ia juga pernah mendapat Piala Citra  pada FFI 1973. Namun demikian Sofia WD tidak lupa pada dunia pendidikan. Dia menjadi ketua Yayasan Citra Praghina yang bergerak di bidang pendidikan dan kesenian. 

Disini Sofia juga Kepala Sekolah Taman Kanak-Kanak. Karenanya ia menjadi anggota IGTKI (Ikatan Guru Taman Kanak Kanak Indonesia).

Sofia WD meninggal dalam usia 61 tahun.


Thursday, January 2, 2025

ROY RAYMOND BINTANG ANTAGONIS


ROY RAYMOND Bintang Antagonis Mantan Preman, begitulah judul dalam sebuah artikel di Majalah Film, atau juga di kenal dengan Raymond Rambing Lahir di Jakarta, 19 Mei 1964 yang besar di Surabaya ini sebelum terjun ke dunia film lelaki berperawakan tinggi besar ini sempat bergaul dengan para preman anak-anak pelabuhan. Kehidupan pelabuhan yang keras memaksanya unjuk kebolehan dalam ilmu bela diri. "Saya hanya membela teman yang mau di keroyok. Tetapi saya bukan mafia" kata Roy Raymon saat diwawancara oleh Majalah Film.

Begitu keras dan sadis ekspresi Roy Raymond di Sinetron laga Deru Debu Part II dan II tayangan SCTV sebagai musuh utama Willy Dozan. Roy mampu membangun konflik dendam hingga mencapai puncak pertarungannya dengan Willy yang sekaligus menyutradarai  sinetron tersebut. Dengan guratan ekspresinya penuh dendam karena sang adik tewas di tembak Willy ketika sedang merampok bank. Roy membalasnya dengan membunuh Betharia Sonatha lewat seorang anak buahnya.

Bukan hanya itu, Roy juga bertekad untuk membunuh Willy tapi disisi lain, Willy juga berjanji untuk membalas dendam atas kematian isterinya yang sedang hamil muda. 

Sebenarnya Roy sudah sejak lama di incar Willy untuk jadi lawan mainnya di sinetron Deru Debu part I. Tapi Roy ketika itu sedang sibuk suting sinetron Si Buta Dari Gua Hantu, hingga dia tidak ikut main mendampingi Yoseph Hungan yang juga mendapat peran antagonis. 

Bagi Roy, sinetron Deru Debu adalah pertemuanhya yang kedua main bersama dengan Willy Dozan setelah film Pusaka Penyebar Maut. Tampil jadi penjahat di film film laga klasik maupun modern, Roy kerap terkena pukulan dan tendangan lawan mainnya. "kecelakaan di lokasi suting seperti jatuh dari sling, terkilir dan luka sudah langganan", Bahkan saya pernah di lempar penonton dengan botol sehingga kepala saya terluka, Masih ada bekas lukanya nih," Tutur Roy yang pernah aktif olahraga ilmu bela diri Karate Kyoksinka (Kala Hitam) di Surabaya. Dia juga menggeluti dunia Kick Boxing dan Tinju. 

Antara tahun 1989 - 1995 Roy aktif sebagai atlet Tinju amatir dan menjuarai beberapa kali turnamen tingkat daerah Jawa Timur dan Nasional. Tahun 1995 dia menjuarai turnamen Panco Se Indonesia. Roy yang sebelum terjun ke film suka nongkrong di pelabuhan di Jawa Timur hingga setelah berapa lama luntang lantung di pelabuhan kapal, dalam satu kesempatan turnamen tinju tahun 1986 di semarang Roy bertemu dengan sutradara Dasri Yacob dan mengajaknya main film eksyen klasik Siluman Clurit Perak. dari situlah Roy terus meriting karir sebagai bintang laga. 

Menekuni dunia film khususnya eksyen yagn beresiko tinggi apalagi Roy mengaku tidak pernah memakai stuntman sekalipun itu adegan paling berbahaya. Masalah resiko bantingan, terkilir, patah tulang, jatuh dan luka udah makanan sehari hari saya di lokasi suting" kata Roy. Termasuk juga ketika dia membintangi film laga klasik Pedang Naga Sakti, Roy terjatuh dari ketinggian karena tali sling putus saat dia meluncur. "Tangan dan kaki saya terkilir. Terpaksa scene ditunda beberapa hari.  

Tampang yang keras juga dilirik beberapa perusahaan untuk jadi bintang iklan di televisi. Keperkasaanya pernah muncul di televisi lewat  iklan rokok Gudang Garam Merah, Sosok Pemuda tangguh melompat ke atas gerbong kereta api yagn sedang berjalan kencang untuk menyelamatkan kereta api dan penumpang dari kecelakaan yang mengerikan karena rel terputus. Selain itu, Roy  juga membintangi iklan minuman Panther dan iklan TV 3 Jepang. 

Sumber : MF No. 282/249 tanggal 5 - 18 April 1997

DIAN SITORESMI JADI PEMBUNUH BAYARAN "SAUR SEPUH II"

 


Mantili tersohor sebagai Pendekar wanita Pedang Setan. Ilmunya tinggi, wataknya aseran. Tapi sekarang ia ketemu tandingannya, Alit Damis , si Pembunuh bayaran. Dalam pertarungan seru, nyaris Mantili terpedaya. Adegan pertarungan mereka kelak bisa dilihat dalam film Saur Sepuh II Pesanggrahan Keramat.


Akan halnya Mantili yang di perankan oleh Elly Ermawatie, kita sudah tahu, tapi siapa pemeran Alit Damis? Kita perkenalkan pendatang baru Rara Dian Sitoresmi.

Masih ada hubungan dengan Mbak Sitoresmi yang pernah menjadi istri dramawan WS Rendra? "Tidak, tidak ada hubungan darah apa apa." geleng gadis itu, "Meskipun memang kami sama sama dari Yogya".

Di lahirkan pada tanggal 28 Juni, 22 tahun silam (1989) sebagai anak sulung dari tiga bersaudara keturunan R. Soetomo dan Sri Purwarini. Ayahnya adalah pensiunan ahli geofisika pencari minyak bumi.

Lalu bagaimana ceritanya bisa main film?

"Mulanya saya menjadi penari. Sampai sekarang juga masih . Saya biasa menari di Dunia Fantasi, Ancol. Grup tari kami di pimpin oleh Ir. Ki Mukti. Lalu saya juga bergabung dengan CDP (City Dancing Performance) di bawah pimpinan Paul Kresna. Dari sinilah dipilih menjadi bintang iklan kaos, Iklan RCTI, dan covergirl. Baru selanjutnya ke film".

"Saur Sepuh II" bukan filmnya yang pertama melainkan yang ke 5. Empat sebelumnya secara berurutan adalah "Makin Lama Makin Asyik", "Cinta Cuma Sepenggal Dusta",
"Cintaku Di Rumah Susun", dan "Pernikahan Berdarah".

"Tapi dulu paling cuma seperti pemain tambahan alias figuran saja. Sekarang saya di percaya Mas Tantowi menjadi pemeran pembantu," berbangga gadis yang punya tinggi 160 cm dan bobot 48 kg ini.

Belajar menari sejak kecil, Mulai dari Tari Jawa, Golek, Gambir Anom sampai tari Can Can ala Koboi. Modal keluwesan tubuh inilah yang membuat ia di pilih menjadi tokoh antagonis Alit Damis. Gerak tarian di modifikasi dengan jurus-jurus silat mampu di peragakan dengan cukup menyakinkan.

"Dunia film merupakan sesuatu yang baru bagi saya. Tapi terasa ada kenikmatan dan kepuasan batin bila berhasil memerankan perwatakan yang sebenarya berbeda dengan kepribadian kita. Iya dong. Alit Damis kan pembunuh berdarah dingin, kalau saya sendiri potong ayam saja takut", gurau Dian.

Tentang pacaran yang putus Dian menambahkan "Laki laki sih harus di galakin, habis susah di tebak perasaannya. Kalau kitanya nggak galak nanti malah dianggap gampangan dan diremehkan. Jadi yang seperti apa idamanya?

"Yang bertanggung jawab, jujur , jelas punya pekerjaan tetap, sama sama mengagumi kebudayaan Jawa dan tentu saja kalau bisa yang seniman seperti saya "tegas gadis penganut agama Kristen Protestan ini.

Sumber : Majalah Film

Thursday, December 12, 2024

SUTING TUTUR TINULAR II


 Tiada Rotan Akarpun jadi. Tidak ada "Dolly Crane Hydraulic" maka slingpun jadi. Ternyata kru yang diimpor dari Hongkong pintar main akal-akalan membuat trik dalam tema action. Hasilnya memuaskan. Peralatan sederhana bisa menghasilkan kerja maksimal. Dan kru KFT (Karyawan Film Televisi) hanya bisa manggut manggut menyaksikannya. 

Dolly Crane Hydraulic merupakan sebuah alat camera untuk menangkap adegan dari ketinggian dan bergerak mengikuti. Medan bagaimanapun kru Hongkong cukup jeli memermainkan sling-sling. Di perbukitan hutan Bunder, di tepi kali Oyo Kabupaten Wonosari, YOgyakarta, kru Hongkong mempertunjukkan keterampilannya mempermainkan Sling (alat untuk membuat trik). Ketika Arya Kamandanu membonceng Mei Shin diatas kuda melewati telaga kecil, sutradara memutuskan kamera harus diatas. Dengan sekeping papan ukuran 1x1,5 meter kameramen duduk lalu di tarik dengan sling. 

"Kamera action.....!" Abdul Kadir memberi aba-aba. Arya Kamandanu bergerak, seketika kamera mengikuti gerak arya Kamandanu. Ternyata hasilnya cukup memuaskan. Produser PT. Kanta Indah Film tidak sia sia mengimpor tenaga asing. Untuk itu mereka di bayar mahal. Konsekuansisnya, kru Hongkong bekerja dengan baik dan disiplin dengan waktu. Kita harus acungi jempol pada kru Hongkong. Pagi hari, pukul 06.00 Wib sudah berada di lokasi suting, jarang bicara ngelantur. 

Suting Film Tutur Tinular II episode Kemelut Cinta diatas Noda, sutradara Abdul Kadir agak lamban dan cukup hati-hati. Empat hari suting untuk satu scene. Jenuh memang. Begitulah suting film action kalau memang ingin hasil maksimal. Kalau sekedar "gedabak gedebuk" biasanya satu hari suting bisa menyelesaikan dua sampai tiga scene, bahkan bisa tujuh scene. 

Kru Hongkong yang di impor kali ini tidak seperti kru hongkong yang sudah sudah, egois, mendikte, dan tak mau berdiskusi dengan sutradara. Sebab kerjasama yang baik antara kru KFT dengan kru Hongkong membuat suting berjalan lancar. Tidak ada monopoli ide di kedua pihak. 

"sebenarnya peralatan orang Hongkong tidaklah istimewa. Sama seperti apa yang kita pakai, bedanya mereka betul-betul profesional, " kata kameramen Subekti di lokasi suting. "kita ini sudah ketinggalan jauh. Soal trand action orang-orang Hongkong telah meninggalkannya 15 tahun lalu sementara disini lagi ngetrend," kata Abdul Kadir. 

Film yang diangkat dari sandiwara radio ini tidak hanya menjual cerita. Ada trik dan laga untuk membuat suasana adegan hangat. Justeru itu Abdul Kadir berani merombak susunan pelakon Tutur Tinular I, semua pemeran utama merupakan artis pendatang baru. Semula Mei Shin di lakoni Elly Ermawati digantikan Lindawati Yanoman, selebihnya muka muka baru seperti Hans Wanaghi sebagai Arya Kamandanu, Zaitun Sulaiman sebagai Nini Raga Runting, Ratih WIdyawati seabgai Sakawuni serta di dukung oleh Afrizal Anoda, Saiful Anwar, Raden Mochtar dan Baron Hermanto. 

Tutur Tinular I di garap oleh Nurhadie Irawan, namun Abdul Kadir punya gaya tersendiri dalam menggarapnya. Benagn merah yang pertama dan kedua bertemu di jalan cerita, soal trik berubah sesuai selera masing-masing. 

Garapan Abdul Kadir ini diperkirakan menelan biaya lima ratus juta rupiah. Tapi selama suting di Wonosari belum ada set yang benar-benar mengeruk dan begitu banyak. "Film ini tidak memperlihatkan set "wah" suasana kerjaan. Kediri diambarkan melalui kostum dan dialog, namun nafas karyawan tetap ditiupkan, kilah sutradara itu. 

Episode Kemelut Cinta Diatas Noda ini mengga. mbarkan petualangan mei Shin setelah pendekar Lou suami Mei Shin meninggal , pendekar cewek dari Mongol ini rada frustasi. Namun ada Arya Kamandanu yang memberikan semangat. Dalam perjalanan pulang ke rumah, Ary Kamandanu saling jatuh cinta. Keduanya sepakat untuk tidak berpisah. 

Ayah Aryakamandanu mendengar putusan anaknya akan menikahi Mei Shin. Karena merasa membuat onar, Mei Shin meninggalkan rumah Arya Kamandanu. Padahal mei Shin merupakan buronan kerajaan kediri, sebab dia memiliki pedang Naga Puspa hingga akhirnya Mei Shin terkena bujuk Rayu Arya Dwipangga kakak dari Arya Kamandanu yang juga merebut Nari Ratih kekasihnya darinya. 

Arya Dwipangga berhasil menodai Mei Shin. 

~~sumber Majalah Film 129/96 tanggal 8 -21 Juni 1991~~

Pada peredarannya, tutur Tinular II berjudul Naga Puspa Kresna. 


Tuesday, November 12, 2024

JOICE ERNA

 


JOYCE OLLIVIA atau di kenal kemudian dengan nama Joyce Erna. Joyce Sang Primadona!. Pandangannya tajam, bibirnya sensual. Sebentuk alis sedikit aneh terpacak kukuh di wajah yang jelas tidk bercorak pribumi itu. 

Joyce Ollivia memang memiliki darah campuran yang unik. Dari Ibu ia memperoleh darah Belanda dan Jawa sedangkan dari ayah ia menerima darah Cina. Berkulit kuning, tinggi semampai, Joyce 21 tahun (Tahun 1978) yang berstatus janda muda dengan dua orang anak mengaku mendapat pendidikan khusus untuk berperan. "Saya selalu memerlukan sedikit latihan sebelum pengambilan dilakukan, " begitu ia menjelaskan cara bermainnya. 

Tapi bagaimana ia sampai jadi bintang film ke depan kamera? Sutradara dari Suci Sang Primadona, Arifin C Noer bercerita bagaimana ia menemukan Joyce. "Secara kebetulan sekali, Calon pertama tadinya adalah Emilia Contessa, Sudah diminta dan ditunggu lama, tak ada jawaban. Suatu malam saya nonton TV bersama Danarto (Pelukis yang kemudian menjadi penata artistik pada film Suci Sang Primadona). Sebuah lelucon Johny Gudel, Saya melihat Joyce. Dia saja orangnya, seru saya. Danarto setuju. Esoknya saya minta Gramedia (produser) mencari alamat wanita itu. Di peroleh : dia anak Surabaya, hostes pada klab malam Bali Queen. Kebetulan ia ingin main film. Di panggil dan segera datang ke Jakarta. Di wawancarai. Dan dari wawancara itu saya ketahui pengalaman rohaninya cukup kaya." Cerita Arifin. 

"Apa maksudnya pengalaman rohani itu? 

"Pengalaman hidupnya cukup ruwet. Dia baru mau cerai, anaknya ada dua. Tokoh Suci kebetulan agak sama dengan tokoh Joyce," Arifin menambahkan. 

Dan Kisah itu di benarkan oleh Joyce yang penah ikut membantu lawak Johny Goedel di tv. Kepada Eddy Herwanto dari Tempo, Joyce juga bercerita tentang hidupnya yang penuh kepahitan. "Rumah tangga orang tua saya juga tidak bahagia. Mereka bercerai ketika saya masih kecil, " tutur Joyce. Karena itulah rupanya maka sekolahnya cuma sampai kelas II SMP Stella Maris. Ia meninggalkan sekolah untuk bekerja di sebuah koperasi simpan pinjam di surabaya. 

Nampaknya kehidupan pahit yang selama bertahun-tahun di rundungnya kini cuma jadi kenangan bagi Joyce. Hidup di Jakarta memang masih menumpang di rumah Kembar Bersaudara, salah satu dari dua penyanyi kembar itu adalah calon suami Joyce, tapi bintang film pendatang baru ini sudah tergolong sibuk meladeni sejumlah kontrak. Padahal filmnya belum lagi beredar. Bisa di bayangkan bagaimana repotnya ia di hari-hari mendatang setelah Suci Sang Primadona ditonton orang. 

Ia menyebut Christine Hakim sebagai salah satu bintang kesayangannya. Kedua aktris ini memang mempunyai banyak persamaan. Keduanya bermain baik di film pertama mereka. Dan permainan mereka disitu begitu meyakinkan sehingga tidak terasa ada jarak antara peran dan pemeran. Dalam film Suci peran yang di bawakan Joyce menyatu utuh dan kukuh dengan dirinya. "Saya bisa merasakannya," begitu Joyce berkomentar terhadap peran yang dibawakannya itu. 

Sumber : Majalah Tempo No. 10 Tahun VIII , 6 Mei 1978


Dan berkat aktingnya di Suci Sang Primadona , Joyce Erna akhirnya meraih Piala Citra pada FFI 1978.

Thursday, October 24, 2024

NAWI ISMAIL

 


NAWI ISMAIL merupakan seorang sutradara film handal yang sudah banyak menyutradarai film. Pada kesempatan ini komunitas kpfij mencoba mengupas Nawi Ismail di kutip dari buku petunjuk FFI 1983. Lahir 18 April 1918. Nawi Ismail namanya lebih di kenal sebagai sutradara film-film Benyamin S.

Selesai sekolah Nawi bekerja di percetakan Kolf Jakarta dan berhenti tahun 1930 untuk main dalam film "Macan Tertawa" seabgai figuran, lalu "Melati Van Agam"(1940) sebagai pemain pembantu. Tahun 1940 dia bekerja pada "Standard Film" sebagai pembantu juru kamera merangkap pembantu editor di laboran sambil juga ikut main, diantaranya dalam "Ikan Duyung" (1941), "Selendang Delima" (1941). Pada jaman Jepang Nawi bekerja pada "Nippon Eigasha" sebagai pembantu editor dan juru catat skrip film-film berita Nampo Hodo. 

Waktu perang Kemerdekaan dia masuk TNI dan berhenti ditahun 1950 dengan pangkat Letnan Dua. Dalam tahun itu juga dia kembali ke film menjadi karyawan PFN. Waktu itu, selain film-film berita dan dokumenter dia juga mengedit film-film cerita, diantaranya "Untuk Sang Merah Putih" (1950), "Sedap Malam" produksi perdana PERSARI (1950).

Sementara itu dia juga mulai menulis skenario, yang pertama untuk "Inspektur Rachman" (1950) sembari merangkap sebagai pembantu Sutradara. Tahun "A1951 dia mulai menyutradarai sendiri pertama kali untuk "Akibat", kemudian "Solo di Waktu Malam" (1952). Setelah itu Nawi banyak menyutradarai, namun namanya lebih dikenal sesudah "Berabe" produksi pertama Dwi Film tahun 1960, lalu diulanginya lagi lewat film-film seri "Si Pitung" diawal 1970-an yang juga di produksi Dewi FIlm. 

Ketrampilan memilih dan mengolah film-film yagn di senangi masyarakat makin tampak lewat film-film seri Benyamin, seperti "Benyamin Biang Kerok" (1973), "Benyamin Brengsek" (1974, "Benyamin Koboi Ngungsi" (1973), "Benyaming", lalu di awal 1978 menyutradarai "Zaman Edan".

Tidak hanya film komedi , film film drama dan laga juga menjadi film yang di garap oleh Nawi Ismail. 

Nawi Ismail tutup usia pada 8 Februari 1990. 

Ada yang masih ingat film-filmnya? 





Tuesday, October 22, 2024

MENZANO, MENGABDI UNTUK DUNIA FILM

 


MENZANO, mengabdi di Dunia film hingga akhir hayat adalah tekadnya. Lahir di Bukit Tinggi Sumatera Barat 30 Desember 1918 adalah merupakan salah satu aktor Indonesia. adalah pada tahun 1954 lewat film "Debu Revolusi"

Berawal dari film tersebut, ternyata kemampuan Menzano di Film cukup menonjol, gaya ekspresi serta cara ia berakting sangat bagus, hingga banyak tawaran buat menzano, baik yang datang dari para sutradara maupun produser sendiri.  Selama di film Menzano terkenal dengan pembawaanya yaitu sebagai tokoh jahat. Film-film Menzano kebanyakan bertema horor, namun tak lepas  dari antomi wajahna yang sangat mendukung dalam film jenis horor. Film yang bertema action maupun drama  tak pernah ketinggalan. Ia berusaha untuk membintangi semua jenis film. 

Sebelum bermain di film, ia pernah menjadi seorang penyanyi dan pemain musik yang cukup handal di tahun 40an. Ia juga menekuni dunia teater dan sering main sandiwara. Ketika bergabung dengan  Kesatuan Penerangan Divisi VIII,  pada tahun 1945 dan veteran dengan pangkat sersan mayor.  Menzano banyak menimba ilmu dan pengalaman terutama tentang pentingnya Kesatuan dan Persatuan untuk dapat memberikan penerakan kepada masyarakat. Dari pengalaman ini ia ingin mmeberikan kepada masyarakat lewat layar lebar yakni sebagai media dakwah. Menzano juga bercerita pernah di benci orang gara-gara main film saat itu memainkan tokoh jahat, secara langsung saya disangka jahat pada masyarakat padahal  yang sesungguhnya saya tidak demikian", kata Menzano. 

Menzano meninggal pada 18 Juni 1996.

Sumber MF No.123/90 tanggal 15 Maret - 30 Maret 1991


Berikut filmmografi Menzano dikutip dari wikipedia

1955Di Balik Dinding
Oh, Ibuku
Puteri Revolusi
Senjum Derita
1956Pesan Terakhir
1957Tiga Buronan
1958Djenderal Kantjil
Titi dan Tito
Tjambuk Api
1959Habis Gelap Terbitlah Terang
1960Desa yang Dilupakan
1961Malam Tak Berembun
Masih Ada Hari Esok
1964Djiwa Kolonial
1965Liburan Seniman
1966Kini Kau Kembali
Tikungan Maut
19672 x 24 Djam
1968Ja, Mualim
Nenny
Djampang Mentjari Naga Hitam
1969Big Village
1970Kutukan Dewata
Ananda
Dendam Berdarah
1971Tjisadane
1972Romusha
Desa di Kaki Bukit
1973Last Tango in Jakarta
Napsu Gila
Bumi Makin Panas
Cincin Berdarah
Sopir Taksi
A Virgin in Bali
1977Tuan Besar
Petualang Cilik
Gara-Gara Janda Kaya
Suci Sang Primadona
1978Si Ronda Macan Betawi
Bulu-Bulu Cendrawasih
1979Demi Anakku
1980Hallo Sayang
Kau Tercipta Untukku
Juara Cilik
Yang Kembali Bersemi
Selamat Tinggal Duka
Pintar Pintar Bodoh
Seputih Hatinya Semerah Bibirnya
1981Medali Bukit Selatan
Jangan Ambil Nyawaku
Bukan Istri Pilihan
Bodoh Bodoh Mujur
Gondoruwo
1982Panasnya Selimut Malam
Sorta, Tumbuh Bunga di Sela Batu
Titian Serambut Dibelah Tujuh
1983Maju Kena Mundur Kena
1984Permata Biru
1985Semua karena Ginah
1988Bangkitnya Si Mata Malaikat