Showing posts with label Film Indonesia. Show all posts
Showing posts with label Film Indonesia. Show all posts

Saturday, August 23, 2025

YOSEPH HUNGAN, LARI KE FILM KARENA DUNIA OLAHRAGA TAK MENJAMIN


 Tampil meyakinkan sebagai jagoan PON, Yoseph Hungan hadir sebagai sosok baru pendamping Advent Bangun untuk film-film laga Indonesia. Berperawakan kekar dengan garis-garis wajah yang keras, anak pertama dari delapan saudara kelahiran Ambon ini mengaku terjun ke film hanya kebetulan. "Saya tak pernah berpikir, apa lagi bercita-cita untuk main film", katanya. 

Namun perjalanan nasib rupa-rupanya menghendaki laik. Persahabatannya dengan Willy Dozan memperkenalkan pada dunia tersebut. "Itu pada tahun 1987. Waktu itu Willy sedang mencari pemain untuk lawannya dalam film "Pernikahan berdarah", Ketika itu ia main-main ke Semarang, dia temui saya dan mengajak saya ikut dalam film itu. Mulanya saya enggak mau. Tapi lama-lama tertarik juga untuk mencoba," tutur mantan pegawai DOLOG Semarang ini. 

Dari film itulah Yoseph mulai merasa ia juga bisa main film. "Apalagi wkatu itu baik sutradara maupun kru memuji-muji permainan saya. Timbul keyakinan dalam diri saya bahwa sayapun bisa main film kok," tuturnya. 

Keyakinan itulah yang menurutnya membuat ia kemudian banyak diminta untuk ikut dalam berbagai film yang sudah di produksi, Lahir 15 Juli 1959 DAN II (tahun 1989) Internasional Tae Kwon Do ini memang kemudian hadir sebagai antagonis baru dalam film-film laga Indonesia. "Tapi sebenarnya saya ingin tampil tak cuma dalam film laga lho, soalnya terus menerus main dalam film laga membuat orang beranggapan saya duplikatnya Advent. Soalnya adalah , aliran kami berbeda, Advent kan lebih punya nama ketimbang saya. Tapi ya tongkrongan kami memang agak mirip," tuturnya. 

Setelah bermain film, akhirnya Yoseph Hungan berhenti bekerja di Dolog. Dari film ia mengaku bisa menabung sedikit-sedikit. 

Kalau dari Olahraga? "Dunia olahraga kita nampaknya belum menjamin masa depan atlit. Saya contohnya." jawabnya. Lantas, itu pula ang membuat kamu menolak ikut Sea Games lalu? "Satu diantaranya ya. Soalnya saya harus masuk Pelatnas pada saat bersamaan dengan suting film "Misteri Dari Gunung Merapi", Jadinya saya harus memilih. Dan saya pilih film karena difilm saya cari makan", katanya. 

Dan Yoseph membuktikan hal itu. Sekalipun tak ikut Pelatnas untuk PON XII secara rutin karena harus bolak balik suting, Yoseph toh berhasil menyumbangkan medali emas untuk kontingen Jawa Tengah. "Tapi jangan salah, sambil suting, saya tetap saja jaga kondisi, Paling tidak lari-lari di sekitar lokasi," ujar Taw Kwondoin yang melengkai gelar-gelar juaranya sembilan kali berturut-turut.~


~Sumber : MF ~




Tuesday, August 12, 2025

OOM PASIKOM, MOSAIK KARIKATUR PARODI IBUKOTA

 


Karikatur coretan G.M Sudarta di koran "Kompas" mendadak mencelat keluar dari kolomnya di depan mata Oom Pasikom yang manusia beneran yang lagi baca koran dalam bis kota!. mau tak mau adegan itu mengingatkan pada "Brenda Starr" yang juga dari komik mendadak hidup jadi manusia. 

Oom Pasikom adalah lelaki lugu, jujur dan baik hati yang merasakan segala macam kekerasan hidup di ibukota. Gonta ganti pekerjaan mulai dari wartawan, salesman, pemandu wisata sampai sopir taksi. Beragam pengalaman dari hasil pertemuan dengan berbagai manusia membuatnya semakin arif (Seharusnya).

Berbeda dengan istrinya, Tante Pasikom yang bahenol, genit dan sok bergaul dengan nyonya-nyonya kalangan atas. Justru salah satu kenalannya, tante Tomo, mengangkat Oom Pasikom menjadi sopir pribadinya. Pak Tomo mencemburui istrinya ada main dengan si sopir, padahal ia sendiri pacaran dengan bintang seksi Tika. 

Cerita melompat ke sumbangan untuk kaum pemulung. Anak asuh Oom Pasikom, Rima yang giat mengumpulkan sumbangan berhasil membujuk Pak Yan, konglomerat haus nama. Tanpa prosedur Oom Pasikom pun diangkat jadi Ketua Pemulung se Jakarta. 

Secara keseluruhan cerita film ini bagai mosaik pengalaman si Oom. Sayangnya, Umam (Chaerul Umam) tak menggarapnya dengan gaya karikatur komik ala Chaplin saja misalnya. Karakter si Oom saja menimbulkan tanda tanya. Pada awalnya timbul dugaan ia pacaran dengan Rima, apalagi takut kepergok anaknya, Koko yang gemar memeras uang jajan. Padahal niatnya baik, ingin membantu biaya sekolah Rima, anak pelukis Suyudana, temannya dari Yogya. 

Sosok si Oom memang berhasil di hidupkan oleh Didi Petet yang dilengkapi atribut topi baret khas dan jas tambalan, tapi karakternya berbeda dengan karikatur aslinya yang gemar memprotes apa saja. Sedangkan sosok si Tante malah di mainkan secara over oleh Lenny Marlina yang sengaja tampil lain sekali dari biasanya. 

Pemain-pemain lain antaranya Desy Ratnasari, Niniek L Karim, Rachmat Hidayat, Ami Prijono, Ida Kusumah, Yurike Prastica, Mang udel dan Pemain cilik Ferry Iskandar, terasa cuma sebagai pelengkap belaka dari Didi yang berusaha bermain total dari awal sampai akhir. 

Kemungkinan sutradara Chaerul Umam tak leluasa menggelar ide untuk mengkritik ibukota mengingat film ini merupakan kerjasama antara PT. Sepakat Bahagia Film dengan Pemda DKI Jakarta. Kendati begitu Umam masih menyelipkan adegan gebrakan Kamtib atas pedagang kaki lima yang tak peduli si oom sedang bersantap, main gotong saja ke atas truk. Tapi si Oom tak peduli, terus melanjutkan santapnya. Ada pula adegan tawuran batu anak-anak SD, di jalan. Sayangnya adega pembersihan becak yang kadang terasa sangat sadis tidak ada. Jadi tinggal adegan-adegan manis saja yang tersuguh. 

Sumber : MF 


Monday, August 11, 2025

TUTUR TINULAR - PEDANG NAGA PUSPA


Nama Perusahaan : PT. Kanta Indah Film

Penanggungjawab : Handi Mulyono

Panulis Cerita : S. Tidjab

Penulis Skenario : S. Tidjab

Sutradara : Nurhadie Irawan

Penata Kamera : William Samara

Penata Artistik : Lutfianes

Penyunting :  Ermis Thaher

Penata Musik : Idris Sardi

Penata Suara : Hartanto

Pemeran Utama Pria : -

Pemeran Utama Wanita : -

Pemeran Pembantu Pria : Benny G Rahardja

Pemeran Pembantu Wanita : Elly Ermawatie


CERITA : 

Cerita fiktif dengan latar belakang sejarah runtuhnya kerajaan Singasari dan munculnya kerajaan Majapahit. Mpu Hanggareksa adalah seorang pembuat senjata yang tinggal di desa Kurawan dan mempunyai anak : Arya Dwipangga dan Arya Kamandanu. Mpu Hanggareksa  berkeinginan agar kedua anaknya kelak mengikuti jejaknya sebagai pembuat senjata, tetapi kedua anaknya diam-diam belajar ilmu kanuragan dan tidak tertarik sedikitpun dengan keinginan ayahnya. Dengan tidak sepengetahuan ayahnya, Arya Kamandanu belajar ilmu kanuragan pada Mpu Ranubaya, adik seperguruan ayahnya Mpu Hanggareksa. 

Sementara itu di kerajaan Singasari, Prabu Kertanegara kedatangan utusan dari negeri Mongolia yagn membawa pesan dari Kaisar Kubilai Khan yang isinya keinginan Kaisar tersebut untuk menjalin hubungan damai diantara kerajaan Singasari dengan negeri Mongolia didaratan Cina. 

Tetapi keinginan Kubilai Khan ini tidak disambut baik oleh Prabu Kertanegara, malah sebaliknya ia menghina utusan dari Mongolia dengan merobek robek surat Kaisar Kubilai Khan dan mengusir utusan dari Cina itu. 

Cerita selanjutnya berkisar tentang pembuatan Pedang Naga Puspa, munculnya Pendekar Lou dan Meishin yang kemudian terdampar di tanah Jawa Dwipa.


Tuesday, August 5, 2025

MACHO II , GAGAL MEMPEROLEH PENONTON


 Kutipan Sebuah Berita dari Majalah Film 

Heboh kaburnya Zarima pemain wanita dalam film Macho II, memancing Ali Tien pengedar film di jakarta untuk mengedarkan kembali film tersebut di Jakarta dan sejumlah kota lainnya di pulau Jawa. Sebagai tastecase, Ali  "menjajakan" dagangannya itu lewat bioskop Gelora dan Mitra. Hasilnya? "Gagal memperoleh penonton. Dua hari pertunjukan di Mitra, hanya mendapat 310 penonton. Di Gelora lebih parah lagi, Pada pertunjukan hari sabtu , hanya terjaring 30 penonton," akunya. 

Macho II, katanya, kalah saing dengan "Gejolak Nafsu". Prediksi Ali, keberhasilan sebuah film dalam peredaran tergantung pada tema. "Setengah tahun yang lalupun, Macho II ini tidak mendapat sambutan dari masyarakat," paparnya. Di ungkapkan, mengedarkan kembali film dimana Zarima sebagai pemeran wanita, sesungguhnya dimaksudkan untuk lebih mengenalkan "Lady Ectasy" itu pada masyarakat. Dengan begitu masyarakat yang mengetahui keberadaan pemilik 29.677 butir pil ectasy itu bisa melapor pada pihak berwajib. 

Kegagalan "menjaring" penonton sekaligus untuk lebih mengenalkan artis tersebut ke masyarakat, membuat Ali Tien mengurungkan niat mencetak copy baru film Macho II. Pertimbangannya, untuk mencetak satu copy perlu dana sekitar 2 juta. Sedangkan untuk peredaran di 25 gedung di perlukan sekitar 15 copy. Dalam perhitungan , jika satu copy mampu mendatangkan 7ribu penonton di bioskop tahap II, sebagai bisnis, masih rugi. 

Itu sebabnya juga pihaknya menolak permintaan Handi Mulyono , produser film Pt. Elang Perkasa mencetak ulang dan mengedarkan kembali Macho II. Handi juga mengaku telah menarik kembali  dua copy film tersebut dari daerah. Tetapi kalau melihat kegagalan pengedaran macho, ya tentu saja saja tidak berani. Sebab biaya operasional gedung satu hari saja sudah tinggi. Dengan perolehan penonton sedikit, tentu saja pihak bioskop akan rugi," akunya. 

Macho II itu sendiri mengisahkan sindikat narkotika, Zarima di percaya sebagai gadis baik-baik. Bersama Barry Prima kemudanya menyikat dan menggulung sindikat narkotika tersebut. Film aksi penuh gedabak gedebuk ini digarap oleh SA Karim dengan penata kelahi Eddy S Jonathan. 


~sumber MF 267/233/XII/7-20 September 1996

Thursday, July 31, 2025

SUTING SI BUTA DARI GOA HANTU EPS. NERAKA PERUT BUMI


 Ingat Si Buta Dari Goa Hantu? Cerita Bergambar karya Ganes TH tersebut memang cukup populer dan laris. Sampai dengan filmnya itu sendiri yang di buat pertama 1971 , juga tercatata sebagai film aksi Indonesia yang paling berhasil. Bahkan untuk peredarannya di luar negeri, khusunya di Malaysia banyak mengatakan sebagai luar biasa. Lewat film ini pula tokoh "Si Buta " Ratno Timoer menjadi begitu populer dan terkenal. 

Film ini kemudian diangkat kembali oleh PT. Rapi Film dengan mengambil judul "Neraka Perut Bumi" dengan peran utama tetap Ratno Timoer, sementara peran-peran pendukung lainnya mengalami perubahan . Tercatat diantaranya Advent Bangun sebagai Raden Parna, Pietrajaya Burnama sebagai Pagido, ayah Sarimbi, Enny Beatrice sebagai Sarimbi sementara sutradaranya ada ditangan pemeran si Buta yaitu Ratno Timoer. 

Pada kesempatan meninjau lokasi pembuatan di desa Cagrek , Ciseeng kabupaten Bogor, kami di buat berdecak kagum. Keadaan gunung yang sedemikian rupa kemudian ditata dan sedikit dilingkari semacam benteng, berhasil membuat image suatu negeri yang kokoh, menyeramkan dan pasti di bawah kekuasaan raja yang ganas dan angker. Sementara di belakang seperti terlihat dalam salah satu gambar dibuat suatu patung besar dengan nama Batara Kala sebagai tempat persembahan dengan "mengorbankan" gadis-gadis cantik. Konon Patung yang di kerjakan oleh art directornya , Hendro,sempat memakan waktu dua bulan dengan lima belas orang pembantunya. Ukuran patung 7x10 meter dan memakan biaya sekitar tujuh juta rupiah. Patung berkerangka besi bambu dan semen itu juga dilengkapi dengan alat elektronik untuk gerak tangan dan lamu sorot mata. "Bukan main, " ujar seorang rombongan.

Saudara-saudara, anda bisa lihat sendiri, ternyata film kita tidak kalah dari film luar negeri. Kita sebenarnya mampu berbuat apa saja, asalkan di beri kesempatan dan dana!" ujar Ratno Timoer. Kesempatan dalam film ini pula holeh Ratno di katakan sebagai suatu tantangan. "Benar-benar bung, ini suatu tantangan buat saya, kepercayaan yang diberikan Rapi Film, bung Gope Samtani rasanya beban berat buat saya. Dan Justru inilah saya akan mempertaruhkan segala daya dan kemampuan saya. Ini pertaruhan saya, karena itu kepada seluruh team pekerja dan segenap pemain saya memohon untuk bekerja keras dan sungguh-sungguh ,"ungkap Ratno serius. Mamang benar ia tampak selalu tekankan ini dengan suara lantangnya pada saat test dan shot, dengan menggunakan megaphone, yang selalu berada di dekatnya. Maklum medannya yang begitu luas, serta massa pemain yang mencapai 300an orang. 

PIetrajaya Burnama penulis skenarionya menyatakan bahwa film ini bukan sepenuhnya kelanjutan "Si Buta" karya Ganes TH, tapi sudah versi kami, yah versi Rapi Film ,"ungkapnya. Namun yang utama disini adalah tokoh utamanya "Si Buta" yang di kenal sebagai tokoh penyelamat suatu negeri, desa masyarakat dari kejamilam masyarakat, dar kezaliman pihak penguasa. "Nah dasar itulah yang coba kami kembangkan, - lanjutnya.

Adalah suatu desa yang rakyatnya merasa ketakutan dan di cekam kepanikan oleh kekuasaan sang raja, tuan tanah Raden Parna. Melalui pembantu-pembantunya, ia dengan seenaknya mengambil  hasil tani rakyat sebagai upeti . Bila tidak di penuhi, nyawa jadi tantangannya. 

Suatu saat lewat Si Buta. Ia di ejek dan dihina oleh komplotan penguasa raja. Si Buta dengan terpaksa memberontak dan melawan. Mereka berhasil di taklukkan. Penduduk desa mulai agak sedikit aman, karena seperti punya juru selamat. Malah mereka mulai berani melawan si centeng-centeng tuan tanah itu. Namun dalam kesempatan lain para jagoan itu muncul mencari Si Buta. karena tidak ada, malah penduduk  desa menjadi sasaran amukan mereka. Rakyat banyak  menjadi korban. Sehingga Si Buta terpaksa keluar dari sarangnya untuk menyerahkan diri. 

Begitu si Buta berada di Singgasara Raden Parna, tidak ampun lagi, Si Buta di hajar disiksa yang kemudian di buang ke kali. Seorang gadis desa  menemukannya dan merawatnya. Begitu di ketahui, Sarimbi dan orangtuanya Pagido menolong si Buta, maka Pagido mendapat tekanan lebih berat. Dan bila ingin bebas dirinya diminta menyerahkan putrinya pada raja. Mendengar ini, Sarimbi melarikan diri tapi berhasil di tangkap. Ia dipaksa untuk menari dan menghibur para jagoan. Kesudahannya, mereka juga di bunuh. Si Buta datang terlambat, namun Sarimbi sempat menceritakan siapa-siapa pembunuhnya. 

Tidak ada pilihan lain, Si Buta yang baru saja menyelesaikan pertapaanya erjun ke daerah kekuasaan Raden Parna untuk menuntut balas. Duel seru tak dapat dihindarkan. 

Persembahan gadis-gadis cantik kepada sang dewa, sebenarnya hanya tipu muslihat sang raja. Karena gadis-gadis itu tidak lain jadi "Santapan sang raja" yang sudah mengatur lobang persembahan  itu sedemikian rupa, dimana di bawahnya tersedia kamar khusus tempat pelampiasan nafsu bejatnya. Akhirnya kembali apa yang dikatakan Pietrajaya Burnama, "Bahwa semua kezaliman, pasti akan hancur", yah itulah etik moralnya. 


Sumber : Ria Film 2 sd 8 April 1986

Tuesday, July 29, 2025

SEMUA SAYANG KAMU


 SEMUA SAYANG KAMU, NOMINASI FFI 1989

NAMA PERUSAHAAN : PT. Sinar Permatamas Film
Penanggungjawab : Puji Agung
Cerita, Skenario, Sutradra : Ida Farida
Penata Kamera : Trasta Sembiring
Penata Artistik : Luftianes
Penyunting : S.K. Syamsuri
Penata Suara : Rizki Ichwan
Pemeran Utama Wanita : Neno Warisma, Uci Bing Slamet
Pemeran Utama Pria : Eeng Saptahadi, Dian Hasri
Pemeran Pembantu Wanita : Rina Hassim, Ade Irawan
Pemeran Pembantu Pria : ----

CERITA :

NURAINI melahirkan bayinya lebih awal dari KARTINI. Salahnya tia telah mengambil bayi dari kamar bayi untuk disusui tanpa seizin Suster Puskesmas. Sementara itu KARTINI mulai curiga karena bayi yang ada disisnya brambut hitam lebat, padahal dia tahu pasti bayi yang dilahirkan berambut tipis dan berdahi lebar.

Baik KARTINI maupun suaminya SURIPNO merasa yakin bahwa bayi mereka telah tertukar dengan bayi NURAINI. Kejadian itu segera di laporkan kepada suster untuk diadakan pemeriksaan kembali.

NURAINI menolak, dia tetap bersikeras bahwa bayi itu adalah bayinya sendiri. Apalagi setelah ada surat keterangan dari dokter yang menguatkan pengakuannya. Sambil menunggu proses selanjutnya KARTINI membawa pulang bayi yang berambut hitam itu. Tetapi karena usahanya gagal, maka bayi tersebut dikembalikan ke Puskesmas.

Sejak itu masalah tertukarnya bayi menjadi bahan pembicaraan orang, yang akhirnya sampai ke meja hijau.
Sidang yang berlangsung berbulan bulan berakhir dengan keputusan bahwa NURAINI dinyatakan bersalah karena telah menggelapkan bayi yang bukan haknya.

~sebuah film yang diangkat dari kisah nyata tentang tertukarnya bayi
Film ini masuk nominasi pada FFI 1989 sebagai :
1. Unggulan Film Terbaik
2. Unggulan Pemeran Utama Wanita Terbaik (Neno Warisman)
3. Unggulan Pemeran Utama Pria Terbaik (Eeng Saptahadi)
4. Unggulan Cerita Asli Terbaik (Ida Farida)
5. Unggulan Penata Artistik Terbaik (Lutfianus)
6. Unggulan Sutradara Terbaik (Ida Farida)
7. Unggulan Skenario Terbaik (Ida Farida)
8. Unggulan Penata Suara Terbaik (Rustam Effendy)

dan dari 8 Unggulan tersebut akhirnya yang membuahkan 1 Piala Citra melalui :

Penulis Skenario Terbaik (Ida Farida)

KIPAS KIPAS CARI ANGIN - 1989


KIPAS KIPAS CARI ANGIN - 1989

NAMA PERUSAHAAN : PT. Kanta Indah Film
Penanggungjawab : Handi Muljono
Cerita, skenario, Sutradara : Nyak Abbas Akup
Penata Kamera : F.E.S TARIGAN , M.A
Penata Artistik : Djufri Tanissan
Penyunting : Arturo GP
Penata Musik : Saut Sitompul
Penata Suara : Hartanto
Pemeran Utama : Raja Ema
Pemeran utama Pria : Eeng Saptahadi, Mathias Muchus
Pemeran Pembantu Wanita : Nurul Arifin, Ully Artha
Pemeran Pembantu Pria : Didi Petet, Deddy Mizwar, Djohan Djehan, Tile Bin Bayan

Cerita :
Setelah kawin lebih kurang setahun, BAWUK menyadari betapa runyam dan menderitanya hidup bersuamikan BADRUN yang tidak bekerja dan cuma enak-enakan ganti-ganti cewek. Sementara BAWUK membanting tulang mencari nafkah. Setelah mendapat "tuntunan" dari HINDUN istri ASMUNI yang sukses mengendalikan usahanya maupun mengendalikan suaminya, BAWUK yang tadinya penuut, bersikap lain terhadap BADRUN.

TILE adalah seorang yang bekerja di sebuah hotel megah membelakangi kampung di mana BAWUK tinggal, membawa harapan baru buat penduduk kampung tersebut, dan BAWUK untuk ambil bagian di pekerjakan sebagai TKW di Timur Tengah. BAWUK yang sudah ditinggalkan BADRUN sekedr ingin unjuk gigi ikut ambil bagian. Meski nampaknya dewi fortuna berpihak pada BAWUK, jalan menuju sukses tak semulus yang di harapkan. Dalam kontes, muncul tokoh IKAH yang menjadi pesaing ketat.

BAMBANG yang menyelenggarakan kontes ini dengan tujuan yang tidak terpuji yaitu menjadikan BAWUK sebagai umpan demi keuntungan pribadi.
Halangan rupanya belum juga sudah, BADRUN protes keras dan nyerocos dimana mana bahwa ia akan menuntut panitia yang tidak periksa apakah BAWUK sudah punya suami. Keadaan kembali runyam sebab BADRUN menuntut sejumlah uang juga akan membikin malu BAMBANG.
Tapi GEMO pembantu ASMUNI yang ceridik dan bersimpatik terhadap BAWUK menjadi penyelamat.

Kipas Kipas Cari angin dengan suradara Nyak Abbas Akup, seorang sutradara yang kerap membuat film-film tentang sindiran sosial.

Friday, July 11, 2025

SUSAN YANG SEXY, Pretty Woman Indonesia?

 


Pada awal dekade 1980an film-film drama erotis produksi Italia pernah berjaya di bioskop-bioskop Indonesia. Bintang seksi Edwige Fenech meratui dengan Private Teacher dan serangkaian film komedi s e k s  sejenis, menyusul Gloria Guide lewat Sexy Susan sempat juga menjadi film laris masa itu. 

Judul itulah yang mengilhami Sally Marcellina, yang bukan cuma bermain dan menjadi produser, tapi juga menulis sendiri cerita skenario film ini. Meskipun begitu kemungkinan besar sudah lupa pada alur kisa Sexy Susan, maka SUSAN YANG S E X Y  ini lebih cenderung mengadaptasi ide Pretty Women-nya Julia Roberts. 

Cerita berawal di sebuah desa, Pak Gondo mengabaikan istrinya, marsinah dan kedua putrinya yang mulai remaja. Mirah dan sekar, berasyik masyuk dengan wanita-wanita penghibur. tak tahan oleh perlakuan suaminya, Marsinah minta cerai, lalu membawa kedua putrinya mengadu nasib ker Jakarta. Malang tanpa bekal ilmu, membuat mereka terlunta lunta. 

Mirah Nekad mengambil jalan pintas dengan mengandalkan wajahnya yang cantik dan tubuhnya yang seksi, ia merelakan dirinya menjadi wanita penghibur demi menghidupi ibu dan adiknya. Mirah mejeng i tepi jalan dengan nama samaran Susan. Berkenalan dengan Rudy, usahawan muda ganteng. Walau sebetulnya Rudy sudah bertunangan dengan Gladis, namun pesona Susan dan keluguannya membuat ia tergiur habis habisan. 

Dalam pada itu, Sekar menjalin hubungan intim dengan seorang pemuda yang ternyata gembong pengedar narkotika. Bukan saja di peralat, bahkan ia pun menjadi kecanduan heroin. Kedunguannya membuat Sekar over dosis dan menemui ajal mengenaskan 

Gladis mengendus perselingkuhan tunangannya dan melaporkan pada orang tua Rudy. Karuan Rudy di ultimatum agar segera memutuskan hubungan dengan Susan. 

Pak Gondo menyusul ke ibukota, Niatnya mengajak anak istrinya rujuk dan pulang ke desa. Namun kenyataan yang dihadapi membuat ia merasa sangat malu. Tak Kuasa menanggung beban aib melihat putrinya menjadi wanita tuna susila, orang tua ini malah b u n u h diri. 

Susan alias Mirah terpana. Shock beruntun oleh kematian adiknya, Sekar disusul ayahnya. Tumbuh kesadaran, jangan ikutan ngedan (menggila) di zaman edan ini, karena jauh lebih beruntung siapa yang sadar dan waspada. Beruntung baginya, Rudy ternyata mencintainya dengan setulus hati, hingga tegas membatalkan pertunangan dengan Gladis untuk memperistrinya. 

Permainan Sally marcellina sebagai Mirah alias Susan, diarahkan oleh suaminya sendiri Henry Farel Tobing. Lawan mainnya Rudy di perankan oleh Chairil JM, didukung Cut Memey, Reddy Santos, Linda Latif, Agatha, lestari jayus, Johan Lubis dan Chuck Noor. Produksi PT. Cancer Mas Film, Produser Tien Ali dan Sally Marcellina, Sutradara Henry Farel Tobing.


Sumber : MF 



Wednesday, July 2, 2025

FILM MENUMPAS AJARAN SESAT, SUTINGNYA BEKELILING

 


Udara pantai Parangtritis begitu panasnya. Angin membawa uap panas menerpa nerpa tubuh membuat orang tak bergairah. Namun suting harus berjalan. Mau tidak mau semua kru berarak berjalan menelusuri pantai. Beberapa orang artis kelihatan lesu. Sebelum tiba di Yogya, film Menumpas Ajaran Sesat telah suting di berbagai tempat sehingga gairah bekerja telah menurun. 

"Sebenarnya adegan di pantai bisa saja di curi ditempat lain. Namun tidak sama dengan pantai Parangtritis. Alam Parangtritis yang tandus sangat mendukung cerita,"kata Syarifuddin selaku sutradara. Untuk saja Johan Saimima dan Mayang Rianti cukup memaklumi kerja film. Terkadang ide bisa lahir di lokasi. "Kalau di pikir adegan saya cuma dua shot doang. " ujar Mayang. Namun kaena sudah kebutuhan maka artis tidak ada yang beranjak dari terik matahari. 

Film Produksi PT. Dipa Jaya Film ini bukanlah film kolosal. Boleh di katakan biasa-biasa saja. Namun karena ingin variasi sehingga suting berpindah-pindah tempat. 

Karena kebutuhan shot Johan Saimima harus berguling-guling dari bukit pasir. Dan matanya kena pasir, pandangan Johan kabur. Namun suting tertap berjalan lancar. "Saya bukan gila-gilaan mau terjun dari bukit berpasir. Karena sudah tututan skenario, saya tak bisa membantah, kata artis ini. 

Entah karena apa, hanya kru kecil saja yang berangkat ke lokasi suting. Namun tidak menghambat jalan suting. Malah sebaliknya, kru semakin bergairah. "Masalahnya tiga hari lagi selesai suting," ujar kameramen. 

Cerita film ini menggambarkan munculnya ajaran sesat yagn di bawa oleh seorang gadis bernama Angun. Sang gadis datang dari luar planet bumi. Angin datang ke bumi untuk mengajarkan ajaran sesat. Imam datang dari bulan. Dia tidak ingin bumi di kotori ilmu sesat Angun.  maka terjadilah pertikaian antara Imam dan Angun. 

Film ini bertemakan action modern dengan tema rada khayalan. Dibintangi oleh Johan Saimima (Imam), Mayang Rianti (Angun), Anika Hakim (Ayu), Simon Pita (Nurly) Muni Cader (Komandan Polisi) dan Melati Tanjung. 

~mf 129/96 tahun VII, 8 - 21 Juni 1991~

#menumpasajaransesat~

Sunday, June 22, 2025

LOKASI SUTING TAPAK TAPAK BERDARAH DI RERUNTUHAN HOTEL JANSEN


Hotel Jansen, peninggalan yang cukup menarik sebagai objek wisata di bumi Semarang merupakan sisa-sisa peninggalan Belanda. Boleh jadi sebuah sejarah. Di hotel ini pembesar Belanda menginap, tentu hotel berbintang di masa itu. Seperti Hotel Debur (Sekarang Dharma Deli) di Medan. Di hotel Jansen ini Matahari, seorang spionase wanita Belanda berdarah Indonesia pernah menginap. 

Sebagai bangunan hotel Jansen sangat artistik. Tapi bukan karena keartistikannya pula film Tapak-tapak Berdarah, sutradara Imam Putra Piliang mengambil lokasi suting di Hotel itu. Sebab Hotel Jansen yang pernah perkasa ini akan di ratakan dengan tanah dan akan berdiri supermarket. Tentu bagi Imam Putra Piliang ini satu hal yang menguntungkan. Skenario Tapak-tapak Berdarah menghendaki setting gedung tua, untuk tempat para bandit-bandit bermarkas. Sebab untuk set bandit-bandit dalam film action sudah menjadi kebiasaan mengambil lokasi di gedung tua. Tentu dalam hal ini Imam tidak berpikir tentang sejarah, tapi membuat film, bukan untuk dokumentasi. 

Selama suting di Hotel Jansen ini nyali kru ciut. Sebab di gedung tua ini sewaktu-waktu muncul ular sendok (ular cobra), dan siap mematuk siapa saja. Namun tidak menghambat jalannya suting, walau terkadang suting sampai dinihari. 

Cerita film ini tidak meminta sesuatu yang luar biasa dalam memvisualkannya. Seperti film-film action kebanyakan. Ada perkelahian, ada dendam, dan akhirnya yang jahat akan kalah. Film ini hanya menjual orang-orang berlaga. Miskin dengan konflik. Kurang mendasar sebagai cerita utuh. Tapi boleh jadi cerita seperti ini bisa laku keras, sesuai dengan biasa murah meriah untuk memproduksinya.

Film produksi PT. Surya Arti Wibawa ini dibintangi oleh Clift Sangra sebagai Hendra, Leo Chandra sebagai Herman, Dewi Sabah sebagai lela, Baby Zelvia sebagai Anna, Anita Margareth sebagai Lisa dan benny Mukalu sebagai Jeffry. 

Anna telah memiliki seorang putri. Setelah melahirkan dia tidak bisa hamil lagi, karena peranakannya diangkat. Inilah yang membuat Anna gelisah. 

Hendra, suami Anna telah lama keluar dari kelompok ma fia pengedar obat bi us, tinggal di kota Semarang sebagai penjual mobil bekas. Melihat hal ini Lela menawarkan kerjasama dengan Hendra. Dengan senang hati Hendra menerima tawaran adik iparnya itu. Ketika usaha mobil bekas berjalan lancar muncul pula seorang bekas teman lama Hendra, bernama Herman dari Amerika. Sang teman baru ingin membangkitkan kelompok Srigala Hitam, sebuah kelompok yang pernah berjaya. Suasana menjadi panik ketika Pak Harry, ayah Lela di cu lik par abandit. Maka terjadilah perselisihan antara Herman dan Hendra.


~sumber : MF 113/81 Tahun VII , 27 Oktober - 9 November 1990

Thursday, May 29, 2025

SALLY MARCELLINA, BELUM PERNAH DAPAT PERAN SEBAGUS INI


 SALLY MARCELLINA, Banyak artis seangkatannya sudah berguguran bahkan cukup banyak yang tak tahu lagi di mana rimbanya. Tapi si Ai, panggilan akrabnya si kecil mungil Sally Marcellina yang masih mendesahkan suara-suara sensualitas, rintihan dan bergelut dengan lawan mainnya. Seorang sutradara senior berkata, "Sally bukanlah bertipe artis bomseks, tapi mengapa orang menciptakannya sebagai artis bomseks?

Sally sendiri menyatakan tak peduli malah suka katanya. Dia tak peduli apa kata orang. "Saya sudah terlalu sering di pojokkan,"katanya. Ia tak tahu lagi, selain tak peduli, mana pujian mana makian. 

Di saat empat produser nasional mengejar dan mencoba merangkulnya, ia lari dari cengkeraman itu. Diam-diam dia mengubah diri menjadi Mariamin, sosok yang ada dalam novel Azab dan Sengsara karya Merari Siregar karya sastra yang dicetak perdana oleh Balai Pustaka tahun 1927 ini di sinetronkan Ciri Production House dan di garap oleh Edward Pesta Sirait dalam lima episode. 

Tidakkah Sally takut bila "tahtamu" di perfilman nasional di rampas bintang baru?

"Sepanjang karir saya sebagai artis belum pernah  saya dapat peran yang baik dan penuh penghayatan seperti sekarang. Mariamin menuntut melepaskan pribadi Sally Marcellina. Ini yang paling mahal dalam karir seorang artis, selain horor,"katanya. 

Katanya lagi, bertahun-tahun mendambakan peran seperti ini. Selama ini orang mengenal Sally hanyalah artis yang keartisannya disepelekan. Memang entah perannya tidak menantang atau kemampuannya memang pas pasan atau ia sendiri sudah merasa mapan hingga sosok Sally tak berubah dari 5 tahun hingga kini (Tahun 1994).

"Saya belum pernah menjadi gadis Batak Angkola, yang begitu lugu, pintar namun penuh penderitaan. Saya bangga dapat menjadi Mariamin. Inilah saya rasa impian semua artis, setelah dapat pupularitas,"paparnya.

Tidakkah Sally memikirkan pribadi sebagai Sally Marcellina akan merusak imej Mariamin ia seketika tertawa terbahak-bahak."Banyak orang belum dewasa. Belum bisa memaklumi kalau saya ini artis. Bukankah artis harus bisa menjadi siapapun? katanya memotong pembicaraan. 

"Lantas kalau saya bintang s e k s, yang saya pilih sebagai 'fak' saya, karena itu saya tidk boleh berlakon diluar tema s e k s? inilah tantangan saya, tidak karena saya harus jadi gadis 20an, karakter, sikap bahkan latar belakang kebudayaan antara saya dan Mariamin begitu bertolak belakang. Tapi, saya harus jadi Mariamin seutuhnya. 

"sampai kapanpun selagi laku dan layak saya akan tetap melakoni tema s e k s ," ujarnya sembari mendesah. 


Sumber : MF 2009/175/THX, 2-15 Juli 1994


Thursday, May 22, 2025

SI RAWING 1 DAN SI RAWING 2


SI RAWING adalah julukan untuk tokoh pendekar berdaun telinga koyak dari kawasan Priangan yang cukup populer lewat sandiwara radio berbahasa Sunda. Serial Silat yang di bumbui banyak dialog dan adegan jenaka ini mencapai puncak kepopulerannya di daerah Jawa Barat pada awal tahun 1990.

Saat ramai-ramainya PT. Kanta Indah film memindahkan serial sandiwara radio ke versi film yang diawali dengan Serial Saur Sepuh berlanjut ke Tutur Tinular, Babad Taluhur, nah Leluhur, Anglingdarma dan lain-lain, Si Rawing pun sempat di filmkan pada tahun 1991. Sutradaranya Denny HW dengan Bintang utamanya Eka (Alias Erick) Soemadinata, di dukung oleh Yoseph Hungan, Wenny Rosaline, Rita Sheba dan Yunus Takara.

Keistimewaan film silat itu dibuat dalam dua versi bahasa Indonesia(untuk peredaran nasonal) dan Bahasa Sunda (khusus pengedaran daerah Jawa Barat. Sebagai Si Rawing yang pintar bersuling, Eka cukup pas, sesekali kocak dan lugu serta rada be go, malah sempat nembang (menyanyi)sambil main klotekan dengan kentongan bambu yang biasa di gunakan peronda.


 


RAWING 2 PILIH TANDING, Lanjutan Postingan tanggal 19 April 2025

Setelah Rawing 1 dengan bintang utama Erick Soemadinata produksi PT. Kanta Indah Film selesai, kemudian PT Elang Perkasa Film melanjutkan memproduksi Rawing 2 dengan judul Pilih Tanding. Disutradarai oleh Tommy Burnama berdasarkan skenario rekaan Prawoto Soeboer Rahardjo.

Kemungkinan berhubung produser PT. Elang Perkasa Film sudah mengontrak bintang laga Barry Prima untuk Jangka Panjang, maka peranan si Rawing pun beralih dari Eka ke Barry (Itu sebabnya Barry memainkan hampir semua pendekar mulai dari Jaka Sembung, Mandala, Kamandaka, Mata Malaikat, Panji Tengkorak, Jampang sampai ke Anglingdarma dan Tarzan).

Musuh besar Si Rawing gembong perampok si Gempar, di perankan oleh Yoseph Hungan yang sudah belasan kali bertarung (dalam film) dengan Barry.

Dua tokoh penting lain, Si kakek konyol Ki Debleng dan Si nenek genit Nini Iswari, di mainkan oleh Wingky Harun dan Yurike Prastica. Dalam sandiwara radionya, muncul sepasang tokoh tua bebodoran ini selalu bikin greget, rada nyebelin tapi juga kocak banget. Lawan mereka si sesepuh perampok, Ki Uwag di perankan oleh S Naryo Hadi.

Ikut mendukung pemain-pemain muda seperti Christine Terry (Sebagai Kartika, kekasih Rawing), Sinta Naviri (merangkap dua peran, Sekarwangi dan Saraswati), serta bintang bocah Ferry Iskandar (Sebagai Juragan Pendek) dan pemain bertubuh tambung Fahmi Bo (jadi si tubuh besar).

Lokasi suting film ini memang tak jauh-jauh cukup di sebuah gerumbul belukar yang terpuruk di kawasan Kayu Putih, Pulo Mas Jakarta Timur. Namun dengan kepintaran sutradara dan kecermatan bidikan kamera Thomas Susanto dan Kreasi Penata artistik Delsy Syamsumar, bisa di rekayasa hingga mirip sebuah desa di telatah Pasundan 'tempoe doeloe'.

Cerita di awali ketika Si Rawing dan sahabatnya, Ki Debleng tengah meronda keliling kampung. Mereka berhasil memergoki kawanan perampok yang baru selesai operasi. Cukup beberapa gebrakan saja, kawanan perampok berilmu cetek itu sudah di bikin tunggang langgang. Sadar kalau tak bakal unggul melawan kakek dan pemuda gagah ini. Kawanan perampok langsung lari kocar kacir meninggalkan semua buntalan hasil rampokan.

Dengan penuh kebanggaan, merasa telah bejasa besar, Ki Debleng menggendong buntalan besar itu. Niatnya besok akan mencari dan memulangkan pada pemiliknya. Eh, jebul barang-barang dalam buntalan itu, bukan lain adalah milik istrinya dewek, Nini Iswari. Lho kok bisa begitu? Rupanya tadi kawanan perampok mencuri harta Nini Iswari dari dalam rumah yang ditinggal kosong.

Terjadi kesalah pahaman karena bukannya berterima kasih, Nini Iswari malah baik menuduh Ki Debleng Sebagai maling. Karuan si kakek tak terima, meskipun bukti-bukti sangat memberatkannya. Tuduhan cerewet si nenek membuat keduanya bercekcok dan ribut besar..

Monday, May 12, 2025

SEJARAH KELAM PERBIOSKOPAN INDONESIA AKIBAT KERUSUHAN MEI 1998


Suasana mencekam kerusuhan di Jakarta telah melumpuhkan bisnis bioskop, sejak 12 Mei 1998 seluruh bioskop di kota Jakarta dan sekitarnya tutup. Bukan itu saja, banyak bioskop yang jadi korban kerusuhan dan pembakaran, terutama di bioskop yang berada di mall ataupun komplek pertokoan. Kegiatan suting  pun berhenti, dan kaum selebritis harus kehilangan penghasilan akibat kerusuhan yang melanda. 

Situasi mencekam seperti itu juga melumpuhkan kegiatan sensor hingga di khawatirkan banyak film-film khususnya untuk tayangan televisi yang tidak melalui sensor, sebegitu besar dampaknya akibat keadaan itu. 

Lembaran hitam dalam sejarah perbioskopan di Jakarta pada Mei 1998. Massa yang beringas menjarah berbagai bangunan, mall, pertokoan dan ikut merusak bioskop, puluhan bioskop terbakar, hangus dan tak bisa beroperasi. 

Bermula dari gugurnya empat mahasiswa Universitas Trisakti sebagai pahlawan revolusi. Selasa kelabu, 12 Mei 1998 berbuntut kerusuhan di berbagai tempat di ibukota, sejak 14 Mei yang menghancurkan lebih dari 1118 bangunan, ratusan mobil an motor di bakar, lebih dari 500 jiwa menjadi korban mati terpanggang api dan penjarah yang di jebloskan ke sel tahanan , banyaknya korban yang terluka, belum yang kehilangan harta benda sampai cuma pakaian yang melekat saja. 

Inilah masa keprihatinan mendalam yang tercatat sebagai lembaran hitam dalam sejarah perbioskopan tanah air. Tentu banyak jiwa-jiwa yang menangis sedih akan hal ini terutama insan pecinta kedamaian. Apa sih kesalahan bioskop-bioskop ini sehingga sampai tega di rusak, di rampok bahkan di bakar sampai runtuh. Massa yang melakukannya pun mungkin tidak bisa menjawab! Karena pada saat melakukannya mereka seperti kerasukan nafsu setan yang tiada henti-hentinya merasuki dan menghasut manusia-manusia agar tersesat untuk berhati sirik dan berbuat kerusakan. 

Dari data yang mimin dapatkan, tercatat di Jakarta yang menjadi korban kebiadaban tersebut adalah bioskop-bioskop seperti : 

Amigo (4 layar), Cempaka (4 layar), Central (4 layar), Daan Mogot (3 layar), Internasional (3 layar)Lipo Karawaci, (3 layar), Palem (7 layar), Plasa (3 layar), Slipi Jaya (4 layar), Topaz (4 layar), juga diluar Jakarta seperti Ciputat Teater. 

Sineplek Sineplek tersebut boleh di bilang habis terbakar, karena memang menjadi satu dengan mal atau pusat perbelanjaan yang di jarah. Diluar yang tercantum diatas, masih banyak lagi yang lain namun ada yang tidak sampai di bakar, cuma menderita pengrusakan. 

Sementara dari Solo diberitakan Sineplek Atrium (8 layar) dan Studio (3 layar) juga dikarang abangkan! (Dibakar) Bioskop-bioskop lainnya otomatis tidak menayangkan film lagi sejak 13 Mei 1998 bukan cuma di Jakarta dan Solo tapi juga di Surabaya, Bandung, Semarang, Yogya terkena imbasnya juga. Demi keamanan tentu saja. Selain bioskop, beberapa kopi film juga musnah menjadi abu. 

Tak hanya bioskop papan atas, bioskop kelas menengah kebawah pun ikut jadi sasaran. Bioskop-bioskop itu antara lain Palem di Pasar Pal Merah, Amigo di Kebayoran Lama, Bioskop Lingga di Pasar Minggu dll, Dengan musnahnya bioskop secara mengerikan, citra aman bioskop bagi keluarga menjadi pupus, "Orang jadi ngeri datang ke bioskop". Selain itu dampak lainnya akibat musnahnya bioskop tentu saja adalah PHK para karyawan bioskop yang menambah angka pengangguran bertambah. 

Kini setelah sekian lama kejadian berlalu, bioskop-bioskop pun sudah tumbuh kembali dan menjadi tempat yang nyaman untuk menonton meskipun belum menjangkau hingga kota kecil seperti dahulu kala. 


Sumber tulisan : MF 312/278 30 Me-12Juni 1998

Wednesday, May 7, 2025

HERMAN SOESILO, PENATA KAMERA SAUR SEPUH 1 SATRIA MADANGKARA


"Inilah film terlama yang saya kerjakan", ujar Herman Soesilo, Kameramen Film Saur Sepuh Satria Madangkara garapan sutradara Imam Tantowi. "Tapi , biar begitu saya puas mengerjakan film ini, " tambah kameramen yang sebelumnya berprofesi sebagai wartawan ini. 

Herman, lelaki yang memulai karirnya sebagai wartawan foto di sebuah majalah hiburan Ibukota yang sudah tutup, menyinggung tentang celan apendek yang kerap di gunakan setiap suting, menyebutkan dengan celana pendek bisa leih bebas dan praktis. "Lebih enak begini, bisa duduk di sembarang tempat tanpa takut kotor, lagi pula celana pendek lebih bebas bergerak," ujarnya. 

Meski cuma pakai celana pendek, herman mengatakan kalau lagi kerja tak ingat lagi soal beginian. 

Perihal tradisi pakai celana pendek waktu suting, Herman menyebutkan dialah yang memulainya. "Wim Umboh juga pakai celana pendek, tapi sayalah yang duluan,"ujarnya. 

Mengenai sepatu karetnya adalah cerita Herman, "Ini sepatu Sorta," ujarnya. Lho? "Maksud saya ini sepatu saya beli ketika bikin film "Sorta" di Parapat Sumatera Utara," jelasnya. "Sudah lama kaan"? sampai sekarang tetap saya pakai saban suting, "katanya lagi. 

Herman yang nampak gembira , terjun pertama kali sebagai kameramen tahun 70an, sampai saat ini sudah menjadi kameramen puluhan judul film.


#hermansusilo

#kameramen


LANGIT KEMBALI BIRU, Asmara di Tengah Integrasi Timor Timur

 


LANGIT KEMBALI BIRU, SAAT TIMOR TIMUR MASIH JADI BAGIAN INDONESIA

Langit Kembali Biru, Asmara di tengah Integrasi Timor Timur. Saat pembuatannya di awal tahun 1991, Langit Kembali Biru (LKB), produksi kerjasama antara PT. Bola Dunia Film dengan Pemda Tingkat I Timor Timur.

Sutradara film ini pun masih asing, Dimas Haring. Maklum, baru pertama kalinya menyutradarai film bioskop. Namun Dimas yang lulusan IKJ telah mengasah ketrampilannya lewat pembuatan sejumlah film dokumenter. 

Satu-satunya pemain yang di kenal hanyalah Ryan Hidayat yang populer sebagai bintang remaja lewat film Lupus. Sedangkan pasangannya, Sonia Dora yang putri Gubernur Carascalao, kendati cukup menonjol kecantikannya yang diekspos sejumlah majalah, juga baru membuat debut aktingnya di sini. 

Apalagi pemain-pemain pembantu seperti Maria Do Carmo Quintao dan Domingos Policarpo, yang asli Timor Timur. Jelas semuanya merupakan wajah-wajah baru dalam perfilman Indonesia. Seperti sudah sama kita ketahui, hasil akhirnya, LKB berhasil meraih dua PIala Cintar Untuk Dimas Haring dan S Dias Xinemes sebagai penulis Cerita Asli dan Penulis skenario Terbaik FFI 1991.

Kisah Kasih yangberlatar belakang Integrasi Timor Timur ini semula di dekati dengan penggarapan ala dokumenter. Gambar-gambar berbicara cepat, singkat dan cukup padat mengenai kegalauan masyarakat. Sampai merajalelannya Gerakan Pengacau Keamanan yang di dalangi oleh Fretilin. 

Rasanya bagaikan menonton film Impor dengan lokasi Amerika latin saja, karena sampai lebih dari separo film di gunakan dialog bahasa Portugis dan teks bahasa Indonesia. Baru setelah integrasi mulai di gunakan bahasa Indonesia.

Terasa belang dalam konsep penyutradaraan pada seperempat bagian akhir. Kemungkinan karena Dimas masih canggung untuk harus menggarap drama hingga bertele-tele berkepanjangan menggambarkan pertemuan kembali Manuel dengan Ana. Kalau saja Dimas Konsisten menggarap dengan pendekatan film dokumenter dari awal sampai akhir, maka karya pertamanya ini rasanya bisa di sejajarkan dengan Pengkhianatan G 30 S PKInya Arifin C NOer. 

~sumber : MF~


Sunday, April 20, 2025

KEDASIH, SINETRON SERI PERTAMA TPI , DARI TVRI Lari ke TPI


 Awalnya sinetron seri KEDASIH yang bernafaskan remaja ini untuk TVRI. Rupanya, proses di layar gelas milik pemerintah itu masih terkatung-katung. Ketika TPI belum lahir, sang sutradara H. Alfadin dan penulis skenario Bung Smes cukup bersabar, ketika TPI lahir, si empunya cerita dan calon sutradara hilang kesabaran lalu melarikan idenya ke TPI. TPI "acc", tak lama kemudian dilakukan kontrak kerjasama dengan PT. Sal Putra Utama Film Production, setahap telah di capai, H. Alfading sebagai dalang semakin bersemangat. Di lakukan riset kecil kecilan tentang pelakon. Di putuskan umumnya pelakon muka-muka baru di tambah pelakon tua. 

"Kombinasi ini dilakukan supaya artis baru dapat pelajaran dari artis tua. Ternyata selama suting tidak mengalami hambatan. Kerjasama artis tua dan muda berjalan mulus," kata H Alfadin dilokasu suting Sukabumi. 

"Kedasih" cukup menarik untuk menjadi sebuah tontonan. Setiap episode, penulis mencoba mengadakan renungan kecil bagi remaja sebagai titik sasaran. Tidak hanya kontiniti suasana yang harus di jaga, tapi juga kontiniti karakter, "benang merah" satu episode dan episode lain harus menyambung. Dan biasanya membuat sinetron tidaklah dalam studio seperti TVplay. Sinetron seri dikerjakan bertahap, tidak sekaligus berjalan. ini sudah ciri sinetron seri. 

Sinetron seri biasanya pula secara samar tersirat pesan-pesan dari pihak pembuat. Terkadang, membuat tidak enak, penyampaian pesan terlalu vulgar, norak dan terang-terangan. 

Lalu, apa sih menariknya "Kedasih".

"Kami mencoba melakukan pendekatan pada remaja. Di saming tetap menghadirkan cerita yang terbaik setiap episode," kata H. Alfadin. Bisakah itu menjadi jawaban?

"Usaha kami maksimal. Dalam kru pak H Alfadin memberikan kepercayaan kepada orang muda. Dalam "Kedasih" kami dapat menimba pengalaman," kata Dasa Warsa, selaku asisten sutradara alumni IKJ Fakultas Seni Peran.

"Kedasih" tahap pertama telah selesai di garap enam episode. Menghabiskan 36 hari suting, dengan biaya perepisode 17 juta rupiah. Akhir bulan Juni 1991 telah pula melakukan suting tahap kedua dengan lokasi suting di tempat sama, Sukabumi, Pelabuhan Ratu dan sekitarnya. 

Kedasih tayang setiap Jumat Pagi jam 9.30 di TPI. Tayangan Episode pertama, 28 Juni 1991 yang berjudul : Dusta Sang Pengantin disusul kemudian tayangan berikutnya, Sejoli Boneka, Tak Selamanya Bisa Tersenyum, Memburu Cakrawala, Masih ada Duri dan Episode ke enam Badai Badaipun Usai. 

Sinetron Kedasih dibintangi oleh Vinni Alfionita sebagai Kedasih, Dasa Warsa sebagai Sambudi, Rahman Yacob sebagai Barot, Hendra Cipta sebagai Kriyo Menak, Mien Brodjo sebagai Bu Basri, Harun Syarif sebagai Pak Basri, Ina Hariyadi sebagai Bu Kriyo Menak, Yanti Damayanti sebagai Hilda, Poppy sebagai Zanna, Diar Sebagai Anis, Erlangga Roso sebagai Haka, Jack Maland sebagai Pano, dan Ratna sebagai Bu Nani. 

Sebagai kerabat kerja : Victor (Kameramen), Peter (Tata Lampu), Dimas Dewa (Skrip), Djunaidy (Artistik) R Mono WS (Properti) Adi (unit manager) dan Das Warsa (Asisten Sutradara)


~Sumber MF~