Showing posts with label Komunitas Pecinta Film Indonesia Jadul. Show all posts
Showing posts with label Komunitas Pecinta Film Indonesia Jadul. Show all posts

Tuesday, July 29, 2025

SEMUA SAYANG KAMU


 SEMUA SAYANG KAMU, NOMINASI FFI 1989

NAMA PERUSAHAAN : PT. Sinar Permatamas Film
Penanggungjawab : Puji Agung
Cerita, Skenario, Sutradra : Ida Farida
Penata Kamera : Trasta Sembiring
Penata Artistik : Luftianes
Penyunting : S.K. Syamsuri
Penata Suara : Rizki Ichwan
Pemeran Utama Wanita : Neno Warisma, Uci Bing Slamet
Pemeran Utama Pria : Eeng Saptahadi, Dian Hasri
Pemeran Pembantu Wanita : Rina Hassim, Ade Irawan
Pemeran Pembantu Pria : ----

CERITA :

NURAINI melahirkan bayinya lebih awal dari KARTINI. Salahnya tia telah mengambil bayi dari kamar bayi untuk disusui tanpa seizin Suster Puskesmas. Sementara itu KARTINI mulai curiga karena bayi yang ada disisnya brambut hitam lebat, padahal dia tahu pasti bayi yang dilahirkan berambut tipis dan berdahi lebar.

Baik KARTINI maupun suaminya SURIPNO merasa yakin bahwa bayi mereka telah tertukar dengan bayi NURAINI. Kejadian itu segera di laporkan kepada suster untuk diadakan pemeriksaan kembali.

NURAINI menolak, dia tetap bersikeras bahwa bayi itu adalah bayinya sendiri. Apalagi setelah ada surat keterangan dari dokter yang menguatkan pengakuannya. Sambil menunggu proses selanjutnya KARTINI membawa pulang bayi yang berambut hitam itu. Tetapi karena usahanya gagal, maka bayi tersebut dikembalikan ke Puskesmas.

Sejak itu masalah tertukarnya bayi menjadi bahan pembicaraan orang, yang akhirnya sampai ke meja hijau.
Sidang yang berlangsung berbulan bulan berakhir dengan keputusan bahwa NURAINI dinyatakan bersalah karena telah menggelapkan bayi yang bukan haknya.

~sebuah film yang diangkat dari kisah nyata tentang tertukarnya bayi
Film ini masuk nominasi pada FFI 1989 sebagai :
1. Unggulan Film Terbaik
2. Unggulan Pemeran Utama Wanita Terbaik (Neno Warisman)
3. Unggulan Pemeran Utama Pria Terbaik (Eeng Saptahadi)
4. Unggulan Cerita Asli Terbaik (Ida Farida)
5. Unggulan Penata Artistik Terbaik (Lutfianus)
6. Unggulan Sutradara Terbaik (Ida Farida)
7. Unggulan Skenario Terbaik (Ida Farida)
8. Unggulan Penata Suara Terbaik (Rustam Effendy)

dan dari 8 Unggulan tersebut akhirnya yang membuahkan 1 Piala Citra melalui :

Penulis Skenario Terbaik (Ida Farida)

Wednesday, July 2, 2025

FILM MENUMPAS AJARAN SESAT, SUTINGNYA BEKELILING

 


Udara pantai Parangtritis begitu panasnya. Angin membawa uap panas menerpa nerpa tubuh membuat orang tak bergairah. Namun suting harus berjalan. Mau tidak mau semua kru berarak berjalan menelusuri pantai. Beberapa orang artis kelihatan lesu. Sebelum tiba di Yogya, film Menumpas Ajaran Sesat telah suting di berbagai tempat sehingga gairah bekerja telah menurun. 

"Sebenarnya adegan di pantai bisa saja di curi ditempat lain. Namun tidak sama dengan pantai Parangtritis. Alam Parangtritis yang tandus sangat mendukung cerita,"kata Syarifuddin selaku sutradara. Untuk saja Johan Saimima dan Mayang Rianti cukup memaklumi kerja film. Terkadang ide bisa lahir di lokasi. "Kalau di pikir adegan saya cuma dua shot doang. " ujar Mayang. Namun kaena sudah kebutuhan maka artis tidak ada yang beranjak dari terik matahari. 

Film Produksi PT. Dipa Jaya Film ini bukanlah film kolosal. Boleh di katakan biasa-biasa saja. Namun karena ingin variasi sehingga suting berpindah-pindah tempat. 

Karena kebutuhan shot Johan Saimima harus berguling-guling dari bukit pasir. Dan matanya kena pasir, pandangan Johan kabur. Namun suting tertap berjalan lancar. "Saya bukan gila-gilaan mau terjun dari bukit berpasir. Karena sudah tututan skenario, saya tak bisa membantah, kata artis ini. 

Entah karena apa, hanya kru kecil saja yang berangkat ke lokasi suting. Namun tidak menghambat jalan suting. Malah sebaliknya, kru semakin bergairah. "Masalahnya tiga hari lagi selesai suting," ujar kameramen. 

Cerita film ini menggambarkan munculnya ajaran sesat yagn di bawa oleh seorang gadis bernama Angun. Sang gadis datang dari luar planet bumi. Angin datang ke bumi untuk mengajarkan ajaran sesat. Imam datang dari bulan. Dia tidak ingin bumi di kotori ilmu sesat Angun.  maka terjadilah pertikaian antara Imam dan Angun. 

Film ini bertemakan action modern dengan tema rada khayalan. Dibintangi oleh Johan Saimima (Imam), Mayang Rianti (Angun), Anika Hakim (Ayu), Simon Pita (Nurly) Muni Cader (Komandan Polisi) dan Melati Tanjung. 

~mf 129/96 tahun VII, 8 - 21 Juni 1991~

#menumpasajaransesat~

Wednesday, February 5, 2025

KISAH ANAK ADAM ALI SHAHAB

 


Qobil murung, marah dan putus asa. Cewek yang dicintainya justru mau menikah dengan Habil saudaranya sendiri. Syahdan, iblispun muncul "Mending singkirkan saja adikmu, Bun*h dia", Justru Qobil jadi bingung. "Gimana caranya membun*h manusia. Ayah tak pernah ngajarin, "ujar Qobil. Dan Habil pun di bun*h. 

Pembun*han pertama terhadap manusia yang terjadi jutaan tahun silam, pada pertengahan Juni 1988 di ulang di tengah hutan cagar alam Pangandaran Jawa Barat, oleh sutradara Ali Shahab lewat pita seluloid lewat judul "Kisah Anak Adam". Semula judulnya adalah "Adam dan Hawa", lantaran banyak pihak protes, PARFI, PPFI, ataupun KTFpun lalu memberi rekomendasi. 

Ali sempat terkatung-katung. "Saya ini mau melangkah, tapi sudah di curigai bahwa saya akan bikin film yang bukan-bukan", ujar Ali Shahab yang dikenal dulu, membuat film dari ranjang ke ranjang. 

Selain protes terhadap organisasi perfilman, nampaknya protes kian melebar. MUI (Majelis Ulama Indonesia) juga mengeluarkan fatwa yang mengharamkan para Nabi dan Rasul di filmkan. Dan Departemen Penerangan pun tak memberi izin pembuatan film tersebut. 

"Saya tak mungkin dong akan mengeksploitasi ketelanja ngan Adam dan Hawa untuk cari nilai komersil, "ujar Ali Shahab yang pernah bikin film "Tante Girang".

"Bikin film da'wah tidak saja cari trend baru, tapi juga membuat tabungan di akhirat," ucap Ali Shahab yang dikenal juga lewat film tivi "Rumah Masa Depan".

Lalu gimana menghadirkan Adam dan Hawa? "Wah kalau  di beberkan nggak surprise dong," ujar Ali yang konon terus berdialog dengan ahli agama Islam dan menghabiskan 10 buku referensi tentang Islam. 

"Kalau di bikin film seri teve setidaknya bisa 10 seri," tutur Ali Shahab, bekas wartawan, pemimpin redaksi sebuah majalah yang pernah di ajukan ke pengadilan karena novelnya "Koruptor Koruptor".

Qobil di perankan oleh Alfian. Habil oleh Henky Tornado, Iqlima cewek yang jadi rebutan di perankan oleh Dewanty Bauty, Iblis oleh Syamsuri Kaempuan, Dewinta Bauty kembaran Qobil, Nina Anwar sebagai iblis wanita. 

#Kisahanakadam

~~ MF no. 053/21/Tahun IV,9 Juli - 22 Juli 1988.

Thursday, September 12, 2024

DIBALIK GEMPITA, AKHIRNYA INILAH SAUR SEPUH ITU


 Kesempatan memang menjadi milik orang yang gesit. Drama radio "Saur Sepuh" yang diudarakan lewat 250 stasiun radi di berbagai wilayah di Indonesia tiba-tiba seperti melahirkan fenomena tersendiri. 

Para pendukung sandiwara ini, yang cuma suaranya saja yang dikenal, lalu lebih didekatkan dengan penggemar yang selalu membludag lewat hiburan panggung. Lalu muncul nama-nama populer macam Elly Ermawati, Ferry Fadly, atau Novia Kolopaking, "dinasti" saur sepuh perdana. Kepopuleran drama "Saur Sepuh" yang diudarakan mulai Februari 1984 ini, tercium juga bau komersialnya oleh orang film. 

Syahdan beberapa produser, tanpa kencanpun mulai mengontak Kalbe Farma, perusahaan farmasi yang punya hak milik "Saur Sepuh". Ada Tobali Film, Garuda Film serta Inem Film. Dari penjajagan dengan mereka, pihak Kalbe nampaknya lebih condong memilih Garuda Film. Tapi menghubungi produser Garuda tak mudah. Apalagi waktu itu Hendrick Gozali (Pemilik garuda film) pergi ke Hongkong. Sejak itu putus kontak Kalbe dan Garuda.

Produser lain, Kanta Indah Film adu nasib, menghubungi Kalbe dengan memutarkan film-film silat yang pernah di produksi macam "Kelabang Seribu", "Mandala", "Pendekar Ksatria" dan lainnya. Kalbe berubah pikiran melihat kesungguhan Kanta dan Imam. "Baik, Kalbe setuju asal yang menyutradarai Imam Tantowi", ujar pihak Kalbe. 

Tobali Film tak mau kalah. Ia tawarkan uang "beli" Saur Sepuh sebanyak Rp . 50 juga. Tapi mana Kalbe, yang telah keluarkan duit Rp. 5 Milyar untuk radio Saur Sepuh, menganggap uang segitu berharga. 

Bahkan kepada Kanta Film, Kalbe menjanjikan kalau film Saur Sepuh nanti jadi dibuat dan Kanta kekurangan duit, Kalbe akan bantu. "Dari kami  syaratnya cuma satu, bikin film Saur Sepuh sebagus mungkin, " ujar A.O Handriyono, Asisten Manager Marketing Kalbe Farma di mobil pribadinya saat suting di Lampung kepada Majalah Film. 

Semula Kanta menganggarkan film ini kelak cuma menghabiskan Rp. 700juta. Tapi sampai suting terakhir di Pusat Latihan Gajah Way Kambas Lampung, telah menghabiskan Rp. 800 juta.Dan ini tak jadi masalah. Sebab menurut orang terpercaya Kalbe, pihaknya juga membantu finansial pada Kanta Film. 

"Soal besarnya itu rahasia perusahaan," ucapnya. Bagi kami keuntungan dari film ini tak jadi masalah benar. Kalau masyarakat puas, kamu pun cukup puas," tuturnya dalam gaya di promasi seorang bisnis.

Maka Kantapun lalu menghubungi para pemain Saur Sepuh diantaranya Ferry Fadly, dan Elly Ermawati. Namun Ferry Fadly yang sudah dikontrak Kanta , menurut Fadly, sengaja dipermainkan pihak Kanta, Lantaran Saur Sepuh belum mulai juga saat Ferry dikontrak 4 bulan lalu. 

Dan Tobali Film masuk mencoba membujuk Ferry agar menyeberang ke pihaknya untuk bikin film Saur Sepuh. Maka muncul Saur Sepuh lain kalau tak mau di sebut "palsu". Gembar gemborpun mulai. Orang bingung Saur Sepuh model apa ini. Pihak Kalbe perlu turun tangan. Lewat iklan di koran, mereka memberitahu bahwa hak perfilman Saur Sepuh hanya diberikan pada Kanta Indah Film. Sejak itu Tobali nyerah lalu merombak skenario Saur Sepuh menjadi Brahmana Manggala.

Tobali ngebut produksi. Bahkan sebelum Saur Sepuh selesai suting pada 25 Juli ini, Film Brahmana Manggala sudah beredar. Celakanya beberapa distributor dan pihak gedung bioskop mulai nakal dengan menyebut inilah film Saur Sepuh. 

Tentu saja Kanta atau Sutradara Imam Tantowi yang namanya dibawa-bawa jadi keki, meski tak mau berbuat banyak.  "Akhirnya toh orang tahu bahwa film itu bukan Saur Sepuh," Ujar Tantowi. Hal ini juga diakui oleh Kalbe sendiri yang melihat iklan menyesatkan tentang film Brahmana Manggala di beberapa daerah. 

Sebuah kesempatan telah terlewati sudah. Dan Kanta Film plus Imam Tantowi telah menyergapnya. Tinggal kini menguji sejauh mana kesempatan kolosal ini dimanfaatkan dan diolah untuk diuji oleh masyarakat yang kadung demen sama Saur Sepuh. 

Dan ini benar-benar tantangan seharga Rp. 1,2 Milyar. Sebab pihak Kalbe juga memberi syarat bahwa film ini harus dipromosikan secara besar-besaran dengan pesan sponsor perusahaan obat ini, tentu saja. 

Dan kesempatan ini terjadi setelah nanti, Film Saur Sepuh dengan Elly Ermawati diedarkan serentak dengan 80 kopi pada 1 September 1988 untuk saru sepuh jilid I dan dilanjutkan Saur Sepuh jilid II (yang belum dibuat) dan direncanakan beredar 25 Desember, itupun kalau jadi lho ya!.


Demikian di tulis ulang dari artikel Sisipan Majalah Film No. 056/24 tanggal 20 Agustus sd 2 September 1988.



 


Tuesday, September 10, 2024

ALAM RENGGA SURAWIDJAYA, AKTOR DAN SUTRADARA FILM


 ALAM RENGGA SURAWIDJAYA atau lebih di kenal dengan Alam Surawidjaya memiliki nama lengkap Alam Rengga Rasiwan Kobar Surawidjaya, lahir di Sindang Laut Cirebon, 24 Desember 1924. Lepas dari sekolah Menengah Teknik Tinggi, ia belajar akting di "Cine Drama Institut" di Yogya pada masa revolusi. Sebelum ke film, Alam aktif main drama panggung dan menjadi sutradara grup "Reaksi Seni" Yogya disamping menyelenggarakan acara Sastra di RRI setempat. Sosoknya yang sederhana, namun siapa sangka karyanya banyak sekali baik sebagai pemain maupun sutradara film.


Terjun ke film sebagai Asisten Sutradara "Taufan" (1952) dan menjadi sutradara penuh untuk film "Manusia Suci" (1956). Ia di kenal sebagai sutradara spesialis pembuat film perang, walaupun ia menolak gelar itu dan mampu membuat film jenis lain seperti ia buktikan dengan "Nyi Ronggeng" (1970).

Alam di kenal sebagai sineas yang punya dedikasi tinggi dan gigih dalam berkarya. Ia sempat menjadi Anggota Dewan Film Nasional, Ketua Kine Klub DKJ, dan dengan istrinya Deliana Surawidjaya, ia pun membina anak-anak lewat perkumpulan sandiwara "Kak Yana".
Alam Surawidjaya tidak saja terkenal sebagai Sineas, tetapi ia pun sering tampil sebagai pemain seperti dalam film "Menyusuri Jejak berdarah" (1967), "Si Bongkok" (1972), "Cinta Pertama" (1973), Dimana Kau Ibu (1973), "Perkawinan Dalam Semusim" (1977), "Matinya Seorang Bidadari", "Perawan Buta" dan permainannya yang sangat menonjol dan mendapat sambutan dalam film "Si Buta Dari Goa Hantu".

Dalam menangani setiap filmnya, Alam selalu sungguh-sungguh dan sangat hati-hati, karena itulah ia tidak terlalu produktif. Hasil karyanya yang menarikyaitu "Daerah Tak Bertuan" (1963), "Perawan di Sektor Selatan" (1972), "Bandung Lautan Api " (1975) dan "Janur Kuning" (1979).

Anak Lurah yang punya saudara 13 orang ini, juga membuat film-film Dokumenter, antara lain : "Keluarga Berencana", "Wayang Golek", "Bursa Efek Efek", dll. Oleh karena Serangan penyakit jantung, Sutradara yang tak ada duanya dalam soal film perang ini menghembuskan nafas yang terakhir hari Senin dinihari tanggal 12 Mei 1980 di ruang ICCU RS Ciptomangunkusumo.

Sumber : Buku FFI 1985

Dikutip dari wikipedia, berikut film-film yang pernah di bintangi maupun yang di sutradarai oleh Alam Surawidjaya

SEBAGAI AKTOR
Taufan (1952)
Si Djimat (1960)
Suzie (1966)
Mendjusuri Djejak Berdarah (1967)
Si Buta dari Gua Hantu (1970)
awan Djingga (1970)
Perawan Buta (1971)
Banteng Betawai (1971)
Kabut Kintamani (1972)
Si Bongkok (1972)
Flamboyan (1972)
Pemburu Mayat (1972)
Anjing-Anjing Geladak (1972)
Tabah Sampai Akhir (1973)
Pencopet (1973)
Dimana Kau Ibu (1973)
Si Rano (1973)
Rio anaku (1973)
Si Mamad (1974)
Cinta Remaja (1974)
Lupa Daratan (1975)
Jinak Jinak Merpati (1975)
Wulan Di Sarang Penculik (1975)
Anak Emas (1976)
Perkawinan Dalam Semusim (1976)
Christina (1977)
Pembalasan Si Pitung (1977)
Istriku Sayang Istriku Malang (1977)
Ridho Allah (1977)
Pahitnya Cinta Manisnya Dosa (1978)

SEBAGAI SUTRADARA
Manusia Sutji (1955)
Detik detik Revolusi (1959)
Kenangan Revolusi (1960)
Sehelai Merah Putih (1960)
Sipendek dan Sri Panggung (1960)
Daerah Tak Bertuan (1963)
Ekspedisi Terakhir (1964)
Luka Tiga Kali (1965)
Cheque AA (1966)
Nyi Ronggeng (1969)
Perawan di Sektor Selatan (1971)
Bandung Lautan Api (1974)
Janur Kuning (1979)

Tuesday, June 18, 2024

WOLLY SUTINAH YANG DI KENAL DENGAN NAMA MAK WOK


 Wolly Sutinah, Namanya keren, perpaduan antara nama Bellanda, Wolly dan nama Jawa asli, Sutinah. Namun kita semua mengenalnya dengan panggilan akrab, Mak Wok. 

Mak Wok di lahirkan di Magelang, 17 Juli 1915, pendidikan yang di kenyamnya sampai sekolah rakyat atau sekolah dasar. Darah seni diwarisi dari ayahnya, seniman Biola.

Pada masa kecilnya Mak Wok sudah ketagihan menonton sandiwara dan wayang opera Cina. Kemudian dengan bekal ilmu silat (kungfu) terutama kemahirannya bermain toya, Mak Wok nekad terjun langsung menjadi pemain di Wayang Opera "Sim Ban Lian"

Pada masa sebelum perang, itu merupakan zaman keemasan bagi grup sandiwara keliling seperti misalnya "Dardanela" dengan primadonanya Devia Dja. Dan tersohorlah aktor aktris panggung pujaan masyarakat seperti : Tan Tjeng Bok dan Fifi Young. Mak Wok Pernah memiliki grup sendiri dengan nama "Miss Wolly Opera" tapi tidak berusia lama. 

Ketika Industri Film mulai berkembang di negeri ini, Mak Wok diminta ikut membintangi Film Silat "Ouw Pecoa", (Siluman Ular Putih) yang di gubah dari legenda Cina Kuno. Film Produksi tahun 1933 di garap oleh The Teng Cun, yang juga pertama menarik Mak Wok ke dunia Film. 

Kesuksesan film tersebut disusul dengan film silat berikutnya, "Pat Kiam Hoat", (Delapan Pendekar Pedang). Pada tahun 1933 Mak Wok masihlah sebagai gadis remaja berusia 18 tahun. Pada era itu memang film-film Indonesia kebanyakan adalah gubahan dari cerita silat Cina yang sangat digemari oleh kaum peranakan baba. 

Mak Wok yang mulai populer sebagai bintang panggung dan film ketemu jodoh aktor panggung pula bernama Husin Nagib. Dari suaminya inilah ia melahirkan seorang putri bernama Aminah Cendrakasih. Sepeninggal suaminya Mak Wok tetap menjanda hingga akhir hayatnya. 

Mak Wok meninggal dunia pada 14 September 1987 dalam usia 72 tahun. Kepergian Mak Wok boleh dibilang tiba-tiba karena tanpa dirawat dirumah sakit bahkan dua hari sebelum kematiannya masih tampil membawakan peran seorang nenek yang sedang sakit dalam sandiwara serial "Keluarga Pak Is" berjudul "Doa Rini" yang ditayangkan oleh TVRI pada tanggal 12 September 1987. 

Film terbarunya juga masih dalam tahap penyempurnaan yaitu film Lupus "Kejarlah Daku Kau Kujitak" bersama Nurul Arifin dan Ryan Hidayat. 

Sudah banyak film yang dibintangi oleh Mak Wok, dari awal karir hingga akhir hayatnya sekitar 200 judul bahkan lebih pernah dibintanginya. Dan hampir semua pelawak dari Bing Slamet, Benyamin S, Sampai Dono pernah berolok-olok dengannya. Menurut Mak Wok, Sutradara Ali Shahab sebagai orang yang memberikan kesempatan bermain total dalam drama seri "Rumah Masa Depan" yang ditayangkan di TVRI. 

Dari film-film yang pernah dibintangi lebih dari 200 film diantaranya adalah : 

1941Aladin dengan Lampoe Wasiat
Poesaka Terpendam
Koeda Sembrani
Panggilan Darah
1944Ke Seberang
1950Remong Batik
Tirtonadi
Bintang Surabaja
Kembang Katjang
1951Selamat Berdjuang, Masku!
1954Klenting Kuning
Burung Merpati
Rahasia Sukudomas
1955Di Balik Dinding
Kasih Ibu
Gambang Semarang
Ada Gula Ada Semut
Senjum Derita
1956Terang Bulan Terang di Kali
Rini
Serampang 12
1958Arriany
Tjambuk Api
Serodja
1959Mutiara jang Kembali
Serba Salah
Iseng
Sekedjap Mata
1960Tak Terduga
Gadis Manis di Pinggir Djalan
Pedjuang
Darah Tinggi
1961Pesan Ibu
1962Bermalam di Solo
1965Operasi Hansip 13
1966Terpesona
1968Djampang Mentjari Naga Hitam
1970Samiun dan Dasima
Kutukan
1971Penunggang Kuda dari Tjimande
Biarkan Musim Berganti
Tiada Maaf Bagimu
Lantai Berdarah
Wadjah Seorang Laki-Laki
Singa Betina dari Marunda
Pendekar Sumur Tudjuh
Ilusia (Kasih Tak Terputuskan)
1972Selamat Tinggal Kekasih
Samtidar
Benyamin Biang Kerok
1973Takdir
Bapak Kawin Lagi
Dimadu
Tabah Sampai Akhir
Anak Yatim
Biang Kerok Beruntung
Bing Slamet Sibuk
Bundaku Sayang
1974Bajingan Tengik
Setitik Noda
Pacar
Kosong-Kosong Tiga Belas
Buaye Gile
Tetesan Air Mata Ibu
Paul Sontoloyo
1975Keluarga Sinting
Benyamin Raja Lenong
Setan Kuburan
Syahdu
Samson Betawi
Si Doel Anak Modern
1976Pengakuan Seorang Perempuan
Liku-Liku Panasnya Cinta
Tiga Janggo
Mustika Ibu
Cinta Abadi
Ingin Cepat Kaya
Hippies Lokal
Ranjang Siang Ranjang Malam
Zorro Kemayoran
1977Warung Pojok
Kembalilah Mama
Diana
Badai Pasti Berlalu
Yuli, Buah Hati Kekasih Mama
Jeritan Si Buyung
Nasib si Miskin
Rahasia Seorang Ibu
Hujan Duit
Penasaran
Jalal Kojak Palsu
Saritem Penjual Jamu
Operasi Tinombala
Ateng Bikin Pusing
1978Salah Kamar
Kisah Cinderella
Cowok Masa Kini
Duyung Ajaib
Pelajaran Cinta
1979Ach yang Benerrr...
1980Tiga Dara Mencari Cinta
Senyum untuk Mama
1981Tomboy
Manusia 6.000.000 Dollar
Manusia Berilmu Gaib
IQ Jongkok
Dukun Lintah
1982Hukum Karma
Neraca Kasih
Sentuhan Kasih
Bayi Ajaib
1983Rumput-Rumput yang Bergoyang
Gadis Telepon
Damarwulan-Minakjinggo
1984Sunan Kalijaga
Asmara di Balik Pintu
1985Melacak Primadona
Tari Kejang Muda-Mudi
1986Cemburu Nih Yee...
Memble tapi Kece
Atas Boleh Bawah Boleh
1987Lupus: Tangkaplah Daku, Kau Kujitak