Monday, October 31, 2022

LEGENDA SINETRON TUTUR TINULAR 1997

Arya Kamandanu

 Selain serial sandiwara radio Saur Sepuh yang diangkat ke Layar kaca, sandiwara Radio Tutur Tinular setelah diangkat ke Layar lebar juga beranjak turun ke Layar Kaca dengan di buatkan versi Sinetronnya. Tutur Tinular diangkat ke layar televisi sebagai sinetron seri dengan penggarapan yang 'kolosal'. 


Kata Kolosal seringkali terlontar di perbincangan-perbincangan di media sosial namun mengacu kata kolosal sebagai konteks kalimatnya adalah sebagai sebuah film silat/laga. Kadang orang bilang , "sekarang sudah nggak ada yang bikin film kolosal" tapi kalau ditelusuri ternyata yang di maksud kolosal menurut orang tersebut adalah film silat. Sedikit pengetahuan tentang kata "kolosal" ya. Biar nggak salah kaprah dalam pemakaian.  Mengutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) arti dari kata kolosal adalah dibuat  dan sebagainya secara besar-besaran (luar biasa besar).  Biasanya melibatkan orang yang banyak. Jadi bukan dalam artian film kolosal sama dengan  film silat hehe. Karena film Perang pun semisal Kereta Api terakhir yang melibatkan 15.000 pemain atau Pengkhianatan G 30 S PKI juga salah dua dari film kolosal. Jadi Kolosal tidak melulu film silat lho ya meski ada yang di buat secara kolosal seperti Saur Sepuh 1 dan 2 sehingga ketika menggunakan kata ini tidak salah kaprah. 

VCD Tutur Tinular

Seri Favorit Tutur Tinular series

Iklan Tayangan Sinetron

Kembali ke Sinetron Tutur Tinular 1997 yang diangkat sebagai sinetron kolosal. Tutur Tinular adalah drama radio karya S. Tidjab (alm)  yang sukses besar di 315 radio di seluruh Indonesia pada era akhir 80an hingga 90an. Sinetron ini dibuat melibatkan Sutradara Chen Caige yang mempunyai reputasi internasional. Sinetron dengan Sutradara Muchlis Raya ini menjadi istimewa karena selain suting di dalam negeri juga suting hinrigga ke nege China dengan tembok besarnya dan melibatkan pemain China Li Yun Juan sebagi Mei Shin. 

Sinetron Tutur Tinular melibatkan pemain-pemain seperti Anto Wijaya, Devi Zulianty, Li Yun Juan, Chairil JM, Candy Satrio, Agus Kuncoro, Rizal Muhaimin, Anika Hakim, Lamting, Hans Wanaghi, Ricky Hosada, Steven Sakari, Murtisaridewi, Herbi latuperisa, Hendra Cipta, Saiful Nazar dan masih banyak pemain lainnya. Di beberapa episode awal suting di lakukan di China dengan arahan sutradara Caida dari Akademi film Beijing Chen Keige dan Mude Yuan. Ditangan kedua sutradara itu aktor-aktor Indonesia yang terlibat dalam pembuatan sinetron diarahkan secara tangan dingin , efektif dan efisien dengan standar kerja perfilman China. 

Hans Wanaghi setelah di sulap menjadi pasukan Mongol

Chairil JM dan Lamting sebagai Mpu Ranu baya dan pendekar Lou Shi Shan

Ricky Hosada setelah sebagai pasukan Mongol

Steven Sakari menjadi salah satu pasukan Mongol

Setting yang di tonjolkan adalah atmosfer daratan Tiongkok masa pendudukan tentara Mongol dibawah kaisar Kubilai Khan. Tata artistik yang di pegang oleh Abdullah Sajad sementara di gantikan oleh Chang Yi Mu. Chang Hi Mau berhasil mengubah sosok lahiriah bintang laga Indonesia , Lam Ting, Ricky Hosada, Steven Sakari, Chairil JM dan Hans Wanaghi agar lebih dekat dengan pendekar ala etnis China. Selain Tata artistik, selama suting di China juga produser berganti dari Budi Sutrisno ke Tangan Khao Sin, produser pelaksana selama suting di daratan China. Yang menarik tentu saja tokoh Mei Shin yang di perankan Oleh Li Yun Juan atau juga nama lainnya Lie Yin Chien seorang artis asal China sementara di film layar Lebar, Mei Shin di perankan oleh Elly Ermawatie. 

Pada awal penayangan sinetron Tutur Tinular tayang di stasiun televisi ANTV mulai 25 Oktober 1997 namun kemudian pindah tayang ke Indosiar entah apa penyebabnya.

Cerita sinetron Tutur Tinular tidak jauh berbeda dengan sandiwara radionya . Berkisah tentang Kitab Negarakertagama yang mengatakan bahwa tahun saka 1206 pemerintahan Singosari mulai melakukan politik Dwipantara yaitu meluaskan wilayah keluar tanah Jawa. Maka Jadilah Prabu Kertanegara sebagai pembangun Jawa Agung yang pertama, Namun beberapa pembesar tidak setuju akan politik Dwipantara seperti Pu Raganatha dan Ramapati. Mereka langsung  mengundurkan diri. Mpu Hanggareksa seorang  ahli senjata pusaka adalah orang yang tetap mendukung kebijakan prabu Kertanegara. 

Mbu Hanggareksa mempunyai dua anak laki -laki yaitu Arya Dwipangga dan Arya Kamandanu yang memiliki sifat bertolak belakang. Arya Kamandanu selalu mengalah pada kakaknya Arya Dwipangga. Bahkan Nari Ratih gadis yang sangat dicintainya juga berhasil direbut dan di kawini oleh Arya Dwipangga setelah sebelumnya di perkosa akibat bujuk rayunya dengan syairnya yang indah oleh Arya Dwipangga. 

Bagaimana kisah selanjutnya? tonton saja ya sendiri. Sudah tersedia di VCD yang pernah beredar atau bisa browsing youtube tentunya. 

Berbicara tentang kisah sinetron Tutur Tinular 1997 tentu saja kita akan bangga karena sinetron laga kolosal ini memang di buat sangat serius sehingga menghasilkan tontonan yang memuaskan. Tutur Tinular ini termasuk sinetron yang di buat secara kolosal hingga sutingnya pun ada yang di negeri Tirai Bambu. Tutur Tinular menjadi  kisah sinetron yang Melegenda. betawa tidak sinetron Tutur Tinular pun kembali dibuat versi lain di taun 2011 dan 2021 namun demikian kalau menurut pendapat saya pripadi sih kedua produksi tersebut sangat jauh penggarapanya yang terkesan asal dan hanya mengejar rating saja karena dari segi cerita dan kostum pun sudah jauh berbeda dibanding sinetron Tutur Tinular 1997. 

Di beberapa kesempatan Sinetron Tutur Tinular 1997 pun di tayang ulang di stasiun televisi RTV, meskipun sebenarnya secara 'rasa' kita sudah jauh berbeda ketika dulu menontonnya pertama kali. Bagaimana menurut pendapat kalian? yuk tulis di komentar ya


Galeri Sinetron Tutur Tinular:

Hati Siapa yang tidak sakit melihat kekasihnya direbut kakaknya sendiri

Sebelum melarikan diri 

Siap menghadapi pasukan Mongol

Mei Shin

Pasukan Mongol

Sakawuni

Sakawuni dan Pendekar Lo

Sakawuni

Pendekar Lo dan Mei Shin Menghindari pasukan Mongol 

Tembok Besar China salah satu daya tarik suting film


Sunday, October 30, 2022

Menikmati Pemandangan Bandung Timur dari Ketinggian Bukit Candi Cicalengka


Bukit Candi



Bukit Candi yang berada di area Bukit Keroncong bagi sebagian warga Bandung terutama Bandung Timur seperti Rancaekek dan sekitarnya masih asing. Namun bagi sebagian besar masyarakat wilayah Cicalengka dan sekitarnya bukit Candi atau pasir Candi cukup populer. Salah satu daya tariknya adalah adanya pasar kaget yang biasanya ada di hari Minggu pagi. Sepanjang jalan di area Candi menjadi sarana tempat orang menggelar lapak untuk menjual barang dagangannya.

Bukit Candi terletak di wilayah kecamatan Cicalengka kabupaten Bandung. Area ini adalah sebuah bukit kecil dengan tanah lapang di bawahnya. Untuk mencapai tempat ini cukup mudah. Kalau dari arah Cileunyi perjalanan akan di arahkan menelusuri jalan bypass hingga menemukan plang Aki Enin atau Curug Cinulang. Cukup mengikuti petunjuk jalan hingga radius 2 km dari by pass maka akan sampai di bukit Candi yang terletak di pinggir jalan. Patokanya di tikungan ada tanah lapang dan bukit. Kalau dari arah sebaliknya juga perjalanan cukup mengikuti petunjuk jalan yang menuju curug Cinulang.
View Sekitar Bukit 

View ke Selatan

View ke Utara

View Ke Selatan Pemandangan pabrik


Setelah sampai di tanah lapang kita akan di suguhi pemandangan yang sangat sangat menakjubkan. di sisi utara Area pegunungan dengan perumahan penduduk menawarkan keindahan tersendiri. Kita akan terbawa suasana alamnya yang indah. Sebenarnya untuk melihat pemandangan Bandung Timur secara 360 derajat kita harus menaiki bukit Candi terlebih dahulu. Sehingga kalau sudah sampai di atas kita akan terpuaskan dengan pemandangannya yang Indah. Dari sisi selatan kita akan melihat pemandangan jalan by pass dengan lalu lalang kendaraan yang lewat. Juga hamparan perumahan penduduk dan pabrik yang terbentang luas, seluas mata memandang. Selain itu juga sawah sawah penduduk akan terlihat menghijau atau menguning tergantung musim yang sedang berjalan. Sementara di sisi sebalah utara setelah melihat gunung yang menjulang dan perumahan penduduk juga hamparan sawah dengan terasiringnya yang Indah. Juga di sertai dengan sungai yang melintasi tengah sawah. 

Pemandangan dari bukit Candi

Rumput mengering ketika Kemarau

Sebuah pemandangan yang Indah yang membuat kita akan bersyukur akan keindahan yang di Ciptakan
Sejauh mata memandang kita akan dimanjakan oleh pemandangan yang hijau dengan rumah-rumah penduduk yang berderet. Nun jauh di atas sana juga kita dapat melihat perumahan yang sedang di bangun. Selain itu pemandangan juga akan terasa lebih Indah ketika musim kemarau tiba. Rumput rumput mengering dan padi yang menguning menjadi salah satu daya tarik tersendiri. 

Bukit Candi menjadi tempat wisata alternatif yang murah dan tanpa perlu membayar tiket masuk. Di area ini selain menikmati keindahan alam juga dapat di gunakan sebagai tempat untuk joging, sesekali juga terlihat anak-anak yang bermain bola di lapangan yang tidak berumput. Tak jarang ketika cuaca bagus dan tidak hujan menjadi sarana muda mudi untuk 'pacaran' sambil menikmati keindahan alam. sejauh yang saya tahu pacarannya masih wajar hanya sekedar nongkrong sambil motornya berada di sampingnya. Selain sebagai Sarana olahraga juga kadang-kadang lapangan di Candi ini digunakan bagi masyarakat yang belajar mobil maupun motor. 
Menghirup udara segar setelah berolahraga

Area yang asik buat berolahraga


Di samping lapangan Candi juga terdapat sebuah mushola . Namun di balik keindahan alamnya yang ditawarkan, kelemahannya adalah ketika musim kemarau lapseangannya berdebu sekali, dan disaat hujan lapangannya meski tidak terlihat becek namun cukup licin terutama bagi yang membawa motor kearea lapangan karena tanah akan langsung nempel ke ban motor dan sangat licin. Yang bawa mobil juga jangan coba-coba dulu masuk lapangan ketika sehabis hujan karena kuatir selip dan tanah sudah pasti menempel. 

Harapannya sih bagi penulis pribadi semoga kawasan Candi Cicalengka ini akan di pertahankan terus seperti ini dan tidak di jadikan objek wisata khusus yang justru akan menarik uang masuk, meskipun secara ekonomi mungkin akan membuka peluang ekonomi yang baru. 

Penasaran? kalau ke Bandung Timur, Jatinangor dan sekitarnya jangan lupa mampir ke Bukit Candi Cicalengka. Dijamin akan terbayar rasa lelahnya kalau sudah melihat pemandangan alamnya.