|
VHS Tutur Tinular |
Setelah Saur Sepuh menjadi pelopor sandiwara radio yang
diangkat ke layar lebar membuat tren tersendiri untuk memproduksi film laga
dengan sumber cerita dari sandiwara radio. Tutur Tinular adalah salah satu yang
ikut sukses mengikuti jejak pendahulunya, saur sepuh. Tutur Tinular berkisah
tentang seorang pemuda Kurawan bernama Arya Kamandanu putra dari Mpu
Hanggareksa yang mempunyai kisah cinta penuh cerita dan intrik yang beberapa
kali mengalami kekecewaan justru disebabkan karena ulah kakak kandungnya sendiri
Arya Dwipangga. Kisah Cinta Arya Kamandanu selalu kandas dan direbut oleh Arya
Dwipangga.
Arya Dwipangga adalah seorang pujangga dengan puisi-puisinya
yang memabukkan. Banyak sekali wanita yang tergoda oleh buaian puisi yang
dibuat Arya Dwipangga, termasuk orang-orang yang disayangi oleh Kamandanu. Meski
pada akhirnya di campakkan begitu saja. Bibit-bibit kemarahan Arya Kamandanu
akibat ulah buruk kakaknya inilah yang merupakan awal dari permusuhan kakak
beradik ini.
Pada jamannya Serial Tutur Tinular yang hidup di era 80an
pertengahan hingga akhir disiarkan tiap hari oleh stasiun radio swasta maupun
RRI. Seperti pada sandiwara radio pada umumnya, sponsor utama dari Sandiwara Radio Tutur Tinular adalah PT.
Dankos Laboratories. Tutur Tinular di tulis oleh S Tidjab ini memang sangat asyik untuk di
dengarkan. Tutur Tinular bersaing ketat dengan Saur Sepuh sehingga penyiarannya
pun mempunyai jeda waktu dari stasiun radio yang lain. Kalau gak salah ingat
Saur sepuh rata-rata di putar jam 14.30 ataupun 15.30 sore sedangkan Tutur
Tinular sendiri di putar sekitar pukul 18.30.
Dengan durasi 30 menit jalan cerita plus illustrasi dari
sang pembawa cerita dan di potong minimal 3x iklan, rasanya waktu tersebut
sangat kurang, dan selalu bikin penasaran untuk terus mendengarkan lagi dan
lagi pada keesokan harinya. Sehingga ketika ketinggalan satu episode saja maka
akan mencari radio lain yang telat dalam penyiaran sandiwaranya agar dapat
kembali mendengarkan cerita yang terlewat .
Salah satu iklan PT. Dankos Laboratories yang diselipin
dalam sandiwara radio ini adalah iklan obat batuk Mixadin. Mixadin merupakan
salah satu obat batuk yang ditayangkan selama masa tayang sandiwaran. Bunyinya yang
masih di ingat hingga sekarang seperti ini “…ada petruk jadi aladin… sampean batuk
minum mixadin …” dengan suara musik yang sangat mendukung sehingga terkesan
lucu dan menarik untuk di ikutin pada setiap kali main dengan teman-teman.
Seperti halnya Saur Sepuh, Tutur Tinular juga mampu membuat
pendengarnya terkesima. Karena memang inilah sandiwara radio, hiburan rakyat
yang murah meriah. Sehingga pada masa kejayaannya para pemain sandiwara
radiopun menjadi idola bagi para pendengarnya
Sebut saja Ely Ermawaty pemeran dari Mei Shin, Arya
Kamandanu masih tetap diperankan oleh Ferry Fadli dengan suaranya yang
bijaksana. Bayangan-bayangan siapa Mei Shin atau Siapa Kamandanu tentu
masing-masing orang mempunyai bayangan sendiri akan tetapi mempunyai kesamaan.
Yaitu Mei Shin wanita tangguh dengan ilmu kanuragan yang mumpuni yang bisa mengimbangi
Arya Kamandanu, Sementara bayangan Arya Kamandanu sendiri adalah lelaki gagah
yang punya ilmu kanuragan tinggi yang baik.hati dan selalu membawa kebenaran.
Bagaimana dengan Arya Dwipangga. Arya Dwipangga dalam bayangan memiliki sosok
yang menyeramkan dan selalu membawa maut, mendengar puisi yang di baca saja
merinding di buatnya.
|
Poster Sinetron Tutur Tinular dari Majalah Film |
Tokoh- tokoh penting yang terlibat dalam Tutur Tinular
adalah :
- Arya
Kamandanu : Pemuda asal Kurawan, anak kedua
dari Mpu Hanggareksa. Dalam kehidupan keseharian terutama dalam memikat
wanita, Arya Kamandanu selalu tidak beruntung. Ketidak beruntungan ini
justru terjadi karena ulah dari sang kakak sendiri Arya Dwipangga. Murid
dari Mpu Ranubhaya yang mewarisi ajian Sati Angin yang bias meringankan
tubuh seringan kapas dan secepat angin. Kelak ia menjadi pewaris dari
pedang Naga Puspa yang menjadi rebutan.
- Arya
Dwipangga : Ahli membuat syair Putra
sulung dari Mpu Hanggareksa di Kurawan, jago dalam memikat wanita terutama
dengan menggunakan syair buatannya. Kerjanya sehari-hari hanya membuat
syair, namun karena suatu kejadian dimana ia terjatuh kesumur tua akibat
dihajar oleh Arya Kamandanu, ia bertemu dengan orang tua misterius yang
mengajarinya ilmu kanuragan. Kelak ia akan keluar setelah matanya buta dan
dikenal dengan nama pendekar syair berdarah.
- Mei
Shin : Mei Shin adalah istri dari
pendekar Lo dari China. Merupakan pasangan pelarian dari Cina yang
kemudian terdampar di tanah jawa dwipa. Mei Shin kemudian bertemu dengan
Arya Kamandanu yang kelak memadu kasih namun terhalan goleh Arya
Dwipangga.
Dan jangan lupa juga dengan Ramapati
, ya sosok culas yang selalu mengadu domba sehingga banyak sekali
korban yang di timbulkan oleh Ramapati. Sosok Ramapati menjadi salah satu sosok
yang sangat menyebalkan dalam sandiwara radio ini.
Keempat tokoh tersebut merupakan tokoh sentral yang menjadi
nyawa dalam sandiwara Tutur Tinular. Setelah selesai Tutur Tinular dilanjutkan kisahnya dalam
sandiwara Radio Mahkota Mayangkara. Bedanya Tutur Tinular berkisah tentang
kerajaan Singasari, tapi mahkota Mayangkara berlatar belakang kerajaan
Majapahit.
Merambah ke Layar Lebar
Setelah sukses di sandiwara Radio, cerita besutan S Tidjab
ini kemudian diangkat ke layar lebar. Tutur Tinular di buat hingga 4 film,
merupakan pencapaian yang luar biasa tentu saja
Tutur Tinular 1 Pedang Naga Puspa
Film Produksi tahun 1989 ini menceritakan tentang awal mula masuknya Mei Shin
ke Jawa Dwipa. Arya Dwipangga anak dari Mpu Hanggareksa kerjaannya hanya
membuat Syair, sedangkan adiknya Arya Kamandanu lebih tertarik ke ilmu
kanuragan. Ia mempunyai pacar Nala Ratih yang kemudian direbut oleh Dwipangga
untuk diperistri.
Sementara dari daratan Tiongkok sepasang pelarian melarikan diri dan dikejar
oleh prajurit Mongol hingga terdampar ke tanah jawa. Adalah Mei Shin dan
Pendekar Lou yang membawa Pedang Naga Puspa yang menjadi rebutan di dunia
persilatan.
Film Ini dibintangi oleh : Beny G Raharja sebagai Arya Kamandanu, Elly Ermawati
sebagai Mei Shin, Baron Hermanto sebagi Arya Dwi Pangga. Pertama kali melihat
film ini sungguh jauuuh banget dari khayalan tentang siapa diri Mei Shin. Dalam
Khayalan Mei Shin adalah sosok perempuan, dengan pakaian tentunya sudah
menyesuaikan dengan pakaian jawa. Akan tetapi di film tetap berpakaian layaknya
pendekar China. Huuuuh.. jadi agak diluar dugaan juga sih…. Film ini di
produksi oleh PT. Kanta Indah Film.
Tutur Tinular 2 Pedang Naga Puspa Kresna
|
Tutur Tinular 2 |
Setelah Tutur Tinular 1, PT. Kanta Indah film kembali
memproduksi Tutur Tinular 2 dengan Judul Pedang Naga Puspa Kresna. Dalam Naga
Puspa Kresna Tokoh Arya Kamandanu di ganti oleh Hans Wanaghi, sementara Mei
Shin di perankan oleh Linda Yanoman.
Film dengan durasi 84 menit ini menceritakan tentang
perjuangan Mei Shin. Lanjutan dari Kisah pertamanya . Mei Shin mengubur
suaminya, lalu berjalan bersama Kamandanu. Mei shin yang membawa pedang Naga
puspa yang menjadi rebutan, bertemu dengan pasukan Kediri dan berperang.
Kemudian terjadi bentrok dan berhasil menyelamatkan diri.
Melihat kemolekan tubuh Mei Shin yang bersama Kamandanu,
agaknya Dwipangga tidak tahan. Terjadilah pemerkosaan yang membuahkan seorang
anak. Akan tetapi meski sakit hati, dengan jiwa ksatrianya Kamandanu mau
menikahi Mei Shin yang telah dinodai oleh Dwipangga. Kemudian Mei Shin
memberikan Pedang Naga Puspa kepada Kamandanu.
Dasar memang culas, Dwipangga melaporkan ke Kediri bahwa
pedang Naga puspa dibawa oleh Kamandanu, sehingga rumah mpu Hanggareksa di
obrak abrik prajurit Kediri.
Tutur Tinular 3 Pendekar Syair Berdarah
Tutur Tinular 3 di produksi Elang Perkasa Film. Setelah
tutur Tinular 2 memasang aktor yang berbeda, di film inipun tokoh Arya
Kamandanu kembali berganti. Adalah Sandy Nayoan yang berhasil membintangi Tutur
Tinular 3 sebagai Arya Kamandanu. Disandingkan dengan Devi Permatasari dan
Baron Hermanto acting Sandy Nayoan di uji. Setelah sukses membintangi Sengsara
Membawa Nikmat di TVRI agaknya masuk ke Film Laga bukanlah merupakan hal baru.
Di film ini acting Sandy Nayoan lumayan berhasil memikat penonton.
|
Tutur Tinular 3 |
Pendekar Syair berdarah (arya Dwipangga) yang menebar maut dimana-mana. Arya
Dwipangga mengacau Majapahit dengan tujuan membalas dendamnya pada Kamandanu,
namun pihak kerajaan mengira pengacaunya Mpu Tong Bajil , yang sedang
memperdalam ilmu Aji Segara Geni.Untuk menyempurnakan ilmunya Mpu Tong Bajil
sudah mandi 7 anak satria. Untuk melengkapi menjadi 8, ia menculik Panji
Ketawang yang akan digunakan sebagai korban berikutnya.
Panji ketawang adalah keponakan dari Arya Kamandanu anak dari Arya Dwipangga
buah cintanya dengan Nari Ratih yang
sebenarnya adalah kekasih Arya Kamandanu namun di nodai oleh Dwipangga. Dengan
dibantu Sakawuni, Kamandanu bertarung
dengan Tong Bajil yang memang ditugaskan pula oleh Majapahit untuk membawa
kepala Tong Bajil.
Sementara Arya Dwipangga dengan tidak mempunyai hati mencari adiknya Kamandanu
untuk balas dendam. Terjadi pertarungan sengit antara Arya Kamandanu dan Arya
Dwipangga di akhir kisah.
Tutur Tinular 4 Mendung Menggulung Di Atas Majapahit
|
Tutur Tinular 4 |
Merupakan film terakhir dari Tutur Tinular. Masih di
produksi oleh PT. Elang Perkasa Film, kali ini tokoh Arya Kamandanu kembali
diperankan oleh Beny G Raharja. Agaknya
Beny G Raharja memang lebih tepat untuk memerankan Arya Kamandanu di bandingkan
dengan Hans Wanaghi maupun Sandy Nayoan menurut saya sih.
Film terakhir ini berhasil membuktikan siapa Ramapati, tokoh
culas yang selalu memutarbalikkan Fakta. Remy Silado sebagai Ramapati berhasil
membuat penonton geram melihat kelakuannya. Dari segi face memang Remy Silado
sangat cocok memerankan Ramapati, karena memang memiliki muka yang culas dan
licik.
Arya Kamandanu di tuduh membunuh Mpu tong Bajil oleh
Ramapati yang sebenarnya dia sendiri merupakan pembunuh sesungguhnya. Agaknya
dendam pribadi antara Ramapati dan Kamandanu yang menyebabkan Ramapati berlaku
seenaknya, sampai memfitnah Kamandanu meracuni raja. Keinginan utama Ramapati
adalah agar Jayanegara naik tahta sehingga dengan mudah mengendalikannya.
Di Tutur Tinular 4 ini juga pertemuan Arya Kamandanu dengan
Nyai Paricara yagn sebenarnya adalah Mei Shin namun ia mengambil keputusan
untuk menjadi seoran tabib. Meski Arya Kamadanu mengenali Nyai Paricara adalah
Meishin namun Mei Shin sudah tidak mau
kembali ke masa lalu, karena memang pahit sekali, sehingga kecewalah Kamandanu
karena Nyai Paricara tidak mau mengakui bahwa sebenarnya ia adalah Mei Shin.
Sinetron
Tutur Tinular
|
Sinetron Tutur Tinular |
Setelah Tutur Tinular di filmkan, kemudian pada tahun
1997an, Tutur Tinular di angkat ke layar kaca sebagai sinetron. Sinetron Tutur
Tinular pertama kali tayang pada stasiun Televisi ANTV namun setelah beberapa
episode di tayangkan, Tutur Tinular versi sinetron pindah tayang di stasiun televisi
Indosiar. Arya Kamandanu di perankan sangat pas oleh Anto Wijaya. Sebelum
memerankan Arya Kamandanu, Anto Wijaya juga pernah berperan secara bagus di
Sinetron Singgasana Brama Kumbara. Pilihan Anto Wijaya sebagai Arya Kamandanu
sangatlah pas mengingat dari sisi postur dan imej yang sudah melekat sebagai actor
laga sinetron membuat Arya Kamandanu sangatlah pas di tangan Anto Wijaya.
Sedangkan Mei Shin di perankan oleh aktris asal Mandarin Li
Yun Juan. Meski tidak bisa berbahasa Indonesia namun tidak menjadi masalah
karena sinetron ini di dubbing dengan suara orang lain sehingga meski antara mimik
LI Yun Juan dengan suaranya berbeda namun yang penting adalah komunikasi yang
tersampaikan terasa pas. Sementara tokoh-tokoh lain seperti Sakawuni di
perankan oleh Murtisaridewi, di film Saur Sepuh 3 dan 4 Murtisaridewi juga
berperan sebagai Sakawuni. Arya Dwipangga di perankan oleh Piet Ermas.
Tutur Tinular juga beberapa waktu yang lalu juga sempat
tayang kembali di RTV.
Sinetron laga sebenarnya memiliki porsi lebih terutama bagi
masyarakat perkampungan karena mereka memang sangat antusias dengan
sinetron-sinetron seperti ini yang tentu lebih membumi di banding dengan
sinetron yang hanya mengangkat orang kaya.
Tahun 2011 Tutur Tinular pernah di angkat kembali ke layar
kaca dengan pemain-pemain muda saat ini, namun sayang sekali mengagkat dan
membawa nama Tutur Tinular namun ceritanya melenceng jauh dari Tutur Tinular
aslinya sehingga pengembangan-pengembangan ceritanya sangat kacau. Sinetron
Tutur Tinular 2011 banyak mendapat kecaman dari para pemirsa terutama pemirsa
yang pernah mengalami kejayaan sandiwara radionya dan juga pernah menonton
Sinetron versi 1997. Jelas sangat berbeda dan kalau boleh di bilang sakit hati
juga nontonnya karena ekspektasi yang di harapkan sangat tidak sebanding dengan
tontonannya.
S Tidjab sang peramu Tutur Tinular,
hari ini meninggal dunia semoga amal ibadahnya di terima disisiNya dan
dilapangkan alam kuburnya. Tutur Tinular merupakan salah satu karya yang abadi.
Selamat Jalan pak Tidjab.