Friday, March 1, 2019

TUTUR TINULAR, DARI SANDIWARA RADIO KE LAYAR LEBAR


VHS Tutur Tinular

Setelah Saur Sepuh menjadi pelopor sandiwara radio yang diangkat ke layar lebar membuat tren tersendiri untuk memproduksi film laga dengan sumber cerita dari sandiwara radio. Tutur Tinular adalah salah satu yang ikut sukses mengikuti jejak pendahulunya, saur sepuh. Tutur Tinular berkisah tentang seorang pemuda Kurawan bernama Arya Kamandanu putra dari Mpu Hanggareksa yang mempunyai kisah cinta penuh cerita dan intrik yang beberapa kali mengalami kekecewaan justru disebabkan karena ulah kakak kandungnya sendiri Arya Dwipangga. Kisah Cinta Arya Kamandanu selalu kandas dan direbut oleh Arya Dwipangga. 

Arya Dwipangga adalah seorang pujangga dengan puisi-puisinya yang memabukkan. Banyak sekali wanita yang tergoda oleh buaian puisi yang dibuat Arya Dwipangga, termasuk orang-orang yang disayangi oleh Kamandanu. Meski pada akhirnya di campakkan begitu saja. Bibit-bibit kemarahan Arya Kamandanu akibat ulah buruk kakaknya inilah yang merupakan awal dari permusuhan kakak beradik ini.

Pada jamannya Serial Tutur Tinular yang hidup di era 80an pertengahan hingga akhir disiarkan tiap hari oleh stasiun radio swasta maupun RRI. Seperti pada sandiwara radio pada umumnya, sponsor utama  dari Sandiwara Radio Tutur Tinular adalah PT. Dankos Laboratories. Tutur Tinular di tulis oleh  S Tidjab ini memang sangat asyik untuk di dengarkan. Tutur Tinular bersaing ketat dengan Saur Sepuh sehingga penyiarannya pun mempunyai jeda waktu dari stasiun radio yang lain. Kalau gak salah ingat Saur sepuh rata-rata di putar jam 14.30 ataupun 15.30 sore sedangkan Tutur Tinular sendiri di putar sekitar pukul 18.30.

Dengan durasi 30 menit jalan cerita plus illustrasi dari sang pembawa cerita dan di potong minimal 3x iklan, rasanya waktu tersebut sangat kurang, dan selalu bikin penasaran untuk terus mendengarkan lagi dan lagi pada keesokan harinya. Sehingga ketika ketinggalan satu episode saja maka akan mencari radio lain yang telat dalam penyiaran sandiwaranya agar dapat kembali mendengarkan cerita yang terlewat .

Salah satu iklan PT. Dankos Laboratories yang diselipin dalam sandiwara radio ini adalah iklan obat batuk Mixadin. Mixadin merupakan salah satu obat batuk yang ditayangkan selama masa tayang sandiwaran. Bunyinya yang masih di ingat hingga sekarang seperti ini “…ada petruk jadi aladin… sampean batuk minum mixadin …” dengan suara musik yang sangat mendukung sehingga terkesan lucu dan menarik untuk di ikutin pada setiap kali main dengan teman-teman. 

Seperti halnya Saur Sepuh, Tutur Tinular juga mampu membuat pendengarnya terkesima. Karena memang inilah sandiwara radio, hiburan rakyat yang murah meriah. Sehingga pada masa kejayaannya para pemain sandiwara radiopun menjadi idola bagi para pendengarnya

Sebut saja Ely Ermawaty pemeran dari Mei Shin, Arya Kamandanu masih tetap diperankan oleh Ferry Fadli dengan suaranya yang bijaksana. Bayangan-bayangan siapa Mei Shin atau Siapa Kamandanu tentu masing-masing orang mempunyai bayangan sendiri akan tetapi mempunyai kesamaan. Yaitu Mei Shin wanita tangguh dengan ilmu kanuragan yang mumpuni yang bisa mengimbangi Arya Kamandanu, Sementara bayangan Arya Kamandanu sendiri adalah lelaki gagah yang punya ilmu kanuragan tinggi yang baik.hati dan selalu membawa kebenaran. Bagaimana dengan Arya Dwipangga. Arya Dwipangga dalam bayangan memiliki sosok yang menyeramkan dan selalu membawa maut, mendengar puisi yang di baca saja merinding di buatnya. 
 
Poster Sinetron Tutur Tinular dari Majalah Film
Tokoh- tokoh  penting yang terlibat dalam Tutur Tinular adalah :

  • Arya Kamandanu : Pemuda asal Kurawan, anak kedua dari Mpu Hanggareksa. Dalam kehidupan keseharian terutama dalam memikat wanita, Arya Kamandanu selalu tidak beruntung. Ketidak beruntungan ini justru terjadi karena ulah dari sang kakak sendiri Arya Dwipangga. Murid dari Mpu Ranubhaya yang mewarisi ajian Sati Angin yang bias meringankan tubuh seringan kapas dan secepat angin. Kelak ia menjadi pewaris dari pedang Naga Puspa yang menjadi rebutan.
  • Arya Dwipangga : Ahli membuat syair Putra sulung dari Mpu Hanggareksa di Kurawan, jago dalam memikat wanita terutama dengan menggunakan syair buatannya. Kerjanya sehari-hari hanya membuat syair, namun karena suatu kejadian dimana ia terjatuh kesumur tua akibat dihajar oleh Arya Kamandanu, ia bertemu dengan orang tua misterius yang mengajarinya ilmu kanuragan. Kelak ia akan keluar setelah matanya buta dan dikenal dengan nama pendekar syair berdarah.
  • Mei Shin : Mei Shin adalah istri dari pendekar Lo dari China. Merupakan pasangan pelarian dari Cina yang kemudian terdampar di tanah jawa dwipa. Mei Shin kemudian bertemu dengan Arya Kamandanu yang kelak memadu kasih namun terhalan goleh Arya Dwipangga.

Dan jangan lupa juga dengan Ramapati , ya sosok culas yang selalu mengadu domba sehingga banyak sekali korban yang di timbulkan oleh Ramapati. Sosok Ramapati menjadi salah satu sosok yang sangat menyebalkan dalam sandiwara radio ini.
Keempat tokoh tersebut merupakan tokoh sentral yang menjadi nyawa dalam sandiwara Tutur Tinular. Setelah selesai  Tutur Tinular dilanjutkan kisahnya dalam sandiwara Radio Mahkota Mayangkara. Bedanya Tutur Tinular berkisah tentang kerajaan Singasari, tapi mahkota Mayangkara berlatar belakang kerajaan Majapahit.


Merambah ke Layar Lebar

Setelah sukses di sandiwara Radio, cerita besutan S Tidjab ini kemudian diangkat ke layar lebar. Tutur Tinular di buat hingga 4 film, merupakan pencapaian yang luar biasa tentu saja

Tutur Tinular 1 Pedang Naga Puspa

Film Produksi tahun 1989 ini menceritakan tentang awal mula masuknya Mei Shin ke Jawa Dwipa. Arya Dwipangga anak dari Mpu Hanggareksa kerjaannya hanya membuat Syair, sedangkan adiknya Arya Kamandanu lebih tertarik ke ilmu kanuragan. Ia mempunyai pacar Nala Ratih yang kemudian direbut oleh Dwipangga untuk diperistri.


Sementara dari daratan Tiongkok sepasang pelarian melarikan diri dan dikejar oleh prajurit Mongol hingga terdampar ke tanah jawa. Adalah Mei Shin dan Pendekar Lou yang membawa Pedang Naga Puspa yang menjadi rebutan di dunia persilatan.

Film Ini dibintangi oleh : Beny G Raharja sebagai Arya Kamandanu, Elly Ermawati sebagai Mei Shin, Baron Hermanto sebagi Arya Dwi Pangga. Pertama kali melihat film ini sungguh jauuuh banget dari khayalan tentang siapa diri Mei Shin. Dalam Khayalan Mei Shin adalah sosok perempuan, dengan pakaian tentunya sudah menyesuaikan dengan pakaian jawa. Akan tetapi di film tetap berpakaian layaknya pendekar China. Huuuuh.. jadi agak diluar dugaan juga sih…. Film ini di produksi oleh PT. Kanta Indah Film.


Tutur Tinular 2 Pedang Naga Puspa Kresna
Tutur Tinular 2

Setelah Tutur Tinular 1, PT. Kanta Indah film kembali memproduksi Tutur Tinular 2 dengan Judul Pedang Naga Puspa Kresna. Dalam Naga Puspa Kresna Tokoh Arya Kamandanu di ganti oleh Hans Wanaghi, sementara Mei Shin di perankan oleh Linda Yanoman.
Film dengan durasi 84 menit ini menceritakan tentang perjuangan Mei Shin. Lanjutan dari Kisah pertamanya . Mei Shin mengubur suaminya, lalu berjalan bersama Kamandanu. Mei shin yang membawa pedang Naga puspa yang menjadi rebutan, bertemu dengan pasukan Kediri dan berperang. Kemudian terjadi bentrok dan berhasil menyelamatkan diri.
Melihat kemolekan tubuh Mei Shin yang bersama Kamandanu, agaknya Dwipangga tidak tahan. Terjadilah pemerkosaan yang membuahkan seorang anak. Akan tetapi meski sakit hati, dengan jiwa ksatrianya Kamandanu mau menikahi Mei Shin yang telah dinodai oleh Dwipangga. Kemudian Mei Shin memberikan Pedang Naga Puspa kepada Kamandanu.
Dasar memang culas, Dwipangga melaporkan ke Kediri bahwa pedang Naga puspa dibawa oleh Kamandanu, sehingga rumah mpu Hanggareksa di obrak abrik prajurit Kediri.


Tutur Tinular 3 Pendekar Syair Berdarah

Tutur Tinular 3 di produksi Elang Perkasa Film. Setelah tutur Tinular 2 memasang aktor yang berbeda, di film inipun tokoh Arya Kamandanu kembali berganti. Adalah Sandy Nayoan yang berhasil membintangi Tutur Tinular 3 sebagai Arya Kamandanu. Disandingkan dengan Devi Permatasari dan Baron Hermanto acting Sandy Nayoan di uji. Setelah sukses membintangi Sengsara Membawa Nikmat di TVRI agaknya masuk ke Film Laga bukanlah merupakan hal baru. Di film ini acting Sandy Nayoan lumayan berhasil memikat penonton.

Tutur Tinular 3
Pendekar Syair berdarah (arya Dwipangga) yang menebar maut dimana-mana. Arya Dwipangga mengacau Majapahit dengan tujuan membalas dendamnya pada Kamandanu, namun pihak kerajaan mengira pengacaunya Mpu Tong Bajil , yang sedang memperdalam ilmu Aji Segara Geni.Untuk menyempurnakan ilmunya Mpu Tong Bajil sudah mandi 7 anak satria. Untuk melengkapi menjadi 8, ia menculik Panji Ketawang yang akan digunakan sebagai korban berikutnya.

Panji ketawang adalah keponakan dari Arya Kamandanu anak dari Arya Dwipangga buah cintanya dengan  Nari Ratih yang sebenarnya adalah kekasih Arya Kamandanu namun di nodai oleh Dwipangga. Dengan dibantu  Sakawuni, Kamandanu bertarung dengan Tong Bajil yang memang ditugaskan pula oleh Majapahit untuk membawa kepala Tong Bajil.

Sementara Arya Dwipangga dengan tidak mempunyai hati mencari adiknya Kamandanu untuk balas dendam. Terjadi pertarungan sengit antara Arya Kamandanu dan Arya Dwipangga di akhir kisah.


Tutur Tinular 4 Mendung Menggulung Di Atas Majapahit

Tutur Tinular 4
Merupakan film terakhir dari Tutur Tinular. Masih di produksi oleh PT. Elang Perkasa Film, kali ini tokoh Arya Kamandanu kembali diperankan oleh  Beny G Raharja. Agaknya Beny G Raharja memang lebih tepat untuk memerankan Arya Kamandanu di bandingkan dengan Hans Wanaghi maupun Sandy Nayoan menurut saya sih.
Film terakhir ini berhasil membuktikan siapa Ramapati, tokoh culas yang selalu memutarbalikkan Fakta. Remy Silado sebagai Ramapati berhasil membuat penonton geram melihat kelakuannya. Dari segi face memang Remy Silado sangat cocok memerankan Ramapati, karena memang memiliki muka yang culas dan licik.

Arya Kamandanu di tuduh membunuh Mpu tong Bajil oleh Ramapati yang sebenarnya dia sendiri merupakan pembunuh sesungguhnya. Agaknya dendam pribadi antara Ramapati dan Kamandanu yang menyebabkan Ramapati berlaku seenaknya, sampai memfitnah Kamandanu meracuni raja. Keinginan utama Ramapati adalah agar Jayanegara naik tahta sehingga dengan mudah mengendalikannya. 

Di Tutur Tinular 4 ini juga pertemuan Arya Kamandanu dengan Nyai Paricara yagn sebenarnya adalah Mei Shin namun ia mengambil keputusan untuk menjadi seoran tabib. Meski Arya Kamadanu mengenali Nyai Paricara adalah Meishin namun Mei Shin  sudah tidak mau kembali ke masa lalu, karena memang pahit sekali, sehingga kecewalah Kamandanu karena Nyai Paricara tidak mau mengakui bahwa sebenarnya ia adalah Mei Shin.

Sinetron Tutur Tinular
Sinetron Tutur Tinular
Setelah Tutur Tinular di filmkan, kemudian pada tahun 1997an, Tutur Tinular di angkat ke layar kaca sebagai sinetron. Sinetron Tutur Tinular pertama kali tayang pada stasiun Televisi ANTV namun setelah beberapa episode di tayangkan, Tutur Tinular versi sinetron pindah tayang di stasiun televisi Indosiar. Arya Kamandanu di perankan sangat pas oleh Anto Wijaya. Sebelum memerankan Arya Kamandanu, Anto Wijaya juga pernah berperan secara bagus di Sinetron Singgasana Brama Kumbara. Pilihan Anto Wijaya sebagai Arya Kamandanu sangatlah pas mengingat dari sisi postur dan imej yang sudah melekat sebagai actor laga sinetron membuat Arya Kamandanu sangatlah pas di tangan Anto Wijaya. 

Sedangkan Mei Shin di perankan oleh aktris asal Mandarin Li Yun Juan. Meski tidak bisa berbahasa Indonesia namun tidak menjadi masalah karena sinetron ini di dubbing dengan suara orang lain sehingga meski antara mimik LI Yun Juan dengan suaranya berbeda namun yang penting adalah komunikasi yang tersampaikan terasa pas. Sementara tokoh-tokoh lain seperti Sakawuni di perankan oleh Murtisaridewi, di film Saur Sepuh 3 dan 4 Murtisaridewi juga berperan sebagai Sakawuni. Arya Dwipangga di perankan oleh Piet Ermas.

Tutur Tinular juga beberapa waktu yang lalu juga sempat tayang kembali di RTV.
Sinetron laga sebenarnya memiliki porsi lebih terutama bagi masyarakat perkampungan karena mereka memang sangat antusias dengan sinetron-sinetron seperti ini yang tentu lebih membumi di banding dengan sinetron yang hanya mengangkat orang kaya. 

Tahun 2011 Tutur Tinular pernah di angkat kembali ke layar kaca dengan pemain-pemain muda saat ini, namun sayang sekali mengagkat dan membawa nama Tutur Tinular namun ceritanya melenceng jauh dari Tutur Tinular aslinya sehingga pengembangan-pengembangan ceritanya sangat kacau. Sinetron Tutur Tinular 2011 banyak mendapat kecaman dari para pemirsa terutama pemirsa yang pernah mengalami kejayaan sandiwara radionya dan juga pernah menonton Sinetron versi 1997. Jelas sangat berbeda dan kalau boleh di bilang sakit hati juga nontonnya karena ekspektasi yang di harapkan sangat tidak sebanding dengan tontonannya.

S Tidjab sang peramu Tutur Tinular, hari ini meninggal dunia semoga amal ibadahnya di terima disisiNya dan dilapangkan alam kuburnya. Tutur Tinular merupakan salah satu karya yang abadi. Selamat Jalan pak Tidjab.

No comments:

Post a Comment