Showing posts with label Benny G Rahardja. Show all posts
Showing posts with label Benny G Rahardja. Show all posts

Monday, February 12, 2024

10 PENDEKAR PILIHAN DALAM FILM INDONESIA


Pendekar. Apa yang terbayang dalam fikiran kita ketika di sebut dengan kata pendekar? Sebutan pendekar biasanya mengacu kepada tokoh jagoan dalam yang bertema silat, terutama silat silat klasik. Adakah pendekar yang menjadi jagoan dalam film-film yang pernah di tonton? 

berikut ada 10 pilihan pendekar dalam Film Indonesia yang sering ada di film-film.




1
. Barry Prima

Humbertus Knoch atau lebih di kenal dengan Barry Prima adalah pemain film yang lahir 19 Agustus 1954. Barry Prima menjadi ikon pemain film silat Indonesia hingga saat ini. Memulai karirnya di film Primitif pada tahun 1979 sebagai film pertamanya. Kemudian pada tahun 1981 Jaka Sembung sebuah film bertema kepahlawanan melawan penjajahan Belanda, Barry Prima menjadi tokoh sentralnya sebagai Parmin atau lebih di kenal dengan Jaka Sembung. Dari Film Jaka Sembung yang di angkat dari komik karya Djair inilah nama Barry Prima mulai di kenal luas oleh masyarakat dan tawaran-demi tawaran kian membanjiri dengan tema-tema film silat klasik maupun Modern. 

Kerap bermain sebagai pendekar dalam film-filmnya dengan watak protagonis, Barry Prima menjadi pemenang, meskipun dalam beberapa film sosok Barry Prima bukanlah sebagai aktor laga terus namn daya tariknya tetap menjadi nilai jual tersendiri. Pendekar watak putih, demikian lah yang sering di perankan oleh Barry Prima. Sebutlah film-film Barry Prima seperti Jaka Sembung, Mandala dari Sungai Ular, Pendekar Ksatria, Golok Setan, Malaikat Bayangan, Jurus Dewa Naga, Siluman Srigala Putih dan Kamandaka, dan banyak Lagi meskipun ia juga kalah dan tewas dalam film seperti Menentang Maut, Perhitungan Terakhir, dan Srigala. 

Barry Prima sangat pas sekali berpasangan dengan Eva Arnaz yang juga sempat mejadi istrinya. Dalam beberapa film, Barry Prima kerap sekali bermain dengan lawan antagonis seperti Advent Bangun, maupun Joseph Hungan. Advent Bangun dan Joseph Hungan kerap menjadi musuh bebuyutan dalam film. Sebagai bintang film laga, Barry Prima boleh di bilang menjadi aktor laga Nomor 1 di Indonesia karena hingga saat ini belum menemukan aktor sekaliber Barry Prima dengan tema film-film laganya yang melekat. Sehingga tidak berlebihan kalau Barry Prima merupakan salah satu aktor Legend tanah air. 

Barry Prima masih aktif bermain film maupun sinetron hingga sekarang. 



2. Advent Bangun

    Thomas Advent Perangin angin Bangun atau lebih di kenal sebagai Advent Bangun adalah seorang karateka yang kemudian terjun ke dunia film. Peran-peran Advent bangun cukup bervariasi tidak hanya sebagai orang baik saja namun sebagai orang jahat. Namun demikian, Advent Bangun lebih melekat sebagai tokoh antagonis di bandingkan dengan tokoh protagonis. Pria Kelahiran Kaban Jahe 12 Oktober 1952 ini berperan aktif dalam perfilman Indonesia sebagai aktor yang memerankan baik pendekar maupun bukan. 

Advent Bangun merupakan salah satu aktor laga yang legend, kiprahnya dalam dunia perfilman cukup di perhitungkan dengan kepiawaiannya dalam berakting dengan peran-peran silat/laga. Dalam beberapa film laga, advent Bangun berperan sebagai pendekar baik melawan bangsanya sendiri maupun bersama-sama bangsanya sendiri . Advent bangun juga sering beradu akting dengan Barry Prima seperti dalam film Pendekar Ksatria dan Pendekar Bukit Tengkorak keduanya beradu akting untuk menjadi musuh. Namun demikian selain bermain sebagai tokoh jahat, ia juga berperan sebagai pendekar baik seperti dalam film Satria Bambu Kuning, Buronan Gembong Wulung, Bang Somat Tangan satu dan lainnya. Selain sebagai aktor, di akhir hidupnya Advent Bangun juga di kenal sebagai pendeta. 

Sehingga Advent Bangun layak di sebut sebagai pendekar film Indonesia karena berbagai akting filmnya. Advent Bangun Meninggal dunia pada 10 Februari 2018. 


3. George Rudy

Tjwan Hien (lahir 30 Oktober 1954), lebih dikenal sebagai George Rudy atau lengkapnya George Rudy Abdulhady adalah salah satu aktor Indonesia yang lebih di kenal sebagai aktor spesialis laga. 

Kerap bermain sebagai Pendekar dalam sebuah film menjadikan nama George Rudy atau kalau di kampung-kampung nama George lebih di kenal sebagai Gege Rudy oleh para penonton Layar tancap maupun video yang sering di putar di hajatan-hajatan. Meski beberapa kali bermain sebagai tokoh jahat namun nama George Rudy di kenal sebagai pemain protagonis, sebagai pendekar baik yang akan menolong terhadap yang lemah. 

Georgeo rudy merupakan salah s atu pendekar yang juga bermain dalam film-film silat klasik maupun modern. Meskipun George Rudy juga bermain dalam film-film drama, namun namanya menjadi salah satu dari deretan pendekar yang ada di Indonesia. 



4. Ratno Timoer

Ahmad Suratno atau lebih di kenal sebagai Ratno Timoer merupakan salah satu pemain film yang layak di sebut sebagai pendekar film Indonesia. Pria Kelahiran 18 Maret 1942 memulai kiprahnya dalam perfilman Indonesia dalam film Si Pendek dan Sri Panggung. Ratno Timur banyak sekali membintangi film-film drama, namun kiprahnya lebih di kenal sebagai Si Buta Dari Gua hantu setelah ia memerankan tokoh Si buta sejak tahun 1970. Barda Mandrawata alias Si Buta menjadi sebuah nama yang ikonik bagi Ratno Timur, karena begitu di sebut Si Buta maka akan terbayang sosok Ratno Timur dengan pakaian khasnya seperti kulit ular. 

Selain sebagai Bintang Film, Ratno Timoer juga di kenal sebagai Produser dan Sutradara Indonesia. Ratno Timoer meninggal Dunia pada 22 Desember 2002.



5. Teddy Purba

Sosok Pendekar yang ke 5 adalah Teddy Purba. Aktor Kelahiran 20 Mei 1956 memulai debutnya pada tahun 1979 melalui film Antara aku dan Dia, kemudian di susul film Benci tapi Rindu dan film ketiganya adalah Manusia berilmu gaib. Dalam film pertama dan ke3 Teddy berperan sebagai pemuda yang buruk rupa.  Nama Teddy kian melambung setelah membintangi film Gundala Putra Petir 1981. 

Namun demikian Teddy Purba juga bermain dalam-film silat klasik seperti Jaka Tingkir, Jaka Umbaran, Ajian Macan Putih, Tendangan Iblis dan Juga Banteng Mataram. Sehingga kehadiran Teddy dalam perfilman Nasional sebagai pendekar-pendekar yang di sukai para penonton. 

Karena minimnya informasi tentang Teddy Purba, tidak di ketahui apakah beliau masih hidup atau sudah meninggal. 


 


6. Willy Dozan

Billy Chong atau lebih di kenal dengan nama Willy Dozan merupakan pendekar ke 6 yang patut di acungi jempol. Aktor kelahiran 10 Februari 1957 memiliki darah Tionghoa ini lebih banyak bermain dalam fim-film Silat modern, namun demikian tidak berlebihan kalau Willy Dozan menjadi salah satu pendekar kebanggaan Indonesia. 

Karate Sabut Hitam merupakan debut dari Willy Dozan dalam perfilman Indonesia. Selain bermain dalam film-film Indonesia, Willy Dozan juga merupakan salah satu bintang kelas dunia dengan membintangi beberapa film Hongkong. Willy Dozan masih aktif dalam perfilman Indonesia hingga sekarang. 



7. Johan Saimima

Pendekar yang ke 7 adalah Johan Saimima. Aktor kelahiran 8 Agustus 1956 ini merupakan aktor spesialis laga, baik laga klasik maupun modern. Titik balik dari Johan Saimima adalah dalam film Ganesha 1983 yang ia bintangi. Sekaligus setelah memerankan film Ganesha nama Johan kian di perhitungkan. Johan Saimima banyak sekali membintangi film-film yang di produksi oleh Inem film. 

Lutung Kasarung dan Keris kalamujeng merupakan dua film Johan dengan pakaian klasih ala pendekar yang kita kenal dalam film-film. Pernah aktif bermain dalam sinetron-sinetron laga tanah air seperti Mahkota mayangkara, Singgasana Brama Kumbara dll. 



8. Tony Hidayat

Tony Hidayat merupakan salah satu pendekar dalam perfilman Indonesia. Sosoknya di kenal setelah bermain dalam film Wiro Sableng. Sehingga Sosok Tony Hidayat begitu ikonik sebagai pemeran Wiro Sableng. Meskipun Tony hidayat juga bermain dalam beberapa film drama seperti Istana Kecantikan yang beradu akting dengan Mathias Muchus dan Nurul Arifin. Namun imej yang melekat sebagai Wiro Sableng tetaplah Tony Hidayat. 

Tidak banyak informasi yang di dapat tentang Tony Hidayat namun demikian namanya akan tetap di kenang sebagai Wiro Sableng. 



9. Fendy Pradana

Pendekar ke 9 jatuh pada Fendy Pradana.  Slamet Effendy atau lebih di kenal dengan Fendy Pradana kelahiran 13 Februari 1965 merupakan aktor yang di dapatkan dari penjaringan untuk casting film Saur Sepuh pada tahun 1988 hingga akhirnya Fendy terpilih sebagai salah satu pemeran Saur Sepuh sebagai Brama Kumbara. 

Sosok Brama Kumbara merupakan sosok raja Madangkara yang terkenal arif dan bijaksana.Sehingga tidak berlebihan ketika nama Fendy Pradana sososknya sangat melekat sebagai Brama Kumbara. Selain membintangi Saur Sepuh, Fendy juga berperan sebagai Sembara dalam film Misteri Gunung merapi yang diangkat dari serial sandiwara Radio, namun pamor Sembara kalah dibandingkan sebagai Brama Kumbara. Film-film yang dibintangi oleh Fendy kebanyakan merupakan film dengan tema klasik sehingga tidak berlebihan kalau ia menjadi Salah satu pendekar dalam perfilman Indonesia. 



10. Benny G Rahardja

Pendekar ke 10 adalah Benny G Rahardja. Kerap bermain dalam film-film silat klasik, Benny G Rahardja sangat cocok di nobatkan sebagai Pendekar dalam perfilman Indonesia. Sebut saja Film-film yang pernah di bintanginya seperti Lara Jonggrang sebagai Bandung Bondowoso, Tutur Tinular 1 dan 4 sebagai Arya Kamandanu, Aji Pamungkas, Damarwulan Minakjinggo, Jaka Sembung dan Bergola Ijo semuanya merupakan film-film bertema silat klasik yang ia bintangi. 

Selain juga dalam film Sang Pembela , Benny juga berbaku hantam dengan lawan-lawannya. Sosok Arya Kamandanu merupakan sosok yang pas ketika di perankan oleh Benny G Rahardja. 

Namun Sayangnya minim sekali informasi tentang Benny G Rahardja pasca tidak bermain film.



Demikian kesepuluh Pendekar dalam film Indonesia yang perlu untuk diketahui meskipun banyak pemeran lain yang juga pantas di sebut sebagai pendekar, seperti avent Baron Hermanto, Avent Christie, Harry Capri, Chairil JM dan lain-lain. Beda orang beda pula pandangannya tapi paling tidak membuat kita kembali teringat akan sosok pendekar dalam perfilman nasional.  Semoga terhibur.

Friday, March 1, 2019

TUTUR TINULAR, DARI SANDIWARA RADIO KE LAYAR LEBAR


VHS Tutur Tinular

Setelah Saur Sepuh menjadi pelopor sandiwara radio yang diangkat ke layar lebar membuat tren tersendiri untuk memproduksi film laga dengan sumber cerita dari sandiwara radio. Tutur Tinular adalah salah satu yang ikut sukses mengikuti jejak pendahulunya, saur sepuh. Tutur Tinular berkisah tentang seorang pemuda Kurawan bernama Arya Kamandanu putra dari Mpu Hanggareksa yang mempunyai kisah cinta penuh cerita dan intrik yang beberapa kali mengalami kekecewaan justru disebabkan karena ulah kakak kandungnya sendiri Arya Dwipangga. Kisah Cinta Arya Kamandanu selalu kandas dan direbut oleh Arya Dwipangga. 

Arya Dwipangga adalah seorang pujangga dengan puisi-puisinya yang memabukkan. Banyak sekali wanita yang tergoda oleh buaian puisi yang dibuat Arya Dwipangga, termasuk orang-orang yang disayangi oleh Kamandanu. Meski pada akhirnya di campakkan begitu saja. Bibit-bibit kemarahan Arya Kamandanu akibat ulah buruk kakaknya inilah yang merupakan awal dari permusuhan kakak beradik ini.

Pada jamannya Serial Tutur Tinular yang hidup di era 80an pertengahan hingga akhir disiarkan tiap hari oleh stasiun radio swasta maupun RRI. Seperti pada sandiwara radio pada umumnya, sponsor utama  dari Sandiwara Radio Tutur Tinular adalah PT. Dankos Laboratories. Tutur Tinular di tulis oleh  S Tidjab ini memang sangat asyik untuk di dengarkan. Tutur Tinular bersaing ketat dengan Saur Sepuh sehingga penyiarannya pun mempunyai jeda waktu dari stasiun radio yang lain. Kalau gak salah ingat Saur sepuh rata-rata di putar jam 14.30 ataupun 15.30 sore sedangkan Tutur Tinular sendiri di putar sekitar pukul 18.30.

Dengan durasi 30 menit jalan cerita plus illustrasi dari sang pembawa cerita dan di potong minimal 3x iklan, rasanya waktu tersebut sangat kurang, dan selalu bikin penasaran untuk terus mendengarkan lagi dan lagi pada keesokan harinya. Sehingga ketika ketinggalan satu episode saja maka akan mencari radio lain yang telat dalam penyiaran sandiwaranya agar dapat kembali mendengarkan cerita yang terlewat .

Salah satu iklan PT. Dankos Laboratories yang diselipin dalam sandiwara radio ini adalah iklan obat batuk Mixadin. Mixadin merupakan salah satu obat batuk yang ditayangkan selama masa tayang sandiwaran. Bunyinya yang masih di ingat hingga sekarang seperti ini “…ada petruk jadi aladin… sampean batuk minum mixadin …” dengan suara musik yang sangat mendukung sehingga terkesan lucu dan menarik untuk di ikutin pada setiap kali main dengan teman-teman. 

Seperti halnya Saur Sepuh, Tutur Tinular juga mampu membuat pendengarnya terkesima. Karena memang inilah sandiwara radio, hiburan rakyat yang murah meriah. Sehingga pada masa kejayaannya para pemain sandiwara radiopun menjadi idola bagi para pendengarnya

Sebut saja Ely Ermawaty pemeran dari Mei Shin, Arya Kamandanu masih tetap diperankan oleh Ferry Fadli dengan suaranya yang bijaksana. Bayangan-bayangan siapa Mei Shin atau Siapa Kamandanu tentu masing-masing orang mempunyai bayangan sendiri akan tetapi mempunyai kesamaan. Yaitu Mei Shin wanita tangguh dengan ilmu kanuragan yang mumpuni yang bisa mengimbangi Arya Kamandanu, Sementara bayangan Arya Kamandanu sendiri adalah lelaki gagah yang punya ilmu kanuragan tinggi yang baik.hati dan selalu membawa kebenaran. Bagaimana dengan Arya Dwipangga. Arya Dwipangga dalam bayangan memiliki sosok yang menyeramkan dan selalu membawa maut, mendengar puisi yang di baca saja merinding di buatnya. 
 
Poster Sinetron Tutur Tinular dari Majalah Film
Tokoh- tokoh  penting yang terlibat dalam Tutur Tinular adalah :

  • Arya Kamandanu : Pemuda asal Kurawan, anak kedua dari Mpu Hanggareksa. Dalam kehidupan keseharian terutama dalam memikat wanita, Arya Kamandanu selalu tidak beruntung. Ketidak beruntungan ini justru terjadi karena ulah dari sang kakak sendiri Arya Dwipangga. Murid dari Mpu Ranubhaya yang mewarisi ajian Sati Angin yang bias meringankan tubuh seringan kapas dan secepat angin. Kelak ia menjadi pewaris dari pedang Naga Puspa yang menjadi rebutan.
  • Arya Dwipangga : Ahli membuat syair Putra sulung dari Mpu Hanggareksa di Kurawan, jago dalam memikat wanita terutama dengan menggunakan syair buatannya. Kerjanya sehari-hari hanya membuat syair, namun karena suatu kejadian dimana ia terjatuh kesumur tua akibat dihajar oleh Arya Kamandanu, ia bertemu dengan orang tua misterius yang mengajarinya ilmu kanuragan. Kelak ia akan keluar setelah matanya buta dan dikenal dengan nama pendekar syair berdarah.
  • Mei Shin : Mei Shin adalah istri dari pendekar Lo dari China. Merupakan pasangan pelarian dari Cina yang kemudian terdampar di tanah jawa dwipa. Mei Shin kemudian bertemu dengan Arya Kamandanu yang kelak memadu kasih namun terhalan goleh Arya Dwipangga.

Dan jangan lupa juga dengan Ramapati , ya sosok culas yang selalu mengadu domba sehingga banyak sekali korban yang di timbulkan oleh Ramapati. Sosok Ramapati menjadi salah satu sosok yang sangat menyebalkan dalam sandiwara radio ini.
Keempat tokoh tersebut merupakan tokoh sentral yang menjadi nyawa dalam sandiwara Tutur Tinular. Setelah selesai  Tutur Tinular dilanjutkan kisahnya dalam sandiwara Radio Mahkota Mayangkara. Bedanya Tutur Tinular berkisah tentang kerajaan Singasari, tapi mahkota Mayangkara berlatar belakang kerajaan Majapahit.


Merambah ke Layar Lebar

Setelah sukses di sandiwara Radio, cerita besutan S Tidjab ini kemudian diangkat ke layar lebar. Tutur Tinular di buat hingga 4 film, merupakan pencapaian yang luar biasa tentu saja

Tutur Tinular 1 Pedang Naga Puspa

Film Produksi tahun 1989 ini menceritakan tentang awal mula masuknya Mei Shin ke Jawa Dwipa. Arya Dwipangga anak dari Mpu Hanggareksa kerjaannya hanya membuat Syair, sedangkan adiknya Arya Kamandanu lebih tertarik ke ilmu kanuragan. Ia mempunyai pacar Nala Ratih yang kemudian direbut oleh Dwipangga untuk diperistri.


Sementara dari daratan Tiongkok sepasang pelarian melarikan diri dan dikejar oleh prajurit Mongol hingga terdampar ke tanah jawa. Adalah Mei Shin dan Pendekar Lou yang membawa Pedang Naga Puspa yang menjadi rebutan di dunia persilatan.

Film Ini dibintangi oleh : Beny G Raharja sebagai Arya Kamandanu, Elly Ermawati sebagai Mei Shin, Baron Hermanto sebagi Arya Dwi Pangga. Pertama kali melihat film ini sungguh jauuuh banget dari khayalan tentang siapa diri Mei Shin. Dalam Khayalan Mei Shin adalah sosok perempuan, dengan pakaian tentunya sudah menyesuaikan dengan pakaian jawa. Akan tetapi di film tetap berpakaian layaknya pendekar China. Huuuuh.. jadi agak diluar dugaan juga sih…. Film ini di produksi oleh PT. Kanta Indah Film.


Tutur Tinular 2 Pedang Naga Puspa Kresna
Tutur Tinular 2

Setelah Tutur Tinular 1, PT. Kanta Indah film kembali memproduksi Tutur Tinular 2 dengan Judul Pedang Naga Puspa Kresna. Dalam Naga Puspa Kresna Tokoh Arya Kamandanu di ganti oleh Hans Wanaghi, sementara Mei Shin di perankan oleh Linda Yanoman.
Film dengan durasi 84 menit ini menceritakan tentang perjuangan Mei Shin. Lanjutan dari Kisah pertamanya . Mei Shin mengubur suaminya, lalu berjalan bersama Kamandanu. Mei shin yang membawa pedang Naga puspa yang menjadi rebutan, bertemu dengan pasukan Kediri dan berperang. Kemudian terjadi bentrok dan berhasil menyelamatkan diri.
Melihat kemolekan tubuh Mei Shin yang bersama Kamandanu, agaknya Dwipangga tidak tahan. Terjadilah pemerkosaan yang membuahkan seorang anak. Akan tetapi meski sakit hati, dengan jiwa ksatrianya Kamandanu mau menikahi Mei Shin yang telah dinodai oleh Dwipangga. Kemudian Mei Shin memberikan Pedang Naga Puspa kepada Kamandanu.
Dasar memang culas, Dwipangga melaporkan ke Kediri bahwa pedang Naga puspa dibawa oleh Kamandanu, sehingga rumah mpu Hanggareksa di obrak abrik prajurit Kediri.


Tutur Tinular 3 Pendekar Syair Berdarah

Tutur Tinular 3 di produksi Elang Perkasa Film. Setelah tutur Tinular 2 memasang aktor yang berbeda, di film inipun tokoh Arya Kamandanu kembali berganti. Adalah Sandy Nayoan yang berhasil membintangi Tutur Tinular 3 sebagai Arya Kamandanu. Disandingkan dengan Devi Permatasari dan Baron Hermanto acting Sandy Nayoan di uji. Setelah sukses membintangi Sengsara Membawa Nikmat di TVRI agaknya masuk ke Film Laga bukanlah merupakan hal baru. Di film ini acting Sandy Nayoan lumayan berhasil memikat penonton.

Tutur Tinular 3
Pendekar Syair berdarah (arya Dwipangga) yang menebar maut dimana-mana. Arya Dwipangga mengacau Majapahit dengan tujuan membalas dendamnya pada Kamandanu, namun pihak kerajaan mengira pengacaunya Mpu Tong Bajil , yang sedang memperdalam ilmu Aji Segara Geni.Untuk menyempurnakan ilmunya Mpu Tong Bajil sudah mandi 7 anak satria. Untuk melengkapi menjadi 8, ia menculik Panji Ketawang yang akan digunakan sebagai korban berikutnya.

Panji ketawang adalah keponakan dari Arya Kamandanu anak dari Arya Dwipangga buah cintanya dengan  Nari Ratih yang sebenarnya adalah kekasih Arya Kamandanu namun di nodai oleh Dwipangga. Dengan dibantu  Sakawuni, Kamandanu bertarung dengan Tong Bajil yang memang ditugaskan pula oleh Majapahit untuk membawa kepala Tong Bajil.

Sementara Arya Dwipangga dengan tidak mempunyai hati mencari adiknya Kamandanu untuk balas dendam. Terjadi pertarungan sengit antara Arya Kamandanu dan Arya Dwipangga di akhir kisah.


Tutur Tinular 4 Mendung Menggulung Di Atas Majapahit

Tutur Tinular 4
Merupakan film terakhir dari Tutur Tinular. Masih di produksi oleh PT. Elang Perkasa Film, kali ini tokoh Arya Kamandanu kembali diperankan oleh  Beny G Raharja. Agaknya Beny G Raharja memang lebih tepat untuk memerankan Arya Kamandanu di bandingkan dengan Hans Wanaghi maupun Sandy Nayoan menurut saya sih.
Film terakhir ini berhasil membuktikan siapa Ramapati, tokoh culas yang selalu memutarbalikkan Fakta. Remy Silado sebagai Ramapati berhasil membuat penonton geram melihat kelakuannya. Dari segi face memang Remy Silado sangat cocok memerankan Ramapati, karena memang memiliki muka yang culas dan licik.

Arya Kamandanu di tuduh membunuh Mpu tong Bajil oleh Ramapati yang sebenarnya dia sendiri merupakan pembunuh sesungguhnya. Agaknya dendam pribadi antara Ramapati dan Kamandanu yang menyebabkan Ramapati berlaku seenaknya, sampai memfitnah Kamandanu meracuni raja. Keinginan utama Ramapati adalah agar Jayanegara naik tahta sehingga dengan mudah mengendalikannya. 

Di Tutur Tinular 4 ini juga pertemuan Arya Kamandanu dengan Nyai Paricara yagn sebenarnya adalah Mei Shin namun ia mengambil keputusan untuk menjadi seoran tabib. Meski Arya Kamadanu mengenali Nyai Paricara adalah Meishin namun Mei Shin  sudah tidak mau kembali ke masa lalu, karena memang pahit sekali, sehingga kecewalah Kamandanu karena Nyai Paricara tidak mau mengakui bahwa sebenarnya ia adalah Mei Shin.

Sinetron Tutur Tinular
Sinetron Tutur Tinular
Setelah Tutur Tinular di filmkan, kemudian pada tahun 1997an, Tutur Tinular di angkat ke layar kaca sebagai sinetron. Sinetron Tutur Tinular pertama kali tayang pada stasiun Televisi ANTV namun setelah beberapa episode di tayangkan, Tutur Tinular versi sinetron pindah tayang di stasiun televisi Indosiar. Arya Kamandanu di perankan sangat pas oleh Anto Wijaya. Sebelum memerankan Arya Kamandanu, Anto Wijaya juga pernah berperan secara bagus di Sinetron Singgasana Brama Kumbara. Pilihan Anto Wijaya sebagai Arya Kamandanu sangatlah pas mengingat dari sisi postur dan imej yang sudah melekat sebagai actor laga sinetron membuat Arya Kamandanu sangatlah pas di tangan Anto Wijaya. 

Sedangkan Mei Shin di perankan oleh aktris asal Mandarin Li Yun Juan. Meski tidak bisa berbahasa Indonesia namun tidak menjadi masalah karena sinetron ini di dubbing dengan suara orang lain sehingga meski antara mimik LI Yun Juan dengan suaranya berbeda namun yang penting adalah komunikasi yang tersampaikan terasa pas. Sementara tokoh-tokoh lain seperti Sakawuni di perankan oleh Murtisaridewi, di film Saur Sepuh 3 dan 4 Murtisaridewi juga berperan sebagai Sakawuni. Arya Dwipangga di perankan oleh Piet Ermas.

Tutur Tinular juga beberapa waktu yang lalu juga sempat tayang kembali di RTV.
Sinetron laga sebenarnya memiliki porsi lebih terutama bagi masyarakat perkampungan karena mereka memang sangat antusias dengan sinetron-sinetron seperti ini yang tentu lebih membumi di banding dengan sinetron yang hanya mengangkat orang kaya. 

Tahun 2011 Tutur Tinular pernah di angkat kembali ke layar kaca dengan pemain-pemain muda saat ini, namun sayang sekali mengagkat dan membawa nama Tutur Tinular namun ceritanya melenceng jauh dari Tutur Tinular aslinya sehingga pengembangan-pengembangan ceritanya sangat kacau. Sinetron Tutur Tinular 2011 banyak mendapat kecaman dari para pemirsa terutama pemirsa yang pernah mengalami kejayaan sandiwara radionya dan juga pernah menonton Sinetron versi 1997. Jelas sangat berbeda dan kalau boleh di bilang sakit hati juga nontonnya karena ekspektasi yang di harapkan sangat tidak sebanding dengan tontonannya.

S Tidjab sang peramu Tutur Tinular, hari ini meninggal dunia semoga amal ibadahnya di terima disisiNya dan dilapangkan alam kuburnya. Tutur Tinular merupakan salah satu karya yang abadi. Selamat Jalan pak Tidjab.