Showing posts with label Tutur tinular 2. Show all posts
Showing posts with label Tutur tinular 2. Show all posts

Sunday, September 22, 2024

TUTUR TINULAR II, Etnik Jawa Bergaya Mandarin


Hadirnya tenaga asing dalam pembuatan Film di Indonesia di satu sisi memang berdampak positif, tapi disisi lain juga sangat merugikan. Mekanisme kerja, ketrampilan dan pengenalan peralatan suting yang lebih modern, merupakan dampak positif yang kita peroleh. 

Sisi lain, biasanya, tenaga asing itu memperoleh bayaran dan fasilitas lebih baik dibandingkan  karyawan film dalam negeri sendiri. Hal semacam ini sering menimbulkan iri hati. Akibatnya hasil kerja maksimal tidak tercapai. 

Contoh film buata Indonesia yang banyak melibatkan tenaga asing antara lain Babad Tanah Leluhur, tutur Tinular I dan Tutur Tinular II, yang merupakan produksi PT. Kanta Indah Film. Film tersebut melibatkan tenaga asing dari Hongkong. 

Dengan Wewenangnya sebagai penata kelahi (fighting director), karyawan impor itu dapat leluasa menjejalkan gaya (budaya) negerinya. Kalau sebalam ini masyarakat mungkin terpengaruh dari film Mandarin yang dimainkan orang Hongkong, tapi sekarang budaya tersebut  orang kita sendiri yang menampilkannya. Akibatnya lebih mudah di serap masyarakat (anak-anak) kita.

Tutur Tinular II yang seluruh lokasi sutingnya di kota Gudeng Yogyakarta, contoh etnik Jawa yang bergaya Mandarin. Kenapa? karena film tersebut penata kelahinya diperjayakan pada Lo Hua Keung, tenaga impor dari Hongkong. 

Menurut beberapa karyawan yang terlibat dalam produksi tersebut, da kecenderungan pekerjaan - tugas sutradara kita dirampas tenaga asing itu. Namun demikian kata mereka pula, Abdul Kadir Sutradara Tutur Tinular II cukup bersabar menghadapi Lam Chitai (Stunt asisten fighting), Yu Kiutung (sling supervisor), Ho Hon Chow (special effect) Lo Hua Keung, Tong Puiching (lighting animasi supervisor) dan Cheng Yee (fighting Supervisor) yang akan merampas wewenangnya. 

Kadir yang mengawali profesinya sebagai sutradara dengan film laga Pendekar Cabe Rawit, tetap berusaha menempatkan dirinya sebagai Komandan. Toleransi begitu menurutnya, kadang memang diberikan. Sebab para tenaga asing itu bekerja di bayar mahal oleh produser. 

Sebagai orang yang paling bertanggungjawab atas apa yang muncul di layar perak nanti, Abdul Kadir tetap berusha menampilkan cerita secara utuh dengan etnik Jawa sebagai latar belakangnya. Namun demikian, iapun sadar kehadiran tenaga-tenaga asing tersebut akan mengurangi keutuhannya. - demikian dikutip dari MF No. 131/98 tanggal 6 Juli s/d 19 Juli 1991.

Monday, July 29, 2024

LINDA YANOMAN, MEI SHIN MEDOK DARI SURABAYA YANG SEMPAT MATANYA KENA TOMBAK SAAT PROSES SUTING


 

Menjelang pembuatan film silat Tutur Tinular 2, Naga Puspa Kresna, Produser Pelaksana Megawati Santoso dan Sutradara Abdul Kadir bertekad mengganti pemeran Mei Shin. Seperti di ketahui dalam episode pertama "Pedang Naga Puspa", tokoh pendar wanita Mongolia itu di perankan oleh Elly Ermawatie yang memang mengisi suara dalam serial sandiwara radio karangan S Tidjab. 

Karena berbagai pertimbangan antara lain faktor usia dan kelihaian silat yang lebih menyakinkan penonton, maka Elly harus digantikan pemain yang lebih tepat. Diantara puluhan nama calon termasuk pula biduanita remaja berdarah blasteran Indo - Jepang, Hana Pertiwi. 

Namun kemudian yang terpilih adalah Lindawati Yanoman pendatang baru dari Surabaya. Lindawati Yanoman atau lebih dikenal dengan nama Linda Yanoman sudah memiliki seabreg prestasi. Dari usia 7 tahun sudah menggondol piala kejuaraan Putri Angel, juga prestasi lainnya seperti Ratu Jeans, Ratu Kacamata, Juara Tari, Juara Disco, Juara Fit Aerobic, Juara Chlesthenic, dan lain-lain. Ketenarannya kian bertambah setelah ia menjadi model iklan sabun, biskuit dan kalender. Juga terjun menjadi pemain sinetron produksi TVRI Surabaya sejak tahun 1988 ikut mendukung drama seri Kita dan Kita, serta sinetron-sineton "Putri Putriku Sayang dan Dua Hati".

Kelincahannya dalam menari juga membuat Linda menjadi penari latar penyanyi pop Richie Richardo (skg alm), penari latar di TVRI untuk penyanyi yang sudah tenar seperti Ervina dan Rano Karno, Linda juga tergabung dalam Cintra Pesona Grup bersama Richie Ricardo. 

Sinar matanya yang sendu menjadi cocok sebagai Mei Shin karena keseharian Mei Shin berselumut duka lara. Suaminya pendekar Lou tewas di bunuh, lalu ia diperkosa oleh Arya Dwipangga hingga suaminya yang baru Arya Dwipangga yang tak juga menyentuhnya. Linda Yanoman yang sebelumnya tidak pernah mendengarkan sandiwara radio tutur tinular, setelah di kontrak baru mendengarkan sandiwara radionya untuk mempelajari perwatakannya. Sebelum Suting Linda lebih dulu di latih olah fighting oleh instruktur Chao yang khusus didatangkan dari Hongkong. Chao ini pernah menangani pembuatan film aksi modern "The Dragon from Russia".

Lokasi suting Tutur Tinular 2 selama 3 bulan di Wonosari, Wonosobo, Dieng, Yogyakarta, Magelang dan Kali Kuning. Saat di hutan lindung Wonosari, pinggang saya diikat dengan tali, lalu di kerek setinggi 8 meter diantara dahan dan pepohonan raksasa. Mulanya sih takut juga tapi lama-lama jadi biasa di kerek naik turun ", ujar Linda. 

Pada proses suting juga sempat terjadi kecelakaan, ketika Hans Wanaghi pemeran Kamandanu, tak sengaja menikamkan tombaknya persis di atas pelupuk mata kiri Linda. Meskipun dalam latihan sudah berkali-kali diulang dengan baik, namun saat sutingnya kaki Hans Wanaghi terpeleset, hingga mata tombak meskipun terbuat dari karet, yang lancip melukai pelupuk mata. Nyaris beberapa senti saha bisa membutakan matanya. 

Kecelakaan ini membuat suting di hentikan. Linda dibawa ke Rumah Sakit di Yogya. Dua minggu lamanya di rawat, baru mulai pulih meskipun penglihatan mata kiri Linda rada samar-samar. Namun demikian Linda tidak mendendam pada Hans, karena peristiwa tersebut adalah kecelakaan yang benar-benar tidak disengaja. Meski sebenarnya pada saat suting, sutradara sudah menyediakan stuntmen, tapi Linda ingin melakukannya sendiri agar adegannya lebih hidup. 

Usai suting, tibalah saatnya untuk proses dubbing atau pengisian suara, namun karena logat Linda kelewat medok Jawa Timuran, akhirnya suaranya diisi oleh orang lain karena nggak mungkin pendekar Mongolia suaranya arek Suroboyo. 

Demikan dirangkum dari Majalah Film No. 139 tahun 1991. 

Tuesday, December 19, 2023

MEI SHIN DAN LASMINI, DUA PENDEKAR WANITA JADI COVER MAJALAH FILM

 

Dua pendekar Wanita

Masih ingat dengan tokoh Lasmini dalam film saur sepuh yang di perankan oleh Murtisaridewi? atau masih ingatkah juga dengan Mei Shin, salah satu tokoh dalam film Tutur tinular? Meskipun Meishin di perankan orang berbeda dalam film tutur tinular yaitu oleh Elly Ermawatie dalam Tutur Tinular 1 dan Linda Yanoman dalam Tutur tinular 2 dan 4. Baik Murtisaridewi yang lekat sekali dengan tokoh Lasmini meskipun dalam film Tutur Tinular pun Murti turut main sebagai Sakawuni dalam Tutur Tinular 3 dan 4, maupun Linda Yanoman sebagai Mei Shin, keduanya tokoh tersebut menjadi sampul majalah Film. 

Unik karena kedua wanita tersebut menjadi sampul majalah dengan tetap berpakaian sebagai pendekar, meskipun di lain kesempatan Murtisaridewi juga menjadi sampul majalah film dengan pakaian kasual. Tentu saja Dua pendekar wanita ini menjadi sebuah daya tarik tersendiri karena sampul majalah tersebut menjadi lebih unik dan menarik dengan pakaian pendekarnya. 

Dua pendekar wanita menjadi sampul Majalah film dalam edisi yang berbeda. 

Linda Yanoman berperan sebagai Mei Shin, wanita yang terdampar ke tanah jawa dwipa yang berasal dari negeri China. Ia terdampar bersama Pendekar Lou suaminya, namun mereka harus berpisah karena pendekar Lou menemui ajalnya di tanah Jawa setelah menyerahkan pedang Naga Puspa. Akhirnya petualangan Mei Shin di mulai dengan kisah cinta yang tidaklah pernah berakhir bahagia hingga iapun di perkosa oleh arya Dwipangga kakak dari kekasihnya sendiri Arya Kamandanu. Penderitaan Mei Shin yang harus ditanggung sendiri. Hingga akhirnya Ia mengundurkan diri dari dunia persilatan dan mengabdikan dirinya sebagai tabib dengan nama samaran Nyai Paricara.

Sedangkan Murtisaridewi berperan sebagai Lasmini dalam film Saur Sepuh dan menjadi sosok yang sangat menarik. Kisah cinta Lasmini juga tidaklah mulus, namun ambisi dan dendam serta nafsu membuat Lasmini bisa berbuat semaunya karena Lasmini ditakdirkan sebagai Wanita penggoda meski ia sebenarnya menderita. Dendamnya pada Mantili tidak pernah berakhir. Lasmini sendiri sebenarnya digambarkan bukanlah sebagai tokoh jahat saja namun sisi baiknya juga ada. 

Dari dua paparan tersebut tentu saja menjadi menarik ketika Lasmini dan Mei Shin menjadi sampul majalah Film. 

Mei Shin menjadi sampul Majalah Film No. 139/106 Tahun III/26 Oktober - 8 November 1991 dengan satu halaman full wawancara dengan Linda Yanoman alias Mei Shin sedangkan Lasmini menjadi Sampul Majalah Film pada edisi 171/138 TH. IX, 23 Januari - 5 Februari1993 dengan wawancara khusus MF dengan Murtisari Dewi yang berperan sebgai Lasmini. 

Linda Yanoman sebagai Mei Shin

Sampul Belakang

Artikel Ali Shahab dan Film Pengantin Remaja

Gosip

Linda Yanoman

Isi Artikel di dalam Majalah film tersebut tentu saja beraneka ragam yang di sajikan dalam dua Majalah tersebut. Sehingga menjadikan Dua Pendekar Wanita menjadi sampul Majalah merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi penikmat Majalah Film pada Khususnya. 

Dari Majalah Film dengan sampul Linda Yanoman, pada halaman pertama berisi artikel wawancara dengan Linda Yanoman, Kemudia Lembaran Gosip di halaman berikutnya, juga liputan tentan film Selir Seriti dan pada Sampul Belakang terdapat poster Pengantin Remaja dan Ekspedisi Harta Karun. 

Sementara itu dari Majalah Film dengan sampul depan Murtisaridewi , pada halaman pertama berisi artikel tentang Murtisaridewi, di sebalik sampul pertama terdapat kalender tahun 1993 dengan sampul Nike Ardilla, kemudian artikel berikutnya tentang Iwan Fals sebanyak 2 halaman dan juga artikel Saur Sepuh V Istana atap langit. 

Cover Murtisaridewi


Artikel Murtisaridewi
dan Kalender Nike Ardilla






Ada yang memiliki majalah tersebut? menarik untuk di baca sebagai nostalgia.

Friday, March 1, 2019

TUTUR TINULAR, DARI SANDIWARA RADIO KE LAYAR LEBAR


VHS Tutur Tinular

Setelah Saur Sepuh menjadi pelopor sandiwara radio yang diangkat ke layar lebar membuat tren tersendiri untuk memproduksi film laga dengan sumber cerita dari sandiwara radio. Tutur Tinular adalah salah satu yang ikut sukses mengikuti jejak pendahulunya, saur sepuh. Tutur Tinular berkisah tentang seorang pemuda Kurawan bernama Arya Kamandanu putra dari Mpu Hanggareksa yang mempunyai kisah cinta penuh cerita dan intrik yang beberapa kali mengalami kekecewaan justru disebabkan karena ulah kakak kandungnya sendiri Arya Dwipangga. Kisah Cinta Arya Kamandanu selalu kandas dan direbut oleh Arya Dwipangga. 

Arya Dwipangga adalah seorang pujangga dengan puisi-puisinya yang memabukkan. Banyak sekali wanita yang tergoda oleh buaian puisi yang dibuat Arya Dwipangga, termasuk orang-orang yang disayangi oleh Kamandanu. Meski pada akhirnya di campakkan begitu saja. Bibit-bibit kemarahan Arya Kamandanu akibat ulah buruk kakaknya inilah yang merupakan awal dari permusuhan kakak beradik ini.

Pada jamannya Serial Tutur Tinular yang hidup di era 80an pertengahan hingga akhir disiarkan tiap hari oleh stasiun radio swasta maupun RRI. Seperti pada sandiwara radio pada umumnya, sponsor utama  dari Sandiwara Radio Tutur Tinular adalah PT. Dankos Laboratories. Tutur Tinular di tulis oleh  S Tidjab ini memang sangat asyik untuk di dengarkan. Tutur Tinular bersaing ketat dengan Saur Sepuh sehingga penyiarannya pun mempunyai jeda waktu dari stasiun radio yang lain. Kalau gak salah ingat Saur sepuh rata-rata di putar jam 14.30 ataupun 15.30 sore sedangkan Tutur Tinular sendiri di putar sekitar pukul 18.30.

Dengan durasi 30 menit jalan cerita plus illustrasi dari sang pembawa cerita dan di potong minimal 3x iklan, rasanya waktu tersebut sangat kurang, dan selalu bikin penasaran untuk terus mendengarkan lagi dan lagi pada keesokan harinya. Sehingga ketika ketinggalan satu episode saja maka akan mencari radio lain yang telat dalam penyiaran sandiwaranya agar dapat kembali mendengarkan cerita yang terlewat .

Salah satu iklan PT. Dankos Laboratories yang diselipin dalam sandiwara radio ini adalah iklan obat batuk Mixadin. Mixadin merupakan salah satu obat batuk yang ditayangkan selama masa tayang sandiwaran. Bunyinya yang masih di ingat hingga sekarang seperti ini “…ada petruk jadi aladin… sampean batuk minum mixadin …” dengan suara musik yang sangat mendukung sehingga terkesan lucu dan menarik untuk di ikutin pada setiap kali main dengan teman-teman. 

Seperti halnya Saur Sepuh, Tutur Tinular juga mampu membuat pendengarnya terkesima. Karena memang inilah sandiwara radio, hiburan rakyat yang murah meriah. Sehingga pada masa kejayaannya para pemain sandiwara radiopun menjadi idola bagi para pendengarnya

Sebut saja Ely Ermawaty pemeran dari Mei Shin, Arya Kamandanu masih tetap diperankan oleh Ferry Fadli dengan suaranya yang bijaksana. Bayangan-bayangan siapa Mei Shin atau Siapa Kamandanu tentu masing-masing orang mempunyai bayangan sendiri akan tetapi mempunyai kesamaan. Yaitu Mei Shin wanita tangguh dengan ilmu kanuragan yang mumpuni yang bisa mengimbangi Arya Kamandanu, Sementara bayangan Arya Kamandanu sendiri adalah lelaki gagah yang punya ilmu kanuragan tinggi yang baik.hati dan selalu membawa kebenaran. Bagaimana dengan Arya Dwipangga. Arya Dwipangga dalam bayangan memiliki sosok yang menyeramkan dan selalu membawa maut, mendengar puisi yang di baca saja merinding di buatnya. 
 
Poster Sinetron Tutur Tinular dari Majalah Film
Tokoh- tokoh  penting yang terlibat dalam Tutur Tinular adalah :

  • Arya Kamandanu : Pemuda asal Kurawan, anak kedua dari Mpu Hanggareksa. Dalam kehidupan keseharian terutama dalam memikat wanita, Arya Kamandanu selalu tidak beruntung. Ketidak beruntungan ini justru terjadi karena ulah dari sang kakak sendiri Arya Dwipangga. Murid dari Mpu Ranubhaya yang mewarisi ajian Sati Angin yang bias meringankan tubuh seringan kapas dan secepat angin. Kelak ia menjadi pewaris dari pedang Naga Puspa yang menjadi rebutan.
  • Arya Dwipangga : Ahli membuat syair Putra sulung dari Mpu Hanggareksa di Kurawan, jago dalam memikat wanita terutama dengan menggunakan syair buatannya. Kerjanya sehari-hari hanya membuat syair, namun karena suatu kejadian dimana ia terjatuh kesumur tua akibat dihajar oleh Arya Kamandanu, ia bertemu dengan orang tua misterius yang mengajarinya ilmu kanuragan. Kelak ia akan keluar setelah matanya buta dan dikenal dengan nama pendekar syair berdarah.
  • Mei Shin : Mei Shin adalah istri dari pendekar Lo dari China. Merupakan pasangan pelarian dari Cina yang kemudian terdampar di tanah jawa dwipa. Mei Shin kemudian bertemu dengan Arya Kamandanu yang kelak memadu kasih namun terhalan goleh Arya Dwipangga.

Dan jangan lupa juga dengan Ramapati , ya sosok culas yang selalu mengadu domba sehingga banyak sekali korban yang di timbulkan oleh Ramapati. Sosok Ramapati menjadi salah satu sosok yang sangat menyebalkan dalam sandiwara radio ini.
Keempat tokoh tersebut merupakan tokoh sentral yang menjadi nyawa dalam sandiwara Tutur Tinular. Setelah selesai  Tutur Tinular dilanjutkan kisahnya dalam sandiwara Radio Mahkota Mayangkara. Bedanya Tutur Tinular berkisah tentang kerajaan Singasari, tapi mahkota Mayangkara berlatar belakang kerajaan Majapahit.


Merambah ke Layar Lebar

Setelah sukses di sandiwara Radio, cerita besutan S Tidjab ini kemudian diangkat ke layar lebar. Tutur Tinular di buat hingga 4 film, merupakan pencapaian yang luar biasa tentu saja

Tutur Tinular 1 Pedang Naga Puspa

Film Produksi tahun 1989 ini menceritakan tentang awal mula masuknya Mei Shin ke Jawa Dwipa. Arya Dwipangga anak dari Mpu Hanggareksa kerjaannya hanya membuat Syair, sedangkan adiknya Arya Kamandanu lebih tertarik ke ilmu kanuragan. Ia mempunyai pacar Nala Ratih yang kemudian direbut oleh Dwipangga untuk diperistri.


Sementara dari daratan Tiongkok sepasang pelarian melarikan diri dan dikejar oleh prajurit Mongol hingga terdampar ke tanah jawa. Adalah Mei Shin dan Pendekar Lou yang membawa Pedang Naga Puspa yang menjadi rebutan di dunia persilatan.

Film Ini dibintangi oleh : Beny G Raharja sebagai Arya Kamandanu, Elly Ermawati sebagai Mei Shin, Baron Hermanto sebagi Arya Dwi Pangga. Pertama kali melihat film ini sungguh jauuuh banget dari khayalan tentang siapa diri Mei Shin. Dalam Khayalan Mei Shin adalah sosok perempuan, dengan pakaian tentunya sudah menyesuaikan dengan pakaian jawa. Akan tetapi di film tetap berpakaian layaknya pendekar China. Huuuuh.. jadi agak diluar dugaan juga sih…. Film ini di produksi oleh PT. Kanta Indah Film.


Tutur Tinular 2 Pedang Naga Puspa Kresna
Tutur Tinular 2

Setelah Tutur Tinular 1, PT. Kanta Indah film kembali memproduksi Tutur Tinular 2 dengan Judul Pedang Naga Puspa Kresna. Dalam Naga Puspa Kresna Tokoh Arya Kamandanu di ganti oleh Hans Wanaghi, sementara Mei Shin di perankan oleh Linda Yanoman.
Film dengan durasi 84 menit ini menceritakan tentang perjuangan Mei Shin. Lanjutan dari Kisah pertamanya . Mei Shin mengubur suaminya, lalu berjalan bersama Kamandanu. Mei shin yang membawa pedang Naga puspa yang menjadi rebutan, bertemu dengan pasukan Kediri dan berperang. Kemudian terjadi bentrok dan berhasil menyelamatkan diri.
Melihat kemolekan tubuh Mei Shin yang bersama Kamandanu, agaknya Dwipangga tidak tahan. Terjadilah pemerkosaan yang membuahkan seorang anak. Akan tetapi meski sakit hati, dengan jiwa ksatrianya Kamandanu mau menikahi Mei Shin yang telah dinodai oleh Dwipangga. Kemudian Mei Shin memberikan Pedang Naga Puspa kepada Kamandanu.
Dasar memang culas, Dwipangga melaporkan ke Kediri bahwa pedang Naga puspa dibawa oleh Kamandanu, sehingga rumah mpu Hanggareksa di obrak abrik prajurit Kediri.


Tutur Tinular 3 Pendekar Syair Berdarah

Tutur Tinular 3 di produksi Elang Perkasa Film. Setelah tutur Tinular 2 memasang aktor yang berbeda, di film inipun tokoh Arya Kamandanu kembali berganti. Adalah Sandy Nayoan yang berhasil membintangi Tutur Tinular 3 sebagai Arya Kamandanu. Disandingkan dengan Devi Permatasari dan Baron Hermanto acting Sandy Nayoan di uji. Setelah sukses membintangi Sengsara Membawa Nikmat di TVRI agaknya masuk ke Film Laga bukanlah merupakan hal baru. Di film ini acting Sandy Nayoan lumayan berhasil memikat penonton.

Tutur Tinular 3
Pendekar Syair berdarah (arya Dwipangga) yang menebar maut dimana-mana. Arya Dwipangga mengacau Majapahit dengan tujuan membalas dendamnya pada Kamandanu, namun pihak kerajaan mengira pengacaunya Mpu Tong Bajil , yang sedang memperdalam ilmu Aji Segara Geni.Untuk menyempurnakan ilmunya Mpu Tong Bajil sudah mandi 7 anak satria. Untuk melengkapi menjadi 8, ia menculik Panji Ketawang yang akan digunakan sebagai korban berikutnya.

Panji ketawang adalah keponakan dari Arya Kamandanu anak dari Arya Dwipangga buah cintanya dengan  Nari Ratih yang sebenarnya adalah kekasih Arya Kamandanu namun di nodai oleh Dwipangga. Dengan dibantu  Sakawuni, Kamandanu bertarung dengan Tong Bajil yang memang ditugaskan pula oleh Majapahit untuk membawa kepala Tong Bajil.

Sementara Arya Dwipangga dengan tidak mempunyai hati mencari adiknya Kamandanu untuk balas dendam. Terjadi pertarungan sengit antara Arya Kamandanu dan Arya Dwipangga di akhir kisah.


Tutur Tinular 4 Mendung Menggulung Di Atas Majapahit

Tutur Tinular 4
Merupakan film terakhir dari Tutur Tinular. Masih di produksi oleh PT. Elang Perkasa Film, kali ini tokoh Arya Kamandanu kembali diperankan oleh  Beny G Raharja. Agaknya Beny G Raharja memang lebih tepat untuk memerankan Arya Kamandanu di bandingkan dengan Hans Wanaghi maupun Sandy Nayoan menurut saya sih.
Film terakhir ini berhasil membuktikan siapa Ramapati, tokoh culas yang selalu memutarbalikkan Fakta. Remy Silado sebagai Ramapati berhasil membuat penonton geram melihat kelakuannya. Dari segi face memang Remy Silado sangat cocok memerankan Ramapati, karena memang memiliki muka yang culas dan licik.

Arya Kamandanu di tuduh membunuh Mpu tong Bajil oleh Ramapati yang sebenarnya dia sendiri merupakan pembunuh sesungguhnya. Agaknya dendam pribadi antara Ramapati dan Kamandanu yang menyebabkan Ramapati berlaku seenaknya, sampai memfitnah Kamandanu meracuni raja. Keinginan utama Ramapati adalah agar Jayanegara naik tahta sehingga dengan mudah mengendalikannya. 

Di Tutur Tinular 4 ini juga pertemuan Arya Kamandanu dengan Nyai Paricara yagn sebenarnya adalah Mei Shin namun ia mengambil keputusan untuk menjadi seoran tabib. Meski Arya Kamadanu mengenali Nyai Paricara adalah Meishin namun Mei Shin  sudah tidak mau kembali ke masa lalu, karena memang pahit sekali, sehingga kecewalah Kamandanu karena Nyai Paricara tidak mau mengakui bahwa sebenarnya ia adalah Mei Shin.

Sinetron Tutur Tinular
Sinetron Tutur Tinular
Setelah Tutur Tinular di filmkan, kemudian pada tahun 1997an, Tutur Tinular di angkat ke layar kaca sebagai sinetron. Sinetron Tutur Tinular pertama kali tayang pada stasiun Televisi ANTV namun setelah beberapa episode di tayangkan, Tutur Tinular versi sinetron pindah tayang di stasiun televisi Indosiar. Arya Kamandanu di perankan sangat pas oleh Anto Wijaya. Sebelum memerankan Arya Kamandanu, Anto Wijaya juga pernah berperan secara bagus di Sinetron Singgasana Brama Kumbara. Pilihan Anto Wijaya sebagai Arya Kamandanu sangatlah pas mengingat dari sisi postur dan imej yang sudah melekat sebagai actor laga sinetron membuat Arya Kamandanu sangatlah pas di tangan Anto Wijaya. 

Sedangkan Mei Shin di perankan oleh aktris asal Mandarin Li Yun Juan. Meski tidak bisa berbahasa Indonesia namun tidak menjadi masalah karena sinetron ini di dubbing dengan suara orang lain sehingga meski antara mimik LI Yun Juan dengan suaranya berbeda namun yang penting adalah komunikasi yang tersampaikan terasa pas. Sementara tokoh-tokoh lain seperti Sakawuni di perankan oleh Murtisaridewi, di film Saur Sepuh 3 dan 4 Murtisaridewi juga berperan sebagai Sakawuni. Arya Dwipangga di perankan oleh Piet Ermas.

Tutur Tinular juga beberapa waktu yang lalu juga sempat tayang kembali di RTV.
Sinetron laga sebenarnya memiliki porsi lebih terutama bagi masyarakat perkampungan karena mereka memang sangat antusias dengan sinetron-sinetron seperti ini yang tentu lebih membumi di banding dengan sinetron yang hanya mengangkat orang kaya. 

Tahun 2011 Tutur Tinular pernah di angkat kembali ke layar kaca dengan pemain-pemain muda saat ini, namun sayang sekali mengagkat dan membawa nama Tutur Tinular namun ceritanya melenceng jauh dari Tutur Tinular aslinya sehingga pengembangan-pengembangan ceritanya sangat kacau. Sinetron Tutur Tinular 2011 banyak mendapat kecaman dari para pemirsa terutama pemirsa yang pernah mengalami kejayaan sandiwara radionya dan juga pernah menonton Sinetron versi 1997. Jelas sangat berbeda dan kalau boleh di bilang sakit hati juga nontonnya karena ekspektasi yang di harapkan sangat tidak sebanding dengan tontonannya.

S Tidjab sang peramu Tutur Tinular, hari ini meninggal dunia semoga amal ibadahnya di terima disisiNya dan dilapangkan alam kuburnya. Tutur Tinular merupakan salah satu karya yang abadi. Selamat Jalan pak Tidjab.