Showing posts with label Mei Shin. Show all posts
Showing posts with label Mei Shin. Show all posts

Tuesday, December 19, 2023

MEI SHIN DAN LASMINI, DUA PENDEKAR WANITA JADI COVER MAJALAH FILM

 

Dua pendekar Wanita

Masih ingat dengan tokoh Lasmini dalam film saur sepuh yang di perankan oleh Murtisaridewi? atau masih ingatkah juga dengan Mei Shin, salah satu tokoh dalam film Tutur tinular? Meskipun Meishin di perankan orang berbeda dalam film tutur tinular yaitu oleh Elly Ermawatie dalam Tutur Tinular 1 dan Linda Yanoman dalam Tutur tinular 2 dan 4. Baik Murtisaridewi yang lekat sekali dengan tokoh Lasmini meskipun dalam film Tutur Tinular pun Murti turut main sebagai Sakawuni dalam Tutur Tinular 3 dan 4, maupun Linda Yanoman sebagai Mei Shin, keduanya tokoh tersebut menjadi sampul majalah Film. 

Unik karena kedua wanita tersebut menjadi sampul majalah dengan tetap berpakaian sebagai pendekar, meskipun di lain kesempatan Murtisaridewi juga menjadi sampul majalah film dengan pakaian kasual. Tentu saja Dua pendekar wanita ini menjadi sebuah daya tarik tersendiri karena sampul majalah tersebut menjadi lebih unik dan menarik dengan pakaian pendekarnya. 

Dua pendekar wanita menjadi sampul Majalah film dalam edisi yang berbeda. 

Linda Yanoman berperan sebagai Mei Shin, wanita yang terdampar ke tanah jawa dwipa yang berasal dari negeri China. Ia terdampar bersama Pendekar Lou suaminya, namun mereka harus berpisah karena pendekar Lou menemui ajalnya di tanah Jawa setelah menyerahkan pedang Naga Puspa. Akhirnya petualangan Mei Shin di mulai dengan kisah cinta yang tidaklah pernah berakhir bahagia hingga iapun di perkosa oleh arya Dwipangga kakak dari kekasihnya sendiri Arya Kamandanu. Penderitaan Mei Shin yang harus ditanggung sendiri. Hingga akhirnya Ia mengundurkan diri dari dunia persilatan dan mengabdikan dirinya sebagai tabib dengan nama samaran Nyai Paricara.

Sedangkan Murtisaridewi berperan sebagai Lasmini dalam film Saur Sepuh dan menjadi sosok yang sangat menarik. Kisah cinta Lasmini juga tidaklah mulus, namun ambisi dan dendam serta nafsu membuat Lasmini bisa berbuat semaunya karena Lasmini ditakdirkan sebagai Wanita penggoda meski ia sebenarnya menderita. Dendamnya pada Mantili tidak pernah berakhir. Lasmini sendiri sebenarnya digambarkan bukanlah sebagai tokoh jahat saja namun sisi baiknya juga ada. 

Dari dua paparan tersebut tentu saja menjadi menarik ketika Lasmini dan Mei Shin menjadi sampul majalah Film. 

Mei Shin menjadi sampul Majalah Film No. 139/106 Tahun III/26 Oktober - 8 November 1991 dengan satu halaman full wawancara dengan Linda Yanoman alias Mei Shin sedangkan Lasmini menjadi Sampul Majalah Film pada edisi 171/138 TH. IX, 23 Januari - 5 Februari1993 dengan wawancara khusus MF dengan Murtisari Dewi yang berperan sebgai Lasmini. 

Linda Yanoman sebagai Mei Shin

Sampul Belakang

Artikel Ali Shahab dan Film Pengantin Remaja

Gosip

Linda Yanoman

Isi Artikel di dalam Majalah film tersebut tentu saja beraneka ragam yang di sajikan dalam dua Majalah tersebut. Sehingga menjadikan Dua Pendekar Wanita menjadi sampul Majalah merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi penikmat Majalah Film pada Khususnya. 

Dari Majalah Film dengan sampul Linda Yanoman, pada halaman pertama berisi artikel wawancara dengan Linda Yanoman, Kemudia Lembaran Gosip di halaman berikutnya, juga liputan tentan film Selir Seriti dan pada Sampul Belakang terdapat poster Pengantin Remaja dan Ekspedisi Harta Karun. 

Sementara itu dari Majalah Film dengan sampul depan Murtisaridewi , pada halaman pertama berisi artikel tentang Murtisaridewi, di sebalik sampul pertama terdapat kalender tahun 1993 dengan sampul Nike Ardilla, kemudian artikel berikutnya tentang Iwan Fals sebanyak 2 halaman dan juga artikel Saur Sepuh V Istana atap langit. 

Cover Murtisaridewi


Artikel Murtisaridewi
dan Kalender Nike Ardilla






Ada yang memiliki majalah tersebut? menarik untuk di baca sebagai nostalgia.

Monday, October 31, 2022

LEGENDA SINETRON TUTUR TINULAR 1997

Arya Kamandanu

 Selain serial sandiwara radio Saur Sepuh yang diangkat ke Layar kaca, sandiwara Radio Tutur Tinular setelah diangkat ke Layar lebar juga beranjak turun ke Layar Kaca dengan di buatkan versi Sinetronnya. Tutur Tinular diangkat ke layar televisi sebagai sinetron seri dengan penggarapan yang 'kolosal'. 


Kata Kolosal seringkali terlontar di perbincangan-perbincangan di media sosial namun mengacu kata kolosal sebagai konteks kalimatnya adalah sebagai sebuah film silat/laga. Kadang orang bilang , "sekarang sudah nggak ada yang bikin film kolosal" tapi kalau ditelusuri ternyata yang di maksud kolosal menurut orang tersebut adalah film silat. Sedikit pengetahuan tentang kata "kolosal" ya. Biar nggak salah kaprah dalam pemakaian.  Mengutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) arti dari kata kolosal adalah dibuat  dan sebagainya secara besar-besaran (luar biasa besar).  Biasanya melibatkan orang yang banyak. Jadi bukan dalam artian film kolosal sama dengan  film silat hehe. Karena film Perang pun semisal Kereta Api terakhir yang melibatkan 15.000 pemain atau Pengkhianatan G 30 S PKI juga salah dua dari film kolosal. Jadi Kolosal tidak melulu film silat lho ya meski ada yang di buat secara kolosal seperti Saur Sepuh 1 dan 2 sehingga ketika menggunakan kata ini tidak salah kaprah. 

VCD Tutur Tinular

Seri Favorit Tutur Tinular series

Iklan Tayangan Sinetron

Kembali ke Sinetron Tutur Tinular 1997 yang diangkat sebagai sinetron kolosal. Tutur Tinular adalah drama radio karya S. Tidjab (alm)  yang sukses besar di 315 radio di seluruh Indonesia pada era akhir 80an hingga 90an. Sinetron ini dibuat melibatkan Sutradara Chen Caige yang mempunyai reputasi internasional. Sinetron dengan Sutradara Muchlis Raya ini menjadi istimewa karena selain suting di dalam negeri juga suting hinrigga ke nege China dengan tembok besarnya dan melibatkan pemain China Li Yun Juan sebagi Mei Shin. 

Sinetron Tutur Tinular melibatkan pemain-pemain seperti Anto Wijaya, Devi Zulianty, Li Yun Juan, Chairil JM, Candy Satrio, Agus Kuncoro, Rizal Muhaimin, Anika Hakim, Lamting, Hans Wanaghi, Ricky Hosada, Steven Sakari, Murtisaridewi, Herbi latuperisa, Hendra Cipta, Saiful Nazar dan masih banyak pemain lainnya. Di beberapa episode awal suting di lakukan di China dengan arahan sutradara Caida dari Akademi film Beijing Chen Keige dan Mude Yuan. Ditangan kedua sutradara itu aktor-aktor Indonesia yang terlibat dalam pembuatan sinetron diarahkan secara tangan dingin , efektif dan efisien dengan standar kerja perfilman China. 

Hans Wanaghi setelah di sulap menjadi pasukan Mongol

Chairil JM dan Lamting sebagai Mpu Ranu baya dan pendekar Lou Shi Shan

Ricky Hosada setelah sebagai pasukan Mongol

Steven Sakari menjadi salah satu pasukan Mongol

Setting yang di tonjolkan adalah atmosfer daratan Tiongkok masa pendudukan tentara Mongol dibawah kaisar Kubilai Khan. Tata artistik yang di pegang oleh Abdullah Sajad sementara di gantikan oleh Chang Yi Mu. Chang Hi Mau berhasil mengubah sosok lahiriah bintang laga Indonesia , Lam Ting, Ricky Hosada, Steven Sakari, Chairil JM dan Hans Wanaghi agar lebih dekat dengan pendekar ala etnis China. Selain Tata artistik, selama suting di China juga produser berganti dari Budi Sutrisno ke Tangan Khao Sin, produser pelaksana selama suting di daratan China. Yang menarik tentu saja tokoh Mei Shin yang di perankan Oleh Li Yun Juan atau juga nama lainnya Lie Yin Chien seorang artis asal China sementara di film layar Lebar, Mei Shin di perankan oleh Elly Ermawatie. 

Pada awal penayangan sinetron Tutur Tinular tayang di stasiun televisi ANTV mulai 25 Oktober 1997 namun kemudian pindah tayang ke Indosiar entah apa penyebabnya.

Cerita sinetron Tutur Tinular tidak jauh berbeda dengan sandiwara radionya . Berkisah tentang Kitab Negarakertagama yang mengatakan bahwa tahun saka 1206 pemerintahan Singosari mulai melakukan politik Dwipantara yaitu meluaskan wilayah keluar tanah Jawa. Maka Jadilah Prabu Kertanegara sebagai pembangun Jawa Agung yang pertama, Namun beberapa pembesar tidak setuju akan politik Dwipantara seperti Pu Raganatha dan Ramapati. Mereka langsung  mengundurkan diri. Mpu Hanggareksa seorang  ahli senjata pusaka adalah orang yang tetap mendukung kebijakan prabu Kertanegara. 

Mbu Hanggareksa mempunyai dua anak laki -laki yaitu Arya Dwipangga dan Arya Kamandanu yang memiliki sifat bertolak belakang. Arya Kamandanu selalu mengalah pada kakaknya Arya Dwipangga. Bahkan Nari Ratih gadis yang sangat dicintainya juga berhasil direbut dan di kawini oleh Arya Dwipangga setelah sebelumnya di perkosa akibat bujuk rayunya dengan syairnya yang indah oleh Arya Dwipangga. 

Bagaimana kisah selanjutnya? tonton saja ya sendiri. Sudah tersedia di VCD yang pernah beredar atau bisa browsing youtube tentunya. 

Berbicara tentang kisah sinetron Tutur Tinular 1997 tentu saja kita akan bangga karena sinetron laga kolosal ini memang di buat sangat serius sehingga menghasilkan tontonan yang memuaskan. Tutur Tinular ini termasuk sinetron yang di buat secara kolosal hingga sutingnya pun ada yang di negeri Tirai Bambu. Tutur Tinular menjadi  kisah sinetron yang Melegenda. betawa tidak sinetron Tutur Tinular pun kembali dibuat versi lain di taun 2011 dan 2021 namun demikian kalau menurut pendapat saya pripadi sih kedua produksi tersebut sangat jauh penggarapanya yang terkesan asal dan hanya mengejar rating saja karena dari segi cerita dan kostum pun sudah jauh berbeda dibanding sinetron Tutur Tinular 1997. 

Di beberapa kesempatan Sinetron Tutur Tinular 1997 pun di tayang ulang di stasiun televisi RTV, meskipun sebenarnya secara 'rasa' kita sudah jauh berbeda ketika dulu menontonnya pertama kali. Bagaimana menurut pendapat kalian? yuk tulis di komentar ya


Galeri Sinetron Tutur Tinular:

Hati Siapa yang tidak sakit melihat kekasihnya direbut kakaknya sendiri

Sebelum melarikan diri 

Siap menghadapi pasukan Mongol

Mei Shin

Pasukan Mongol

Sakawuni

Sakawuni dan Pendekar Lo

Sakawuni

Pendekar Lo dan Mei Shin Menghindari pasukan Mongol 

Tembok Besar China salah satu daya tarik suting film