DORMAN BORISMAN setiap penampilannya di film sering membuat penonton menjadi gerr.... padahal sepintas lalu wajahnya tampak seram. Dengan brewoknya yang lebat dan sepasang mata yang aduhai.. ternyata mampu memainkan peran kocak yang sutradara berikan. Dan ia cukup berhasil mengundang tawa orang yang melihatnya.
"Saya tidak tahu kenapa peran-peran kocak yagn sering saya mainkan, sedangkan saya lebih cocok dengan peran serius", komentar Dorman tengang film-filmya. Film-filmya pun banyak, namun dari sekian film yang dibintangi , tiga film yang menurut Dorman berkenan dihatinya yaitu "Kugapai Cintamu", "Binalnya Anak Muda" dan Perempuan dalam Pasungan". Peran ketiga film tersebut sesuai dengannya. Suasana kerja yang merangsang untuk mencipta dan tema cerita mengenai masalah sosial adalah yang disukainya.
"Tetapi kita harus sadar, bagaimanapun selektifnya menerima peran, bukan berarti kita harus menolak setiap tawaran yang datang. Kalau kita selalu menanti film yang sesuai keinginan, bisa-bisa asap dapur tidak mengebul", ujar pria asal Purwokerto itu merendah.
Menjadi pemain film memang tidak semudah yang kita bayangkan. Banyak liku-likunya. Tetapi kesulitan yang di hadapi Dorman tentu berbeda dengan kesulitan yang dihadapi pemain film yang lain. Menurut Dorman jika menghadapi peran yang sama dalam setiap filmnya, ia harus pandai akal-akalan.
"Orang akan bosan jika melihat peran yang itu-itu juga dalam filmnya. Karena itu seorang pemain film harus pandai menciptakan karakter yang berbeda-beda dari tokoh yang sama. Peran Batak dalam film Warung Kopi Prambors berbeda dengan peran Batak dalam film "Pintar Pintar Bodoh". Begitu juga peran-peran dari tokoh tamatan SD akan lain dengan tokoh tamatan SMA maupun seorang Sarjana misalnya", kata Dorman.
Bagaimana dengan Peran Pono dalam film "Srigala"? "Sebetulnya tokoh Jawa Pono sudah saya ciptakan demikian rupa, tetapi sewaktu dubbing supaya di jadikan Batak saja dengan alasan karena pemasaran," ujar Dorman. "Disitu diperlukan dedikasi seorang pemain sejauh mana untuk menerima peran itu. Tetapi bukan berarti tindakan sutradara yang melampaui batas kewajaran juga kita terima, " demikian Dorman menambahkan.
Sebelum terjun ke film, Dorman Borisman sudah aktif di teater Gelanggang Remaja Jakarta Timur sejak tahun 1971 dan kemudian menjadi sutradara pada teater tersebut. Tahun 1975 ia menjadi anggota dari Grup "Teater Kecil" pimpinan Arifin C Noer. Selama berkecimpung di teater, Dorman sudah dua kali meraih The Best Actor dan tiga kali menjadi Sutradara terbaik.
Dorman mulai di kenal lewat film Binalnya anak Muda, merasa bahwa berkat film tersebut ia dapat terus main film-film lain seperti Gadis Bionic Pasukan berani Mati, Nyi Blorong dan lain-lain.
~RF19-25 Mei 1982~
Dorman pun akhirnya di kenal sebagai pasangan Bokir dalam film-film Suzanna.

No comments:
Post a Comment