TERANG BULAN DI TENGAH HARI, SKENARIO TERAKHIR SYUMANDJAYA, FILM BERTEMA KEHIDUPAN PERAGAWATI
Oh... Peragawati... ada yang tahu penggalan lagu dari Bill & Brod yang berjudul Peragawati? Sosok Peragawati kini sudah tidak populer lagi di jaman sekarang. Lebih simpel di gunakan kata 'Model' mengikuti perkembangaan jaman.
Sebuah Hall dalam gedung Patra jasa malam itu menjadi sebuah ruang 'fashion show'. Pada salah satu sisi ruang itu, dibangun 'stage' dengan bentuk huruf T yang dihiasi dengan lampu-lampu kelap-kelip yang ratusan jumlahnya. Baik pada dinding 'stage' maupun dinding pada sisi-sisi lain ruang itu, di penuhi dengan nama-nama perusahaan yang mensponsori acara 'fashion show' itu. Di depan maupun id kanan kiri stage dipenuhi dengan berpuluh pasang meja kursi yang semuanya diisi oleh tamu-tamu dengan pakaian lengkap menyaksikan acara itu.
Kemudian dari balik dinding stage muncullah Sora seorang peragawati yang di perankan oleh Zoraya Perucha diiringi 2 peragawati lainnya, sedang berlenggak lenggok mengikuti irama musik move kearah kamera, memperagakan pakaian yang dikenakan mereka sampai menengok kiri-kanan dan melempar senyum ke arah tamu-tamu didalam ruang itu.
'Okey ganti kostum" teriak Chaerul Umam yang menyutradarai film ini, setelah 'take' untuk adegan diatas. Maka Ucha dan 2 pengiringnya segera ke ruang ganti untuk meyiapkan kostum 'scene' yang lain.
Pada saat sebelumnya, masih pada ruang yang sama api stage dengan dekorasi yang lain, ada sepuluh peragawati yang memperagakan pakaian yang direkam oleh pita selluloid untuk keperluan film "Terang Bulan Di Tengah Hari". Dengan penata fotografi atau juru kamera Tantra Suryadi. Satu diantara 10 Peragawati itu diperankan oleh Yatty Surachman.
Setelah dilaksanakan 'master shot' suting diatas, segera diambil beberapa 'cover shot' dari beberapa sudut pandang kamera sebagai 'point of view' para tamu. Kemudian diambil pula beberapa 'inset' dari tamu-tamu sebagai reaksi dari adegan-adegan diatas.
"Film ini memang menceritakan tentang kehidupan peragawati dengan skenario dibuat Syumanjaya", tutur Chaerul Umam, sutradara yang memimpin suting pembuatan film ini.
"Mas Syuman menulis cerita film ini setelah menulis "Opera Jakarta", namun baru Opera Jakarta yang di filmkan oleh beliau (sebelum meninggal saat proses Opera Jakarta). Cerita Terang Bulan di Tengah Hari ini skenarionya beberapa perubahan oleh Chaerul Umam sebelum mulai suting. Skenario ini merupakan haril kerjasama Syumanjaya dan Chaerul Umam", tutur Zoraya Perucha mantan istri Syumanjaya, sekaligus sebagai pemeran utama wanita dalam film tersebut sekaligus sebagai produser PT Rembulan Semesta Film yang memproduksi film ini.
Selanjutnya, Perucha mengatakan bahwa film yang menceritakan tentang kehidupan peragawati sepenuhnya, yang baik maupun yang buruk sebagaimana kehidupan manusia lain pada umumnya ini, menghabiska budget diatas budget pembuatan biasa pada umumnya. Dengan memakan waktu suting lebih dari empat bulan serta memakan waktu lebih dari 70 lokasi suting. Standar pembuatan film pada umumnya memakai antara 20-30 lokasi. Lokasi-lokasi tersebut diantaranya Jakarta, Semarang, Yogyakarta dan Pemalang. Pemain-pemain yang mendukung film ini selain Zoraya Perucha sendiri sebagai pemeran utama wanita, Slamet Rahardjo, Yatty Surachman, Cok Simbara, Sys NS, juga didukung oleh Bob Sadino dan Herman Sarens Sudiro sebagai pengusaha yang ikut berpartisipasi mendukung film ini.
Biaya keperluan artistik film ini memang glamour menghabiskan hampir Rp. 100 juta, namun sebagian dibantu oleh para sponsor yang ikut berpartisipasi, kata Berthy Ibrahim Lindya penata artistik atau Art Director film ini. Setelah suting, film ini disunting oleh editor Elfenfy Dhoytha, kemudian musiknya diisi oleh Dodo Zakaria dan selain Sutradara Chaerul Umam juga dibantu asisten sutradara Ucik Supra.
No comments:
Post a Comment