Niki Kosasih, nama ini di era 80an sangat kondang terutama bagi pendengar sandiwara radio SAUR SEPUH. Berikut adalah kutipan berita pada Majalah Film yang kini sudah tidak terbit lagi, no. 050/18 tahun ke IV, 28 Mei - 10 Juni 1988.
Memasuki rumahnya yang terletak di belakang sebuah toko penjahit pakaian di bilangan Cipete Raya, Jakarta Selatan, wartawan MF sempat argu apakah benar rumah milik Niki Kosasih? Hampir seluruh pendengar radio di seluruh Indonesia nguping Sandiwara radio bersambung dengan judul Saur Sepuh. Dan Dongeng tentang Satria Madangkara karya Niki Kosasih.
"Begini rumah saya mas" , ucap Niki Kosasih ketika wartawan MF memasuki rumahnya yang nampak sederhana. Sambil mengutak utik tape vidio yang ngadat, Niki Kosasih meneruskan, "Kelihatan sempit ya. Maklum rumah kami yang di Pondok Indah belum jadi karena nggak pernah dibuat," selorohnya.
Dengan menarik nafas dia bicara lagi, " Yah terkadang keluarga kami di daerah beranggapan Niki Kosasih sudah jadi orang terkenal, sekaligus kaya. Padahal rumah aja ngontrak, mas!" Memang kehidupannya sebagai pengarang yang dirintis dengan belajar pada kursus menulis Naskah Radio Sanggar Prathivi Jakarta, kini berhasil melejitkan namanya ke permukaan dan mulai diperhitungkan. Tetapi dengan ucapannya diatas, nampaknya belum puas dengan apa yang diraihnya.
"Ada pepatah lama mengatakan, buatlah nama anda terkenal nanti uang akan mengikuti, " Niki sedikit berpepatah. Dimana ucapannya itu juga akan dia buktikan. Tentu dengan kerja keras. Hasilnya?" Saya berusaha menerobos dunia audio, yakni radio. Karena lewat sandiwara radio saya mencapai apa yang ingin saya capai. Nama dan pekerjaan yang mantap!" papar pengagum Elvis Presley si raja rock and roll.
Bermula dengan naskah Natasuma yang di siarkan radio Prambors pada sekitar 1980, Niki Kosasih melanjutkan "Bende Pusaka" dan "Bara di Bumi Angkara". Maka dari ketika naskah itu namanya mulai di perhitungkan, sekaligus menarik simpati pihak Pt Kalbe Farma buat merekrutnya. Melalui PT. Harapana Madya Bhakti, sebuah biro iklan pimpinan Adam Hanifah, terbuka peluang sukses itu. Dan karena perusahaan farmasi itu memintanya bikin sebuah sandiwara bersambung untuk radio di seluruh Jakrta, Lahirlah Episode "Darah Biru" yang merupakan kisah perdana drama seri "SAUR SEPUH"
Kesuksesan episode perdana yang terdiri dari 60 seri itu rupanya secara tanpa diduga mampu memikat hati penggemar sandiwara radio di Jakarta. Bahkan pengaruh disebar lebih luas yakni Jawa Barat dan seterusnya ke seluruh pelosok nusantara.
"Sekarang Saur Sepuh sudah pada episode ke 15 dari 900 seri yang saya bikin. Naskah terakhir yang saya garap berjudul "Langit Membara di Jamparing" Dimana setelah Brama, Mantili dan Lasmini meninggal, lakon diteruskan. Eh saya teruskan dengan sepak terjang anak mereka tidak lain adalah Raden Bentar, Rayi Paksi, Dewi Anjani dan Garnis, " papar Niki tentang pelanjut dinasti Brama Kumbara yang diciptakan sekitar 1982.
Tetapi belakangan ini konsentrasi saya terganggu. Habisnya dalam pelacakan pemeran tokoh Brama, saya juga diminta menseleksi oleh pihak Kanta Indah Film dan Kalbe sendiri di samping sutradara film Saur Sepuh bung Imam Tantowi," tukas Niki mengadukan kesulitannya mencari tokoh manusia setengah dewa yang diciptakannya. Dilanjutkan pencarian calon pemeran Brama dan Lasmini, si tokoh wanita sensual antagonis itu dilakukan keseluruh pelosok Jakarta bahkan Cengkareng, Jawa Barat dan Jawa Tengah.
"Yah pada prinsipnya saya setuju naskah saya di filmkan. Karena dengan begitu pendengar akan lebih mengenal tokoh-tokoh Saur Sepuh secara audio visual lewat layar perak," ungkap laki-laki beristrikan wanita asal Surabaya yang bernama kecil Gia itu. Tentu prinsipnya itu dibarengi dengan perasaan was-was kalau nanti naskahnya yang diangkat ke flm itu jeblok. Tetapi dengan mantap dia menambahkan, "Saya yakin Kanta Indah Film yang memang diakui orang sebagai spesialis film perkelahian itu tidak akan mengecewakan pihak mana juga, termasuk pendengar setia drama seri Saur Sepuh!".
Dan dengan difilmkannya Saur Sepuh, Niki sedikit lagi akan meraih materi. "Semoga setelah film Saur Sepuh beredar dan sukses, kami nggak ngontrak lagi deh. Capek mondar mandir boyongan terus !". Ya semoga saja Brama yang manusia setengah dewa itu berhasil menjerat hati penonton dengan ilmu serat Jiwanya, ujarnya yakin.
~~
No comments:
Post a Comment