Bundaran HI merupakan salah satu titik Jakarta, karena strategis tempat ini pun sering di gunakan sebagai tempat aksi damai maupun tempat unjuk rasa. |
Jakarta, identik dengan gedung tinggi, dan tentu saja lampu-lampu yang dikala malam hari. Menikmati kota Jakarta yang penuh dengan hiruk pikuknya kendaraan memang terasa membosankan, namun ketika itu sudah di tuangkan dalam sebuah fotografi maka akan enak untuk menikmatinya.
Foto diambil dengan menggunakan tekhnik SS di bundaran HI |
Salah satu Ikon Ibukota |
Seorang fotografer sedang beristirahat, sorry candid gan... yang diambil bukan foto agan tp foto latarnya kok, dengan tekhnik SS. |
Bundaran HI lewat tengah malam air mancurnya sudah dimatikan. Refleksi !! |
Grand Hyatt merupakan salah satu hotel di kawasan Bundaran HI |
Sebuah
foto dapat disebut slow speed apabila
foto tersebut diambil dengan shutter speed yang rendah, sehingga muncul efek
blur terhadap objek yang bergerak. Contohnya : air terjun yang bisa memutih
seperti kapas, atau lampu mobil yang hanya tinggal garis saja .
untuk
membuat foto slow speed, kita wajib menempatkan kamera pada posisi yang stabil.
Karena bila ada guncangan sedikit saja pada kamera akan membuat foto menjadi
blur semua.
Foto
slow speed juga identik dengan light painting khususnya malam hari.
Perbedaannya, light painting menggunakan suasana yang benar – benar gelap sehingga
yang terlihat di foto Cuma sumber cahaya saja.
Sisi Lain Tugu Monas |
Jalan Layang Non Tol Kampung Melayu - Tanah Abang sebelum digunakan |
Jalan Layang Non Tol Kampung Melayu - Tanah Abang di foto dari bawah |
Gereja Katedhral |
Katedhral dari sisi yang berbeda |
Tugu Pancoran |
Berikut ini saya ingin berbagi tips mengenai tekhnik foto dengan slow speed.
1. Tripod
Ini sih wajib banget ya, karena tanpa tripod, camera tidak akan stabil dan akan goyang hasilnya.
2. shutter release
Untuk mengurangi goncangan ketika akan memencet tombol shutter, maka diperlukan shutter release, namun hal ini dapat di atasi dengan menggunakan self timer.
3. Waktu
Ini perlu sekali di perhatikan, karena durasi shutter akan sangat mempengaruhi hasil. Jika
anda memotret objek manusia, gunakan shutter speed yang tidak terlalu lama,
misalnya sekitar 5”. Jadi dalam 5 detik objek foto sebaiknya jangan bergerak
biar tidak blur. Bayangkan jika anda menggunakan durasi 20” misalnya, maka
kemungkinn blur lebih besar, apalagi kalau objek susah untuk berpose diam.
4. Try and error
Jangan mudah puas akan hasil. Kadang kita menemukan foto yang over exposed atau under exposed. Jika bermain – main dengan foto
slow speed biasanya kita pasti menjumpai foto yang over dan under. Nah, untuk
mengatasi foto over, anda bisa set aperture ke yang lebih kecil, misalkan f/22
serta ISO ke nilai minimum. Untuk mengatasi foto under, set aperture ke nilai
yang lebih besar, misalkan f/10 serta ISO ke nilai yng lebih tinggi untuk
membantu pencahayaan.
itu sih berdasarkan pengalaman saya, semoga dapat membantu.
No comments:
Post a Comment