Showing posts with label Jakarta. Show all posts
Showing posts with label Jakarta. Show all posts

Tuesday, March 19, 2019

MRT JAKARTA, SALAH SATU ALTERNATIF TRANSPORTASI DI MASA DEPAN

Uji Coba MRT Jakarta

Salah satu sudut Stasiun Bendungan Hilir
Setelah sepekan di buka uji coba MRT Jakarta sejak 12 Maret 2019 , hari Senin 18 Maret 2019 akhirnya saya berkesempatan untuk mencoba naik MRT dimulai dari stasiun Bundaran HI dan berakhir di Stasiun Lebak Bulus. Selama masa percobaan, PT. Mass Rapid Transit atau MRT Jakarta memberi layanan gratis bagi para penumpang yang ingin mencobanya mulai dari 12 hingga 24 Maret 2019. Syarat untuk dapat mencoba MRT Jakarta, calon penumpang terlebih dahulu harus mendaftarkan diri di www.ayocobamrtj.com
Untuk di Indonesia sendiri sebenarnya MRT sudah terlebih dahulu beroperasi di Palembang saat Indonesia sebagai tuan rumah Asian Games 2018 silam, namun meski MRT Jakarta sedianya siapa pada saat gelaran Asian Games 2018 namun harus tertunda karena belum siapnya  infrastruktur dan moda yang ada.

Setiap pendaftar di perbolehkan maksimal 2 tiket dalam satu hari dengan waktu yang tertera dalam tiket dari jam 08.00 sampai dengan 16.00 WIB. Nah kali ini saya mencoba naik melalui Bundaran HI kebetulan sore baru bisa mencoba sekitar jam 15.45 sampai stasiun Bundaran HI. Memasuki lorong stasiun kita akan melalui tangga yang menurun, sesampai dibawah barulah kita akan mendapati area stasiun yang luas belum ada tenant ataupun kios-kios berjualan kalaupun nanti ada. Untuk menuju keberadaan MRT kita harus menuruni duakali tangga, tersedia juga eskalator untuk memudahkan. Berbicara fasilitas kalau dari pantauan saya untuk toilet tersedia dan cukup  representative lah, hanya saja keberadaan mushola belum tersedia masih dalam proses seperti di stasiun Bendungan Hilir, kalau di bundaran HI sepanjang yang saya lihat tidak mengetahui keberadaanya. Disana sini kita akan melihat dinding dengan tempelan tempelan iklan yang turut mendukung keberadaan MRT.

Sesampai di bawah sudah tersedia rangkaian MRT yang siap membawa penumpang menuju Lebak Bulus sebagai tujuan akhir. Menjajal MRT Jakarta merupakan pengalaman pertama yang saya lakukan. Memasuki gerbong MRT ternyata untuk uji coba kali ini penumpangnya tergolong banyak tidak seperti foto-foto teman-teman saya yang kelihatan sepi. Hal ini kemungkinan karena jam lepas pulang kerja sehingga banyak yang memanfaatkan momen ini. Sekilas sebenarnyat tidak ada perbedaan dengan gerbong kereta pada umumnya, terdapat pegangan tangan, dan kursinya keras bukan busa hehe.. Kalau di bandingkan dengan negara tetangga yang pernah saya naiki, sebenarnya sama saja hanya fasilitas dan petunjuk arah lebih jelas, sementara kalau di MRT Jakarta segala fasilitas masih dalam proses pengembangan sehingga tidak bisa serta merta tersedia.

Dari stasiun Bundaran HI MRT menuju Lebak Bulus berjalan konstan, di tiap -tiap stasiun berhenti untuk menaikan dan menurunkan penumpang. Dari Bundaran HI hingga Senayan MRT berjalan menggunakan jalur bawah tanah, namun mulai dari stasiun Sisingamangaraja MRT mulai menggunakan jalur atas sehingga kita dapat melihat landscape kota Jakarta dari rangkaian MRT yang sedang berjalan. Indah terlihat genteng-genteng rumah penduduk.

Perjalanan dari Stasiun Bundaran HI menuju Lebak Bulus memerlukan waktu sekitar 30 menit. Ini tentu saja akan sangat menghemat waktu apabila kita menggukan kendaraan pribadi. MRT sebagai transportasi alternatif yang memang di persiapkan untuk transportasi masa depan warga Jakarta yang bebas hambatan dan lebih nyaman tentu saja.

Rencananya MRT Jakarta ini akan di resmikan oleh Presiden Jok Widodo pada tanggal 24 Maret 2019. Anda sudah mencobanya? 

Kondisi Stasiun Bundaran HI

Stasiun MRT Lebak Bulus

Penumpang MRT


Monday, December 15, 2014

MENIKMATI INDAHNYA LAMPION DI JAKARTA LANTERN FESTIVAL 2014


Lampion yang indah
Jakarta Lantern Festival 2014 yang di selenggarakan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta ini di helat dari tanggal 12 sd 14 Desember 2014 yang lalu. Jakarta Lantern Festival atau lebih dikenal Festival Lampion Jakarta ini di selenggarakan di Lapangan Banteng - Jakarta Pusat dengan menampilkan kurang lebih 2.800 lampion terdiri dari lampion ukuran kecil dan lampion ukuran besar. Lampion ukuran kecil yang digantung dan lampion ukuran besar dengan menampilkan karakter-karakter seperti karakter khas Jakarta, Monas, Ondel ondel, juga ada pintu gerbang Tiongkok, Wayang, Tajmahal, dan sebagainya.
Lampion yang mencuri perhatian pengunjung

Yang menarik dan mencuri perhatian pengunjung adalah lampion ukuran besar berbentuk naga. Para pengunjung asyik untuk berfoto di depan lampion yang memang di buat menarik. Pada perhelatan kali ini, ciri khas betawi tetap di tonjolkan hal ini terbukti dengan adanya panggung hiburan yang mempertunjukan gambang kromong sebagai salah satu kesenian betawi.
Miniatur Monas

Dalam perhelatan Jakarta Lantern Festival 2014 juga terdapat lampion besar yang melambangkan monumen nasional sebagai landmark dari kota Jakarta.
Gerbang Kemakmuran

Selain Monas terdapat lampion ukuran besar berbentuk pintu gerbang Tiongkok atau Gerbang kemakmuran. Tidak dipungkiri lagi DKI Jakarta memiliki penduduk dengan multi etnis, salah satunya adalah Tiongkok. Gerbang kemakmuran terlihat megah dan kokoh dengan beberapa tulisan mandarinnya.
Tajmahal India

Salah satu ikon dari India, tajmahal juga turut di tampilkan dalam bentuk lampion yang menambah indahnya gemerlap festival lampion kali ini.

Berikut ini hasil jepretan yang berhasil saya abadikan. Fotografer : Toto Andromeda

PIntu Gerbang Jakarta Lantern Festival 2014

Jakarta lantern Festival

Area Lapangan Banteng

Lampion

Lampion warna warni

Penjual Makanan Khas Betawi, Kerak Telor

Penjual Kerak Telor

Komposisi

Lampion Gantung

Seorang pengunjung mengabadikan lampion dalam sebuah foto

Lampion besar Berbentuk wayang

Lampion beraneka bentuk

Lampion beraneka bentuk

Lampion besar

Lampion yang tertata rapi

Lampion dari kejauhan

Sebuah lambang


Tuesday, February 25, 2014

PULAU TIDUNG, KEPULAUAN SERIBU SALAH SATU TUJUAN PARA WISATAWAN IBUKOTA

Pelabuhan Muara Angke
Bagi warga Jakarta, rasanya belum afdol apabila belum berkunjung ke Pulau Tidung, salah satu pulau yang terletak di kabupaten Kepulauan Seribu Propinsi DKI Jakarta. Pulau Tidung merupakan salah satu pulau yang sudah menggeliat gaungnya untuk di kunjungi. salah satu tujuan wisata alternatif bagi warga Jakarta yang bosan dengan aktivitas sehari-hari yang di penuhi dengan mall dan gedung tinggi serta polusi yang tiada henti.
Merapat ke dermaga Tidung

Untuk menuju pulau tidung, kita dapat mencapainya dengan melalui pelabuhan Muara Angke dengan jarak tempuh sekitar 3 jam dengan menaiki kapal kayu , atau bisa juga di tempuh melalui Pantai Marina Ancol dengan jarak tempuh 1,5jam karena menggunakan speedboat. Bagi yang awam untuk disarankan mengikuti travel yang kini banyak menawarkan paket wisata ke pulau Tidung. Biasanya tiap Sabtu pagi, saat paket tour ke Pulau Tidung banyak diminati, di pelabuhan Muara Angke sudah berjubel calon penumpang yang akan menuju Pulau Tidung maupun Pulau lain seperti pulau pari.
Saatnya Snorkeling

Bagi sebagian orang, menaiki kapal kecil yang di ombang ambingkan oleh gelombang kecil laut utara akan merasakan sebuah sensasi kecil, bisa pusing bisa juga takut tenggelam. Namun jangan kuatir, menurut Nahkoda kapal yang saya temui, Laut utara tidaklah memiliki gelombang yang besar jadi tidak perlu takut dibanding dengan laut selatan yang memiliki ombak yang besar karena struktur kedalamannya yang memang berbeda. Laut utara biasanya memiliki gelombang besar ketika pada bulan-bulan Desember maupun Januari.
Sepanjang perjalanan kita dapat menikmati pemandangan lepas laut, perahu-perahu nelayan, gugusan-gugusan pulau yang indah dilihat dari kejauhan.

Pulau tidung memiliki luas sekitar 109 ha dengan jumlah penduduk sekitar 5000 jiwa, merupakan pulau yang masih memiliki vegetasi asli sehingga selain menawarkan keindahan juga kenyamanan untuk melepas penat. Nuansa alam yang masih asli dengan keramahan penduduknya merupakan salah satu daya tarik tersendiri bagi para wisatawan. Pulau tidung sendiri ada dua pulau yaitu pulau Tidung Besar dan Pulau tidung kecil yang dihubungkan dengan jembatan Cinta untuk menuju pulau tersebut. Sayang sekali saat penulis kesana, jembatan Cinta dalam proses perbaikan sehingga tidak dapat dilalui untuk menuju pulau tidung kecil.
Mampir sejenak ke Pulau Payung

Senja di pulau Payung
Senja di Pulau Payung
Senja di Pulau Payung
View Senja dari Pulau Tidung

Pulau Tidung besar di huni oleh masyarakat asli pulau dengan mata pencaharian sebagian besar sebagai nelayan, namun seiring berkembangnya industri pariwisata di daerah tersebut, kini penduduknya mulai menggantungkan hidup pada industri pariwisata.  Sedangkan pulau tidung kecil merupakan pulau tanpa penghuni dengan hutan mangrove yang di kelola oleh pemerintah.

Alangkah baiknya ketika kita berkunjung ke pulau Tidung, kita dapat menyempatkan diri untuk menginap. Penginapan di pulau tidung adalah homestay yang cukup nyaman.  Untuk menuju Muara angke kembali kita harus tahu jadwal keberangkatan kapal yang akan menuju ke sana, karena tidak setiap jam ada kapal yang berangkat.
Jembatan Cinta
Banana Boat
Transportasi sepeda

Paket wisata yang di tawarkan di pulau tidung selain menikmati keindahan alamnya juga paket snorkeling yang biasanya sudah termasuk satu paket. Keindahan alam sekitar tidung khususnya alam bawah lautnya memang perlu di nikmati bagi wisatawan. Perlu keberanian untuk melihat indahnya alam bawah laut karena bagi yang tidak dapat berenang akan merasa takut untuk mencobanya, namun tidak perlu kuatir, dengan peralatan snorkeling yang kita kenakan, dan didampingi oleh instruktur maka sejenak bagi yang tidak berenang dapat menikmatinya. Melihat ikan berwarna warni di habitatnya merupakan keindahan tersendiri. Biasanya wisatawan akan dibawa ke sekitar pulau Payung untuk snorkeling, dan singgah sejenak melepas lelah di pulau payung.
Senja hari setelah puas bermain air laut dengan snorkeling, saatnya menuju Pulau tidung kembali.
Kala Mendung

Malam di pulau Tidung dilalui dengan bakar ikan sebagai agenda wajib bagi para wisatawan. Saat melepas lelah dan tidur di homestay merupakan saat yang indah karena  melepas penat seharian.
Pagi hari dengan bersepeda,  para wisatawan di ajak ke Jembatan cinta, sambil menikmati wisata air. Banana Boat maupun jetski menjadi pilihan. Kalau paket ini sih biasanya dari kocek sendiri, artinya di luar biaya paket wisata.

Liburan ke Pulau tidung merupakan salah satu alternatif untuk melepas penat selama di Jakarta. Pulau Tidung memang terjaga keasriannya, sehingga bagi yang sudah pernah kesana pasti ingin kembali lagi. Sekedar tips dari penulis, berkunjung ke pulau Tidung pilihlah cuaca yang bagus, karena kalau di musim hujan biasanya liburannya menjadi kurang indah. seperti pada waktu penulis kesana, kondisi mendung dan turun hujan sehingga saat pagi hari tidak dapat menikmati sunrise di jembatan cinta.

Monday, February 3, 2014

Menikmati Indahnya Jakarta Di Malam Hari dengan Tekhnik Slow Speed

Bundaran HI merupakan salah satu titik Jakarta, karena strategis tempat ini pun sering di gunakan sebagai tempat aksi damai maupun tempat unjuk rasa.

Kali ini saya ingin berbagi dengan hasil jepretan beberapa spot kota Jakarta dengan Tekhnik Slow Speed atau biasa disingkat SS di waktu malam. Beberapa foto berikut ini di ambil dalam kurun waktu yang berbeda tentu saja sesuai dengan mood. Soal hasil memang belum memuaskan.

Jakarta, identik dengan gedung tinggi, dan tentu saja lampu-lampu yang dikala malam hari. Menikmati kota Jakarta yang penuh dengan hiruk pikuknya kendaraan memang terasa membosankan, namun ketika itu sudah di tuangkan dalam sebuah fotografi maka akan enak untuk menikmatinya.

Foto diambil dengan menggunakan tekhnik SS di bundaran HI

Salah satu Ikon Ibukota

Seorang fotografer sedang beristirahat, sorry candid gan... yang diambil bukan foto agan tp foto latarnya kok, dengan tekhnik SS.

Bundaran HI lewat tengah malam air mancurnya sudah dimatikan. Refleksi !!

Grand Hyatt merupakan salah satu hotel di kawasan Bundaran HI


Sebuah foto dapat disebut  slow speed apabila foto tersebut diambil dengan shutter speed yang rendah, sehingga muncul efek blur terhadap objek yang bergerak. Contohnya : air terjun yang bisa memutih seperti kapas, atau lampu mobil yang hanya tinggal garis saja .

untuk membuat foto slow speed, kita wajib menempatkan kamera pada posisi yang stabil. Karena bila ada guncangan sedikit saja pada kamera akan membuat foto menjadi blur semua.
Foto slow speed juga identik dengan light painting khususnya malam hari. Perbedaannya, light painting menggunakan suasana yang benar – benar gelap sehingga yang terlihat di foto Cuma sumber cahaya saja.
 
Tugu Monas

Sisi Lain Tugu Monas

Jalan Layang Non Tol Kampung Melayu - Tanah Abang sebelum digunakan

Jalan Layang Non Tol Kampung Melayu - Tanah Abang di foto dari bawah

Gereja Katedhral

Katedhral dari sisi yang berbeda

Tugu Pancoran


Berikut ini saya ingin berbagi tips mengenai tekhnik foto dengan slow speed.

1. Tripod
Ini sih wajib banget ya, karena tanpa tripod, camera tidak akan stabil dan akan goyang hasilnya.

2. shutter release
Untuk mengurangi goncangan ketika akan memencet tombol shutter, maka diperlukan shutter release, namun hal ini dapat di atasi dengan menggunakan self timer.

3. Waktu

Ini perlu sekali di perhatikan, karena durasi shutter akan sangat mempengaruhi hasil. Jika anda memotret objek manusia, gunakan shutter speed yang tidak terlalu lama, misalnya sekitar 5”. Jadi dalam 5 detik objek foto sebaiknya jangan bergerak biar tidak blur. Bayangkan jika anda menggunakan durasi 20” misalnya, maka kemungkinn blur lebih besar, apalagi kalau objek susah untuk berpose diam.

4. Try and error
Jangan mudah puas akan hasil. Kadang kita menemukan foto yang over exposed atau under exposed. Jika bermain – main dengan foto slow speed biasanya kita pasti menjumpai foto yang over dan under. Nah, untuk mengatasi foto over, anda bisa set aperture ke yang lebih kecil, misalkan f/22 serta ISO ke nilai minimum. Untuk mengatasi foto under, set aperture ke nilai yang lebih besar, misalkan f/10 serta ISO ke nilai yng lebih tinggi untuk membantu pencahayaan.

itu sih berdasarkan pengalaman saya, semoga dapat membantu.