Showing posts with label Garut. Show all posts
Showing posts with label Garut. Show all posts

Monday, April 18, 2016

CURUG OROK SURGA TERSEMBUNYI DI CIKAJANG - GARUT

Penampakan Curug Orok
Apa yang terlintas dalam pikiran anda ketika mendengar nama Curug Orok?. Sebagian orang termasuk penulis sendiri pertama mendengar Curug orok yang terlintas adalah bayi, ya bayi merah alias orok. Ngomong-ngomong dengan curug orok dan bayi merah ternyata ini ada kaitannya lho dari cerita yang pernah penulis dengar. Tentang kisah dari curug yang terletak di daerah Cikajang Garut ini memang kemudian di kenal dengan nama Curug Orok karena memiliki keterkatian cerita dengan bayi. Konon kenapa di sebut Curug Orok karena menurut cerita yang berkembang, dulu sekitar tahun 1968 pernah terjadi sebuah tragedy seorang wanita membuang bayinya hasil dari hubungan gelap kedalam air terjun, hingga akhirnya bayi tersebut di temukan, dan orang-orang akhirnya mengenalnya dengan sebutan Curug Orok. Mengenai bagaimana nasib wanita tersebut, tidak ada berita yang kemudian berkembang apakah di hukum atau bebas. Demikian sekilas cerita yang berkembang di curug Orok.
 
Curug Orok

Sisi Lain Curug Orok

Aliran AIr curug Orok

Curug Orok terletak di lembah kaki Gunung Papandayan dengan pemandangan alam yang penuh pesona. Curug Orok berlokasi di desa Cikandang, Kec. Cikajang, Kab. Garut, Jawa Barat. Berada di ketinggian 250 meter diatas permukaan laut ini memiliki ketinggian sekitar 45 meter. Bagaimana akses ketempat ini? dari pusat kota Garut melalui jalan raya Cimanuk, lalu jalan raya Bayongbong, kemudian menempuh jalan raya Cisurupan hingga ke Desa Cikandang, sekitar 35 km perjalanan yang harus ditempuh. Nanti akan menemukan plang Curug Orok, nah ikutin hingga melihat hamparan kebun the. Curug ini masuk dari kebun the, terlihat pintu gerbangnya. Cukup mudah.

Begitu sampai di parkiran maka akan terlihat Curug dari atas ketinggian, untuk mencapai Curug ini tentu harus menuruni anak tangga hingga kebawah mendekati Curug. Pemandangan yang indah meski untuk mencapainya harus memiliki tenaga ekstra karena harus naik dan turun. Pelan-pelan menuruni anak tangga yang masih berupa jalan tanah hingga akhirnya sampailah ke Curug orok, namun rasa lelah serta merta sirna setelah kakinya mencelupkan ke air yang nyess langsung berasa dingin dan sejuknya. Curug ini berada di sebuah lembah yang diatasnya terdapat kebun teh sehingga menambah kesejukan, Bagi para pengunjung rasanya tak bosan untuk ikut mandi atau sekedar main-main di air yang dingin. Pesona Curugnya indah namun tetap harus berhati-hati ketika bermain di curug, apalagi kalau hujan turun maka harus segera menepi, untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.

Curug orok memiliki air yang jernih dan menyegarkan, sehingga ingin rasanya untuk berlama-lama berendam di air . Airnya jatuh dari sela tebing bebatuan dengan rerimbunan pepohonan yang hijau menambah keasrian alami Curug orok, Kurang lengkap kalau disini tidak mengabadikan foto, karena lewat itulah maka kita dapat mengenang lewat sebuah foto yang dapat di share ke media social.

Bagi yang ingin menginap, jangan kuatir, disini tersedia penginapan Angling darma yang terletak diatas Curug sebelum menuruni lembah dengan panorama yang indah disekitarnya, dapat menyaksikan terbitnya matahari dari kebun teh disekitarnya.
Curug orok di kelola oleh PT Perkebunan Nusantara dan dimiliki oleh PT Perkebunan Papandayan. Anda belum pernah ke curug Orok? Jangan lewatkan. Yuk berbagi keindahan Indonesia.

Salam,
Penulis adalah blogger sekaligus instagrammer dengan id @totoandromeda. Yuk di follow.
Parkiran Dekat Penginapan

Berpose sejenak dengan anak

Penampakan sisi Curug

Enaknya Nyebur

Tangga yang sebagian sudah disemen

Penginapan


Wednesday, November 12, 2014

MENIKMATI VIEW YANG INDAH SAMBIL MAKAN NASI LIWET PAK ASEP STRAWBERRY KADUNGORA - GARUT

Rumah Strawberry
Anda berkunjung ke Garut? atau melintasi Garut? jangan lupa mampir ke Nasi Liwet Pak Asep Strawberry atau lebih di kenal juga dengan Asep Strawberry yang terletak di jalan raya Kadungora, Leles - Garut. Nasi Liwet Pak Asep Strawberry yang ada di Kadungora sebenarnya bukan satu-satunya Asep Strawberry, karena di wilayah lainpun ada dengan menawarkan konsep yang sama. Minggu yang lalu saya sekeluarga bermaksud ke Cipanas - Garut untuk berenang di air hangat. Seperti biasa kita mampir di Asep Strawberry untuk makan siang.
Memilih Menu

View dari atas

Menyewa Perahu

Apa yang istimewa dari Asep Strawberry?.  Nasi Liwet Pak Asep Strawberry selain menyediakan makanan khas sunda dengan menu andalannya Nasi Liwet, yang istimewa dari Asep Strawberry adalah menawarkan konsep yang berbeda, selain sebagai tempat makan, juga Asep strawberry menawarkan arena bermain untuk anak-anak. Rumah strawberry menjadi salah satu tempat yang favorit bagi anak-anak, karena dengan rumah berbentuk tiga buah strawberry dengan lorong-lorong kecilnya yang ada di bawah menambah daya tarik tersendiri bagi anak-anak untuk sekedar keluar masuk melalui lorong kecilnya atau sekedar main petak umpet. Selain Rumah strawberry juga ada permainan prosotan, Naik kuda keliling , juga pengunjung di manjakan dengan naik perahu yang di sediakan dengan membayar 10rb cukup untuk merasakan suasana yang nyaman sambil menaiki perahu, tentu saja didampingi sama petugas perahunya.

Bagi anak-anak yang ingin memacu adrenalin, juga tersedia flyng Fox, meski dengan lintasan yang tidak terlalu jauh, melintasi atas air namun keberanian dan pengalaman dasyat akan di peroleh disini. Capek bermain, pengunjung dapat menuju saung yang kosong untuk memesan makanan sambil menikmati suasana yang sejuk dan damai.
Bermain main

Perahu Bersandar

Menikmati Alam

Flying Fox

Plang nama Asep Strawberry

Kalau di lihat harganya, cukup murah untuk sebuah tempat makan dengan konsep yang menawarkan keindahan. Seolah bagi pengendara yang penat hilang karena terbayar dengan suasananya. Selain fasilitas tersebut, juga tersedia toilet dan tentu saja mushola yang bersih dan nyaman. karpetnya tidak bau.

Menu andalan kami sekeluarga biasanya adalah Paket Nasi liwet untuk dua orang. Paket nasi liwet biasanya menawarkan paket ayam atau daging. Kali ini kita memilih paket Nasi Liwet untuk dua orang dengan menu pelengkapnya seperti daging (gepuk) tahu, ikan asin, lalapan, mendoan.. dan tentu saja di sediakan teh panas tawar gratis....., Meski kami sekeluarga berjumlah 4 orang dengan 2 orang dewasa dan 2 anak-anak, namun memesan nasi liwet untuk porsi 2 orang ternyata cukup buat ber4. Rasanya nikmat. Saat untuk melanjutkan perjalanan kembali, namun harus membujuk si kecil karena masih betah berlama-lama di situ.

Friday, August 8, 2014

CANDI CANGKUANG, SATU-SATUNYA CANDI HINDU DI JAWA BARAT


Pintu masuk Candi Cangkuang


Rakit untuk menyeberang
Candi pada umumnya terletak di Jawa Tengah dan Jawa Timur dengan wisata Candinya, seperti deretan Candi Borobudur di Magelang, Candi Prambanan di Jogyakarta dan juga candi-candi di Singosari Malang – Jawa Timur, dan masih banyak lagi candi-candi di Jawa. Tak aneh apabila disebut kata Candi bayangan utama kita akan tertuju pada mahakarya Candi Borobudur di Jawa Tengah maupun Candi Prambanan. Namun tahukan anda? Ditanah Pasundan – Jawa Barat terdapat satu Candi Hindu?.

Mungkin diantara pembaca belum tahu kalau di Jawa Barat terdapat satu Candi Hindu yang merupakan satu-satunya Candi di Jawa Barat. Ya Tersebutlah Candi Cangkuang. Candi Cangkuang terletak di desa Cangkuang, kecamatan Leles kabupaten Garut propinsi Jawa Barat.  Letak Candi ini cukup unik karena untuk mencapainya harus melewati danau atau lebih dikenal dengan situ.  Pengunjung yang berkeinginan melihat langsung Candi Cangkuang harus melalui situ Cangkuang dengan menaiki rakit yang sudah di sediakan dengan membayar sejumlah uang tertentu. Jika Banyak dalam satu rakit, perorang dikenakan biaya 3 ribu rupiah, namun pengunjung juga dapat mencarter dengan membayar 25ribu rupiah. 
 
Pemandangan di situ cangkuang

Perjalanan Menuju Candi Cangkuang

Candi Cangkuang cukup mudah untuk dijangkau dengan menggunakan kendaraan baik roda dua maupun mobil pribadi karena terdapat papan petunjuk yang mudah untuk di lihat. Kalau dari arah Bandung kendaraan menuju garut kota, setelah di daerah Leles, di sebelah kiri jalan terdapat papan penunjuk arah Situ  Cangkuang. Sedangkan dari arah sebaliknya, di daerah Leles akan terlihat papan penunjuk arah menuju Situ Cangkuang.

Di luar area Candi, terdapat parkiran yang cukup memadai sehingga pengunjung tanpa rasa was-was dapat memarkirkan kendaraan dengan tenang. Kemudian pengunjung membeli karcis masuk, dan menyewa rakit untuk menyeberang.


Masjid Adat Kampung Pulo

Rumah Adat Kampung Pulo

Cagar Budaya

Desa Adat Kampung Pulo

Sesampai di seberang kita akan diajak masuk melalui sebuah Desa Adat Kampung Pulo. Uniknya kampung Pulo hanya di huni oleh 6 rumah dengan satu mesjid adat yang unik. Pemukiman adat kampung pulo ini cukup unik karena di huni oleh 6 kepala keluarga dengan 6 rumah , 3 disisi barat dan 3 disisi timur.

Keberadaan kampung Pulo dengan satu mesjid adatnya merupakan bukti nyata bahwa pada masa silam telah terjadi toleransi beragama yang baik, mengingat disamping kampung tersebut terdapat sebuah Candi Hindu.



Candi Cangkuang

Makam Embah Dalem Arief Muhammad

Pintu Gerbang Makam Arief Muhammad

Candi Cangkuang dan Makam Embah Dalem Arief Muhammad

Candi Cangkuang merupakan Candi Hindu yang diyakini berasal dari abad ke 8.  Asal muasal nama Candi Cangkuang Garut diambil dari nama desa tempat di mana situs ini berada. Cangkuang sendiri sebenarnya adalah sebuah nama pohon yaitu Pohon Cangkuang. Pohon Cangkuang memang banyak ditemukan di daerah ini, dan ini yang membuat desa ini disebut dengan nama Desa Cangkuang.

Sejarah Candi Cangkuang Garut diawali dari sebuah penemuan oleh seorang Belanda bernama Vorderman, yang kemudian mencatatnya dalam sebuah buku yaitu Notulen Bataviach Genoot Schap. Buku notulen ini ditulisnya pada tahun 1893. Dan dalam catatannya di buku ini Vorderman menyebutkan bahwa di bukit Kampung Pulo di Desa Cangkuang telah ditemukan sebuah makam kuno dan sebuah arca Siwa yang telah rusak.


Sebuah tim penelitian yang dipimpin oleh seorang ahli purbakala bernama Drs.Uka Tjandrasasmita dan Prof.Harsoyo, pada tanggal 9 Desember 1966 telah menemukan kembali Candi Cangkuang yang telah lama hilang terpendam.
 
Pemandangan Situ Cangkuang

Penarik Rakit

Mulai dari penemuan awal itulah lalu dilakukan penelitian yang lebih besar pada tahun 1967-1968. Penemuan pertama ini hanya menemukan sebuah makam kuno yang diyakini sebagai makam Arief Muhammad seorang pendiri desa itu. Disamping makam kuno ini juga ditemukan sebuah pondasi berukuran 4,5 x 4.5 meter dengan batu-batu yang berserakan di sekitarnya. Oleh masyarakat sekitar, batu-batu yang berserakan ini kerap kali diambil dan dipakai sebagai batu nisan di makam mereka.

Pada tahun 1974 -1976 dimulailah penggalian, pemugaran, dan proses rekonstruksi secara total. Proses ini dimulai dengan penggalian besar-besaran di areal itu. Dilanjutkan dengan mengumpulkan semua reruntuhan dan mendatanya. Lalu terakhir dilakukan penataan dan pemasangan kembali semua reruntuhan.

Dalam proses rekonstruksi ini telah berhasil merekonstruksi kaki candi, badan candi, atap candi, dan sebuah patung Dewa Siwa. Sayangnya dalam proses ini batu yang asli dari reruntuhan candi hanya ditemukan sekitar 40% saja. Maka untuk merekonstruksi ulang bangunan candi, digunakanlah batuan buatan. Dan akhirnya proses pemugaranpun selesai dan Candi Cangkuang Garut akhirnya diresmikan pada tanggal 8 Desember 1976.

Uniknya di samping candi Cangkuang juta terdapat makam Embah Dalem Arief Muhammad. Siapa beliau?
Arief Muhammad sendiri sebenarnya adalah seorang Senopati dari kerajaan Mataram Islam di Yogyakarta. Beliau ini bersama dengan pasukannya mendapat tugas untuk menyerang tentara VOC di Batavia, namun ternyata beliau gagal mengalahkan VOC. Karena kalah, alih-alih pulang ke Yogyakarta beliau lalu malah menyingkir ke pedalaman tanah Priangan tepatnya di daerah Leles Garut.

Di tempat ini beliau lalu menyebarkan agama Islam kepada masyarakat sekitar yang sebelumnya telah memeluk agama Hindu. Di tempat ini pula beliau bersama dengan masyarakat sekitar membendung dan membuat sebuah danau yang diberi nama Situ Cangkuang. Daratan-daratan yang terbendung kemudian terbentuk menjadi gundukan bikit atau pulau-pulau kecil. Pulau-pulau kecil itu diberi nama Pulau Panjang (tempat dimana Kampung Pulo berada), Pulau Masigit, Pulau Wedus, Pulau Gede, Pulau Katanda, dan Pulau Leutik.
 
Souvenir

Souvenir

Souvenir
Seperti pada umumnya tempat pariwisata, di kampung pulo juga tersedia warung-warung souvenir yang dapat di beli sebagai oleh-oleh, juga tak lupa orang-orang yang menawarkan jaket kulit khas garut sebagai sentra kerajinan Jaket kulit.
Tertarik untuk mengunjungi Candi Cangkuang?