Wednesday, October 15, 2014

SEBUAH CATATAN DI CURUG LUHUR - BOGOR



Curug Luhur
Suatu Sabtu siang, dalam perjalanan tol dengan tujuan awal menuju puncak hanya sekedar ke masjid At Taawun, namun memantau perkembangan lalulintas akhir pekan melalui Radio Elshinta agaknya tidak menguntungkan apabila harus memaksakan diri ke puncak karena macet sekali. Akhirnya tujuan semula ke Puncak berubah haluan ingin menuju ke Curug Nangka. Perjalanan menuju curug nangka cukup melelahkan dan panjang, tak sedikit macet di jalan menuju Ciapus karena sedang ada pengecoran jalan.
Curug Luhur sehabis Hujan

Sampai di simpang pertigaan menuju Curug nangka, hati ini berubah pikiran, terbersit keinginan untuk ke Curug Luhur, karena curug Nangka pernah kesana. Rasa penasaran menuju Curug Luhur pun bangkit dan perjalanan dimulai lagi dengan mengikuti petunjuk jalan. Agak sangsi karena minim petunjuk jalan, namun dengan mengikuti jalan dan menjalankan feeling akhirnya sampai juga ke Curug Luhur.

Sedikit tentang curug Luhur. Curug Luhur terletak di lereng gunung Salak dengan ketinggian 630 mdpl merupakan Curug dengan 2 air terjun dengan airnya yang mengalir dari lereng gunung salak. Sesampai di parkiran mobil, saya yang kebetulan berdua teman ke Curug Luhur disamperin oleh petugas tiket, keadaan saat itu sepi. Satu tiket masuk untuk satu orang tergolong mahal untuk ukuran saya, Rp. 40.000, dan tiket parkir mobil Rp. 25rb. total untuk berdua menghabiskan uang 105rb untuk masuk ke objek wisata curug luhur. Namun karena saat itu kehabisan uang dan tidak ada ATM sama sekali di sekitar curug luhur, akhirnya dengan uang yang ada sekitar 90rb, kita di bolehkan masuk, tapi tidak diberi karcis, hanya di beri karcis parkir berwarna kuning dengan banderol 25rb. Uang masuk sebesar 40rb adalah uang masuk bebas, artinya kalau kita di curug sampai pagipun akan dikenakan sebesar itu. Sebenarnya hati ini masgul karena tidak diberikan tiket masuk, karena ini adalah awal kebocoran uang tiket. Tapi ya sudahlah toh kita tidak membayar penuh. Atau mungkin kepengunjung lain juga berlaku sama? entahlah.
View Curug Luhur dari atas

Kolam renang untuk Anak

 Seluncur

Begitu menyerahkan uang tiket, kita disambut hujan turun yang deras setelah kita sejenak masuk dan berhenti di warung kopi untuk berteduh. Curug luhur kalau boleh saya bilang lebih cocok untuk di jadikan sebagai wisata keluarga karena tersedia banyak arena bermain air untuk berenang dengan air yang berasal dari alam langsung, namun bagi saya pribadi ini diluar dugaan, karena saya pikir curug luhur adalah curug dengan pesona alam yang sangat alami sehingga kita bisa puas menikmati alam dengan deburan air terjun. Namun suasana itu tidak terjawab, terlebih lagi hadirnya hujan membuat suasana curug menjadi remang dan debit air hujan yang cukup deras membuat air Curug menjadi keruh. Alhasil sambil menunggu turun hujan kita memesan kopi.

tak lupa sebelum memesan kopi kita menanyakan harga dulu, karena kejadian 'ketok harga' seringkali terjadi di objek-objek wisata. Curug luhur lebih menawarkan suasana bermain air dibandingkan dengan suasana alami, walau suasana alam tetap ada, namun akan terasa sedikit sumpek ketika kita sudah masuk kedalam kawasan curug karena tertutup warung-warung sehingga menghalangi pemandangan di sekitar, terlebih Curug ini terletak di dalam sebuah lembah dari jalan masuk utama. Tak lupa setelah hujan reda, akhirnya saya mencoba mengabadikan Curug Luhur meskipun feelnya tidak dapat. Namun dalam sebuah perjalanan, tujuan saya adalah harus memperoleh sesuatu, apapun itu.
Berpose Sejenak


Daya tarik dari Curug luhur sendiri sebenarnya terletak pada kolam-kolam renang yang ada dengan air alami yang dingin menyegarkan, dengan berbagai kolam, buat anak-anakpun juga ada, sehingga bagi keluarga ini merupakan salah satu tempat yang tepat untuk berakhir pekan, namun karena diluar bayangan saya tentang curug ini, sehingga apapun keindahan itu akhirnya menjadi kurang memuaskan perjalanan ini.
Sayonara, selamat tinggal Curug Luhur. Perjalanan kali ini diluar dugaan, Curug luhur tak seindah yang saya bayangkan.

Akhirnya setelah hujan reda dan mengambil gambar seperlunya, perjalanan dilanjutkan pulang ke Jakarta. Sayonara ! Balik kesini lagi? kayaknya sih enggak ya untuk ukuran 2014 lumayan mahal lah tiket 40rb.

No comments:

Post a Comment