Lima Sahabat |
JUDUL FILM : LIMA SAHABAT
SUTRADARA : C.M.
NAS
PRODUSER : S.
SOETRISNO
TAHUN PROD : 1981
JENIS :
FILM DRAMA
PEMAIN : BENYAMIN
S, SOEKARNO M NOOR, SEPTIAN DWI CAHYO, MARLIA HARDI
SINOPSIS :
Lima Sahabat bercerita tentang persahabatan antara Sabah (Septian Dwi Cahyo) dan 4 sahabat lainnya serta
Bang Wira (Soekarno M. Noor) mantan pejuang yang harus merelakan satu kakinya
saat berjuang melawan penjajah. Wira sudah beruban dan tua, namun karena
semangatnya yang selalu menyala-nyala maka tidak tua tidak muda semua
memanggilnya dengan sebutan Bang, Bang Wira. Bang Wira kerja di kelurahan untuk
mengurus keperluan penduduk, maka biasanya harus melalu Bang Wira dulu sebelum
ditanda tangan oleh Lurah.
Adalah Sabah murid SD sebelum tidur di beritahukan oleh
gurunya dalam menjelang 17 Agustusan nanti di harapkan dapat memakai seragam
Pramuka. Namun Ayahnya tidak mampu membelikannya. Satu-satunya jalan dengan
menjual Kodak hasil hadiah dari pamannya. Namun ketika sedang jalan-jalan
tiba-tiba Ibu-ibu kursus meminta untuk di foto oleh Sabah.
Sabah akhirnya mau karena di bayar. Namun
sayang sekali sabah yang tidak bisa menjepret foto akhirnya asal jepret.
Akhirnya Sabah ke tukang foto untuk beli film dan minta di ajarin memfoto. Sabah pun akhirnya diam-diam memfoto satu persatu ibu-ibu
yang sudah pernah di fotonya untuk di foto ulang dengan berbagai pose
sedapatnya. Al hasil Ibu-ibu pun marah setelah mengetahui hasilnya.
Sementara itu kenakalan lima sahabat tersebut kadang keterlaluan. Sabah mencuri sepatu haji Dahlan (Benyamin S) hanya untuk
di buat ketapel. Ketika kelima sahabat
sedang berlomba untuk menembak burung dengan ketapelnya, hanya Sabah saja yang tidak mendapatkan mangsanya apalagi
setelah Bang Wira memberikan petuah tentang kegiatan yang di lakukannya.
Sementara Lodan karena putus asa tidak mendapatkan burung akhirnya menembak
ayam milik Haji Dahlan dengan ketapelnya. Untuk menghilangkan jejak akhirnya
kelima sahabat bersepakat untuk membakar ayam tersebut.
Sabah juga di kenal sebagai
anak yang supel dan mau bergaul dengan siapa saja termasuk dengan Ripin seorang
anak yang kurang mampu juga dengan Bang Umar yang selalu pinjam uang pada
Ibunya Sabah.
*****
Bang Wira di datangi oleh Hasan Basri kerumahnya. Bang Wira
merasa berhutang budi pada Hasan Basri karena ia dianggap telah menolongnya
untuk diterima sebagai pegawai kelurahan. Kedatangan Hasan Basri kerumah Bang
Wira untuk menawarkan kerja sama karena ia memiliki percetakan dirumahnya.
Hasan Basri meminta agar setiap penduduk di wajibkan untuk mencetak kartu ke
tempat Hasan Basri dengan meminta tolong pada Bang Wira. Hal ini tentu saja
menjadi beban tersendiri bagi Bang Wira. Apalagi ia merasa sangat berhutang
budi padanya.
Namun beruntunglah Bang Wira karena Haji Dahlan datang
kerumahnya dan memberitahukan siapa Hasan Basri sebenarnya. Bukan Hasan Basri
yang menolong Bang Wira untuk jadi pegawai kelurahan karena ia cacat, akan
tetapi dialah yang memperjuangkan Bang Wira untuk di terima sebagai pegawai
kelurahan semasa haji Dahlan menjabat sebagai lurah. Bahkan Hasan basrilah yang
meminta jabatan yang sekarang di pegang oleh Bang Wira. Sementara Haji Dahlan
menjadi malu pada Bang Wira untuk meminta tolong guna mencari dana demi 17
Agustus karena takut dikira meminta balas budi. Namun justru Bang Wira dengan senang
hati mau melakukannya demi suksesnya 17 agustusan.
Akhirnya ketika Hasan
Basri kembali datang dengan menawarkan segenggam keuntungan di tolak
mentah-mentah oleh Bang Wira. Hasan Basri pun akhirnya mengetahui siapa orang
yang telah memberitahukan pada Bang Wira tentang dirinya, apalagi setelah
melihat kalau Lurah sekarang meminta pertimbangan pada Haji Dahlan tentang
bagaimana kerja sama dengan Hasan Basri. Tentu saja Haji Dahlan menyarankan
untuk menolaknya.
Mengetahui hal demikian, Hasan Basri menjadi berang dan
mencari kesempatan untuk menghabisi Haji Dahlan. Beruntunglah ketika niat
tersebut di laksanakan, dan Haji Dahlan hampir kehabisan nafas, Sabah dan Lodan
mendengar perbuatan Hasan Basri dan meminta tolong pada Hansip setempat. Namun
sayang Hasan Basri melarikan diri. Akhirnya kelima sahabat berusaha mengejar
dan melumpuhkannya dengan senjata andalannya ketapel. Meski beberapa kali
berhasil meloloskan diri, namun Hasan Basri akhirnya tertangkap berkat bantuan
dari lima
sahabat dan di hadapkan pada lurah.
Sementara itu Lima Sahabat akhirnya memberikan hadiah berupa
satu buah sepatu pada Bang Wira sebagai bentuk hormatnya pada Bang Wira. Hal
ini membuat haru Bang Wira. Akhirnya acara 17 Agustus pun berlangsung dengan
baik.
No comments:
Post a Comment