Thursday, December 12, 2024

SUTING TUTUR TINULAR II


 Tiada Rotan Akarpun jadi. Tidak ada "Dolly Crane Hydraulic" maka slingpun jadi. Ternyata kru yang diimpor dari Hongkong pintar main akal-akalan membuat trik dalam tema action. Hasilnya memuaskan. Peralatan sederhana bisa menghasilkan kerja maksimal. Dan kru KFT (Karyawan Film Televisi) hanya bisa manggut manggut menyaksikannya. 

Dolly Crane Hydraulic merupakan sebuah alat camera untuk menangkap adegan dari ketinggian dan bergerak mengikuti. Medan bagaimanapun kru Hongkong cukup jeli memermainkan sling-sling. Di perbukitan hutan Bunder, di tepi kali Oyo Kabupaten Wonosari, YOgyakarta, kru Hongkong mempertunjukkan keterampilannya mempermainkan Sling (alat untuk membuat trik). Ketika Arya Kamandanu membonceng Mei Shin diatas kuda melewati telaga kecil, sutradara memutuskan kamera harus diatas. Dengan sekeping papan ukuran 1x1,5 meter kameramen duduk lalu di tarik dengan sling. 

"Kamera action.....!" Abdul Kadir memberi aba-aba. Arya Kamandanu bergerak, seketika kamera mengikuti gerak arya Kamandanu. Ternyata hasilnya cukup memuaskan. Produser PT. Kanta Indah Film tidak sia sia mengimpor tenaga asing. Untuk itu mereka di bayar mahal. Konsekuansisnya, kru Hongkong bekerja dengan baik dan disiplin dengan waktu. Kita harus acungi jempol pada kru Hongkong. Pagi hari, pukul 06.00 Wib sudah berada di lokasi suting, jarang bicara ngelantur. 

Suting Film Tutur Tinular II episode Kemelut Cinta diatas Noda, sutradara Abdul Kadir agak lamban dan cukup hati-hati. Empat hari suting untuk satu scene. Jenuh memang. Begitulah suting film action kalau memang ingin hasil maksimal. Kalau sekedar "gedabak gedebuk" biasanya satu hari suting bisa menyelesaikan dua sampai tiga scene, bahkan bisa tujuh scene. 

Kru Hongkong yang di impor kali ini tidak seperti kru hongkong yang sudah sudah, egois, mendikte, dan tak mau berdiskusi dengan sutradara. Sebab kerjasama yang baik antara kru KFT dengan kru Hongkong membuat suting berjalan lancar. Tidak ada monopoli ide di kedua pihak. 

"sebenarnya peralatan orang Hongkong tidaklah istimewa. Sama seperti apa yang kita pakai, bedanya mereka betul-betul profesional, " kata kameramen Subekti di lokasi suting. "kita ini sudah ketinggalan jauh. Soal trand action orang-orang Hongkong telah meninggalkannya 15 tahun lalu sementara disini lagi ngetrend," kata Abdul Kadir. 

Film yang diangkat dari sandiwara radio ini tidak hanya menjual cerita. Ada trik dan laga untuk membuat suasana adegan hangat. Justeru itu Abdul Kadir berani merombak susunan pelakon Tutur Tinular I, semua pemeran utama merupakan artis pendatang baru. Semula Mei Shin di lakoni Elly Ermawati digantikan Lindawati Yanoman, selebihnya muka muka baru seperti Hans Wanaghi sebagai Arya Kamandanu, Zaitun Sulaiman sebagai Nini Raga Runting, Ratih WIdyawati seabgai Sakawuni serta di dukung oleh Afrizal Anoda, Saiful Anwar, Raden Mochtar dan Baron Hermanto. 

Tutur Tinular I di garap oleh Nurhadie Irawan, namun Abdul Kadir punya gaya tersendiri dalam menggarapnya. Benagn merah yang pertama dan kedua bertemu di jalan cerita, soal trik berubah sesuai selera masing-masing. 

Garapan Abdul Kadir ini diperkirakan menelan biaya lima ratus juta rupiah. Tapi selama suting di Wonosari belum ada set yang benar-benar mengeruk dan begitu banyak. "Film ini tidak memperlihatkan set "wah" suasana kerjaan. Kediri diambarkan melalui kostum dan dialog, namun nafas karyawan tetap ditiupkan, kilah sutradara itu. 

Episode Kemelut Cinta Diatas Noda ini mengga. mbarkan petualangan mei Shin setelah pendekar Lou suami Mei Shin meninggal , pendekar cewek dari Mongol ini rada frustasi. Namun ada Arya Kamandanu yang memberikan semangat. Dalam perjalanan pulang ke rumah, Ary Kamandanu saling jatuh cinta. Keduanya sepakat untuk tidak berpisah. 

Ayah Aryakamandanu mendengar putusan anaknya akan menikahi Mei Shin. Karena merasa membuat onar, Mei Shin meninggalkan rumah Arya Kamandanu. Padahal mei Shin merupakan buronan kerajaan kediri, sebab dia memiliki pedang Naga Puspa hingga akhirnya Mei Shin terkena bujuk Rayu Arya Dwipangga kakak dari Arya Kamandanu yang juga merebut Nari Ratih kekasihnya darinya. 

Arya Dwipangga berhasil menodai Mei Shin. 

~~sumber Majalah Film 129/96 tanggal 8 -21 Juni 1991~~

Pada peredarannya, tutur Tinular II berjudul Naga Puspa Kresna.