Friday, December 5, 2025

TONY HIDAYAT, WIRO SABLENG BIKIN GENDENG

 


TONY HIDAYAT, WIRO SABLENG BIKIN GENDENG. Ingat film Wahyu Sihombing "Istana Kecantikan?". Ingat Nurul "Siska" Arifin yang nyeleweng dengan pembantunya sendiri? Sang pembantu itu adalah Tony Hidayat, cowok tampan kelahiaran 24 Desember 1964. Dalam film itu, Tony kebagian peran sebagai pemuda b i s e k s. Bayangkan, dia harus melayani nafsu s e k s kedua majikannya. Tahan Ton? Dan cowok blasteran Sumatera-Jawa ini hanya tersenyum. 

Tony, sejak SMP merasa minder. Cemburuan. Soalnya sejak kecil Tony dididik secara prihatin. Syukurlah seorang gurunya menganjurkan dirinya untuk menekuni seni akting. Alhamdulillah usaha itu menampakkan hasilnya, ujar Tony yang merupakan mahasiswa IKJ. "Bergelut dengan  seni peran memang secara perlahan mampu mengembalikan rasa percara diri".

Di film sendiri, adalah Wahyu Sihombing yang mula-mula menawarnya untuk ikut main dalam film "Gadis Hitam Putih" tahun 1985. Langkah pertama itu kemudian diikuti oleh permintaan Dasri Yacob untuk ikut bermain dalam film "Suka Sama Suka". Kemudian PT Inem Film mempercayainya untuk menjadi pemeran film "Wiro Sabling" yang di sutradarai Lilik Sudjio. 

"Tapi film Wiro Sableng ini nyaris membuat aku gendeng (gila) dan kropos. Disipling sutingnya terlalu keras. Berat badan saya sampai turun 5 kg. Ini karena aku sendiri terlalu berambisi dalam mengejar karirku", keluhnya. "Wiro Sableng juga menyita waktuku untuk bercinta-cintaan. Apa yang saya sintai sepertinya enggak mungkin tercapai. Padahal di depan kamera aku adalah pendekar gagah yang tak terkalahkan. Tapi diluar film, aku limbung dan sempoyongan," kata adik sepupu Ida Royani ini. 

Dalam keterlibatannya di film, Tony mengaku beberapa kali tergelincir. "Tapi syukurlah, aku ini menyadari kesalahan itu. Aku mendapat petunjuk dari Tuhan,"katanya. "Ini karena film "Wiro Sableng" juga. Sebagai pendekar yang tak terkalahkan, aku kemudian berpikir Wiro Sableng pasti punya ilmu putih yang berasal dari Tuhan. Aku terpengaruh. Meskipun cerita film ini fiktif, "" tambahnya. 

Mengaku banyak belajar dari dunia film, Tony pun siap menerima resiko. "Dalam hal suting, saya tidak mau digantikan stand-in. Meskipun itu berbahaya," tuturnya. "Pak Lilik Sudjio bukan saja menyutradarai aku di depan camera, tapi alam kehidupan sehari-hari," kata cowok yang mulai sadar menabung ini. "Wiro sableng memangbenar-benar telah membuat saya teler. Karenanya saya mau istirahat dulu main film biar stamina tubuh saya fit kembali," katanya kemudian.


~MF 069/37/TahunV / 18 Feb - 3 Maret 1989

No comments:

Post a Comment