DIAH PERMATASARI GANTIKAN MERIAM BELLINA DALAM LUPUS V (Berita lawas). Achiel Nasrun hampir setengah tahun mempersiapkan film lupus jilid 5. Menurut perhitungannya, film ini termasuk alot dalam proses suting, bukan disebabkan dana produksi dikeluhkan banyak produser, tapi untuk mencari pelakon utama cewek yang bikin kepala dalang muda itu pusing tujuh keliling. Meriam Bellina yang dicalonkan, menolak tanpa alasan pasti. Akhirnya pilihan jatuh pada cewek model asal Solo, Diah Permatasari.
Lahir 25 Januari 1971 sebagai putri ke tiga dari empat bersaudara keluarga Djon Sangideo dan Insiah Ratna Wedaningrum. Adalah Bobby Sandi orang pertama yang mencumpai Didi (nama intimnya) sewaktu pembuatan film Selamat Tinggal Jeanette. Kemudian sutradara lain tergiur memanfaatkan lewt film-film mereka antaranya Tutur Tinular , Perwira Ksatria, Barang Titipan dan Bernapas Dalam Lumpur. Lewat film terakhirnya ini, Didi berlakon sebagai 'pela cur' murahan mendampingi Meriam.
Didi mengaku bahwa tak ada kesulitan memerankan pela cur, bahkan berkesan biasa saja, seperti peran ini cocok biar kenyataannya tidak lincah dan kurang genit. Namun melihat pose-pose Didi di berbagai mass media cetak, Masya Allah. Barangkali orang tidak percaya kalau yang setengah bugil itu adalah cewek Solo. "Kebetulan orang tua saya ngerti sekali. Keluarga kami menganut kehidupan modern dan tradisional yang di padukan. Kalau tidak modern, mana mungkin saya bisa main film?, tangkis Didi.
Didi memang sudah siap luar dalam untuk menekuni film yang tak pernah dimimpikannya itu. Bahwa menurutnya, dunia film akan mencelakakan diri sendiri manakala disertai dengan perasaan setengah-setengah. "Biarin aja pandangan orang terhadap artis yang cenderung berbuat negatif, karena mereka selalu berpatokan pada peran-peran yang di bawakan. Malah saya musti siap dengan gosip yang akan menghantam sewaktu-waktu", jelas Didi.
Penampilan Didi sebagai bintang bolehlah, namun ia juga sadar, masih mentah dalam penguasaan, seni peran. Sayang, tawaran Arifin C Noer batal, Didi oleh sutradara senior itu dianggap tidak disiplin. Suruh datang ke kantor PT. Inova Bintang yang memproduksi 'Bibir Me. Didi beralasn nyasar. "Bagaimanapun jadi pemain, berbohong saja kamu tidak mampu?" tukas seorang staff dri kantor yang sudah memproduksi film Zig Zag.
~MF 140/107/Th. VIII/ 9 - 22 November 1991

No comments:
Post a Comment