DEDDY SUTOMO , Sebelum terjun ke film, nama Deddy Sutomo sudah di kenal lewat drama-drama TVRI. Ketika dunia film nasional mulai ramai, Deddy mulai melebarkan sayap ke film. Penampilannya yang paling mengesankan lewat film "Atheis" arahan Syumandjaya.
Deddy juga pernah main bersama artis Mandarin handal Shang Kuan Lin Fung, lewat film join produksi dengan Hongkong berjudul "Pandji Tengkorak". Deddy Sutomo berperan sebagai Pandji Tengkorak, yang wajahnya hampir sebagian besar tidak kelihatan jelas, karena menggunakan topeng. Film ini cukup sukses dalam peredarannya. Ceritanya sendiri di angkat berdasarkan Cergam karya Hans Jaladara yang sudah beberapa kali di cetak ulang.
Selain itu Deddy Sutomo juga bermain dalam film "Perisai Kasih Yang Terkoyak" yang diangkat dari novel laris karya Mira W, novelis wanita yang hampir sebagian besar novelnya dijadikan film. Dalam film itu, Deddy berpeperan sebagai seniman gaek yang hidup bersama anak perempuannya yang di perankan oleh Nena Rosier.
"Peran seperti ini memang baru pertama kali saya perankan" jawab Deddy. Karakternya penuh tantangan.
Dari sekian banyak film yang dibintangi film yang paling berkesan menurut Deddy ada dua kesan. "Kesan dalam lingkungan kerja dan nilai artistiknya. Deddy mengatakan film "Atheis" yang paling berkesan. Dalam film ini ia banyak belajar dari sutradara Syumandjaya. Kesan Deddy terhadap Syuman juga semakin bertambah. "sampai kini suasana seperti itu belum saya alami lagi", meskipun sudah sering bekerjasama dengan sutradara-sutradara besar.
Film lain dimana Deddy juga ikut bermain dengan kelompok Teater Populer, dalam film "Cinta Yang Terjual" arahan Yazman Yazid. Dalam film ini, Deddy berperan sebagai duda beranak tiga, yang akhirnya menikah dengan gadis atas usul kakak perempuannya.
Peran Deddy dalam film itu, memang tidak berbeda jauh dengan kehidupannya di luar film.
Nama Deddy Sutomo nyaris dilupakan orang kalau saja ia tidak tampil kembali lewat serial TV "Rumah masa Depan" yang di sutradarai oleh Ali Shahab. Penampilan Deddy lewat serial tersebut sudah kembali lagi pada bentuknya yang semula, wajar, santai dan pas. Mungkin karena Deddy berasal dari TV, sehingga tidak sulit buat menyesuaikan diri dengan karakter yang di perankannya Di samping juga belajar dari orang-orang yang menjadi tokoh panutan.
~RF657

No comments:
Post a Comment