Dalam Sebuah Film, ada pemeran utama, pemeran pembantu danpemeran tambahan. Yang terakhir ini masih lebih tinggi daripada figuran yang cuma numpang lewat. Apalagi pemeran tambahan lambat laun bisa meningkat menjadi pemeran pembantu. Salah satu pemeran tambahan yang terhitung laris dalam film-film nasional adalah ANTON INDRACAYA.
Anton yang berasal dari Padang sebenarnya adalah seorang psikolog, tapi ketika kulah ke London, setiap malam tergila-gila nonton teater. Bahkan kemudian ia menjadi pemain di London Theater. Tidak tanggung tanggung pernah pula menyutradrai dua play di "College Thearer di sana.
Sebagai pemeran tambahan, Anton yang bertubuh gemuk ini paling sering diminta memerankan tokoh manager dan dokter. Film pertama yang dibintanginya "Duo Kribo" di sutradarai Eduart Pesta Sirait, produksi tahun 1977 sebagai Manager Perusahaan Rekaman yang mengontrak Ahmad Albar dan ucok AKA erton n A5Harahap.
Pada awal tahun 1986 tercatat sudah 30an judul film yang di bintanginya. "Tahun 1985 Anton bermain dalam 19 judul film, yang masih tetap dengan peranan pembantu kecil alias pemeran tambahan. Sutradara Arizal meminta dua kali berturutan mendukung komedinya Warkop Prambors dalam film "Gantian Dong" sebagai tamu Jepang yang menampar pipi Indro, lalu "Kesempatan dalam Kesempitan", sebagai Boss perusahaan rokok yang memecat Kaharuddinsyah dan menerima Dono kembali bekerja.
Dalam "Bila Saatnya Tiba" sebagai Bobby yang berkerjasama dengan Christine Hakim, mencari order untuk perusahaan mereka. Dalam "Serpihan Mutiara Retak" sebagai dokter yang tak kuasa menyelamatkan Abizars. Dalam "Susana Susana Buktikan Cintamu" sebagai manager Ikang Fawzi.
Menyusul yang lain-lainnya "Melintas Badai", "Untuk Sebuah Nama", "Yang Masih Di Bawah Umur", dan "Gadis Hitam Putih".
"Dulu orang sering memandang agak sinis pada saya, mentang-mentang saya kawan baik Produser Ferry Angriawan, maka saya sering muncul dalam film-film produksi Virgo Putra Film", jelasnya. Tapi akhirnya banyak main dimana-mana, hal ini setelah para sutradara menyadari bahwa Anton bisa main, bukan cuma untuk peranan-peranan enteng saja.
Berawal dari tantangan sutradara Mardali Syarief ketika menggarap "Bibir Bibir Bergincu" untuk menirukan gaya Wim Umboh Anton menerima tantangan tersebut. Ia berperan sebagai Wim yang saat itu masih belum sehat betul, melangkah agak terseret masuk ke sebuah bordil dan menawar watunas dengan dialog dialog yang khas. Siapapun yang mengenal Wim Umboh asli pasti akan tertawa geli menyaksikan lagak lagu Anton yang begitu persis.
Sejak keberhasilannya itulah, Anton mulai laris diajak main kian kemari. "Peran apapun bersedia saya terima, kecuali peranan sebagai tokoh keturunan Cina yang kolot, berlogat pelo totok", cetus Anton. "Lho jaman sekarang mana ada sih orang-orang yang begitu? itu kan cuma pada zaman penjajahan Belanda dulu, zaman engkong engkong kita!".
Pernah juga Anton memerankan seorang pedagang hasil bumi keturunan Cina di sebuah kampung dalam film "Nilai Nilai Luhur" Tapi pedagang non pri itu di gambarkan sebagai orang yang sudah membaur, bahkan menampung mahasiswa-mahasiswa yang turun ke desa di rumahnya. Bahasa Indonesianya baik dan berjiwa sosial, menyumbang beras dan lain-lainnya untuk keperluan kampung. Pokoknya seorang warga negara yang mengamalkan P4.
~RF 615

No comments:
Post a Comment