Wednesday, June 25, 2025

LEGENDA RAKYAT CIREBON , MISTERI NINI PELET

 


Misteri Nini Pelet di karang oleh Ari Hidayat. Ia berhasil menulis cerita Legenda Rakyat Cirebon, dan diangkat ke permukaan sandiwara radio yang sudah merakyat. Bersama PT. Dankos Laboratories hasil karya Ari Hidayat memasuki ruang pendengar sandiwara radio. Seperti yang diputar di radio-radio di seluruh Indonesia. 

Hasil penulisan cerita di kemas apik dan di paparkan dengan jelas, di sajikan dengan teknis tersendiri. Judul Misteri Nini Pelet semula berjudul Misteri Gunung Ceremai, karena kemauan produser untuk mencari judul komersil akhirnya tokoh Nini Pelet yang di perankan oleh Asriati di jadikan judulnya. Ari Hidayat milai tertarik dengan cerita legenda rakyat sejak tahun 85 dan saat itulah daerah cirebon menjadi inspirasinya. 

Tertariknya Ari menulis cerita di daerah itu mengingat legenda rakyat yang ada di kaki Gunung Ciremai sangat menarik dan layak di gambarkan lewat cerita yang sesungguhnya. Ia berusaha memberikan cerita sesuai dengan kisahnya yang di dapat dari beberapa tokoh daerah yang mengetahui sejarah cerita itu. 

Nini Pelet adalah nenek tua berusia 200 tahun yang hidup di jaman kesultanan Cirebon. Ia tokoh jahat yang telah mati ratusan tahun yang silam, muncul kembali dalam wujud ular berkepala manusia. Nini Pelet membangkitkan rohnya kembali dengan cara menghisap darah gadis sebagai permintaannya di sekitar penduduk di kaki gunung Ciremai. Munculnya Dewi Sumbi, seorang perempuan desa di gunakan Nini Pelet sebagai ujud ular berkepala manusia yang datangnya setiap bulan purnama. 

Restu Singgih (Bambang Djeger) dan Nilam Cahya (Hanna Pertiwi), dua muda mudi yang sedang menjalin cinta kasih di goda oleh Nini Pelet. Karena kemunculan ular berkepala manusia belum terungkap, sementara itu penduduk desa hanya bisa mengaitkan bahwa semua itu adalah kemarahan penghuni gunung Ciremai yang menyimpan berbagai misteri. 

Menurut pengakuannya bahwa ia hanya ingin memberikan hiburan pada masyarakat lewat sandiwara radio, tapi jika diangkat ke layar lebar Ari juga telah mempersiapkan. 

~sumber MF~


Ps. Pada akhirnya Misteri Nini Pelet tidak sampai diangkat ke layar lebar, akan tetapi pernah diangkat ke layar kaca.


Sunday, June 22, 2025

LOKASI SUTING TAPAK TAPAK BERDARAH DI RERUNTUHAN HOTEL JANSEN


Hotel Jansen, peninggalan yang cukup menarik sebagai objek wisata di bumi Semarang merupakan sisa-sisa peninggalan Belanda. Boleh jadi sebuah sejarah. Di hotel ini pembesar Belanda menginap, tentu hotel berbintang di masa itu. Seperti Hotel Debur (Sekarang Dharma Deli) di Medan. Di hotel Jansen ini Matahari, seorang spionase wanita Belanda berdarah Indonesia pernah menginap. 

Sebagai bangunan hotel Jansen sangat artistik. Tapi bukan karena keartistikannya pula film Tapak-tapak Berdarah, sutradara Imam Putra Piliang mengambil lokasi suting di Hotel itu. Sebab Hotel Jansen yang pernah perkasa ini akan di ratakan dengan tanah dan akan berdiri supermarket. Tentu bagi Imam Putra Piliang ini satu hal yang menguntungkan. Skenario Tapak-tapak Berdarah menghendaki setting gedung tua, untuk tempat para bandit-bandit bermarkas. Sebab untuk set bandit-bandit dalam film action sudah menjadi kebiasaan mengambil lokasi di gedung tua. Tentu dalam hal ini Imam tidak berpikir tentang sejarah, tapi membuat film, bukan untuk dokumentasi. 

Selama suting di Hotel Jansen ini nyali kru ciut. Sebab di gedung tua ini sewaktu-waktu muncul ular sendok (ular cobra), dan siap mematuk siapa saja. Namun tidak menghambat jalannya suting, walau terkadang suting sampai dinihari. 

Cerita film ini tidak meminta sesuatu yang luar biasa dalam memvisualkannya. Seperti film-film action kebanyakan. Ada perkelahian, ada dendam, dan akhirnya yang jahat akan kalah. Film ini hanya menjual orang-orang berlaga. Miskin dengan konflik. Kurang mendasar sebagai cerita utuh. Tapi boleh jadi cerita seperti ini bisa laku keras, sesuai dengan biasa murah meriah untuk memproduksinya.

Film produksi PT. Surya Arti Wibawa ini dibintangi oleh Clift Sangra sebagai Hendra, Leo Chandra sebagai Herman, Dewi Sabah sebagai lela, Baby Zelvia sebagai Anna, Anita Margareth sebagai Lisa dan benny Mukalu sebagai Jeffry. 

Anna telah memiliki seorang putri. Setelah melahirkan dia tidak bisa hamil lagi, karena peranakannya diangkat. Inilah yang membuat Anna gelisah. 

Hendra, suami Anna telah lama keluar dari kelompok ma fia pengedar obat bi us, tinggal di kota Semarang sebagai penjual mobil bekas. Melihat hal ini Lela menawarkan kerjasama dengan Hendra. Dengan senang hati Hendra menerima tawaran adik iparnya itu. Ketika usaha mobil bekas berjalan lancar muncul pula seorang bekas teman lama Hendra, bernama Herman dari Amerika. Sang teman baru ingin membangkitkan kelompok Srigala Hitam, sebuah kelompok yang pernah berjaya. Suasana menjadi panik ketika Pak Harry, ayah Lela di cu lik par abandit. Maka terjadilah perselisihan antara Herman dan Hendra.


~sumber : MF 113/81 Tahun VII , 27 Oktober - 9 November 1990