SUARA HATI PELAKU ADEGAN PANAS "SAYA TAKUT DAN CEMAS"Pro dan Kontra terhadap adegan hot dalam sebuah film tampanya tak akan pudar. Ada yang setuju jika adegan birahi tersebut dibuat dengan simbolik, namun tak kalah banyak yang menghendaki agar adegan-adegan mesum seperti itu di tayangkan secara nyata dan transparan. Bagaimana perasaan artis film yang melakukan adegan birahi tersebut? dikutip dari MF No. 195/161/THX 18-31 Desember 1993, berikut beberapa pengakuannya.
Rio Thamrin, langganan untuk film-film laga serta sinetron anak-anak ini memang sering kebagian peran-peran sebagai pemuda berandalan. Tak luput tentunya, pria berwajah angker namun berhati lembut ini sering mendapat peran-peran vulgar. Adegan kekerasan yang di sertai perko saan sudah menjadi langganannya.
"Saya selalu berdiskusi dulu dengan calon lawan main saya sebelum adegan dimulai. Biasanya saya gambarkan adegannya. Walaupun menggunakan trik, namun ada beberapa bagian adegan yang dilakukan sungguh-sungguh seperti meraba atau berciuman. Pokoknya saya gambarkan dulu adegan yang akan kami lakukan. Kalau bersedia, ya...." papar Rio Thamrin.
Sebagai lelaki yang mengaku normal, Rio berterus terang bahwa ia sering tergoda pkiran jika melakukan adegan berbau syur. "Terangsang itu pasti dong... Tapi tidak sampai berlarut-larut seperti kebanyakan teman-teman. Kadang malah ada timbul rasa kasihan terhadap lawan main saya," tambah aktor yang mengaku tidak pernah belajar dalamhal adegan bergumul itu.
Sedikit berbeda dengan apa yang di rasakan Rio, seorang aktor muda yang minta namanya di rahasiakan menyatakan bahwa ketika dia bermain dalam sebuah film horor (masih beredar di bioskop) (saat wawancara) sempat muncul birahinya yang begitu besar . "Saya sempat heran sama lawan main aya yang cantik itu. Dia begitu berani dan menantang. Saya terus terang sempat terangsang dan akhirnya...." ungkap pemain muda itu sambil menambahkan akhirnya berlanjut di luar lokasi .
Sri Agustin, sempat pula menolehkan perhatian penonton film karena adegannya dalam film Ajian Ratu Laut Kidul cukup mengandung resiko. Selain harus di per kosa oleh beberapa lelaki bertubuh tegap, wanita asal Jawa Timur ini juga harus merelakan rambutnya di plontos massa.
Lebih dari itu, almarhum Sisworo Gautama sang Sutradara memvisualkan adegan Sri diperko sa dengan menyelipkan beberapa simbol di dalamnya. Penonton Ajian Ratu Laut Kidul harus membaangkan bahwa sakitnya Sri diper kosa dalam film tersebut adalah seperti kayu yang di gergaji, rel kereta yang digilas roda lokomotif serta "paku beton" yang sedang ditumbuk menghunjam bumi.
Lalu bagaimana adegan perkosaan itu sendiri? "saya benar-benar merasa takut dan sedih waktu melakukan adegan itu. Bayangkan, sebelum di per kosa saya smpat di pimpong oleh tiga orang itu. Waktu saya teriak dan menangis ketika di per kosa itu saya lakukan dengan sendirinya. Bukan mengaada-ada. Saya benar-benar takut dan merasa cemas", tutur Sri yang main dalam film Masuk Kena Keluar Kena menggunakan kostum primitif ini. "Waktu itu saya belum berpengalaman di film," katanya beralasan mengapa ia sempat trauma setelah melakukan adegan tersebut.
Dalam film yang sama, Ajian Ratu Laut Kidul, Yudhia Kartika salah satu pemainmuda turut kebagian peran yang mengundang syur. Dalam cerita itu, tokoh Darmi yang di perankannya ini ditidurkan di sebuah altar sesaji dengan tubuh polos tanpa sehelai benangpun, benarkah itu tubuh Yudhia asli?
"Sebenarnya sewaktu kontrak saya sudah diberi gambaran. Dan adegan itu memang benar ada di dalam skenario. Saya sempat mikir masak masak, tapi saya akui, saya tidak memikirkan dampaknya," ceritanya.
Mulanya Yudhia mengaku cuek di lokasi suting. Tapi setelah adegan dimulai ia mengaku merasa takut, bimbang dan ada pula perasaan ingin memberontak. "Saya jadi serba salah. Mau mundur, sudah terlanjur teken kontrak. Bisa saja saya nekat membatalkan, tapi dampaknya 'kan saya bisa dibilang munafik," tambah cewek yang beraksi dalam film Issabella, Bukan Main, Babad Tanah Leluhur Bibir Mer, Gadis Metropolis serta sinetron Merapi dan Si Manis Jembatan Ancol.
Suting akhirnya berjalan mulus. Tapi tahukah sang sutradara, kru serta penonton film Ajian Ratu Laut Kidul bagaimana sebenarnya gejolak yang terjadi dalam diri Yudhia kala itu? Bayangkan saja kalau gadis muda, cantik ini harus berakting tanpa busana kecuali selembar tisu yang menutupi bagian paling vitalnya serta stocking tipis yang sewarna kulit tubuhnya.
"Saya mengaku bahwa akhirnya saya harus menyesal. Saya akui juga bahwa saya wkatu itu terlalu cepat dan bernafsu mengambil keputusan. Akhirnya saya harus tahan menghadapi teror keluarga serta teman-teman yang kebetulan menyaksikan film tersebut. Tapi semua itu akan saya ambil hikmahnya," ucap Yudhia dengan mimik penyesalan .
Kiki Fatmala pada akhirnya sempat dimasukkan pada daftar peman filmyang tergolong berani beradegan vulgar. Itu karena memang film-film yang di perankannya banyak yang berkonotasi "panas". Namun dengan tegas Kiki menolak kalau ia digolongkan pada deretan aktris 'panas'. Saya enggak mau di bilang sebagai bintang panas! katanya dalam kesempatan dubbing film terbarunya yang berjudul "Panas" yakni Gairah yang Nakal.
"Itu kan cuma trik saja", tangkisnya ketika di sodorkan pertanyaan bagaimana perasaannya ketika melakukan adegan vulgar dalam sebuah film.
Kiki juga menambahkan bahwa vulgar tidaknya sebuah adegan terkadang dipengaruhi oleh bahasa gambar. Ia mengaku bahwa untuk adegan-adegan yang kelewat "panas" biasanya ia serahkan kepada stand-in atau pemain pengganti. Tapi kalau cuma adegan berciu man saya enggak munafik, saya lihat dulu siapa lawan main saja. Kalau pemainnya oke menurut saya ya enggak masalah," ujar Kiki yang selalu berdialog dulu dengan sang sutradara sebelum menyetujui sebuah adegan.
Tapi bagaimana perasaan Kiki sewaktu melakukan adegan peluk cum yang ia anggap ringan itu? Terangsangkah dia? "Enggak ada itu yang namanya terangsang sewaktu beradegan dalam sorot mata kru film. Saya jujur enggak ada rangsangan!".
Pada kesempatanlain, Maman Firmansyah seorang sutradara yang juga pernah menelorkan film-film bertema drama, komedi atau horor yang juga menyelipkan adegan-adegan "panas" mengaku punya sedikit beban dalam menggarap adegan seperti itu.
"Itu memang berat buat saya, apalagi sebagai muslim saya tahu bahwa dari kacamata agama itu tidak ada ampunnya. Tapi ketika saya ingin meninggalkan itu semua, lagi-lagi tawaran yang datang pada saya tak beda seperti itu itu juga. Sementara kalau saya terlalu lama tidak bekerja nanti dibilang saya sudah tenggelam, " kata sutradara senior yang pernah menelorkan film bertema cukup panas pada masanya, yakni film Rahasia Perkawinan yang dibintangi Yati Octavia.