Tema : Revolusi
Produksi : PT. Angsa Gading Film
Produser : Oyong Karmayuda SH
Sutradara : Franky Rorimpandey
Cerita : Drs. Sinansari Ecip
Skenario : Putu Wijaya/Fred Wetik
Sinefotografi : Suryo Susanto
Suntingan : Nasrul S
Artistik : Yudhi Soebrto
Pemain : Roy Marten, Mutia Datau, Charli Sahetapi, Harry irawan, Azwar AN, A Fabanyo dll
Kemerdekaan Indonesia yang di prokalimrkan pada tanggal 17 Agustu 1945 ternyata harus tetap di pertahankan dengan banyak korban. Di Seluruh Wilayah Tanah Air para pejuang dengan semangat membaja berjuang untuk mengusir penjajah yang akan menginjakkan kakinya kembali di persada Tanah Air. Begitu juga di daerah Sulawesi Selatan.
Daerah ini para pemuda membentuk pasukan Harimau Indonesia. Kesatuan inidi pimpin oleh seorang pemuda yagn mempunyai semangat juang tinggi. Dia bernama Wolter Monginsidi. Lahir di Malakayang, Sulawesi Utara dari suku Bantik. Di Sulawesi Selatan dia bersekolah di SMP Nasional yang didirikan oleh Dr. Sam Ratulangi.
Wajah Wolter mirip sekali dengan profil orang Belanda. Inilah yang menguntungkan dirinya dalam menyusun taktik melawan Belanda. Dia berkali-kali menyamar dan bebas keluar masuk kota Makassar. Beberapa pertahanan Belanda berhasil di porakporandakannya. Pasukan Belanda kewalahan menghadapi pemuda ini .
Dalam pasukan Harimau Indonesia itu banyak pejuang terkenal memperkuat barisan antara lain Emmy Saelan, Yuritman, Endang, Mulyadi, Abdullah Hadadi, Zus Ipa dan lain-lain.
Pasukan Belanda menjadi kesal dengan taktik pasukan Harimau Indonesia yang mobil itu. Seluruh Makassar lalu di geledah. Pasukan Belanda melancarkan serangan membabi buta. Banyak Pejuang yagn gugur antara lain Emmy Saelan dan Endang.
Ketika Wolter berusaha masuk kota Makassar dan bersembunyi di dapur SMP Nasional dia tertangkap. Namun Wolter dapat melarikan diri dari penjara HOGE-PAD. Wolter tak lama menghirup udara segar dan tertangkap kembali.
Ternyata perjuangan untuk kemerdekaan ini harus dibayar mahal. Dia di jatuhkan hukuman mati oleh pengadilan kolonial Belanda.
Dalam sebuah coretan "SETIA HINGGA AKHIR DI DALAM KEYAKINAN"dia dengan tabah menjalankan eksekusi. Pekik "MERDEKA" menghantarkan kepergiannya ke alam baka.
No comments:
Post a Comment