JUDUL FILM : ARYO
PENANGSANG
SUTRADARA : HERU
SUTOPO
PRODUSER : JANTO
TANUJAYA, LEONITA SUTOPO
PRODUKSI : FILM
PENULIS :
HERU SUTOPO
TAHUN PROD : 19
JENIS :
FILM SILAT SEJARAH
PEMAIN : YAN
BASTIAN, JACK SAMPURNO, SITORESMI PRABUNINGRAT, TANAKA, LEO CHANDRA, SRI
SADONO, BAI ISBAHI, MOORTRI PURNOMO
SINOPSIS :
Film Aryo penangsang merupakan film sejarah babad jawa yang
juga sering di mainkan di seni tradisional ketoprak ala Jawa di TVRI. Aryo
Penangsang (Jack Sampurno) adalah Adipati Jipang yang sanggup melakukan apa
saja terhadap musuhnya, melakukan dengan menghalalkan segala cara. Aryo
Penangsang mengutus seseorang untuk membunuh Sunan Prawoto, Penguasa Demak yang
diketahui sebagai pembunuh ayah Aryo Penangsang. Prajurit utusan Aryo
Penangsang pun sampai pada kamar Sunan Prawoto yang sedang sakit dengan
ditemani permaisurinya. Prawoto bersedia dibunuh asal tida melibatkan istri dan
anaknya. Syarat tersebut di setujui, namun sayang sekali ketika menyarungkan
kerisnya didalam perut Pratowo, Permaisuri ikut terbunuh.
Mengetahui kakak kandungnya Prawoto terbunuh oleh utusan
Aryo Penangsang, Ratu Kalinyamat (Sitoresmi Prabuningrat) dan suaminya meminta
keadilan kepada Sunan Kudus. Namun hasilnya sia-sia karena ternyata sunan kudus
berpihak pada Aryo Penangsang. Selepas pulang dari tempat Sunan Kudus,
rombongan Ratu Kalinyamat di hadang oleh prajurit Jipang, semua di bunuh tanpa
terkecuali termasuk suami dari Ratu Kalinyamat. Namun Ratu kalinyamat berhasil
melarikan diri hingga terkejar oleh prajurit Jipang dan jatuh kejurang. Ratu
kalinyamat dianggap mati.
Namun tidak demikian, Ratu kalinyamat di selamatkan oleh
seorang pemuda asal kadipaten Jipang yang sedang mengasingkan diri dari kejaran
prajurit Jipang karena ia dendam pada Aryo Penangsang karena orangtuanya dibunuh.
Setelah sadar Ratu kalinyamat mengutus pemuda tersebut untuk kembali ke Demak
untuk menjadi prajurit, sedangkan Ratu Kalinyamat sendiri bertapa dengan
telanjang sampai Aryo Penangsang tewas.
Aryo Penangsang yang berambisi untuk menguasai kerajaan Demak,
pun berniat membunuh Sultan Hadiwijaya (Yan Bastian) atau lebih dikenal juga
dengan Jaka Tingkir dari Pajang.
Suatu ketika Sultan Hadiwijaya diundang oleh Sunan Kudus
untuk berunding dengan Aryo Penangsang. Sunan Kudus telah mempersiapkan segala
sesuatu termasuk damper tempat duduk sunan kudus yang dipersiapkan untuk Sultan
hadiwijaya yang terlebih dahulu diberikan rajah agar ilmu dan kekuatan Sultan
hadiwijaya runtuh setelah mendudukinya. Namun Sultan Hadiwijaya yang sudah
curiga dari awal keberangkatan pun bertindak sangat hati-hati. Hingga akhirnya
ketika dipersilahkan duduk di dampar kencana, ia menolaknya dan menyuruh Aryo
Penangsang yang duduk disana karena dianggap lebih pantas. Meski awalnya Aryo
Penangsang menolak, karena ia tahu dengan dampar kencana tersebut, namun atas
bujukan Sultan Hadiwijaya, Aryo Penangsang berhasil menduduki dampar kencana,
hingga ilmunya runtuh. Sunan Kudus marah karena peringatannya tidak di dengar
oleh Aryo Penangsang. Hingga akhirnya utusan pajang disuruh pulang karena
suasananya tidak enak.
Sementara itu Sultan Hadiwijaya dan anakbuahnya
mempersiapkan diri untuk menghancurkan Aryo Penangsang. Dengan dibantu oleh Ki
Pemanahan dan Ki Panjawi niat Sultan Hadiwijaya untuk membalaskan dendam Ratu
Kalinyamat pun berhasil diwujudkan. Dengan melibatkan Danang Sutawijaya (Leo
Candra) anak Ki Pamanahan yang di ambil anak angkat oleh Sultan Hadiwijaya
dengan menaiki kuda betina untuk memancing kuda jantan Aryo Penangsang yang
sedang kasmaran. Berbekal Tombak Kiai Plered.
Ki Pamanahan dan Ki Panjawi memancing Aryo Penangsang dengan
Surat tantangan
yang dibuat atas nama Sultan Hadiwijaya melalui pekatik kuda Aryo Penangsang
yang sedang mencari rumput. Dengan memutus satu telinga pekatik tersebut dan
mengalungkan surat
tantangan, akhirnya Aryo Penangsang memenuhi tantangan Sultan Hadiwijaya ke
pinggir kali perbatasan. Akhirnya keluarlah Danang sutawijaya dengan
menunggangi kuda betina berbekal tombak kiai Plered, maka kuda jantan Aryo
Penangsang yang sedang dilanda birahi pun mengejar kuda betina tersebut.
Akhirnya Danang Sutawijaya berhasil melemparkan tombak tepat di lambung Aryo
Penangsang hingga ususnya terburai. Aryo penangsang masih hidup dan
mengalungkan ususnya yang terburai di gagang kerisnya. Namun sayang sekali
tanpa sadar ia menarik kerisnya hingga ususnya putus oleh kerisnya sendiri.
Aryo Penangsang akhirnya tewas.