Tuesday, October 22, 2024

MARLIA HARDI, SOSOK IBU BIJAKSANA DI FILM FILM


Marlia Hardi, Sosok ibu yang satu ini tentu tidak asing lagi, lahir di Magelang, 10 Maret 1927 adalah seorang pelakon wanita Indonesia yang sudah banyak sekali membintangi film-film Indonesia dengan peran yang hampir sama yaitu menjadi seorang ibu. 

 Marlia Hardi sangat terkenal dengan imej bijaksana. Hampir di setiap film atau sandiwara yang dia perankan, selalu mendapat karakter ibu. Tak heran dunia film di masa itu menjuluki Marlia sebagai pemain karakter peran ibu. Selama berkarier di industri hiburan sejak 1950 sampai 1983, dia tercatat telah membintangi lebih dari 78 film. Dia juga sempat meraih penghargaan sebagai Pemeran Pendukung Wanita Terbaik di Festival Film Indonesia (FFI) 1967 untuk film Petir Sepandjang Malam dan mendapat nominasi untuk Pemeran Utama Wanita Terbaik di FFI 1981

Marlia Hardi dalam hidupnya pernah menikah dua kali. Sayangnya, pernikahan tersebut tidak langgeng. Pernikahan pertama dengan  Hardjo Samidi terpaksa diakhiripada 1956. Selang tiga tahun Marlia menikah lagi dengan Zaenal Arifin. Pernikahannya hanya berlangsung sebentar saja, kemudian berpisah karena Marlia dilarang main film. 

Karier sebagai pemeran dimulai ketika bermain dalam film Untuk Sang Merah Putih (1950). Selanjutnya ia berperan dalam Selamat Berjuang, Masku! (1950), Tenang Menanti (1952), Kalung Mutiara (1960), dan Ajati (1954). Sampai tahun 1978 telah membintangi 50 film, dengan peran sebagian besar sebagai tokoh "ibu".

Namanya kian terkenal di publik ketika menjadi pemeran utama sebagai "Bu Mar" dalam sandiwara di TVRI Keluarga Marlia Hardi yang ditayangkan sore hari di TVRI sejak 1973. Hingga meninggalnya pada tahun 1984, sandiwara televisi ini masih tayang meskipun telah ditinggalkan oleh dua tokoh lainnya, "Pak Awal" (Awaluddin, wafat 1980) dan "Didu" (Musa Sanjaya, mengundurkan diri tahun 1978). Episode terakhir, "Surat Kaleng" ditayangkan 10 Juni 1984.


Marlia Hardi meninggal  pada 18 Juni 1984, dan setelah kematiannya ia meninggalkan tujuh surat perpisahan kepada tujuh orang temannya. Surat-surat tersebut menyimpan isyarat-isyarat tersendiri.  Hingga sekarang film-filmnya masih dapat di kenang dan di tonton dan seolah-olah sosok ibu sederhana dengan muka melas tersebut seakan masih hidup. 

(dikutip dari berbagai sumber)

Filmografi

  • Mendung Tak Selamanya Kelabu
  • Musim Melati (1950)
  • Selamat Berdjuang, Masku! (1951)
  • Kenangan Masa (1951)
  • Pelarian Dari Pagar Besi (1951)
  • Di Tepi Bengawan Solo (1951)
  • Si Pintjang (1951)
  • Gadis Olah Raga 1951
  • Pelarian Dari Pagar Besi 1951
  • Siapa Dia 1952
  • Pulang 1952
  • Tenang Menanti 1952
  • Terimalah Laguku 1952
  • Arjati 1954
  • Melarat Tapi Sehat 1954
  • Si Melati 1954
  • Oh, Ibuku 1955
  • Dibalik Dinding (1955)
  • Oh Ibuku (1955)
  • Dibalik Dinding 1955
  • Sendja Sejati 1957
  • Sendja Indah" (1957)
  • Tjambuk Api 1958
  • Kalung Mutiara 1960
  • Si Kembar (1961)
  • Anak-Anak Revolusi (1964)
  • Minah Gadis Dusun (1966)
  • Mahkota" (1967)
  • Piso Komando (1967)
  • Petir Sepandjang Malam (1967)
  • Tuan Tanah Kedawung 1970
  • Pendekar Sumur Tudjuh 1971
  • Lampu Merah 1971
  • Tanah Gesang 1971
  • Hostess Anita (Sendja Selalu Mendatang) 1971
  • Kabut di Kintamani 1972
  • Cukong Bloon 1973
  • Tabah Sampai Akhir 1973
  • Hamidah 1974
  • Sisa-Sisa Laskar Pajang 1974
  • Tangisan Ibu Tiri 1974
  • Calon Sarjana 1974
  • Senyum dan Tangis 1974
  • Dikejar Dosa 1974
  • Batas Impian (1974)
  • Selalu Dihatiku (1975)
  • Anak Emas 1976
  • Cinta Abadi (1976)
  • Para Perintis Kemerdekaan 1977
  • Cintaku Tergadai 1977
  • Gaun Hitam 1977
  • Duo Kribo 1977
  • Raja Dangdut 1978
  • Zaman Edan 1978
  • Kerinduan 1979
  • Puspa Indah Taman Hati 1979
  • Si Ayub dari Teluk Naga 1979
  • Milikku 1979
  • Cubit-Cubitan 1979
  • Kau dan Aku Sayang 1979
  • Camelia 1979
  • Busana dalam Mimpi 1980
  • Kembang Semusim 1980
  • Seputih Hatinya Semerah Bibirnya (1980)
  • Aduhai Manisnya 1980
  • Kembang Padang Kelabu 1980
  • Anak-Anak Tak Beribu 1980
  • Begadang Karena Penasaran (1980)
  • Aladin dan Lampu Wasiat 1980
  • Irama Cinta 1980
  • Bukan Impian Semusim 1981
  • Lima Sahabat 1981
  • Kereta Api Terakhir 1981
  • Merenda Hari Esok 1981
  • Orang-Orang Sinting 1981
  • Intan Mendulang Cinta 1981
  • Sundel Bolong (1981)
  • Buaya Putih 1982
  • Titian Serambut Dibelah Tujuh 1982
  • Anakku Terlibat 1983

No comments:

Post a Comment