Awalnya sinetron seri KEDASIH yang bernafaskan remaja ini untuk TVRI. Rupanya, proses di layar gelas milik pemerintah itu masih terkatung-katung. Ketika TPI belum lahir, sang sutradara H. Alfadin dan penulis skenario Bung Smes cukup bersabar, ketika TPI lahir, si empunya cerita dan calon sutradara hilang kesabaran lalu melarikan idenya ke TPI. TPI "acc", tak lama kemudian dilakukan kontrak kerjasama dengan PT. Sal Putra Utama Film Production, setahap telah di capai, H. Alfading sebagai dalang semakin bersemangat. Di lakukan riset kecil kecilan tentang pelakon. Di putuskan umumnya pelakon muka-muka baru di tambah pelakon tua.
"Kombinasi ini dilakukan supaya artis baru dapat pelajaran dari artis tua. Ternyata selama suting tidak mengalami hambatan. Kerjasama artis tua dan muda berjalan mulus," kata H Alfadin dilokasu suting Sukabumi.
"Kedasih" cukup menarik untuk menjadi sebuah tontonan. Setiap episode, penulis mencoba mengadakan renungan kecil bagi remaja sebagai titik sasaran. Tidak hanya kontiniti suasana yang harus di jaga, tapi juga kontiniti karakter, "benang merah" satu episode dan episode lain harus menyambung. Dan biasanya membuat sinetron tidaklah dalam studio seperti TVplay. Sinetron seri dikerjakan bertahap, tidak sekaligus berjalan. ini sudah ciri sinetron seri.
Sinetron seri biasanya pula secara samar tersirat pesan-pesan dari pihak pembuat. Terkadang, membuat tidak enak, penyampaian pesan terlalu vulgar, norak dan terang-terangan.
Lalu, apa sih menariknya "Kedasih".
"Kami mencoba melakukan pendekatan pada remaja. Di saming tetap menghadirkan cerita yang terbaik setiap episode," kata H. Alfadin. Bisakah itu menjadi jawaban?
"Usaha kami maksimal. Dalam kru pak H Alfadin memberikan kepercayaan kepada orang muda. Dalam "Kedasih" kami dapat menimba pengalaman," kata Dasa Warsa, selaku asisten sutradara alumni IKJ Fakultas Seni Peran.
"Kedasih" tahap pertama telah selesai di garap enam episode. Menghabiskan 36 hari suting, dengan biaya perepisode 17 juta rupiah. Akhir bulan Juni 1991 telah pula melakukan suting tahap kedua dengan lokasi suting di tempat sama, Sukabumi, Pelabuhan Ratu dan sekitarnya.
Kedasih tayang setiap Jumat Pagi jam 9.30 di TPI. Tayangan Episode pertama, 28 Juni 1991 yang berjudul : Dusta Sang Pengantin disusul kemudian tayangan berikutnya, Sejoli Boneka, Tak Selamanya Bisa Tersenyum, Memburu Cakrawala, Masih ada Duri dan Episode ke enam Badai Badaipun Usai.
Sinetron Kedasih dibintangi oleh Vinni Alfionita sebagai Kedasih, Dasa Warsa sebagai Sambudi, Rahman Yacob sebagai Barot, Hendra Cipta sebagai Kriyo Menak, Mien Brodjo sebagai Bu Basri, Harun Syarif sebagai Pak Basri, Ina Hariyadi sebagai Bu Kriyo Menak, Yanti Damayanti sebagai Hilda, Poppy sebagai Zanna, Diar Sebagai Anis, Erlangga Roso sebagai Haka, Jack Maland sebagai Pano, dan Ratna sebagai Bu Nani.
Sebagai kerabat kerja : Victor (Kameramen), Peter (Tata Lampu), Dimas Dewa (Skrip), Djunaidy (Artistik) R Mono WS (Properti) Adi (unit manager) dan Das Warsa (Asisten Sutradara)
~Sumber MF~