JUDUL FILM : DARAH
DAGING
SUTRADARA : INDRA
WIJAYA
PRODUSER : LAJU
FATFANI
PRODUKSI : PT.
BALU JAYA FILM
PENULIS :
INDRA WIJAYA, ASMARAMAN
TAHUN PROD : 1977
JENIS :
FILM DRAMA
PEMAIN : DRG
FADLI, DORIS CALLEBOUT, CHERRY IVONE, DARUSSALAM, AMINAH CENDRAKASIH, HADISYAM
TAHAK, FARIDA PASHA
SINOPSIS :
Film Darah Daging adalah produksi tahun 1977, dengan
setengah alur mundur. Artinya setengahnya merupakan alur mundur atau kilas
balik dari kejadian yang diceritakan.
Keluarga Suroto (Drg Fadly) dan Istrinya (Farida Pasha )
adalah sebuah keluarg yang dingin. Semenjak kelahiran anak pertama mereka,
Jono, komunikasi antara Suroto dengan istrinya berlangsung dingin. Suroto dianggap terlalu lemah terhadap
istrinya oleh anaknya. Kerjaannya hanya di rumah saja dan baca Koran, sementara
itu istrinya justru sering bepergian dengan teman-teman komunitasnya. Bahkan
suatu saat di ketahui oleh anaknya, kalau istrinya pergi dengan anak muda.
Kehidupan Suroto yang dingin, akhirnya berubah ketika ia
mengenal seorang penyanyi night klub bernama Puspasari(Doris Callebout) asal
Solo. Perkenalan dengan Puspasari membuat Suroto semakin bersemangat dalam
menjalankan hidup. Ia sering pulang malam, dan berangkat pagi-pagi. Hingga
akhirnya teman-teman Jono mengetahui kalau Pak Suroto sering ke night club dan
juga pergi mengantar ke rumah penyanyi tersebut. Hal ini di adukan pada nyonya
Suroto. Mendengar cerita tersebut, Nyonya Suroto menyuruh Puspasari untuk
menjauhi suaminya, agar tidak mengganggu kebahagiaannya. Puspasari tersinggung,
karenanya dan menyuruh Nyonya Suroto untuk meninggalkan rumahnya.
Sementara itu Suroto yang mengenal Puspasari hanya sebetas
cinta karena kasihan pada nasib Puspasari, pun akhirnya mengetahui siapa
sebenarnya Puspasari. Ia adalah darah dagingnya sendiri.
***
Di ceritakan, pada jaman dulu hiduplah Darmi(Doris
Callebout) yang merupakan pembantu rumah tangga di rumah tuan dan nyonya Danu,
pemiliki kost-kostan. Adalah Dedi (Drg Fadli) salah seorang penghuni kost
tersebut. Dedi adalah seorang mahasiswa di suatu perguruan tinggi. Sementara
itu tuan dan nyonya Danu juga masing-masing memiliki urusan sehingga komunikasi
keduannya juga tidak baik. Seringkali tuan Danu pulang malam, sementara
istrinya sudah tidur.
Pada suatu malam, tuan Danu yang merasa kesepian berusaha
memperkosa Darmi, namun akibat teriakan Dedi yang memanggil Darmi akhirnya
usaha tuan Danu pun gagal. Dedi memergoki perbuatan tuan Danu namun
membiarkannya saja. Akhirnya Darmi menceritakan kejadian tersebut pada Dedi.
Tanpa disadari keduanya pun akhirnya melakukan hubungan suami istri.
Sementara itu Nyonya Danu yang juga kesepian akhirnya
berusaha merayu Dedi untuk melayani nafsunya, namun Dedi menolaknya. Merasa
jengah dengan hal tersebut akhirnya Dedi pergi dari kost tersebut tanpa pamit.
Kejadian ini membuat heran tuan Danu, karena Dedi pergi tanpa pamit.
Sepeninggal Dedi, Darmi akhirnya hamil akibat perbuatan Dedi. Singkat cerita
Darmi akhirnya melahirkan seorang putri dan dibawanya pulang ke Solo. Sesampai
di Solo ia disambut gembira oleh kakaknya Darmo. Namun tidak dengan istrinya
(Aminah Cendrakasih). Istri Darmo tidak suka kehadiran Darmi, apalagi dengan
membawa seorang anak tanpa ayah. Darmi akhirnya pergi dari rumah Darmo dalam
keadaan hujan, menuju rumah nenek Ira. Akibat penderitaan tersebut, akhirnya
Darmi melacurkan diri, iapun akhirnya di peristri oleh Lurah Suwarso (Hadisjam
Tahak). Namun belum juga ia mereguk kebahagiaan, Darmi hampir di perkosa oleh
teman suaminya. Karena membela Darmi, Lurah Suwarso akhirnya harus tewas.
Pasca kematian Suwarso, Darmi kembali menjadi pelacur dan
melayani lelaki hidung belang yang ternyata adalah teman dari Dedi. Darmi
bertemu Dedi, namun Dedi menolak bertanggungjawab pada anaknya dan menganggap
kalau Darmi adalah pelacur yang sudah ribuan orang dilayani. Dedi menolak
kehadiran Darmi. Akibat kekecewaan tersebut, akhirnya Darmi bunuh diri dengan
cara gantung diri.
Di akhir kisah, akhirnya Keluarga Suroto yang ternyata juga
adalah Dedi pergi kemakam Darmi bersama anak dan istrinya serta Puspasari.