Pertengahan Juli lalu, Majalah film bersama 20 wartawan film ibukota, selama tiga hari mengikuti Imam Tantowi ke Pusat Latihan Gajah (PLG), Karangsari, Way Kambas, Lampung Tengah, Tantowi, Sutradara film aksi itu memang sedang merampungkan pembuatan film kolosalnya: "Saur Sepuh, Satria Madangkara" di daerah yang penduduknya mayoritas suku Jawa itu.
Disertai puluhan kru dan para pemainnya seperti Elly Ermawaty, Anneke Putri, Fendy Pradana, Lamting, Hengky Tornando, Atut Agustinanto, Atin Martino dan lain-lain, Tantowi berbaur dengan puluhan figuran yang diambilnyadari penduduk setempat plus gajah-gajah yagn mulai jinak di PLG itu. "Ini suting terakhir Saur Sepuh yang mengambil adegan peperangan antara pasukan Majapahit yang menunggang Gajah dengan pasukan kerajaan Pamotan, "Ujar Tantowi.
Dan Adegan itulah yang selama tigah hari, dari pagi hingga malam, di sut kameramen Herman Soesilo di Way Kambas. Ada temboktinggi kerajaan Majapahit yang panjangnya 26 meter dan tingginya 8 meter, terbuat dari lukisan triplek, Lalu ada belasan ekor kuda dan lima ekor gajah serta puluhan figuran.
Mengambil adegan yang serba kolosal itu, tak urung Tantowi naik pitam, Betapa tidak, puluhan orang di harapkannya menuruti komandonya. Tapi dasar para figuran itu awam terhadap dunia film, begitu tantowi teriak "CUT" mereka masih saja berkelahi dengan pasangannya. Atau belum lagi Tantowi teriak "ACTION!", mereka sudah mendahului berakting. Tak heran kalau Tantowi sambil melap keningnya yang penuh keringat, karena cuaca memang sangat panas, harus berkali-kali mengulang adegan.
Belum lagi kuda-kuda yang ketakutan ketika bertemu dengan gajah-gajah pasukan Majapahit. Begitu Tantowi berteriak action dan kamera mulai bekerja, eh kuda-kuda tunggangan para Ksatria Madangkara itu lari ketakutan saat di depannya melintas gajah-gajah itu. Terpaksa Tantowi pakai cara lain, kuda-kuda itu di pegangi oleh para pemiliknya.
Suting film yang sampai selesainya memakan waktu hingga 5 bulan itu, di Lampung agaknya merupakan suting puncaknya setelah di Sumba, Pangandaran dan Jakarta. Malam terakhir suting, seluruh kru dan Tantowi sendiri jadi kalang kabut karena muncul seekor gajah liar yang sempat memutus kabel diesel.
Rupanya baik Tantowi maupun pawang-pawang gajah yang ada di Way Kambas, tidak lebih dulu kompromi dengan 3.000 ekor gajah liar yang masih berkeliaran di lokasi suting itu.
Syukur, Sanga Noppharwan, seorang pawang Gajah asal Thailand, berhasil menghalau gajah liar itu, jika tidak?" Bisa-bisa suting di Way Kambas di tambah waktunya," tutur seorang kru Tantowi.
Selain Tantowi, selama tiga hari itu ada juga yang cukup repot, Elly dan Anneke karena terpaksa memenuhi permintaan foto bersama dari para penduduk setempat. Kerja tambahan yang menyenangkan, Tentu! - Susdha
Di kutip dari bonus Majalah Film No. 056/24 tanggal 20 Agustus - 2 September 1988
artikel ini juga sudah tayang di fanspage facebook Komunitas Pecinta Film Indonesia Jadul
No comments:
Post a Comment