Showing posts with label CD Rilisan Malaysia. Show all posts
Showing posts with label CD Rilisan Malaysia. Show all posts

Tuesday, April 29, 2014

Haruskah Membeli CD Karya Anak Bangsa dengan Mengimpornya? ; Sebuah Keprihatinan

CD keluaran Malaysia yang kini bertengger di Beberapa Toko Kaset di Indonesia
Dalam beberapa bulan ini, seperti biasa saya jalan-jalan di toko kaset/CD dengan nama terkemuka di Jakarta. Di bilangan Jakarta Pusat, dan sudah beberapa kali saya lihat CD dengan artis Indonesia tapi dengan hologram negeri tetangga nongol di toko tersebut. Yang pernah saya temui adalah CD Andi Liany, CD Kantata, CD Nicky Astria dan CD Atik CB. CD tersebut di banderol antara 75rb sd 125rb Rupiah dengan label dan produksi Malaysia.  Boleh dibilang CD CD tersebut merupakan CD album artis yang bersangkutan dan sudah tidak ada satupun label/keluaran Indonesia yang memproduksinya.

Memang ini menjadi keprihatinan tersendiri bagi saya yang juga gemar membeli CD album. Original itu sudah pasti. Langka dan tentu album-album yang sudah tidak edar lagi di Indonesia.

Industri musik tanah air memang sudah semakin menurun, dan satu persatu toko kaset mulai bertumbangan. Yang baru-baru ini tutup adalah Aquarius Mahakam, sebuah gerai musik yang sangat terkenal namun tidak bisa bertahan karena dilindas oleh jaman. Kemudahan teknologi digital (internet) menurut saya merupakan salah satu penyebab matinya industri musik tanah air. Kebiasaan download gratis juga merupakan habit masyarakat yang sulit untuk dibendung. Karena download dapat di lakukan kapan saja, apalagi teknologi handphone saat ini sudah bisa digunakan untuk browsing internet meski handphone murah. Selain juga kini penjualan lagu juga dapat dibeli di iTunes.

Pemasaran CD kian susah dan masyarakat kian malas untuk ke gerai musik. Dulu banyak gerai musik yang bisa di temui seperti Disctarra, Duta suara, Musik + , namun kini gerai musik tersebut juga sudah mulai langka dengan. Ditambah lagi para artis/penyanyi yang kini sudah menggaet restoran cepat saji sebagai tempat penjualan albumnya menyebabkan pemasaran di gerai musik untuk album yang bersangkutanpun tidak bisa ditemui. Hal ini juga yang tentu saja mempengaruhi  sepinya pengunjung gerai musik.

Satu pertanyaan yang perlu di ungkapkan adalah, apakah label musik tanah air sudah tidak bisa memproduksi lagi album-album lama sehingga kini bermunculan album-album artis Indonesia yang harus di impor dulu ke Malaysia untuk kemudian di beli dan dipasarkan di Indonesia? akh...... rasanya saya tidak terima dengan keadaan ini, karena seharusnya label di Indonesia mampu memproduksi ulang CD-CD rilisan lama, sehingga kita tidak perlu membeli rilisan Malaysia.

Tapi siapa yang peduli? ongkos produksinya mahalkah? atau ribet harus ijin sana sini? terus siapa yang bisa mengatasi keadaan ini, haruskah ada campurtangan dari pemerintah? rasanya kegalauan ini sulit untuk terjawab.

Ironis ketika kita harus membeli album artis negeri sendiri sementara produksi luar negeri............

Namun demikian, saya tetap mengapresiasi terhadap toko kaset/CD yang masih bertahan hingga sekarang karena tuntutan pasar yang kian menurun.

#GALAU #