Pertarungan Iblis Merah |
Judul Film :
Pertarungan Iblis Merah
Sutradara :
Denny HW
Produser :
Handi Muljono
Produksi :
PT. Kanta Indah Film
Tahun Produksi : 1988
Pemain :
Barry Prima, Advent Bangun, Aznah Hamid, Krisno Wijaya, Yuli Martha, Baharuddin
bin Haji Omar, Sutrisno Wijaya,
Sinopsis :
Markoni (Barry Prima) alias Iblis Merah tinggal bersama
istrinya Ningrum (Aznah Hamid) di sebuah lembah arum di pinggir kali bersama
Iyem. Tempat Terpencil yang susah untuk dikunjungi, hingga akhirnya suatu hari
datanglah Karto (Baharuddin bin Haji Omar) teman lama Markoni. Markoni yang
ternyata adalah bekas penjahat tersebut bertemu dengan Karto. Karto datang
tidak lain adalah ingin mengajak kembali Markoni untuk bekerjasama seperti dulu
dalam kejahatan disamping juga menanyakan hasil kejahatan terakhirnya yang ada
kitab Gembul Slawi, sebuah kitab berilmu hitam. Namun niatan Karto ditolak oleh
Markoni. Meski Markoni mengetahui ada kitab tersebut, akan tetapi ia berusaha
menutupinya.
Markoni pun gelisah setelah kedatangan Karto. Melihat kegelisahan
suaminya, Ningrum pun menanyakan tentan apa yang terjadi dengan sikap suaminya.
Akhirnya Markoni membuka jatidirinya yang adalah mantan seorang perampok.
Markoni insyaf setelah merampok sebuah keluarga dan membunuh anak perempuannya.
Kelompok Markoni dikenal dengan Iblis bermuka Merah.
Sementara itu Karto yang merasa usahanya gagal untuk
membujuk Markoni, akhirnya menyuruh anak buahnya Donggala(Advent Bangun) dan Setan Kembar
serta anak buah lainnya untuk menyatroni rumah Markoni. Tujuannya adalah unguk
menghabisi Markoni dan Istrinya. Istrinya Ningrum dan Iyem dibunuh dan
diperkosa ketika Markoni sedang tidak berada dirumah. Peta harta kekayaan hasil
rampokan Markoni berhasil di rebut dari tangan Ningrum. Markoni pun meraba
siapa yang telah melakukannya ketika mendapati harta yang di simpannya sudah
tidak ada.
Untuk menuntut balas akan kematian istrinya, Markoni
akhirnya pergi mengembara untuk mencari pelaku yang telah memperkosa dan
membunuh istrinya. Didalam pengembaraanya ia bertemu dengan Mawi Payung (Krisno
Wijaya) yang sedang menolong seorang pedagang yang tengah dirampok. Ketika
pedagang itu menemukan gelang dan diserahkan pada Mawi Payung. Melihat gelang
yang sedang di pegang oleh Mawi Payung, Markoni yang tengah bersembunyi
akhirnya keluar dan menyerang mawi Payung karena menganggap Mawi Payung adalah
pelaku kejahatan terhadap istrinya. Maka terjadilah duel antara keduanya.
Hingga akhirnya setelah melihat gelang yang berbeda, Markoni membatalkan untuk
membunuh Mawi Payung. Akhirnya keduanya pun yang hanya salah paham, menjadi
teman. Karena ternyata Mawi juga mempunyai nasib yang sama dengan Markoni,
Istrinya dibunuh dan anaknya diculik untuk dijadikan selir oleh Raden Arya
Geni. Akhirnya keduanya pun sepakat untuk mencari Aria Geni untuk membuat
perhitungan.
Dalam perjalanannya Mawi Payung berhasil membunuh Maguwo
alias si mata satu yang telah menculik anaknya sekaligus sebagai salah satu
pelaku pemerkosa Iyem pembantu Markoni. Satu persatu pemerkosa dan pembunuh
istrinya berhasil di tumpas oleh Markoni.
Dan Akhirnya Markoni bertemu dengan Donggala. Donggala membeberkan bahwa
bukan dialah dalang pembunuhan keluarga Iblis merah, akan tetapi Raden Arya
Geni. Donggalapun mengajak Markoni untuk bersama-sama menghadapi Arya Geni dan
hartanya untuk Markoni. Akan tetapi Markoni menolak dan bertekad akan membunuh
siapapun orang yang telah mempunyai andil untuk membunuh istrinya.
Akhirnya
keduanya terlibat perkelahian yang sengit. Donggala akhirnya tewas ditangan
Markoni.
Markoni bertanya-tanya siapakah Arya Geni sebenarnya, karena
selama ini ia merasa belum pernah mengenal siapa Arya Geni. Sementara Mawi Payung yang terlebih dahulu
bertemu dengan Arya Geni akhirnya harus menemui ajalnya akibat dibunuh oleh Arya
Geni. Markoni pada akhirnya bertemu
dengan Raden Arya Geni yang tidak lain adalah Karto. Akhirnya keduanya pun terlibat perkelahian.
Kemampuan ilmu keduanya pun imbang. Namun Markoni yang berhati bersih akhirnya
lebih unggul dan berhasil membunuh Raden Arya Geni.
****
Barry Prima dipasangkan dengan Advent Bangun yang sama-sama
actor laga, akan tetapi sayang sekali Advent Bangun hanya sebagai pelengkap,
sehingga meski terlibat perkelahian akan tetapi perkelahiannya tidak seseru
antara musuh dengan musuh. Namun demikian film ini tetap layak untuk ditonton
kok.