Tuesday, February 17, 2015

The Power of Perfume


Koleksi parfum yang pernah aku pakai
Tampil wangi bagi seorang laki-laki dengan aroma maskulin jelas menjadi sebuah keharusan dengan aroma pilihan yang berbeda bagi setiap orang. Menjadikan tubuh wangi saat ini menjadi sebuah keharusan, apalagi jika memiliki aroma bau badan yang cukup menyengat, parfum menjadi salah satu pilihan untuk menetralisir bau badan. Wangi adalah sebuah kata yang digambarkan dengan aroma indah yang enak dicium. Tampil wangi tentu saja yang tidak berlebihan dan bukan wangi yang menyengat menjadikan rasa percaya diri akan bertambah. Laki-laki dan perempuan biasanya memiliki keharuman yang berbeda. Bagi seorang laki-laki seperti saya tentu saja, parfum adalah sebuah keharusan. Dari berbagai merek yang pernah saya coba, dari merek mahal, merek murah atau cuma parfum isi ulang pun pernah di coba. Pencarian jatidiri terhadap sebuah parfum coba-coba memang tidak selamanya cocok dengan bau badan kita. Alih-alih memakai parfum bertambah wangi malahan akan menjadi menyengat baunya kalau pilihan 'rasa' yang kita pakai tidak cocok dengan tubuh kita.
Dari beberapa pencarian akhirnya jatuh cinta sama ini parfum

Mencoba harum

Berbagai pilihan aroma parfum tersedia, dari yang soft maupun yang strong, dari yang enak dipakai pada siang hari, maupun malam hari haruslah jeli untuk dipilih. Menjadi bunglon dengan memakai parfum gonta ganti bagi saya adalah sebuah hal tabu. Kenapa saya katakan demikian? karena saya akan kehilangan jatidiri dengan bergonta ganti parfum . Bau khas parfum yang di pakai akan menjadi daya tarik tersendiri, atau boleh jadi dengan aroma parfum yang kita pakai maka orang akan langsung mengenali siapa kita.

Ketika kita lewat sekelebat dan orang langsung mengenali dari parfum yang kita pakai itu sebuah kisah seru bukan? hehe..

Ngomongin parfum dari berbagai merek, saya sendiri cocok untuk memakai parfum keluaran evaflor, Whisky Silver For Men tentu saja. Meski beberapa kali berganti parfum namun aroma Whisky silver dengan keharuman kombinasi citrus, woody dan marine mampu membuat hati ini kepincut untuk terus memakainya. Aroma yang soft namun maskulin merupakan aroma yang enak. Harga parfum inipun tidak terlalu mahal dan terjangkau kantong. Ketika kita memiliki ciri khas dengan aroma parfum yang sudah melekat tentu akan sayang ketika ganti parfum dan kembali menjalani penyesuaian. Memang sih kalau untuk cari suasana lain kadang-kadang saya pribadi suka ganti parfum juga tapi tetap dengan pilihan aroma soft, gak jauh beda dengan aroma whisky silver itu sendiri.

Oh ya ini bukan promosi lho, namun bagi kaum pria perlu di coba ini parfum. Recomended lah pokoknya. Rasa percaya diripun makin bertambah dengan parfum ini. Ada yang makai parfum ini juga gak? Parfum memiliki kekuatan tersendiri dari setiap pemakainya.

Tuesday, February 3, 2015

Floating Market Lembang, Wisata Alam dan Kuliner di Bandung Utara

Floating Market Lembang
Anda berkunjung ke kota Bandung? atau Bosan dengan suasana kota Bandung yang kian hari kian macet. Atau butuh suasana lain daripada sekedar wisata belanja di Jalan Riau?. Di Bandung utara tepatnya di lembang ada tempat wisata dengan konsep pasar apung atau Floating Market yang wajib di kunjungi ketika berkunjung ke kota Bandung. Selain Pemandangannya yang dapat memanjakan mata setelah lelah dengan aktifitas sehari-hari, di Floating market lembang ini merupakan salah satu pilihan yang tepat untuk di kunjungi.
Lambang koin di Floating Market

Santai sejenak

Memandang jauh

Pemandangan alamnya oke...

Bagi para wisatawan terutama luar Bandung, daya tarik floating market di lembang ini menjadi satu-satunya daya tarik pasar apung yang ada di bandung.  Memang pasar apung yang ada di Lembang ini bukanlah pasar apung tempat penjualan sayur mayur atau buah-buahan atau hasil bumi dan laut lainnya yang dijual seperti yang ada di pasar apung di Pontianak yang berada di Kalimantan, namun floating market Lembang adalah merupakan pasar apung yang menjual aneka jajanan yang dijual dengan menggunakan perahu yang sudah di sediakan oleh pengelola. Jika ada yang pernah ke floating Market di luar negeri seperti Thailan, floating market di lembang ini memiliki kemiripan yakni menjual aneka jajanan yang dapat dinikmati oleh pengunjung, aneka camilan yang dapat di nikmati sambil melihat pemandangan di luar.

Konsep floating market lembang sendiri dibuat dengan konsep alam yang bersahabat , sebagai contoh kita dapat melihat tanaman padi yang sengaja ditanam untuk kemudian di panen ketika umur padinya sudah tua.  selain itu juga tersedia arena bermain anak, sehingga dengan kedatangan kita ke floating market maka tidak hanya orang tua atau dewasa saja yang terpenuhi hasrat untuk menikmati alam sekitarnya namun anak-anak juga mampu bermain karena tersedia arena bermain anak. Dan uniknya di floating market ini mereka hanya menerima uang dalam bentuk koin yang dapat ditukar di outlet tertentu sehingga dalam bertransaksi  harus menggunakan koin. Nilai rupiah yang di sediakan ada 20rb, 50rb  dan juga seratus yang akan di gunakan sebagai nilai tukar di floating market.

Setelah kita menukarkan sejumlah uang untuk dapat membeli barang-barang yang ada di floating market.  Harga tiket masuk floating market juga cukup murah. Begitu masuk maka kita berhak untuk menukar tiket dengan softdrink yang telah di sediakan oleh pengelola. Untuk selanjutnya maka kita masuk untuk dapat melepas lelah sambil menikmati aneka jajanan.

Selain aneka jajanan yang dapat di nikmati, pengunjung juga dimanjakan untuk menyewa sepeda air maupun kereta air yang akan membawa pengunjung mengelilingi danau yang ada di floating market.
Keindahan pemandangan floating market  di lembang demgan aneka wisata kulinernya patut untuk di coba.

Sepeda air floating market

Floating Market Lembang

Floating market Lembang

Mencoba naik kereta air

Pemandangan floating market




Wednesday, January 21, 2015

BERWISATA DENGAN SUASANA PETERNAKAN KUDA DI DE' RANCH LEMBANG

Bersama keluarga
Bosan dengan suasana kota dan hanya bermain dari mal ke mal? atau kalau di Bandung bosan dengan berbelanja dari FO ke FO?  Wisata yang satu ini perlu di coba. De Ranch merupakan salah satu alternatif wisata alam dengan suasana peternakan kuda memberikan pengalaman berwisata ditengah kesejukan udara lembang dengan view gunung yang indah dan biru. Namun disaat cuaca sedang tidak beruntung, suasana view gunung akan tertutup kabut dan ini justru menambah suasana yang indah.

De Ranch terletak di Jl. Maribaya No. 17, Lembang - Bandung. Bagi warga diluar Bandung dapat menjangkaunya baik melalui Subang maupun melalui Bandung. Perjalanan cukup mudah untuk di gapai.  Yang unik dan menjadi ikonik bagi De Ranch tentu saja adalah wisata dengan menaiki kuda dengan dandanan ala Koboi yang sudah di sediakan oleh pengelola membuat pengunjung merasa di suasana koboi.
Begitu masuk, pengunjung akan di sambut dengan welcome drink berupa susu segar yang tentu saja akan memberikan rasa nikmat dan sehat.

Pemandangan alam yang terbentang dengan latar peternakan kuda langsung terlihat, membuat mata yang lelah akan langsung segar, apalagi bagi yang membawa anak-anak tersedia juga permainan yang lengkap.  Dari kejauhan kita juga dapat melihat peternakan sapi perahnya. Permainan yang di tawarkan cukup banyak. Ada petualangan mendulang emas secara tradisional , naik kuda ala koboi, naik delman, trampolin dan lain-lain. Juga tersedia permainan anak yang gratis seperti prosotan . Pengunjung juga dimanjakan dengan aneka kuliner dan jajanan disamping juga tersedia toko oleh-oleh sebagai buah tangan setelah berwisata.
Bagi yang muslim, jangaan kuatir karena tersedia mushola yang cukup asri di lantai 2 dan lantai bawah.
Ingin berwisata kesini? tak perlu jauh yang penting mampu menyegarkan pikiran dan suasana hati.
Menikmati welcome drink

Pemandangan dari pintu masuk, sayangnya karena cuaca mendung, gunungpun terlihat tertutup kabut

Salah satu arena bermain

Arena mendulang emas

Berlatih naik kuda di peternakan kuda

Joki

ala peternakan kuda

Bertopi Koboi

Arena permainan air

Kuda di peternakan

Bermain

Penunggang kuda

Alisha Kecapean bermain

Arena bermain

Arena bermain


Friday, December 19, 2014

PENDEKAR TONGKAT EMAS, MAMPUKAH MENGANGKAT KEMBALI KEJAYAAN FILM LAGA INDONESIA?



Pendekar Tongkat emas

Ada yang lain di bioskop minggu ini dengan hadirnya film ‘silat’ Pendekar Tongkat Emas produksi Miles Film dan KG studio. Sebuah kerjasama yang solid untuk menghadirkan karya yang patut untuk ditunggu-tunggu.  Sebelumnya ada Gending Sriwijaya yang saya anggap dapat menjadi film dengan genre laga namun masih jauh dari ekspektasi saya karena Gending sriwijaya cara berantemnya boleh dibilang modern sedangkan Pendekar tongkat emas menghadirkan sisi laga ‘klasik’ namun tidak ketinggalan jaman. Terlepas dari cara berantemnya yang dianggap kungfu namun bagi penulis, Pendekar tongkat emas tetaplah sebagai film silat/laga masa kini. Tapi tetap saja ini bagi saya adalah film Silat bukan film Kungfu.

Film Silat/laga Indonesia pernah merajai bioskop pada era 80an meski masih berimbang dengan film-film drama, namun produksi film Silat tidak pernah berhenti dengan hadirnya ikon laga kala itu Barry Prima. Kini dengan hadirnya Film Pendekar Tongkat emas, mampukah film ini mengangkat kembali kejayaan film laga?

Terlepas dari kostum yang digunakan, Pendekar tongkat emas menjadi harapan baru bagi saya sendiri khususnya sebagai pecinta film laga nasional. Pendekar Tongkat emas dengan producer Mira Lesmana yang selalu menghadirkan karya-karya bagus bersama co producer Riri Riza juga mampu membawa film ini lebih dari ekspektasi yang penulis harapkan. Dengan menggandeng pemain-pemain muda berbakat seperti Reza Rahardian dan Nicholas saputra yang sudah tidak di ragukan lagi aktingnya untuk film-film drama, juga ada pemain pendatang baru Tara Baso dan Eva Celia Lesmana yang lebih sering bermain di film drama membuat penulis tidak berani untuk terlalu berharap dengan hasil film ini, Namun demikian langkah Mira Lesmana atau Mirles saya panggil ternyata berbuah manis dengan berhasil membawa pemain-pemain tersebut untuk keluar dari ‘pakem’ yang selama ini mereka mainkan. Bermain film drama jelas berbeda dengan bermain film laga. Namun sebagai seorang pelakon mereka dituntut untuk bisa memainkan peran apapun dalam sebuah film. Dan itu dapat mereka buktikan dengan hasil acting mereka di film Pendekar Tongkat emas yang tidak mengecewakan. Hal ini tentu saja tidak terlepas dari campur tangan Mira Lesmana dan Riri Riza.  Ifa Ifansyah sebagai sutradara muda juga memberikan arti yang dalam di film ini. Karena tanpa campurtangan sutradara yang baik, maka film akan dibuat asal-asalan.

untuk ukuran film laga, film ini saya bilang bagus dengan pemain yang berlatar belakang pemain drama, film ini cukup berhasil  membawa penonton menyelami jalan ceritanya. 

Pendekar Tongkat emas atau The Golden Cane Warrior menyapa penonton Indonesia sejak 18 Desember 2014, tentu saja bagi pecinta film Nasional hal ini jangan sampai terlewatkan.

Pendekar tongkat emas ditulis oleh Jujur Prananto, Mira Lesmana, Ifa Isfansyah dan Seno Gumira Ajidarma.

Ada satu hal yang mencuri perhatian penulis dari film ini adalah dengan hadirnya pendekar cilik Angin (Aria Kusumah) yang kalau di perhatikan penampilannya adalah mirip pendekar cilik film-film mandarin jaman dulu. Hadirnya Angin dalam film ini menambah perbendaharaan pemain muda berbakat yang kelak di kemudian hari diharapkan mampu menjadi penerus pemain-pemain senior.

Pendekar Tongkat Emas bercerita tentang sebuah perguruan tongkat emas yang di pimpin oleh Cempaka (Christine Hakim) yang akan mewariskan Tongkat Emasnya kepada salah satu muridnya Biru (Reza Rahardian), Gerhana (Tara Baso), Dara (Eva Celia Lesmana) dan Angin (Aria Kusumah). Pada sebuah keputusan, Cempaka akhirnya mewariskan Tongkat Emasnya pada Dara. Meski sebagai murid yang junior, pada awalnya Dara menolak karena menganggap Biru lah yang lebih pantas menerimanya, karena Biru lebih senior namun Cempaka sudah berbicara dan itu tidak bisa dibantah. Cempaka punya firasat tersendiri mengenai muridnya yang pantas untuk menerima tongkat emas.

Untuk menerima tongkat emas, Dara akan diajarkan jurus terakhir Tongkat Emas, untuk itulah Cempaka membawa Dara pergi dengan didampingi oleh Angin. Benarlah dugaan Cempaka, ditengah perjalanan untuk mewariskan ilmunya,  mereka dihadang oleh Biru dan Gerhana untuk merebut Tongkat Emas. Terjadilah pertarungan antara Dara dengan dibantu Angin, namun ilmunya belum cukup untuk menghadapi Biru dan Gerhana, maka Cempaka turun tangan untuk menyelamatkan Dara dan tongkat emasnya. Cempaka dalam kondisi terluka dalam karena sebelumnya telah diracun oleh Gerhana agar dapat menguasai perguruan tongkat emas bersama Biru akhirnya harus tewas ditangan muridnya sendiri. Malam sebelum kematian Cempaka berpesan pada Dara apabila ia meninggal sebelum sempat menurunkan ilmunya maka Dara disuruh pencari Pendekar Naga Putih. Karena didunia Cuma ada Cempaka dan Pendekar Naga Putih yang menguasai Jurus Tongkat Emas terakhir.  Ternyata selama ini Biru dan Gerhana memiliki dendam pada Cempaka karena kedua orangtua mereka tewas ditangan Cempaka.

 Dara dan Angin akhirnya berhadapan dengan Biru dan Gerhana setelah menewaskan guru mereka.  Ilmu Dara dan Angin belumlah sepadan dengan Biru, keduanya kalah dan terlempar kejurang hingga ditolong oleh pendekar laki-laki yang misterius yang dikemudian hari dikenal dengan nama Elang (Nicholas Saputra).

Suasana dunia persilatan tegang, Biru menyebarkan isu kalau Dara dan Anginlah yang telah menewaskan Cempaka, hingga akhirnya Dara menjadi buronan dunia persilatan.  Biru menggunakan berbagai siasat agar dapat menguasai dunia persilatan dan tongkat emas. Akhirnya Biru berhasil mendapatkan Tongkat emas setelah sebelumnya menyandera Angin untuk ditukar dengan tongkat emas.  Biru juga berhasil menjadi ketua perguruan setelah sebelumnya membunuh salah satu tetua persilatan lain dengan meracuninya hingga tewas. Sedangkan melalui berbagai kendala dan tantangan Angin pada akhirnya tewas ditangan biru, Dara berhasil menemukan jurus Tongkat Emas setelah dilatih oleh Elang yang merupakan pewaris ilmu tersebut dari ayahnya Pendekar Naga Putih yang telah tewas. Dan diketahui pula kalau Cempaka sebenarnya adalah ibu kandung dari Elang.

Jalan cerita selanjutnya dapat ditebak, Dara dan Elang membalas dendam pada Biru dan Gerhana yang kini telah menjadi ketua perguruan yang kejam dan telah memiliki anak.  Biru dan Gerhana akhirnya kalah dan tewas ditangan elang dan Dara. Di akhir kisah, anak dari Biru akhirnya ikut dengan Dara.

*****
Sebuah catatan dari film ini adalah, hadirnya tokoh Angin pendekar cilik yang selalu melindungi Dara hingga tewas , seharusnya tidak secepat itu harus tewas ditangan Biru dan Gerhana.  Akhir cerita dengan menghadirkan anak dari Biru dan Gerhana yang mencuri lihat Dara yang sedang berlatih ilmu tongkatnya, dan di praktekannya agaknya akan menjadi benang merang kalau pada generasi berikutnya akan terjadi hal yang sama. Cempaka membunuh kedua orang tua Biru dan Gerhana kemudian menjadikan nya murid. Kini Biru dan Gerhana terbunuh oleh Dara dan membawa anak Biru untuk dijadikan murid. Akankah seandainya Pendekar Tongkat Emas dibuat sequel anak ini akan kembali membalas dendam?

Film ini sebenarnya sedikit membosankan karena  terlalu focus pada inti cerita yaitu tongkat emas, sehingga ceritanya datar dan tidak terjadi pengembangan yang berarti.Seandainya film ini dibuat dengan pengembangan tanpa harus menghilangkan ciri tongkat emasnya tentu akan lebih ciamik lagi.
Satu pertanyaan menggantung adalah ketika Biru dan Gerhana menyebarkan isu ke dunia persilatan kalau Daralah penyebab kematian Cempaka. Kemudian hal ini diulangi lagi oleh Biru di akhir kisah sebelum pertarungan dimulai kalau Dara adalah penyebab kematian Cempaka. Namun yang membuat ‘gemas’ adalah tidak ada satupun konfirmasi dari Dara ke dunia persilatan kalau sesungguhnya yang telah membunuh Cempaka sebenarnya adalah Biru dan Gerhana, Pun di akhir kisah ketika Biru mengatakan itu di hadapan orang-orang, tak terlontar pembelaan diri dari  Dara. Agaknya ini yang miss dari film ini.

Terlepas dari kekurangan film tersebut, di sisi lain Mirles mampu memberi warna tersendiri dari film ini dengan melibatkan warga local untuk menjadi figuran dalam film ini. Suting film ini sendiri dibuat di sumba Timur dengan alamnya yang sangat indah. tidak hanya menawarkan sebuah cerita namun film ini juga memberikan hiburan tersendiri dengan pemandangan alamnya yang indah sekali, Mirles berhasil mengeksplore alam sekitar yang digunakan sebagai tempat suting. Kejernihan airnya di lokasi suting, juga padang rumput yang membahana dengan awan yang indah.
Menjual film juga menjual alamnya yang indah. Sebagai pecinta Fotografi penulis cukup takjub dengan pemandangan yang ditawarkan di film ini.

Sebagai seorang pecinta film Indonesia, salah satunya film laga nasional, saya sayang berterima kasih kepada Miles meski menggandang KG untuk turut bekerjasama dalam film ini, karena tanpa sineas yang mau mengangkat tema laga, maka film Indonesia akan semakin sepi.

Semoga film ini sukses, dan kesuksesan ini semoga dapat menjadi inspirasi bagi sineas lain untuk mengangkat kembali kejayaan film Laga
salam

Thursday, December 18, 2014

Alisha Azzalea Fiorensa Dalam Jepretan Camera

Alisha
Aku memberinya nama Alisha Azzalea Fiorensa. lahir pada hari Selasa, 22 Mei 2011 di sebuah Rumah sakit bersalin di daerah Buah Batu Bandung. Anak ketiga dari 2 yang hidup, yang pertama Salwa Aurel perempuan juga, yang ke dua laki-laki prematur, dan yang ketiga adalah alisha.

Biasa dipanggil Alisha atau adik......, berbeda dengan anak pertama yang banyak sekali dokumentasi video dan fotonya, alisha kayaknya lebih.  sedikit dokumentasinya. Alisha memiliki sifat lebih keras dibanding kakaknya yang lebih nurut kalau dibilangin.

Sebenarnya sih tidak ada maksud apa-apa cuma ingin saja menghadirkan alisha dalam jepretan.

Bersiap mudik

Ulang tahun ke 3

Alisha Potong kue

Ulang tahun ke 3

Usia 1 hari

Es krim kegemaran anak kecil

Alisha dan Salwa

Alisha

Di sebuah getek di situ cangkuang

Bermain di Rest area

Kado ulangtahun dari kakaknya

Bermain sama kk

Usia 7 hari, siap di cukur rambutnya untuk aqiqah

Pose anak kecil

Bermain di pantai widarapayung

Segar sehabis mandi

Lebaran pertama Alisha

Alisha Close Up 1

Alisha Close up 2

Alisha Close Up 3

Alisha Close up 4

masih tengkurap

ekspresi alisha

Ekspresi Alisha

Bermain bersama salwa

Pose sebelum mudik

di Baturaden bersama keluarga

Alisha dan salwa


Di rest area Tasikmalaya

Alisha 1 tahun

Di Sea world

Siap2 main

Di Rumah Nenek