Thursday, August 25, 2016

CURUG PARIGI AT GLANCE



Curug Parigi dilihat dari bawah

Curug Parigi di foto dari Atas menghadap view sunrise
Curug Parigi View Sunrise dengan framing Pohon
Curug Parigi dari sisi Vila Nusa Indah 5

Masih ingat dengan Curug Parigi yang sebelumnya pernah saya tulis, kali ini penulis juga ingin kembali menyajikan foto-foto dari Curug Parigi dari masa ke masa yang berbeda. 

Yang belum baca blog sebelumnya tentang Curug Parigi, yuk review kembali. 
Curug Parigi , ya nama ini kian hari kian ngehits saja. Menikmati keindahan curug parigi bagaikan menikmati keindahan air terjun Niagara yang terkenal itu. Boleh dibilang curug parigi adalah Niagara Mininya ala Bekasi. Mungkin belum banyak yang tahu letak curug Parigi dimana. Curug ini terletak di kampung Parigi, Desa Cikiwul kecamatan Bantargebang – Bekasi. Curug ini terletak di belakang perumahan Nusa Indah 5 atau akses mudahnya adalah melalui pangkalan 5. Memang agak sulit untuk dapat menjangkau curug ini, karena minim sekali petunjuk untuk sampai kesana. Satu-satunya jalan adalah dengan mengandalkan aplikasi waze atau bisa dengan google map. Untuk mencapai ke Parigi akses yang mudah adalah melewati jalan Narogong Raya. Dengan aplikasi waze biasanya akan di pandu untuk melalui perumahan Nusa Indah 5. Namun sayangnya kalua melalui akses perumahan, pengunjung harus untuk melompat pagar untuk dapat mendekat ke curug. Selain akses melalui perumahan, akses mudahnya adalah melalui jalan Pangkalan 5, tepatnya samping pabrik Hakapole. Begitu masuk, maka ikutin jalan kedalam sekitar 1 kilometer, hingga menemukan tanah lapang. Kendaraan dapati parkir disekitarnya. Akan terlihat gubuk-gubuk tempat jualan, dan untuk dapat melihat keindahan air terjun Niagara mini, pengunjung harus naik tanggul dan menuruninya. Atau cukup juga melihatnya dari atas.

Begitu tiba di pangkalan 5, maka akan terdengar gemuruh suara air terjun atau curug. Air curug ini berasal dari Sungai Cileungsi yang cukup lebar, dan kenapa bisa terjadi bentuk aliran air yang terjun, konon dulu di tempat tersebut sering di ambil pasirnya sehingga semakin dalam dan seperti sekaranglah keadaanya, sedangkan nama pangkalan sendiri konon berasal dari nama tempat tersebut yang sering di jadikan pangkalan truk-truk pengangkut pasir.

Curug Parigi dari atas

View Sunrise

Keindahan curug Parigi

Hunting Foto bareng teman

Curug Parigi Sunset view

Begitu sampai ke curug kita akan di buat Wow dengan pemandangan indah ditengah kota, air terjun yang indah dan bagus untuk berfoto ria. Bagi para fotografer lanskap untuk mengambil gambar biasanya akan memilih saat-saat terbit dan terbenam matahari. Untuk saat terbit sisi selatan atau masuk via pangkalan 5 lah tempat yang bagus untuk memotret, sedangkan saat matahari terbenam maka akses masuk dari sebelah perumahan Villa Nusa Indahlah yang tepat untuk dapat menikmati matahari terbenam. Namun tidak menjadi masalah ketika keadaan air sedang surut, maka masuk dari sisi pangkalan lima pun bisa saja , karena kita dapat menyeberanginya. Namun jangan coba-coba jika air dalam kondisi besar karena debit airnya cukup deras sehingga alih-alih dapat foto bagus malah bisa-bisa terbawa arus.

Jernih keruhnya air terjun Parigi ini tergantung juga dengan kondisi cuaca di Bogor, karena seringkali ketika Bekasi tidak dilanda hujan namun Bogor hujan deras , maka itu akan berpengaruh terhadap keadaan airnya. Saat hujan air coklatlah yang akan keliatan, namun saat kemarau biasanya airnya lumayan jernih.

Curug Parigi saat ini masih menjadi incaran para Landscaper untuk mengabadikan moment. Ada dua spot yang di cari oleh fotografer Landscaper, yaitu spot Sunrise dan spot sunset. Untuk mendapatkan spot sunrise pengunjung harus melalui Pangkalan 5 sedangkan kalau ingin mendapatkan spot sunset maka pengunjung harus melalui perumahan Villa Nusa Indah 5. Alam akan membawa pada keindahan Curug parigi.

Nah , anda ingin mencoba melihat curug parigi? Jangan lupa bertanya atau sekedar menggunakan aplikasi untuk sampai kesana karena tak jarang penduduk sekitarpun tidak tahu dimana itu curug parigi.
Berikut adalah keindahan curug parigi dalam jepretan saya. Salam ! @totoandromeda dan @totoandromeda.journal
Add saya di Instagram.

Wednesday, June 1, 2016

EDIT PHOTO MENGGUNAKAN SNAPSEED BERSAMA TEMAN ISTAGRAM



Foto asli sebelum di edit

Media sosial belakangan ini memang semakin ajib saja, media sosial tentang fotografi yang paling ngehits saat ini adalah Instagram, walaupun sekarang muncul steller stories namun Instagram masih mengisi hati para penggemarnya. Baik hanya sekedar eksis maupun ngiklan. Media Instagram pertama kali berbasis IOS hingga akhirnya pun di buka untuk Android yang semakin berkembang hingga saat ini. Tak hanya sekedar sebagai alat untuk berbagi foto, namun Instagram makin berkembang sebagai media iklan baik fashion, Camera, strap, tiketing , dan lain sebagainya, sehingga muncul kata 'endorse' bagi orang-orang yang mayoritas memiliki banyak follower untuk menjadi media iklan, ataupun hanya sekedar buzzer.

Nah kali ini saya sih gak akan mengulas tentang instagram, tapi kali ini saya ingin berbagi, awalnya iseng saja sih di sebuah grup fotografi (merk grupnya sensor dulu ya, takut ada yang gak berkenan hehe). Muncul ide untuk membuka foto saya dari berbagai versi orang untuk mengeditnya. Akhirnya ide tersebut terlontar , dari sekian banyak orang yang saya email, feedbacknya ada sekitar 7 orang yang ikut ngulik foto saya dari berbagai versi mereka, karena media edit kan bebas mau pakai Lightroom, photoshop, atau snapsheed misalnya. Dari feedback yang ikut berpartisipasi, berikut id IGnya, yuk kunjungi laman IG mereka dan follow ya : Foto saya ambil di waduk jatiluhur

1. @masdaenk
2. @ariefrahmawan
3. @anrseptiadi
4. @citrasenjayuliana
5. @Irfan_photo
6. @sayfiqbal
7. @dotdee_soft

Masing-masing orang tentu memiliki ciri khas edit yang berbeda-beda Nah kali ini saya ingin berbagi edit yang dilakukan oleh saudara Arief di id IG @ariefrahmawan. Arief mengedit foto menggunakan Snapseed.

1. Langkah Pertama buka snapseed, Pilih foto yang akan di edit. Pilih tune Image

2. PIlih Detail,

3. Sharpening +53

4. Hasilnya

Gambar diatas adalah contoh dari edit menggunakan snapseed, saya seganja tidak mengulas satu-satu, namun satu ini cukup mewakili. Untuk menggunakan Lightroom, @anrseptiadi atau sdr Anjar juga mengunakan Lightroom sebagai sarana edit. Untuk lebih lanjut menggunakan LR akan saya ulas di tulisan selanjutnya. Ditunggu ya.

Berikut adalah foto-foto hasil kontribusi dari teman-teman IG dari foto yang saya punya. Yuk kita intip

Hasil Edit dari sdr Anjar id IG @anrseptiadi

hasil edit Sdr Citra Id IG @citrasenjayuliana

Hasil Edit dari Doddy id IG @dotdee_soft

Hasil Edit dari Iqbal id IG @sayfiqbal

Hasil Edit dari Irfan, Id IG @irfan_photo

Hasil Edit dari Saifudin id IG @masdaenk





Mana yang kalian suka? semua bagus dan tentu memiliki ciri khas tersendiri. Disini saya tidak untuk menilai hasil edit namun lebih ke arah saling share sesama teman. Terima kasih buat kontribusi teman-teman semua, buat pengunjung blog jangan lupa kunjugi IG tersebut diatas dan jangan lupa follow.

Salam, 2016
@totoandromeda 

Wednesday, May 11, 2016

BERBURU SUNSET DAN SUNRISE DI SAWARNA







Tanjung Layar




Empat tahun yang lalu tepatnya tahun 2012 penulis pernah mengunjungi desa Sawarna salah satu hidden paradise yang cukup membuat penasaran kala itu. Namun kali ini penulis kembali lagi ke desa Sawarna setelah 4 tahun berlalu.

Desa Sawarna merupakan salah satu tujuan wisata yang sudah bergeliat, berbeda dengan 4 tahun lalu kala pertama kali penulis ke Desa Sawarna, kali ini penulis pun kembali untuk mengunjungi Sawarna dengan segala perubahannya. Perubahan drastis yang terasa adalah Jembatan masuk menuju Ciantir yang dulu masih dengan jembatan sederhana kini sudah dibuat bagus dan di semen. Juga terdapat dua pintu keluar yang berbeda dengan jembatannya yang sudah kokoh. Penginapan yang sudah mulai menjamur tidak seperti jaman dulu, juga hadirnya minimarket di dekat jembatan masuk wilayah Ciantir yang dulu merupakan tempat parkir mobil kini sudah di sulap menjadi minimarket yang berdiri disana. Artinya roda ekonomi yang bergeliat sekali sejak Sawarna disebut-sebut sebagai ‘hidden paradise’ yang kini kian di kenal. Juga di Pantai Tanjung Layar sudah terdapat tulisan besar warna Merah hasil kerjasama dengan Bank BRI, menambah kokohnya pariwisata Sawarna.

Sunrise di Lagoon Pari

The Icon of Sawarna
Akses menuju Sawarna yang makin enak untuk dilalui. Perjalanan dari Bekasi menuju Sawarna kali ini sebenarnya tanpa rencana matang namun langsung cus saja, bertiga teman menuju sawarna. Perjalanan lumayan panjang karena mengambil waktu weekend yang cukup membuat terkuras tenaga karena macetnya perjalanan , via Bogor kemudian lanjut Sukabumi hingga pelabuhan Ratu dan menuju Sawarna. Well singkat cerita perjalanan ditempuh hamper 8 jam dengan hanya berhenti untuk sekedar makan siang dijalan. Karena perjalanan tak direncanakan kali ini agak kebingungan karena sebelumnya di tahun 2012 ikut dengan travel tour namun kali ini sedikit berbeda. Sampai desa sawarna sudah kelewat magrib dengan kondisi hujan walau tidak terlalu lebat.

Tiba di parkiran , speak speak sejenak dengan tukang ojek setempat untuk ditunjukan homestay untuk menginap, sekaligus negosiasi dengan ojek untuk esok hari menyewa mereka untuk diantar ke spot-spot yang kami inginkan. Perjalanan kali ini penulis beserta teman-teman ingin mengabadikan sunrise dan sunset di sawarna. Pilihan kali ini adalah Sunrise di seputar Lagoon Pari dan sunsetnya di Tanjung Layar yang merupakan ikon Sawarna. Setelah negosiasi dengan penawaran awal 200rb perkepala per ojek, kami negosiasi hingga disepakati harga 100rb perkepala. Akhirnya karena kondisi hujan, malamnya kami manfaatkan untuk istirahat di homestay hingga subuh hari kami di jemput oleh tukang ojek. Setelah menunaikan sholat subuh kami diantar ke spot sunrise. Sebelumnya di tahun 2012 penulis juga pernah ke spot yang akan kami tuju bedanya saat itu jalan kaki dan kondisi jalanan sudah agak siang. Namun kali ini kami diantar dengan ojek yang kondisi jalanannya gelap, beberapa jalan sempit karena merupakan jalan setapak, licin dan gelap karena habis hujan.

Agak stress saat naik ojek karena jalannya lumayan kenceng dan sedikit takut jatuh, beberapa kali harus menahan nafas dan tutup mata menghindari takut, hingga akhirnya sampai di lokasi. Persiapan untuk mengabadikan moment sunrise, tripod dan segala macamnya pun sudah siap. Jepret sana jepret sini, walau agak sedikit kecewa karena pagi ini mataharinya dan awannya kurang begitu wow, agaknya kami memang kurang beruntung. Selesai sunrise kami minta diantar ke Tanjung layar untuk sekedar melihat kondisinya untuk kemudian diantar kembali ke homestay untuk istirahat.

Sekitar setengah 4 sore kami bertiga sudah di jemput oleh ojek untuk diantar ke Tanjung Layar, menikmati dan mengabadikan sunset hingga kemudian kami diantar kembali ke parkiran untuk kemudian pulang menuju Jakarta.

Ada sedikit cerita ketika kami harus pulang ke Jakarta, sebulan sebelumnya dengan tujuan yang sama penulis ke Sawarna walau tidak beruntung karena tidak dapat sunrise dan sunset, pulangnya mengandalkan aplikasi Waze dan di tuntun untuk melewati jalan Cikidang. Wow kalian tahu, ada cerita dibalik apa tentang Cikidang. Sebenarnya sih awalnya penulis nothing to loose dan memang baru pertama kali lewat jalanan CIkidang yang sangat sangat sepi, hanya berdua, mengandalkan Waze. Pada awalnya kami tidak merasa takut hanya merasa aneh karena jalanan begitu sepi tanpa ada lalu lalang kendaraan. Hingga akhirnya mampir di Indomaret. Dan…… ini yang kemudian membuat hati kami merasa was was, begitu parkir di Indomaret langsung di samperin sama tukang parkir, menanyakan tujuannya kemana, setelah kami kasih tahu akan ke Jakarta, keluarlah cerita kalau jalanan tersebut banyak rampok, begal pokoknya jangan lebih dari jam 9 malam katanya. Haha takuuuuuuuuut….. , masuk ke Indomaret ceritanya pun sama, kasir Indomaret bilang kalau dibawah jam 9 masih aman, tapi setelahnya harus hati-hati. Waduh sudah terlanjur basah, akhirnya tetap melanjutkan perjalanan dan alhamdulillah aman walopun takut hehe. Jadi yang belum hafal mending lewat sukabumi jangan melewati Cikidang haha.

Nah berikut hasil fotonya. Temui saya di Instagram : @totoandromeda dan @totoandromeda.journal  di follow ya…
Sunrise di Lagoon Pari

Motion

The Icon of Sawarna

The Landscaper

Batu icon dari Sawarna

Sunset di Sawarna