Terminal ciboleger |
Berangkat Menuju Stasiun Rangkasbitung dengan Kereta |
Pintu Masuk Baduy Luar |
Anda bosan dengan wisata pantai, wisata hiburan atau malah
ngemall? Ada baiknya yang satu ini di coba. Mengunjungi dan mengenal kearifan
lokal masyarakat suku Baduy dalam. Suku Baduy terletak di Kabupaten lebak ,
Banten. Sekitar 2,5 jam perjalanan dari Rangkas Bitung sebelum masuk
melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki yang memakan waktu 4-5 jam. Suku
Baduy dalam sendiri ada tiga wilayah yaitu di Cibeo, Cikeusik, dan dan
Cikertawana yang merupakan tempat mukim dari suku baduy dalam. Sementara itu Suku Baduy sendiri di bedakan
kedalam 3 kategori, yaitu Baduy dalam, Baduy Luar dan Baduy di luar.
11.
Baduy Dalam : adalah suku Baduy yang masih
memegang teguh adat istiadat yang
terletak di tiga wilayah yakni Cibeo, Cikeusik dan Cikertawana.
22.
Baduy Luar
: Disebut baduy luar karena mereka adalah suku asli baduy namun karena
ada beberapa aturan adat yang di langgar sehingga mereka di keluarkan dari
lingkungan. Mereka tinggal diluar komunitas suku baduy dalam.
33.
Baduy di luar : di sebut baduy diluar karena
mereka sedang merantau atau berada diluar , seperti mereka sedang ke Jakarta
atau ke wilayah lain.
Kali ini perjalanan saya adalah menuju Suku Baduy dalam yang
terletak di Cibeo. Perjalanan di mulai dari Jakarta dengan naik kereta express
Rangkas Jaya dari Stasiun Tanah Abang menuju Stasiun Rangkas Bitung. Standby di
stasiun Tanah Abang jam 7 pagi karena harus antri membeli tiket untuk
perjalanan kereta api jam 8.00 menuju Rangkas Bitung yang di tempuh dalam waktu
sekitar 2 Jam. Sampai di Rangkas Bitung sudah di tunggu tour leader (TL) dari
orang baduy luar yang sudah menunggu di stasiun untuk menjemput dan melanjutkan
perjalanan hingga Ciboleger. Perjalanan dari Rangkas Bitung memakan waktu
sekitar 2 – 2,5 jam untuk sampai ke Ciboleger dengan kondisi jalan yang lumayan
‘jelek’. Ciboleger adalah tempat/terminal tujuan akhir sebelum masuk wilayah
Baduy luar.
Hasil Kerajinan Suku Baduy, Tenun dan lain sebagainya |
Perkampungan Baduy Luar |
Perjalanan Menuju Baduy dalam ditemani anak suku Baduy dalam |
Sampai di Ciboleger digunakan untuk sejenak istirahat sambil
menyiapkan bekal yang harus dibawa , seperti membeli perlengkapan untuk di
masak ada beras, mi instan, kornet, sardines. Membeli secukupnya untuk makan
malam dan makan pagi. Kenapa harus membawa bekal sendiri? Karena kita akan
menginap di rumah penduduk, dan bahan makanan yang di bawa adalah bahan makan
yang akan di masak sebagai makanan kita, karena di sana tidak ada warung.
Kalaupun ada yang jualan itu adalah masyarakat dari luar baduy dalam.
Memasuki gerbang selamat datang di baduy kita akan di
melewati rumah-rumah milik suku baduy luar. Mereka menjajakan aneka souvenir gelang,
tas, madu, baju, dan yang paling unik adalah souvenir tenun, ada kain sarung
tenun, selendang dan sebagainya.
Wanita-wanita suku baduy terutama baduy luar memiliki mata pekerjaan membuat
tenunan yang dibuat dengan tangannya sendiri. Sehingga untuk merampungkan satu
sarungpun bisa memakan waktu hingga 3 hari.
PERJALANAN DI MULAI
Setelah kita di sambut dengan aneka macam souvenir khas
Baduy maka perjalanan menuju baduy dalam di mulai. Persiapan yang memang wajib
di miliki adalah fisik yang kuat, karena perjalanan menuju baduy dalam sangat
berat sehingga factor fisik merupakan hal utama yang harus di miliki. Kita di
damping oleh orang Baduy dalam selama dalam perjalanan yang harus menaiki dan
menuruni lembah, bukit dengan jalan-jalan yang sangat terjal dan curam di
beberapa bagian. Ketika perjalanan menuju baduy dalam boleh di bilang jarang
sekali menemukan jalanan yang rata, tapi selama perjalanan hanya menemui
tanjakan turunan begitu terus. Sesekali nafas dan kaki yang capek memaksa kita
untuk harus berhenti beristirahat untuk kemudian melanjutkan perjalanan.
Jangan dianggap perjalanan biasa-biasa saja, namun memang
sungguh luar biasa berat medannya. Untungnya orang baduy yang mendampingi mau
membantu untuk membawakan bekal tas kita. Sepanjang perjalanan di kanan kiri
kadang terlihat hutan maupun hamparan ladang. Karena musim kemarau beberapa
lahan terlihat sedang di bakar oleh penduduk .
Namun itulah cara mereka untuk membuka ladang yaitu dengan cara membakar
nya terlebih dahulu.
Perjalanan menuju baduy dalam ditempuh sekitar 4-5 jam.
Magribpun telah lewat hari beranjak gelap, rombongan kami baru saja sampai ke
suku baduy dalam dan langsung di bawa kerumah penduduk tempat dimana kami akan
menginap.
RUMAH SUKU BADUY DALAM
Rumah suku baduy dalam berbentuk rumah panggung dengan atap
daun rumbia. Jarak antar rumah satu dengan yang lain sangat berdekatan. Tiap
rumah hanya memiliki satu pintu, filosofinya adalah agar mereka tidak landing
(tidak boleh memiliki dua istri). Satu rumah bisa di huni oleh dua keluarga
atau lebih. Begitu masuk kerumah yang akan kami inapi, keadaan cukup gelap,
hanya ada satu lentera menerangi. Gelap, sepi dan sedikit takut karena tidak
terbiasa dengan keadaan ini, namun rasa ingin menikmati suasana akhirnya
mengalahkan rasa takut. Setelah berbasa basi dengan pemilik rumah dan
menyerahkan bahan makanan untuk dimasak, dan istirahat di rasa cukup kami harus
membersihkan diri dari keringat-keringat yang membasahi sekujur tubuh setelah
berjalan cukup lama.
Hanya dengan penerangan lampu senter kami harus menuju kali
tempat di mana oleh penduduk sekitar digunakan sebagai tempat untuk mengambil
air untuk diminum, tempat mandi, tempat nyuci dan tempat buang air besar
tentunya. Airnya cukup jernih. Setelah melepas pakaian bersama teman-teman dan
mencari air yang agak dalam untuk berendam karena kondisi musim kemarau dengan
debit air yang menipis, maka kami pun mandi. Eit disini harus diingat lho, ada
pantangan yang tidak boleh di langgar oleh pendatang. Selama mandi di kali kita
tidak boleh menggunakan sabun atau sampai atau odol sekalipun. Itu di larang
karena pas kami mandi, suku baduy dalam langsung ngasih tahu. So? Jadi?
Merekapun selama ini tidak pernah mandi pakai sabun… hii agak geli sih bagi
pendatang tentu ini berasa gak nyaman , tapi mau tidak mau itu harus di taati.
Selesai mandi, makanan sudah tersedia langsung makan bersama
dan selanjutnya adalah tidur. Kenapa tidur? Fisik yang lelah setelah perjalana
yang cukup berat memaksa kami untuk cepat istirahat hingga bangun pagi pun
terasa segar.
Begitu pagi maka segera ke kali untuk sekedar buang air
kecil, dan cuci muka untuk ambil air wudhu. Tapi wah gawat nih perut mules,
panggilan alam harus segera di tunaikan, tapi bagaimana bisa? Disitu ada
laki-laki dan perempuan lagi mandi? Wah malu tapi panggilan alam harus segera
di keluarkan. Alhasil setelah ambil wudhu dengan masih menahan mules harus
balik ketempat nginap dan menunaikan solat subuh. Selanjutnya setelah solat
minta di anterin teman untuk buang hajat dikali yang sebenarnya ada jalan
tersendiri untuknya walau di kali yang sama.
Setelah selesai sarapan pagi, maka bergegas untuk
melanjutkan perjalanan untuk kembali ke dunia luar dengan medan yang berat
lagi.
LARANGAN DI BADUY DALAM
Selama di baduy dalam barang-barang elektronik boleh
dibilang tabu bagi suku mereka; ada beberapa larangan yang jangan coba-coba di
langgar seperti :
1.
Tidak boleh mengambil gambar/foto selama di
baduy dalam
2.
Tidak boleh memakai sabun/sampoo atau odol kala mandi
3.
Tidak boleh mendekat/melewati jalan menuju rumah
pu un(sesepuh adat)
4.
Dan tentu saja harus jga sopan santun di negeri
orang.
MATA PENCAHARIAN & PAKAIAN
Mata pencaharian suku baduy dalam adalah bertani, mereka
membuka lahan untuk berladang. Dari penduduk sekitar yang saya Tanya, mereka
berladang biasanya 2 x tanam setelah itu mereka berpindah untuk mencari lahan
baru yang lebih subur. Cara berladang mereka masih nomaden. Biasanya jam ½ 6
mereka sudah pergi ke ladang dan kembali pada sore harinya. Namun apabila
ladang yang mereka buka jauh biasanya mereka tinggal di ladang dan baru akan
pulang selama seminggu sekali.
Wanita-wanita Baduy dalam kebanyakan berkulit putih dan
cantik-cantik serta memiliki rambut yang hitam legam meski mereka mandi tidak
pernah menggunakan sabun dan membasuh rambutnyapun tidak dengan sampoo.
Wanita-wanita Baduy adalah wanita tangguh dan kuat karena tiap hari harus
keladang naik turun tanpa kenal lelah. Namun itulah yang justru membuat mereka
lebih sehat.
Sedangkan pakaian adat mereka hanya dua yaitu warna putih
dan warna hitam. Hitamputih dapat di artikan sebagai lambang siang dan malam.
Karena hidup adalah hanya ada siang dan malam.
Dengan pakaian khas adat dan hanya berwarna hitam dan putih. Bagi
laki-laki mereka memakai atasan putih dan bawahan hitam. Namun atasan kadang
juga boleh hitam. Penduduk baduy dalam tidak memakai celana tapi hanya sarung
yang dipakai setengah. Menurut mereka, penduduk baduy dalam juga mengenal
sunat, untuk yang laki-laki. Namun cara mereka disunat adalah dengan hanya di
belah dua kulupnya dan itu sah. (bayangin sendiri dibelah itu kayak apa)
AGAMA DAN PERKAWINAN
Bagaimana dengan agama mereka. Agama yang dianut suku Baduy
dalam adalah kepercayaan Sunda Wiwitan.
Sedangkan perkawinan bagi mereka biasanya melalui perjodohan yang sudah
di tentukan oleh Pu un (Sesepuh adat). Tidak sembarang orang dapat menemui pu
un , tapi hanya orang-orang tertentu saja yang dapat menemuinya.
CATATAN
Bagi mereka yang melanggar adat, maka akan di keluarkan dari
Baduy dalam dan tidak diakui lagi. Sebagai contoh adalah perkawinan dengan
orang diluar suku, maka mereka akan dikenakan sanksi dan dikeluarkan dari baduy
dalam. Untuk Upacara kematian biasanya dilakukan selamatan selama hari ke 1 sd
ke 7, namun setelahnya tidak ada lagi, Kuburan Baduy dalam pun tidak
menggunakan batu nisan sehingga apabila ingin mengunjungi kubur tetua atau
orang tuapun tentu tidak bisa lagi karena tidak ada adat atau tradisi untuk
ziarah kubur.
Bagi pengunjung jangan sekali-kali melanggar aturan yang
telah di ditetapkan oleh adat Baduy dalam, kita harus menghormati dengan apa
yang sudah di tetapkan. Sebagai pendatang harus pintar-pintar membawa diri,
manusia modern harus tunduk juga dengan aturan yang ditetapkan di Baduy dalam.
Tidak boleh menggunakan alat elektronik , apapun jenisnya termasuk hp tentunya.
Sebagai contoh nyata adalah saat kawan saya memotret diam-diam di perkampungan
Baduy dalam, namun tanpa disadari kalua gerak geriknya sudah diperhatikan oleh
pengawas adat setempat, sehingga kawan sayapun akhirnya di datangin oleh
pengawas adat dan disuruh untuk menghapus foto atau rekamannya atau konsekuensi
lainnya adalah hapenya di sita. Tentu saja dengan nada dan marah yang tertahan
akibat ulah teman saya. Alih-alih hape Cuma disita namun bisa jadi mereka
langsung mengusir pendatang yang tidak mematuhi aturan dan tentu juga dengan
menyita hape yang ada rekamannya. Namun dengan diplomatis akhirnya kawan
sayapun meminta maaf dan menghapus rekaman atau foto dengan disaksikan oleh
mereka. Mereka sangat memegang teguh apa yang mereka yakini, sebagai pendatang
tentu kita harus menghormatinya.
Sebagai sebuah pelajaran, Suku baduy dalam meski mereka
tidak mengenal teknologi dan tidak sekolah namun mereka mau belajar sendiri
baca tulis, dan Bahasa. Sehingga cara berkomunikasi merekapun seperti orang
yang berpendidikan meski tidak ada sekolah.
Yang membedakan dari wisata lain adalah, suku baduy dalam
terlarang untuk orang asing dalam artian yang sebenarnya. Orang asing itu bisa
berarti China , Arab atau orang amerika maupun eropa pun tidak boleh masuk ke
baduy dalam, atau lebih tepatnya orang-orang dari luar negeri sampai saat ini
masih belum bisa diterima untuk datang ke suku Baduy dalam.
Anda ingin kerkunjung ke Baduy dalam dan mengenal keaneka
ragamannya? Jangan lupa siapkan fisik karena trakingnya yang tidak mudah dan
membutuhkan kekuatan fisik.
No comments:
Post a Comment