Thursday, February 20, 2025

FILM DARI PINTU KE PINTU, KOMEDI SITUASI SALES


 Tak banyak persoalan kehidupan sales di filmkan, meski tema ini sering dituangkan ke dalam cerpen, cerbung maupun novel yang biasanya dirangkum dalam tema drama. Kali ini BZ Kadaryono, sutradara merangkumnya dalam tema komedi situasi. Kepahitan sales itu menjadi biang komedi segar. 

"Terus terang dalam penggarapan film ini saya meniadakan seks," kata sang sutradara. Pergulatan hidup orang yagn urban dikawinkan dengan kehidupan sales. Semuanya penuh kegetiran, ada kemunafikan, kepalsuan dan penjarahan terhadap sosok manusia. Film ini di produksi oleh PT. Bintang Dirgahayu film . 

Puluhan artis pendukung berkumpul dalam film ini . Nurul Arifin, Sally Marcellina, Hengky Tornando, Hendra Cipta, Lina Budiarti, WD Mochtar, Yana Achbari, Tien Kadaryono, H. Usman Effendy, Tom Tam Grup, Darto Helm, Basuki, Timbul, Mejeng Group, Tarida Gloria, Illa Doth dan puluhan artis lainnya. Ada yang bilang film ini kebanyakan pemain, sehingga tidak tahu mana yang menonjol. 

Dalam Film ini Sally Marcellina dan Nurul Arifin berke lahi. Keduanya saling bermusuhan. Sally sales palsu sedang Nurul sales asli. Keduanya sama-sama cari hidup di ibukota. 

Awal cerita terjadi akibat kacaunya usaha Nurul Arifin dan kawan-kawan selaku sales dari rumah ke rumah menawarkan dagangan yang selalu ditolak. Rupanya kejadian itu akibat ulah Tante Dien (Tien Kadaryono) Kelompok sales bukanlah sungguhan melainkan  sebagai mata-mata untuk menyelidiki rumah mewah. Malamnya rumah mewah tersebut di garong oleh tukang pukul Tante Dien. 

Suatu hari kelompok  Sally dan kelompok urul ketemu, maka terjadilah perkelahian. Puluhan cewek-cewek kece bergelut di tanah lapang. Namun kelompok Sally diancam harus mengerjakan apa yang menjadi keinginan Tante Dian. Semua cewek-cewek kelompok Sally itu punya latar belakang berlainan. Ada yang di culik, ditipu, di khianati, bahkan ada yang di jual, semua itu atas perintah Tante Dien. Adik Nurul sendiri ketika tiba di Jakarta dari Malang kena rayu gombal Tante Dien. 

Untung pacar Nurul seorang perwira polisi. Semua kenyataan yang menimpa diri dan adiknya dituangkan kepada petugas penegak hukum ini. 


~~ MF 150/117/TH.VIII, 28 MARET - 10 APRIL 1992

DARAH DAN CINTA, ARIE WIBOWO KEMBALI BERLAGA


Bintang action Arie Wibowo sempat lekat sebagai Jacky, jagoan muda mantan narapidana di sinetron seri Jacky garapan Tanaka produksi PT. Garuda Films yang ditayangkan di SCTV. Selanjutnya Ari Wibowo muncul sebagai tokoh baru di sinetron Darah dan Cinta, produksi Jelita Visindo Mega Films, sinetron action modern yang ditayangkan di Indosiar menggantikan Tirai Sutra yang dibintangi Devi Permatasari dan Inneke Koesherawati. 

Kemunculan Arie dalam sinetron tersebut justru ditengah proses suting Jacklyn lanjutan dari seri Jacky, dimana seharusnya Arie masih harus main. Tapi dia justru memilih sinetron Darah dan Cinta bersama Eksanti, bintang belia yang juga main di sinetron Angin tak Dapat Membaca yang ditayangkan di RCTI. 

DDC (Darah dan Cinta) di beli putus oleh Indosiar meski sutingnya sejak Agustus 1995 di beberapa tempat daerah Jakarta dan Jawa Barat. "Walau kami termasuk rumah produksi paling anyar, tapi kami nggak gentar saat Indosiar nggak menjanjikan secara pasti akan menayangkannya. Ini adalah produksi kami yang pertama, "kata Utoyo dari Jelita Visindo.

Bagi Indosiar, sinetron ini adalah sinetron laga modern yang kedua setelah Pedang Keadilan. Pihak Jelita Visindo mempercayakan tiga sutradara untuk menggarap Darah dan Cinta, Ronggani, Alim Bachtiar (Sutradara sinetron Senyum Bidadari) dan Nurdin Longgari. Selain Arie Wibowo dan Eksanti juga di peraninya James Sahertian.

Kendati nama-nama tersebut belm populer di areana peta sinetron Indonesia, namun pihak Jelita Visindo mengatakan bahwa sinetron laga Darah dan Cinta akan mampu bersaing dengan sinetron jenis sama yang juga tayang di beberapa stasiun tv.

Seperti juga Deru Debu yang akan dilajutkan oleh Willy Dozan, Darah dan Cinta di garap secara serial. Pengembangan tokoh John juga sama dengan proses pengembaraan tokoh Handoko dalam serial Jalan Membara yang dibintangi Dede Yusuf. 


~~ Disunting dari MF No 264/230/XII/27 Juli - 9 Agustus 1996

Wednesday, February 19, 2025

SINETRON SAUR SEPUH TPI, MEMAHAMI SEPENGGAL SEJARAH


 Lewat Sinetron Saur Sepuh, penulis cerita Niki Kosasih ingin menyampaikan sebuah babak dari sepenggal cerita mengenai pergolakan di kerajaan Majapahit. Bagaimanakah cerita yang di kemas oleh sutradara Abdul Kadir itu jadinya. Layar TPI yang memutar sinetron ini mulai tanggal 9 Juni 1993 dan seterusnya setiap hari Rabu pagi pukul 10.30 WIB. Dalam percakapannya dengan wartawan, baik Niki maupun Abdul Kadir tidak mengelak bahwa sinetron ini merupakan pengembangan cerita dari Cerita Saur Sepuh yang ada di Radio dan film besar. "Namun tidak semuanya sama. Unsur sinetronnya yang kita perkuat," ujar Niki. "Karena lain medium juga berbeda dalam menggarap ceritanya dan penyutradaraanya, " lanjutnya lagi. 

Sekitar 30 persen cerita ini bersetting kerajaan Majapahit, tujuh persen merupakan fiktif "seperti Kerajaan Madangkara itu datang begitu saja dalam imajinasi saya, "Aku Niki. "Padahal, yang namanya Madangkara itu kan nggak ada, " imbuhnya. Lantas ia membela diri kalau dirinya agak membuat penyimpangan sejarah atau pseudo sejarah. "Cerita-cerita seperti ini memang lebih menekankan segi komersial, dan tidak semua cerita sejarah dapat dilihat secara murni dan objektif. Tapi tidak ada maksud saya untuk membohongi penonton. ni semata-mata cerita hiburan saja, disamping memberikan nilai-nilai akan cerita Indonesia, yah kita berusaha memperkenalkan khasanah cerita Indonesia masa lalu," katanya. 

Sinetron Saur Sepuh di bintangi oleh Deddy Mizwar, Anjar Ani, Gesang, Jujuk Juariah serta Puteri Keraton G.R.A.Y Kus Murtiah yang berlakon sebagai Gayatri. Untuk lokasi suting di Keraton Solo, Kus Murtiah membantu mulai izin hingga penyediaan sebagian properti. Pengalaman pertama Putri Keraton yang mbalelo ini main sinetron. 

Sementara itu Deddy Mizwar menjanjikan suatu tontonan menarik dari sinetron ini. "Bela diri yang kami peragakan disini, semuanya berasal dari pencak silat Indonesia. Ada silat dari Padang, Jawa, Sunda dan daerah lain yang tergabung pada perguruan Satria Muda Indonesia. 

Sederetan cast lainnya seperti George Rudy, Teddy Purba, Elly Ermawatie, Inung Rismadara dan lain-lainnya. 


~disunting dari RF No. 991 : Saur Sepuh, Memahami Sepenggal Sejarah. 

SINETRON JACKY MENDAPAT SAMBUTAN LUAR BIASA

 


Sinetron Jacky, adalah sinetron yang mengagetkan banyak pihak. Tidak hanya para pemirsa yang setia mengikutinya, juga para sineas. Seperti yang di katakan Sophan Sophiaan pada Hendrik Gozali produsernya. "Sinetron Jacky yang anda punya, benar-benar luar biasa. Saya suka adegan-adegan yang di tampilkan Tanaka," ujar Sophan seperti di kutip Hendrik Gozali, produser PT. Garuda Film yang membidani Sinetron Jacky. 

Sinetron arahan sutradara yang sekaligus aktor Tanaka itu memang karya yang mengagumkan, terutama pada penampilan adegan-adegan bahaya yang belum pernah ditampilkan oleh sutradara action lain sebelumnya. Karenanya setiap penayangan di SCTV setiap Sabtu malam pukul 19.30 Jacky mampu menyihir para pemirsa yang tengah keranjingan film atau sinetron action Mandari. 

Bersyukur pada Tuhan, ternyata sinetron kami mampu menyedot penonton, Walaupun memproduksi sinetron Jacky sungguh sangat melelahkan. Tapi dengan hasil yang memuaskan seperti ini, rasa capeknya sirna,"ujar Hendrik.

Rahasia dari kesuksesan sinetron Jacky adalah cerita yang kuat, dekat dengan problem keseharian masyarakat dan adegan fightingnya menegangkan dan mudah di terima akal. "Jangan hanya karena masalah sepele, kemudian berantem. Setiap adegan berantem, harus ada masalah dan motivasinya apa. Jadi tidak mengajari penonton untuk asal hantam," papar Hendrik. Berkat sinetron Jacky, nama Garuda Film kembali mencuat di kancah persinetronan Indonesia. Menurut Hendrik Gozali, adalah berkat Hokky perusahaannya lewat sinetron yang dibintangi oleh Ari Wibowo, Ayuni Sukarman dan Johan Saimima. 

Hendrik Gozali yang merupakan produser kawakan yang sudah aktif sejak tahun 1970an menceritakan kalau memproduksi sinetron action jauh lebih capek dan juga biayanya jauh lebih mahal ketimbang sinetron drama. 

"Bayangkan saja, untuk satu produksi sinetron drama selama ini Garuda Film paling mahal mengeluarkan budget sebesar 50 juta untuk satu episode, tapi sinetron sekelas Jacky, kami bisa mengeluarkan sampai 125 - 150 juta per episode,", katanya. (Cat. US Dollar saat itu masih 2.300 sd 2500).

"Belum lagi Garuda juga mesti mengeluarkan budget khusus untuk mengasuransikan seluruh kru dan artis pendukung."kami tidak mau mengambil resiko, karena sinetron Jacky penuh dengan adegan baku hantam dan adegan menegangkan," tandasnya.

Tak banyak orang tahu dalam memproduksi Jacky, Hendrik sekaligus secara tak sengaja menularkan ketrampilan memproduksi film pada putranya, Charles. Dimulai terjun langung untuk peran pengganti dalam adegan-adegan tertentu yang tidak bisa di lakukan oleh Ari Wibowo maupun stuntmen, juga mengedit. 

"Saya malah nggak tahu, kalau yang melakukan adegan fight dan salto anak saya. Saya baru tahu setelah sinetronnya jadi. Itupun karena kami curiga dengan perubahan perilaku anak kami, misal tiba-tiba kok Charles memanjangkan rambutnya,"papar Hendrik. 

Selain ikut menjadi pemeran pengganti, Charles juga sibuk di ruang editing. Membesut sendiri adegan-adegan yang baru di suting bersama Tanaka. 

Setelah Sukses dengan Jacky, Garuda Film kembali menggaram sinetron action. Jika pada Jacky tokoh utamanya seorang cowok "macho" maka pada produksi Garuda Film berikutnya ditampilkan jagoan cewek, yang berkarakter keras. Tokoh sentral ini diberikan pada Ayuni Sukarman. 

Gadis Penakluk, begitu judul sinetron terbaru Garuda Film. Kali ini Henrik selaku produser ingin mencoba mengangkat kriminal yang tengah hangat di masyarakat. Seperti pembunuh*n sopir taksi, peramp*kan bank, perampasan motor tukang ojek, serta kasus kriminal lainnya. 

Disunting dari artikel MF No.276/242/XIII/11-24 Januari 1997 dengan judul Garuda Film, Lewat Jacky melejit lagi.

*)catatan : Setelah tayang di tv Gadis Penakluk yang di bintangi Ayuni Sukarman berganti judul jadi "JACKLYN " ya

Wednesday, February 12, 2025

MARCELLINO SI "SEMBARA" DALAM SINETRON MISTERI DARI GUNUNG MERAPI




Perannya sebagai Sembara, pemuda berilmu tinggi dalam sinetron Misteri Gunung Merapi ternyata mampu membuat kagum para penggemarnya. Marcellino, pria ganteng kelahiaran Jakarta, 21 Mei 1974 yang mengawali karirnya lewat dunia modelling ini, dinilai cukup pas dalam memerankan tokoh tersebut. 

Tapi ternyata, cowok yang pernah berperan seabgai playboy dalam sinetron "Arjuna Mencari Cinta" ini tidak ingin menggantungkan hidupnya pada dunia sinetron. 

Kiprahnya di dunia entertainment di mulai setelah ia berhasil menjadi salah seorang finalis pemilihan 'Cover Boy' yang di adakan oleh sebuah majalah remaja terbitan ibukota pada tahun 1990. Waktu itu masih tinggal di kota Malang, Jawa Timur. Karena ia merasa tertarik untuk berkiprah di dunia modelling, maka pindahlah Marcellino ke Ibukota Jakarta. Ia lantas ikut bergabung di salah satu model Agency yang ada di ibukota. Kepandaiannya bergaya di depan kamera serta didukung dengan tampang yang oke, membuat Marcellino akhirnya 'laris' sebagai model maupun bintang iklan. 

Disinggung tokoh Sembara yang ia perankan, ketika Marcellino masih duduk di  bangku SD ia pernah mengikuti sandiwara radio yang cukup terkenal ketika itu, "Misteri dari Gunung Merapi" dengan sembara sebagai tokoh pendekar yang selalu ditunggu kehadirannya. "Saya pernah mengikuti sandiwara itu di radio, tapi bukan berarti saya ngefans berat, hanya sekedar tahu saja, "katanya. 

Namun ia tidak menyangka sama sekali ketika cerita itu akhirnya diangkat menjadi sebuah sinetron seri, ia yang ditawari untuk memerankan tokoh Sembara itu. Barangkali karena ia sudah 'mengenal' tokoh itu sejak ia kecil dulu, maka iapun bisa menjiwai tokoh Sembara dengan cukup baik. Suara dan pakaiannya yang khas, serta sifat kepahlawanannya yang tinggi, membuat penonton terlena dengan sosok Sembara yang di perankannya.

Menurut Marcell, ia sudah kepincut dengan dunia seni peran. Meski menurutnya, ia sudah kepincut di dunia seni peran, namun menurut Marcel ketertarikannya bermain dalam sinetron "Misteri Gunung Merapi" itu lebih di sebabkan oleh keinginannya untuk mengetahui suka dukanya ikut berperan dalam sinetron laga. 

"Saya memang benar-benar ingin merasakan bagaimana suka dukanya ikut terlibat dalam sebuah sinetron laga. Tertunya berbeda dengan sinetron drama. Sebab dalam sinetron laga, kita harus berkonsentrasi tinggi, tidak boleh -main.  Jika tidak berhati-hati kita bisa terpukul oleh lawan main kita sendiri," kata Marcellino. "Pernah juga saya  kena pukul, tapi itu biasa. Dan menurut saya, itu kesalahan kita. Kalau kita serius dan  hati-hati tentu tidak akan terjadi", tambah Marcellino yang ternyata cukup menguasai olahraga beladiri Tae Kwondo saat di temui di lokasi suting Misteri Gunung Merapi yang dibintanginya . Saat itu syuting tengah dilakukan di daerah Cibubur Jakarta Timur, dan siang itu Marcel tampak gagah dengan pakaian pendekar. "Bila mereka melihat saya berpakaian begini, mereka lebih mengenal saya sebagai Sembara dibanding Marcellino, apalagi kalau mereka datang langsung ke lokasi suting, mereka akan memanggil saya, Sembara........ sembara..."kata Marcelino. 


Di sunting dari artikel di Kartini Nomor 2007 tanggal 6 sd 20 April 2000.



Wednesday, February 5, 2025

KISAH ANAK ADAM ALI SHAHAB

 


Qobil murung, marah dan putus asa. Cewek yang dicintainya justru mau menikah dengan Habil saudaranya sendiri. Syahdan, iblispun muncul "Mending singkirkan saja adikmu, Bun*h dia", Justru Qobil jadi bingung. "Gimana caranya membun*h manusia. Ayah tak pernah ngajarin, "ujar Qobil. Dan Habil pun di bun*h. 

Pembun*han pertama terhadap manusia yang terjadi jutaan tahun silam, pada pertengahan Juni 1988 di ulang di tengah hutan cagar alam Pangandaran Jawa Barat, oleh sutradara Ali Shahab lewat pita seluloid lewat judul "Kisah Anak Adam". Semula judulnya adalah "Adam dan Hawa", lantaran banyak pihak protes, PARFI, PPFI, ataupun KTFpun lalu memberi rekomendasi. 

Ali sempat terkatung-katung. "Saya ini mau melangkah, tapi sudah di curigai bahwa saya akan bikin film yang bukan-bukan", ujar Ali Shahab yang dikenal dulu, membuat film dari ranjang ke ranjang. 

Selain protes terhadap organisasi perfilman, nampaknya protes kian melebar. MUI (Majelis Ulama Indonesia) juga mengeluarkan fatwa yang mengharamkan para Nabi dan Rasul di filmkan. Dan Departemen Penerangan pun tak memberi izin pembuatan film tersebut. 

"Saya tak mungkin dong akan mengeksploitasi ketelanja ngan Adam dan Hawa untuk cari nilai komersil, "ujar Ali Shahab yang pernah bikin film "Tante Girang".

"Bikin film da'wah tidak saja cari trend baru, tapi juga membuat tabungan di akhirat," ucap Ali Shahab yang dikenal juga lewat film tivi "Rumah Masa Depan".

Lalu gimana menghadirkan Adam dan Hawa? "Wah kalau  di beberkan nggak surprise dong," ujar Ali yang konon terus berdialog dengan ahli agama Islam dan menghabiskan 10 buku referensi tentang Islam. 

"Kalau di bikin film seri teve setidaknya bisa 10 seri," tutur Ali Shahab, bekas wartawan, pemimpin redaksi sebuah majalah yang pernah di ajukan ke pengadilan karena novelnya "Koruptor Koruptor".

Qobil di perankan oleh Alfian. Habil oleh Henky Tornado, Iqlima cewek yang jadi rebutan di perankan oleh Dewanty Bauty, Iblis oleh Syamsuri Kaempuan, Dewinta Bauty kembaran Qobil, Nina Anwar sebagai iblis wanita. 

#Kisahanakadam

~~ MF no. 053/21/Tahun IV,9 Juli - 22 Juli 1988.

Sunday, February 2, 2025

IN MEMORIAM SOFIA WD, ARTIS PRODUSER, SUTRADARA


Dunia Film Nasional telah kehilangan seorang artis serba bisa Sofia WD, wafat pada hari selasa, 22 Juli 1986. Jenazahnya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata. 

Sudah menjadi kebiasaan Oepi (nama kecil Sofia) seorang gadis mungil, bila habis nonton film-film 'cowboy' selalu timbul rasa iri hati dan selalu melamun, kapan bisa naik kuda dan turut beraksi dalam film. Waktu itu Oepi masih duduk di kelas 4 Sekolah Rakyat, dan dia tidak tahu kalau saat itu juga sudah ada film-film bisu, diantaranya "Si Tjonat".

Selain gemar melihat film, Oepi selalu meniru gerak dan sepak terjang anak  laki-laki. Pendeknya dia tidak mau kalah dengan mereka dalam segala hal. Rupa rupa Olahraga dilakukannya, dari lari jauh, lompat tinggi hingga main kasti selalu menjadi perhatiannya. Gymnasticpun tak pernah ketinggalan. Begitulah ketika Ratu Juliana (Ratu Belanda) bertunangan Oepi dengan anak sekolah lainnya mengikuti perlombaan yang diadakan di Alun-alun Bandung. Gadis Oepi telah menggondol hadiah pertama untuk lari jauh dan ke 12-an kastinya mendapat hadiah pertama juga. 

Rupanya lamunan gadis oepi alias Sofia untuk bermain dalam film terkabul juga, malah menjadi bintang film yang terbaik dan patut di ketengahkan. 

Sofialah wanita pertama yang terjun dalam film setelah Jepang bertekuk lutut. Deputnya di Tjitarum (1948). Waktu berhadapan dengan kamera untuk pertama kali dia agak gemetar, malah kadang-kadang seperti dalam mimpi, karena tidak diduganya lebih dahulu. Sebenarnya cita-citanya untuk main film sudah lenyap. Lebih-lebih kalau dia inget waktu berada di hutan atau gunung di kala revolusi, salah seorang kawannya pernah mengatakan, "nanti kalau kita sudah berada lagi di kota, tentunya Zus Sofie masuk film ya?"

Sambil senyam senyum Sofia menjawab , "ah mana bisa saya main film dan lagi siapa orangnya yang memakai saya untuk main dalam film. Paling banyak kita semua akan menjadi petani".!

Seperti juga pemuda pemudi lainnya. Sofia turut terjun dalam kancah revolusi dan bekerja pada ketentaraan di Garut. Sering Sofia memberikan hiburan untuk tentara-tentara  dengan pertunjukkan sandiwara. Sebelum mengikuti revolusi, sofia pernah turut Sandiwara "Irama Masa" dan "Bintang Surabaya". Dan sesudah itu di tahun 1948 dia turut rombongan Fifi Young Toonelkun ke Palembang. Dalam rombongan ini, dia berkenalan dengan pemuda S Waldy, yang kemudian menjadi Suaminya. Kapten Siliwangi Eddy Endang, suaminya yang pertama gugur dalam pertempuran. 

Penggemar film Indonesia pasti mengenal S. Waldy, bintang film dan pelawak terkenal saat itu. Sejak itu pula nama Sofia menjadi Sofia Waldy .

Perkembangan selanjutnya, S Waldy tampil sebagai pemain Watak, bahkan sutradara. Beberapa film dibintangi Sofia lewat penanganan sutradara ini. Selain gemar main film dan sandiwara Sofia pandai menarikan berbagai tarian. Karena gerak ini dianggapnya sebagai suatu olahraga juga. 

Dari kesenangan seni tari dan lagu, sofia menyelenggarakan suatu kegiatan yang diberinya nama "Libra Musical Show". Kegiatan ini dilakukan dengan berkeliling Indonesia sepanjang tahun 1960-1969. Keinginannya untuk pandai naik kuda terkabul juga ketika berlangsung pembuatan film Pandji Semirang. Untuk pembuatan film ini yang memerlukan ketangkasan naik kuda. Sofia berkesempatan belajar naik kuda di Lapangan Ikada (Sekarang Lapangan Monas). Cara dia menunggang kuda sungguh memuaskan pembuat film tersebut. Karenanya Sofia disebut sebagai "All Round Actress" dari Indonesia karena disamping pandai naik kuda, dia juga ahli dalam mengemudikan mobil, menjalankan motor boat, main anggar, berenang, menembak dan kepandaian lain yang di butuhkan seorang pemain film. Disamping itu Sofia telah memainkan berbagai macam peran sebagai orang muda maupun orang tua. Wanita Baik maupun jahat. Hingga akhir hayatnya kurang lebih 140 judul film telah dibintanginya. 

SUTRADARA WANITA

Perhatian Sofia tidak hanya pada permainan film, sebab ternyata diapun aktif sebagai sutradara dan produser.  Dalam bidang  penyutradaraan  dia banyak mendapat bantuan dari Yoshua Wong dan Othnil Wong, dua pengusaha yang tercatat sebagai pelopor pembuatan film di Indonesia. Melalui perusahaan Ibukota Film yang di apimpin sendiri kemudian membuat "Badai Selatan" (1960). Inilah film pertama yang di sutradarainya sendiri. 

Sepuluh tahun kemudian mendirikan Libra Film bersama WD Mochtar, suaminya yang ketiga. Membuat serial "Si Bego Dari Muara Tjondet". WD Mochtar pemeran utama. Sejak itu dia popular dengan sebutan Sofia WD. Dalam pembuatan film ini Sofia menjabat sebagai Pimpinan Produksi. 

Sekali waktu ia menjadi Co-Sutradara mendampiri Bay isbahi membuat film "Bengawan Solo". Film ini merupakan versi baru dari Bengawan Solo yang dulu. Kalau pada tahun 1949, Sofia jadi pemain dalam "Bengawan Solo", maka pada tahun 1970 ia bertemu dalam cerita yang sama-sama menyutradarai suaminya WD Mochtar. 

Aktor ini juga di tampilkan lagi bersama Maruli Sitompul dan Rachmat Hidayat dalam "Melawan Badai". Sebelumnya Sofia  menyutradarai film "Singa Betina Dari Marunda". Agaknya film yang mengambarkan kekerasan lewat berbagai action sangatlah di suka. Namun begitu naluri kewanitaannya ditunjukkan juga dalam sebuah cerita wanita "Halimun Pereuy" Dan film terakhir yang dibuatnya adalah "Bermain Drama" sebuah film untuk konsumsi anak-anak. 

KISAH NYATA

Dari Catatan Hariannya antara lain Sofia WD menuliskan kisah nyata yang pernah dialaminya. Catatan ini ditulis sekitar tahun 1960an, setelah 13 tahun berkecimpung dalam film. 

....Di dorong olah sifatku yang suka ingin tahu dan ingin bisa, dan hasratku yang besar sekali untuk menyutradarai, pada tahun 1960 aku memberanikan diri sebuah film produksi Ibukota Film yang berjudul Badai Selatan. Nah sekarang aku kisahkan pengalamanku sebagai sutradara pertama kali. 

Tugasku sebagai sutradara jauh berbeda dengan tugas pemain. Sutradara jauh lebih berat tanggungjawabnya, apalagi itu waktu aku merangkap sebagai direktris dari perusahaan tersebut. Kalau pemain sebelum di Shoot bagiannya, masih bisa duduk duduk terang menanti giliran, tetapi sutradara dari mulai sampai ditempat opname, sampai selesainya aku harus bekerja dan konsentrasi. Sesudah Opname selesai aku harus mempersiapkan untuk besok opname lagi dan selanjutnya. Yang payah ialah, aku harus dapat mengendalikan nafsu, aku harus sabar, tapi tegas menghadapi itu semua.

Keuntungan  lainya dari sifatku yang sok mau tahu itu, yang berguna diantaranya ialah , baru-baru ini ketika aku bermaindalam di lereng Gunung Kawi. Ketika location di Malang, entah kesalahan siapa sehingga ketika waktunya playback (sdr Nany Widjaya dan Sdr Zainal Abidin harrus nyanyi), Soundman-na tidak ada, sehingga kalang kabutlah sutradara. lalu atas persetujuan kedua belah pihak akulah yang di tunjuk sebagai Sound-Operatornya, tertolonglah playback itu......

Semasa hidupnya, Sofia WD tidak pernah berkeinginan untuk  meninggalkan dunia film, meski dalam keadaan yang bagaimanapun. Hal ini sudah di buktikannya. Ia pernah terpilih menjadi ketua umum PARFI (1971-1974). Ia juga pernah mendapat Piala Citra  pada FFI 1973. Namun demikian Sofia WD tidak lupa pada dunia pendidikan. Dia menjadi ketua Yayasan Citra Praghina yang bergerak di bidang pendidikan dan kesenian. 

Disini Sofia juga Kepala Sekolah Taman Kanak-Kanak. Karenanya ia menjadi anggota IGTKI (Ikatan Guru Taman Kanak Kanak Indonesia).

Sofia WD meninggal dalam usia 61 tahun.