LAKON TIGA DUDA merupakan sinetron yang pernah tayang di SCTV pada tahun 1994.
Cerita ini gagasan murni dari Tio Pakusadewo yang inspirasinya didapat dari sebuah lukisan Cina yang dilihatnya ketika jalan-jalan di Hongkong. Lukisan tersebut kira-kira mempertanyakan, Apa jadinya bila satu turunan yang terdiri dari Bapak, Anak dan Cucu punya probel yang sama, yaitu menjadi duda.
Cerita ini berawal dari kehidupan tiga orang duda di bawah satu atap. secara kebetulan tiga-tiganya ada hubungan darah. Mereka adalah Opa Ben (Benyamin S), Papa yo (Priyo S Winardi) dan Si Tong (Tio Pakusadewo).
Opa Ben karena usianya yang lebih tua dari dua duda lain, terpaksa di jadikan penasihat sekaligus sesepuh di cerita ini. Sementara Papa Yo sebagai anak tunggal dari Opa Ben, berdiri sebagai orang yang serba tanggung. Terutama juga lantaran, hubungan Papa Yo tidak sedekat dengan Si Tong. Karena si Tong tumbuh di lingkungan kota besar, membuatnya asyik dengan dirinya sendiri dan kurangbisa akrab dengan keluarganya.
Keasyikan Opa Ben yang hobi nonton film Kasandra agak terganggu dengan kehadiran Papa Yo yang tiba-tiba mencari sesuatu yang tidak jelas dan langsung ngomel-ngomel. Belum selesai permasalahan yang dihadapi Papa Yo, persoalan lain muncul dengan deringan telepon yang berulang kali. Dan ternyata yang menelpon adalah Arimbi (Rina Hassim) mantan istri Papa Yo yang menanyakan barangnya yang hilang.
Cerita yang di tamilkan secara komedi ini semakin lucu ketika tiba-tiba Bunga (Titi Dwijayati) mantan istri si Tong berkeluh kesah tentang hubungannya dengan Si Tong yang dirasakannya tidak seharomonis dulu. Bunga mengadukan hal itu kepada Opa Ben dengan mengatakan bahwa Si Tong telah berbuat serong dengan wanita yang tidak lain adalah teman Bunga sendiri.
Kemudian juga menceritakan sewaktu mereka ribut masalah penyelewengan itu, Si Tong dengan entengnya mengatakan Talak Satu.
Disnilah pesan moral mulai masuk. Opa Ben tidak hanya menjadi pendengar yang baik tapi juga bertindak sebagai penasehat. Karena yang menyampaikan bertitel Haji macam Benyamin S dan Muchsin Alatas, maka pesan-pesan moral yang di selipkan tidak terasa sebagai nasehat yang memuakkan.
Sinetron ini tayang di SCTV tahun 1994 tiap hari Minggu jam 20.30 - 21.00WIB, tak hanya sebagai hiburan segar dan ingin tertawa lebar tapi juga penting bagi mereka yang membutuhkan siraman rohani. Toh status duda dengan persoalannya memang dekat dengan masyarakat kita.
Ada yang pernah mengikutinya dulu?
~ sumber : MF
No comments:
Post a Comment