MENZANO, mengabdi di Dunia film hingga akhir hayat adalah tekadnya. Lahir di Bukit Tinggi Sumatera Barat 30 Desember 1918 adalah merupakan salah satu aktor Indonesia. adalah pada tahun 1954 lewat film "Debu Revolusi"
Berawal dari film tersebut, ternyata kemampuan Menzano di Film cukup menonjol, gaya ekspresi serta cara ia berakting sangat bagus, hingga banyak tawaran buat menzano, baik yang datang dari para sutradara maupun produser sendiri. Selama di film Menzano terkenal dengan pembawaanya yaitu sebagai tokoh jahat. Film-film Menzano kebanyakan bertema horor, namun tak lepas dari antomi wajahna yang sangat mendukung dalam film jenis horor. Film yang bertema action maupun drama tak pernah ketinggalan. Ia berusaha untuk membintangi semua jenis film.
Sebelum bermain di film, ia pernah menjadi seorang penyanyi dan pemain musik yang cukup handal di tahun 40an. Ia juga menekuni dunia teater dan sering main sandiwara. Ketika bergabung dengan Kesatuan Penerangan Divisi VIII, pada tahun 1945 dan veteran dengan pangkat sersan mayor. Menzano banyak menimba ilmu dan pengalaman terutama tentang pentingnya Kesatuan dan Persatuan untuk dapat memberikan penerakan kepada masyarakat. Dari pengalaman ini ia ingin mmeberikan kepada masyarakat lewat layar lebar yakni sebagai media dakwah. Menzano juga bercerita pernah di benci orang gara-gara main film saat itu memainkan tokoh jahat, secara langsung saya disangka jahat pada masyarakat padahal yang sesungguhnya saya tidak demikian", kata Menzano.
Menzano meninggal pada 18 Juni 1996.
Sumber MF No.123/90 tanggal 15 Maret - 30 Maret 1991
Berikut filmmografi Menzano dikutip dari wikipedia
1955 | Di Balik Dinding | ||
Oh, Ibuku | |||
Puteri Revolusi | |||
Senjum Derita | |||
1956 | Pesan Terakhir | ||
1957 | Tiga Buronan | ||
1958 | Djenderal Kantjil | ||
Titi dan Tito | |||
Tjambuk Api | |||
1959 | Habis Gelap Terbitlah Terang | ||
1960 | Desa yang Dilupakan | ||
1961 | Malam Tak Berembun | ||
Masih Ada Hari Esok | |||
1964 | Djiwa Kolonial | ||
1965 | Liburan Seniman | ||
1966 | Kini Kau Kembali | ||
Tikungan Maut | |||
1967 | 2 x 24 Djam | ||
1968 | Ja, Mualim | ||
Nenny | |||
Djampang Mentjari Naga Hitam | |||
1969 | Big Village | ||
1970 | Kutukan Dewata | ||
Ananda | |||
Dendam Berdarah | |||
1971 | Tjisadane | ||
1972 | Romusha | ||
Desa di Kaki Bukit | |||
1973 | Last Tango in Jakarta | ||
Napsu Gila | |||
Bumi Makin Panas | |||
Cincin Berdarah | |||
Sopir Taksi | |||
A Virgin in Bali | |||
1977 | Tuan Besar | ||
Petualang Cilik | |||
Gara-Gara Janda Kaya | |||
Suci Sang Primadona | |||
1978 | Si Ronda Macan Betawi | ||
Bulu-Bulu Cendrawasih | |||
1979 | Demi Anakku | ||
1980 | Hallo Sayang | ||
Kau Tercipta Untukku | |||
Juara Cilik | |||
Yang Kembali Bersemi | |||
Selamat Tinggal Duka | |||
Pintar Pintar Bodoh | |||
Seputih Hatinya Semerah Bibirnya | |||
1981 | Medali Bukit Selatan | ||
Jangan Ambil Nyawaku | |||
Bukan Istri Pilihan | |||
Bodoh Bodoh Mujur | |||
Gondoruwo | |||
1982 | Panasnya Selimut Malam | ||
Sorta, Tumbuh Bunga di Sela Batu | |||
Titian Serambut Dibelah Tujuh | |||
1983 | Maju Kena Mundur Kena | ||
1984 | Permata Biru | ||
1985 | Semua karena Ginah | ||
1988 | Bangkitnya Si Mata Malaikat |