Showing posts with label tokoh film. Show all posts
Showing posts with label tokoh film. Show all posts

Monday, November 10, 2025

MENGENANG S. BAGIO

 


BAGIO pernah di juluki sebagai "Pelawak Segala Zaman". Setelah 14 tahun lamanya di kenal sebagai group lawak yang paling kompak dengan pelawak lain Sol Saleh, Darto Helm dan Diran, Bagio CS pecah juga pada tahun 1983. Sol Saleh keluar dan ingin berdikari merintis sebagai MC dan pelawak tunggal. Sedangkan Darto Helm dan Diran masih tetap bersama Bagio dalam penampilan di panggung maupun di televisi meski akhirnya juga memiliki kesibukan masing-masing. 

Darto Helm agaknya laris di film juga sebagai pemeran pembantu dalam film-film banyolan.  Antara lain ia tampil dalam CHIPS, CHIPS dalam Kejutan, Sama Sama Senang, Sama Gilanya dan Dunia Semakin Tua. S Diran di jadikan bintang iklan sebuah perusahaan susu sapi kering. 

Sejak ditinggal Sol Saleh, Bagio yang kala itu menjabat sebagai bendahara PARFI merasa group Bagio CS agak beantakan. Bahkan sebuah penampilan mereka di televisi dinilai tidak lucu dan jorok oleh masyarakat. 

S Diran yang di jadikan bayi berselimut sarung di jejali nasi sampai megap megap oleh Bagio. Adegan semacam ini sungguh tak pantas di bawakan oleh pelawak-pelawak kawakan seperti mereka. Teramat vulgar (kasar) dan mengisyaratkan bahwa mereka telah kekeringan ide untuk melucu. 

"Melawak memang tidak mudah, dan saya akui terkadang saya juga buntu, mati langkah!" ujar Bagio sambil menghela napas. "Itu sebabnya sebelum muncul keatas panggung pelawak harus benar-benar telah mempersiapkan dirinya,"!. 

Walau telah berpuluh tahun menetap di ibukota, kalau berbicara Bagio tetap saja masih berlogat Banyumasan yang medok!

BAGIO pernah juga mengalami masa jaya dalam dunia film. Hitung-hitung ternyata ia telah bermain lebih dari 25 judul, baik sebagai pemeran utama maupun pemeran pembantu. Untuk menebutkan beberapa judul yang menonjol, pertama sekali Bagio menyebutkan "Sang Guru". 

Seperti diketahui, dalam satire garapan Edward Pesta Sirait itu Bagio di calonkan sebagai salah seorang aktor terbaik dalam FFI 1982. Film-film lain yang cukup mengesankan juga antaranya : "Gaya Remaja" (debutnya dalam film bersama Eddy Sud dan Iskak, Lalu "Mat Dower" karya Nyak Abbas Akub yang sarat dengan sindiran, "Buah Bibir", "Pulau Puteri" "Ateng Pendekar Aneh", "Tuyul Perempuan", "Manusia Purba dan banyak lagi. Bagio juga tampil sebagai bintang tamu memerankan tokoh bandot tua Johny Matakotok yang isterinya di culik dalam film komedi detektif "Six Balak kontra Penculik Pengantin", Gara-gara isterinya di culik, Johnny Matakotok melapor pada agen rahasia  Ganda Enam yang di perankan oleh Gito Rollies. 


~RF 524~

Saturday, October 11, 2025

OBITUARI SUTOPO HS


 SUTOPO HARJO DWIRYO SALAT atau lebih di kenal dengan Sutopo HS. Sutopo HS meninggal di RS Darmais  dalam usia 63 tahun  dan di makamkan di Jonggol Cileungsi Bogor .  Tidak banyak yang tahu akan kepergian Sutopo yang melejit lewat serial Losmen ini, terutama dari kalangan pers. Di rumah duka, Jalan Percetakan Negara Gg. G No. 22 Rt 001/07 Rawasari Jakarta Pusat penuh sesak di hadiri keluarga dan rekan artis almarhum. Sebelum meninggal , Sutopo sempat di rawat di Rumah Sakit Siaga dan Rumah Sakit Tebet sejak bulan Desember 1996, kemudian dipindahkan ke rumah sakit Darmais. Sutopo HS memang mengidap kanker tulang dan stroke. Tapi beliau selalu tegar dalam bekerja an berkarir. Bahkan sedang sakitpun dia ikut suting. Sejak akhir tahun 1996, Sutopo HS sudah duduk di kursi roda. Ketika itu dia harus rela membatalkan kontrak untuk suting di Yogyakarta, demikian diungkapkan Budi Santoso putranya. 

Sutopo HS Lahir di Tulung Buyut, 25 Maret 1934 (Cek di wikipedia beda tanggal, mana yang benar data ini atau data wiki?) , anak pertama dari 12 bersaudara pasangan M. Salat dan Rokiyah. Sutopo menkah dengan Nursinar (Padang) dikaruniai empat anak : Ciptawati, Sarwo Edie Kesatria, Dewi Fitriati utari  dan Budi Santoso. 

Sebelum terjun ke dunia film dan sinetron, Sutopo aktif mengikuti kursus seni drama di Himpunan Budaya Surakarta tahun 1953 hingga 1958. Kemudian sebagai aktivis ATNI Cabang Solo dan kuliah di ATNI (Akademi Teater Nasional) di Jakarta tahun 1963 selama 2 tahun. Almarhum juga sempat bekerja sebagai pegawai sipil di biro sarana Lembaga Pembinaan Mental dan Tradisi TNI AD selama 2 tahun. Dari tahun 1968 hingga 1985 almarhum bekerja sebagai karyawan Pusat Kesenian Jakarta dengan jabatan terakhir direktur artistik. Sutopo juga aktif di organisasi GAN dan GOLKAR DKI. 

Memulai karir sebagai pemain seperti dalam film Jakarta Jakarta, Penumpasan Pengkhianata G 30 S PKI, Pendekar Cabe Rawit dan lain-lain, juga bermain puluhan sinetron seperti serial Losmen, Keluarga Sakinah, Mentari Di Balik Awan, Gadis Penakluk, PAS (Perlu Ada Sandiwara) dan lain-lain. Terakhir main di sinetron Joni Gila produksi Sentra Vokus. 

Sutopo HS juga sempat menjadi Nominator Festival Sinetron Indonesia 1994 kategori Pemeran Pembantu Utama lewat sinetron Nusa Penida dan Festival sinetron Indonesia 1996 lewat sinetron PAS (Perlu Ada Sandiwara). 

Semasa hidupnya menurut Budi Santoso putranya, Almarhum sempat berpesan jika di ameninggal dunia harus dimakamkan di Jonggol, Cileungsi Bogor. Di daerah itu juga Sutopo mendirikan CV. Mina Atena yang terdiri dari studio alam dengan nama Griya Sinetron, Oven Teater, rumah makan dan kolam pemancingan. 

Dalam keluarga, almarhum Sutopo paling dekat dengan dua anaknya, Budi Santoso dan Dwi. "Bapak selalu ngajak kami tukar pikiran. Sepertinya dia lebih percaya pada kami. Mungkin karena saya dan Dewi paham mengenai manajemen, hingga bapak selalu ngajak ngomong mengenai pengelolaan usaha di Jonggol, " tutur Budi yang di benarkan ibunya Nursinar. 

Sementara itu diluaran, Sutopo dekat dengan TATIEK MALIYATI Sihombing, El Manik dan beberapa lainnya. Tatiek adalah orang yang mendirek almarhum di serial LOSMEN, menurut Tatiek, Sutopo selalu bercerita tentang keinginannya mengadakan pertemuan besar sesama insan film dan sinetron diatas areal tanah Jonggol tersebut "Kapan Bu Tatiek, kita bisa ngumpul rame-rame di sana. Saya pengin anah itu di pergunakan sebaik-baiknya terutama untuk keperluan suting dan latihan akting. Saya ingin tanah itu nantinya bermanfaat bagi para seniman," ucapnya. "Saya tidak menduga keinginannya itu terwjud dalam suasana lain", lanjutnya. 

Semasa Hidup Sifat Sutopo HS yang paling menonjol menurut Tatiek Maliyati adalah disiplin. "Seingat saya dia tidak pernah telat sampai di lokasi suting. Dia juga termasuk cerdas dan selalu siap. Jadi kalau udah di lokasi suting dia nggak bakalan lagi krasak krusuk ngafalin naskah atau tanya ini tanya itu, " tutur Tatiek. 


~sumber : MF 282/249/XIII/5-18 April 1997~~

Ada yang masih ingat film-filmnya apa saja?

Wednesday, October 8, 2025

Dr. Amaroso Katamsi


 AMAROSO KATAMSI sebelum ke film pernah menjadi pemain dan sutradara untuk pentas dan TV, pengajar pada almamaternya dan sebagai Dokter TNI Angkatan Laut. Terjun kedunia film sejak tahun 1976 sebagai pemain dalam film Menanti Kelahiran, dilanjut dalam Darah Ibuku, Terminal Cinta, Duo kribo, Balada Anak Tercinta serta duakali menjadi nominator sebagai aktor dalam Film Serangan Fajar dan G 30 S PKI.

Diluar film sebelum menjabat sebagai Direktur Utama Pusat Produksi Film Negara (PPFN) , sempat menjabat Kepala Departemen Saraf dan Jiwa RS Angkatan Laut juga sebagai salah seorang team perancang kota Cilacap. Aktor yang bergelar Dokter lulusan UGM kelahiran Jakarta 21 Oktober 1938 dan besar di Magelang ini juga seorang pengajar di IKJ pernah menjadi Pemantu Rektor 3. Dimasa kuliah Amaroso Katamsi sempat pula beberapa kali menjuarai deklamasi. 

Seorang Dokter, seorang kolonel Angkatan Laut, Aktor handal, Wakil rektor IKJ, Direktur Perum PPFN, Ia manusia yang komplit dan gigih. Banyak produser film berutang padanya, "tapi kalau di tagih galakkan mereka", katanya. 

Selama 3 tahun menjabat sebagai Dirut PPFN, Amaroso Katamsi lebih ke melakukan pembenahan. Karena saat itu perubahan status yang ada di PPFN Unit Pelaksana Teknis Deppen ke Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Pembenahannya dalam manajemen. Sebab beberapa sistem yang berlaku harus pula berubah. Pembenahan Kedua adalah perubahan sikap para pegawai PPFN yang semula tidak berkecimpung dalam bidang usaha, kemudian harus mengikuti gerak usaha. 

~sumber : MF~