Sunday, May 19, 2019

FILM JADUL INDONESIA " CINTA DI AWAL TIGA PULUH "

Cinta di awal 30

JUDUL FILM        : CINTA DIAWAL TIGA PULUH
SUTRADARA       : DASRI YACOB
PRODUSER          : Sony Effendy
PENULIS               : MIRA W
TAHUN PROD    : 1985
JENIS                     : FILM DRAMA
PEMAIN               : ANNA TAIRAS, HARRY CAPRI, AVENT CHRISTIE, YAN BASTIAN, DAHLIA, ROY ROHERS, LUCY SUBARJO, GINA MAKA SUCI.

SINOPSIS :

Rini Darmawan alias Anggraini (Ana Tairas) atau biasa dipanggil Angga seorang stunt in menabrak seorang narapidana bernama Heri (Harry Capri) di tengah jalan hingga terluka. Ketika mencoba mencari keberadaan korban, Angga tidak menemukannya, lalu iapun kembali ke mobil. Namun ia di kagetkan oleh suara seorang yang ternyata adalah korbannya untuk dibawa ke Bandung. Namun Rini menolak dan mencoba menawarkan diri untuk dibawa ke rumah sakit. Heri menolak dan akhirnya dibawa kerumah Angga untuk di obati. Akhirnya pun terungkap siapa Heri sebenarnya. Heri adalah seorang narapidana yang dicari-cari polisi karena terlibat perkelahian massal. Angga secara tidak langsung menyembunyikan seorang buronan.  Pelan-pelan Angga yang memiliki lima orang anak dari 3 mantan suaminya akhirnya juga menceritakan siapa dirinya pada Heri. 

Sementara itu, Angga berpacaran dengan Budi (Gino Makasuci) seorang produser yang sedang menggunakan Angga untuk menjadi stunt in. Kedekatan Angga dan Budi tidak disukai oleh Ibunya dan juga anak-anak Angga yang sudah tidak ingin memiliki ayah baru lagi. Angga memiliki anak-anak dengan sifatnya masing-masing. Rimba anak terbesar Angga  terkenal tomboy dan jarang dirumah, semenara Cinta adalah seorang perempuan yang lemah dan pincang. Kehidupan menjadi single parent menjadikan Angga harus bekerja keras, termasuk menjadi stunt in. 

Di lain pihak Heri yang tinggal dirumah Angga akhirnya pelan-pelan mampu menarik perhatian anak-anak. Ia berhasil mengambil hati Cinta yang pincang, hingga suatu hari ketika sedang ngobrol dikamar, Heri kepergok oleh nenek Cinta. Akhirnya nenek mengadukannya pada Angga, yang menjadi kuatir dan menyuruh Heri untuk meninggalkan rumahnya esok hari. Namun Heri menolak karena polisi masih mencari-cari. Bahkan anak-anak yang sudah terlanjur dekat dengan Heri pun akhirnya memohon Heri untuk tidak pergi.  Pendekatan Heri terhadap Anak-anak mampu menghipnotis dan memberi kekuatan baru bagi anak-anak untuk tidak selalu tergantung pada Angga mamanya. 

Suatu ketika Angga berjanji untuk tidak pergi dan  berjanji akan datang ketika Dian pentas. Namun disaat bersamaan datanglah Budi pacarnya yang juga seorang produser yang mengajak Angga untuk pergi. Meski semula Angga menolak, namun akhirnya Anggapun pergi bersama Budi.  Anak-anak pun kecewa di buatnya, namun berkat Heri akhirnya mereka pun pergi untuk menemani Dian.  Diantara anak-anak Angga, hanya Rimba yang paling liar, namun pada akhirnya Heri mampu menaklukkannya.
***
Tanpa Sengaja Heri membaca buku diary Angga, dan akhirnya mengetahui kalau Angga terserang kanker ganas yang dapat merenggut nyawanya.  Heri pun berupaya untuk lebih mendekatkan pada anak-anaknya dan berhasil mengubah Rimba yang tomboy menjadi seorang wanita.
Suatu malam, Angga pulang dan langsung marah-marah apalagi setelah tidak ditemukan dimana anak-anaknya. Satu persatu anak-anaknya muncul dengan dandanan yang menor, membuat Angga makin marah dibuatnya dan membanting sebuah benda. Anak-anak dibuat ketakutan, dan akhirnya anak yang terkecil keluar dengan membawa kue ulang tahun dan menjatuhkannya Karena ketakutan akan kemarahan Angga. Namun akhirnya Angga pun sadar apa arti semuanya, dan menangis dibuatnya.  Ia meminta maaf pada anak-anaknya dan anak-anak pun memberi ucapan pada Angga termasuk Heri yang telah mengetahui penyakitnya juga memberi ucapan selamat ulang tahun untuk yang ketiga puluh. 

Akibat sakit yang dideritanya, Angga ambruk ketika sedang menjalani kerjaannya sebagai stunt in, dan dianjurkan dokter untuk mengangkat kankernya yang semakin ganas. Namun Angga terlalu banyak pertimbangan, dan dengan Herilah ia selalu bercerita dan berkeluh kesah. Hubungan Heri dan Angga kian hari kian dekat.  Heri akhirnya membuka jatidirinya pada Angga kalau ia pernah membunuh orang. Bahkan Heri bersedia menjadi suami dan ayah dari anak-anak Angga setelah Angga di tinggalkan oleh Budi.  Namun hal ini mendapat penolakan dari Cinta dan memberi pilihan yang sulit untuk memilih Cinta atau Ibunya. Kedekatan Cinta dan Heri telah menumbuhkan perasaan cinta di hati Cinta. Setelah Heri memberi penjelasan tentang penyakit mamanya akhirnya iapun mengerti. 

Akan  tetapi disaat kebahagiaan baru tersebut dan kedekatan Angga dan anak-anak, tiba-tiba datanglah polisi yang menangkap Heri. Heri ditangkap setelah Rimba memberitahu  polisi dengan keberadaan Heri.  Mengetahui siapa yang memberitahukan keberadaan Heri, Cinta marah pada Rimba, keduanya pun bertengkar karena sebenarnya keduanya telah jatuh cinta pada Heri. Namun akhirnya Cinta memberitahukan akan penyakit mamanya. Rimba pun terdiam , namun tiba-tiba ia berniat bunuh diri, namun setelah di bujuk Heri akhirnya rimba urung bunuh diri dan meminta maaf pada Angga. Akhirnya Heri dibawa kekantor polisi.
***
Cinta diawal tiga puluh dimainkan dengan penuh penghayatan oleh Anna Tairas sehingga penontonpun turut larut kedalamnya.

DEDDY MIZWAR DAN NURUL ARIFIN ALAM FILM "2 DARI 3 LAKI LAKI"

2 dari 3 laki-laki

JUDUL FILM        : 2 DARI 3 LAKI-LAKI
SUTRADARA       : EDUART PESTA SIRAIT
PRODUSER          : SUKMAJAYA, HANITA MAHTANI
PENULIS               : EDDY SUHENDRO
TAHUN PROD    : 1989
JENIS                     : FILM DRAMA
PEMAIN               : DEDDY MIZWAR, REMY SILADO, NURUL ARIFIN, FIRDA RAZAK, ANNA TAIRAS, BABY SELVIA, RIMA MELATI, ULLY ARTHA.

SINOPSIS :

Adegan  dibuka dengan isu yang sedang heboh di media massa akibat karena Survai yang dilakukan oleh Majalah Matra terhadap 2 dari 3 laki-laki pernah berselingkuh, menjadi pembicaraan dimana-mana. Termasuk di perusahaan Doddy (Deddy Mizwar). Doddy adalah salah seorang pria yang termasuk setia alias termasuk dari sepertiga pria yang setia. Namun keberadaan Doddy akibat isu yang berkembang di masyarakat tak ayal pula ikut di curigai oleh sekretaris kantornya (Firda Razak).
Sementara itu istrinya Atik (Nurul Arifin) juga ikut curiga dengan Doddy apalagi setelah ia tahu sewaktu Atik di tugaskan ke Surabaya untuk mengikuti seminar yang membahas hasil angket majalah Matra, kalau Doddy lembur dengan bosnya. Kecurigaan Atik bertambah setelah dihubungkan dengan penelitian yang dilakukan oleh Majalah Matra dan juga setelah memperhatikan teman-teman laki-lakinya sewaktu di Surabaya. 

Sesampai di Jakarta, Atik langsung mengecek ke kantor Doddy apakah ada lembur atau tidak, namun sayang sekali Atik tidak menemukan Doddy di kantor, padahal Doddy sendiri sudah sampai di rumah. Atik marah, dan pulang kerumah orangtuanya. Doddy pun menyusul dan berusaha menjelaskan pada Atik kalau perusahaannya sedang melakukan join dengan perusahaan Jepang, keduanya bertengkar namun tanpa sengaja Atik menampar Doddy. Doddy pun akhirnya pulang sendiri meninggalkan Atik. Doddy menemani Bosnya (Remy Silado) untuk menjamu tamu Jepang, dan Doddy akhirnya ditemani oleh seorang Wanita bernama Neni (Baby Selvia). Namun ternyata Bosnya tertarik pada teman Neni dan meminta Doddy untuk memperkenalkannya. 

Ketika bersama Neni, tanpa sengaja Doddy di potret mesra dengannya. Foto ini akhirnya di ketahui oleh Atik. Akibatnya Atikpun pergi dari rumah karena menuduh Doddy menyeleweng.  Atik ternyata pergi kerumah orangtuanya. Akhirnya Doddy mengajak Atik untuk menjelaskannya pada Atik ke Mami (Ully Arta) seorang mucikari. Mami menanyakan dimana keberadaan Neni ada Doddy, namun Doddy Marah. Atik melarikan diri, dan Doddy Akhirnya di hajar oleh bodyguard Mami hingga babak belur.  Akhirnya Atik mengetahui kalau Doddy babak belur dan datang kerumah Bos dari Doddy. Di rumah Bosnya, Atik menemukan Neni berada disana dan akan menjadi istri dari Bosnya.
Akhirnya Doddy dan Atik berbaikan dari kesalahpahaman selama ini.

Wednesday, May 15, 2019

KISAH PILU DALAM FILM "BUAH HATI MAMA"


JUDUL FILM        : BUAH HATI MAMA
SUTRADARA       : SOPHAN SOPHIAN
PRODUSER          : DEDDY ARMAND, JOHANNA SYARIEF
PRODUKSI           : PT. VISINDO INTI NUSANTARA FILM
PENULIS               : MAKMUR HENDRIK
TAHUN PROD    : 1980
JENIS                     : FILM KELUARGA
PEMAIN               : SOPHAN SOPHIAN, WIDYAWATI, PUPUT NOVEL, RYAN HIDAYAT,ADE IRAWAN, NYONYO SHABIER

SINOPSIS :

Film yang di produksi tahun 1980 ini di dasarkan pada sebuah cerpen karya Makmur Hendrik berjudul Jangan Menangis Mama pada sebuah majalah Femina tahun 1979.
Adegan pertama di buka dengan perkenalan keluarga Hendrik Maulana (Sophan Sophian) dan Nona (Widyawati) pada tetangga-tetangganya yang baru setelah mereka pulang dari Belanda. Hendrik adalah staf KBRI di Belanda. Sebelum pulang ke Indonesia ia menyempatkan diri untuk belajar penerbangan yang akhirnya menjadi pekerjaanya setelah pulang ke Indonesia. Dalam perkenalan terhadap tetangganya tersebut, Eka (Nyonyo Shabir) anak dari pasangan Hendrik dan Nona berbuat iseng dengan mengagetkan para tamu namun di maklumi saja.  Pasangan Hendrik dan Nona merasakan kalau harus bekerja keras dan juga bagi anak-anak menyesuaikan diri di lingkungannya. Hendrik memiliki tiga orang anak yaitu Indra (Ryan Hidayat) Eka (Nyonyo Shabir) dan Putri (Puput Novel).  

Di tengah kehangatan keluarganya, Eka merasa iri dengan Indra dan Putri karena serasa lebih di perhatikan oleh Ibu dan Ayahnya. Eka selalu menjadi kambing hitam oleh Ibunya.  Ia kerap kali kena marah, sementara perlakuan terhadap Putri dan Indra sangat berbeda. Ia kerap kali di manja dan di turuti permintaannya, sementara Eka selaku mengalah dan ujung-ujungnya menjadi kambing hitam. Indra mengeluhkan TV yang ada di rumah masih hitam putih, dan ia kerap kali menonton tivi berwarna ke tetangga. Eka yang lebih paham keadaan orang tuanya akhirnya memberitahu pada Indra untuk tidak meminta ganti TV, akhirnya keduanya pun bertengkar. Ayahnya marah dan mengancam akan mengurung Eka jika berantem lagi.  Namun akhirnya Hendrik berusaha membelikan TV berwarna walau dengan cara menjual piano yang sebenarnya merupakan hadiah perkawinan orang tuanya. Eka yang paling tidak setuju namun apa daya akhirnya piano dijual hanya untuk membeli TV berwarna demi Indra.  

Sebenarnya sikap Eka sangat baik dan selalu membela keluarganya, namun caranya selalu salah dengan berantem lagi dan berantem lagi. Hal ini  membuat ayah dan ibunya sering memarahinya. Eka merasa salah terus.
****
Suatu hari Eka meminta dibelikan skateboard pada Ibunya, namun permintaan Eka tidak dapat di kabulkan karena TV ang di belipun belum lunas. Akhirnya Eka membeli skateboard dari hasil celengannya. Namun sayang sekali skateboard tersebut patah oleh Indra. Keduanya pun akhirnya bertengkar, dan di lerai oleh Ibunya. Nona menampar Eka berkali-kali sebelum tahu duduk persoalannya, namun setelah tahu akhirnya Nona meminta maaf pada Eka. 

Sementara itu Eka memiliki kenalan dengan seorang anak yatim piatu yang dapat menghidupi dirinya sendiri. Ia pun akhirnya berteman.
******
Eka dituduh menjatuhkan meja TV yang membuat nona marah besar dan memukul Eka dengan keras. Bahkan hingga Eka di kurung di kamar mandi. Namun akhirnya di ketahui kalau Indralah yang sebenarnya bersalah. Dalam tidur malamnya Eka mengigau. Dan pagi harinya Eka pun pamit pada ayah dan ibunya kalau ia akan pergi (berangkat sekolah). Namun itulah pamit terakhir Eka sebelum akhirnya Eka pergi sekolah dan tidak pulang kerumah lagi. Di rumah Nona menyesali dengan perbuatannya yang selalu naik darah dan marah-marah pada Eka. Namun Ini penyesalan yang telat, karena Eka telah pergi. Eka terlanjur kecewa dan merasa selalu di persalahkan. 

Nona cemas karena Eka tidak pulang-pulang. Akhirnya ia menyusul suaminya di tempat kerja untuk mencari Eka. Namun Eka tidak di ketemukan juga.  Segala upaya di tempuh untuk mencari Eka termasuk ke lapor ke polisi dan media massa, namun belum membuahkan hasil.  Nona merasa terpukul dan paling merasa bersalah. Ia pun aktif untuk mencari berita di Koran-koran, hingga akhirnya di baca sebuah pengumuman mayat mengambang dengan cirri-ciri yang sama dengan Eka.  Nona berteriak histeris. Namun akhirnya setelah di lihat ternyata mayat tersebut bukanlah Eka. Untuk sementara Nona bisa bernafas lega karena masih ada harapan untuk mencari Eka kembali. Seringkali Nona memikirkan Eka secara berlebihan ketika terjadi hujan dan merasakan kalau Eka sedang kedinginan. 

Hingga suatu hari Nona mendapati Putri sedang bermain harmonica yang setelah ditanya harmonica tersebut di kasih oleh Eka. Akhirnya Nona sadar, kalau Eka masih hidup dan berada di kota yang sama. Ia sadar Eka hidup untuk diri sendiri dan mengumpulkan uang se sen demi se sen dari berjualan es. Akhirnya Hendrik dan Nona bermaksud untuk menunggu Eka di rumah namun ditunggu-tunggu beberapa hari tidak juga datang. Hingga akhirnya muncullah teman Eka yang memanggil putri, dan di sangka Eka oleh Nona. 

Setelah memberitahu dimana keberadaan Eka, akhirnya Nona dan Hendrik menuju tempat tinggal Eka yang sedang sakit yang akut. Akhirnya Eka sembuh dari masa kritisnya, dan keluarga ini bersatu kembali. 

*****
Menyaksikan Buah Hati mama kita akan terbawa suasana baik karena ilustrasi musik yang cukup bagus maupun dari segi jalan ceritanya yang masih orisinil.
Sophan Sophian dan Widyawati tidak diragukan lagi aktingnya , dan ia mampu membuktikan di film ini keduanya bermain sanga bagus. Film ini juga tercatat sebagai nominasi pemeran wanita terbaik melalui Widyawati dan Tata Sinematografi terbaik melalui Ismaun pada FFI 1981.