Sunday, December 29, 2019

FILM Perjuangan : BANDUNG LAUTAN API

Bandung Lautan Api

JUDUL FILM        : BANDUNG LAUTAN API
SUTRADARA       : ALAM SURAWIJAYA
PRODUKSI           : PT. PROPELAT KODAM VI SILIWANGI & PT. SRI AGUNG UTAMA   FILM
CERITA                  : LUKMAN MADEWA
PRODUSER          : Ny. YULIES ROFI’I
TAHUN PROD    : 1974
JENIS                     : FILM PERJUANGAN
PEMAIN               : DICKY ZULKARNAEN, CHRISTINE HAKIM, TATIEK TITO, ARMAN EFFENDI, HADISHAM TAHAK, MILA KARMILA

SINOPSIS : 

Film Bandung lautan api adalah sebuah film yang berlatar dari peristiwa Bandung lautan api yang terjadi pada 24 Maret 1946. Film berlatar perjuangan putra putri Indonesia yang di bumbui dengan kisah cinta segitiga antara Hidayat (Dicky Zulkarnaen), Nani (Christine Hakim) dan Priatna (Arman Effendy). 

Hidayat (Dicky Zulkarnaen) dan Nani (Christine Hakim) adalah orang-orang yang kerja di Radio Bandung.  Nani juga menjadi anggota PMI untuk perjuangan Indonesia. Setelah Proklamasi Berkumandang yang juga di teruskan oleh Radio Bandung, maka rakyat pun bergembira. Pekik Merdeka bersautan dimana-mana.  Pasukan Jepang yang berjaga-jaga di tarik. Antara Hidayat dan Nani sering berselisih paham, karena Hidayat selalu meras a benar dan menang sendiri seolah meremehkan orang lain. Hidayat lebih mengedepankan perjuangan melalui otak tidak hanya lewat fisik. Adalah Priatna, pejuang bekas tentara PETA yang juga ikut berjuang mengamankan radio Bandung ketika mengumandangkan proklamasi kemerdekaan. Priatna berhasil mencuri perhatian 
Nani pada pandangan pertama. Sementara Hidayat selalu membandingkan antara Priatna dengan dirinya, kalau Priatna selalu mengedepankan perjuangan fisik sedangkan Hidayat melalui otak. 

Pasca Proklamasi Kemerdekaan, di bentuklah BKR (Badan Keamanan Rakyat) yang di sambut antusias oleh pemuda-pemuda Bandung untuk mendaftarkan diri termasuk juga Hidayat yang juga seorang mantan PETA, termasuk juga dengan Priatna yang  masuk ke BKR. Antara Priatna dan Hidayat terdapat perbedaan bagi bawahannya. Hidayat masuk ke BKR dan di tunjuk menjadi salah seorang komandan kompi. Penunjukkan ini mendapat tentangan dari sebagian orang yang tidak setuju, namun demi perjuangan merebut kembali Indonesia untuk mengusir Belanda yang membonceng sekutu, Priatna berhasil meredam ketidaksetujuan di beberapa kalangan. 

Sementara itu Nani pulang ke kampungnya dengan mengajak Priatna. Namun kedatangan Nani tidak disambut gembira oleh ayahnya, seorang antek Belanda. Ayahnya menginginkan Nani untuk pulang ke desanya dan menjadi guru, Ia merasa kalau kehidupan yang Nani peroleh karena peran Belanda sudah sangat cukup, daripada harus berjuang. Namun Nani berjanji pada ayahnya akan tetap membela Indonesia meski ayahnya hanya mementingkan diri sendiri dengan mengabdikan hidupnya untuk penjajah. Nani pun kecewa. Ia kembali ke markas.

Di markas BKR, Hidayat mengendus adanya pertemuan dari pihak musuh. Dengan membawa beberapa pejuang, Hidayat di tugaskan untuk mengintip dan mendengarkan isi pembicaraan mereka. Namun Hidayat dan kawannya berhasil di ketahui maka terjadilah baku tembak, hingga akhirnya seluruh peserta pertemuan yang hadir tewas terembak termasuk juga ayah Nani yang ikut dalam pertemuan tersebut. Setelah tahu ayah Nani tertembak, Hidayat marah, karena telah terjadi kesalah pahaman antara dirinya yang menyuruh menghabisi mereka dengan Jarot yang telah menembaki mereka secara membabi buta. Namun Hidayat dengan jantan mengakui kesalahannya pada Nani.  Sementara itu Nani tetap ikut berperan aktif di PMI.
*****
Mendaratnya sekutu di Indonesia telah di setujui oleh pemerintah pusat. Wilayah Bandung utara disuruh untuk di kosongkan. Dan pemerintah Pusat juga telah menyetujui sekutu untuk membawa tawanan di daerah Bandung Selatan. Pemerintah kota Bandung tidak bisa berbuat apa-apa. Namun pejuang-pejuang yang berada di wilayah Bandung Selatan tidak mau mendengar perintah dari pusat karena kuatir dengan dibawanya tawanan perang, maka Belanda dengan leluasa akan bertindak semena-mena. Priatnya yang di tugaskan di Wilayah Bandung Selatan juga tidak bisa meredam kemarahan rakyat, hingga terjadilah pertempuran sengit. Para pejuang dapat di pukul mundur. Kekalahan ini menjadi bahan cemoohan oleh Kompi Hidayat yang di tugaskan di Bandung Utara karena di anggap tidak menggunakan strategi yang bagus. Terjadi sedikit ketegangan antara Kompi Priatna dan Kompi Hidayat. 

Priatna menolak Kompi Hidayat untuk turut serta melakukan serangan dan ingin membuktikan pada Hidayat, namun Hidayat bersikeras karena meski ia tidak biasa berjuang secara fisik, namun ia juga mampu untuk berjuang dan tidak hanya bisa ngomong saja. Dalam pertempuran tersebut Hidayat tertembak. Ia di tolong Priatna untuk di bawa ke kamp PMI. Hidayat di rawat oleh Nani yang sesungguhnya ia cintai. Namun jiwa besar Hidayat, akhirnya ia menyuruh Nani untuk menemui Priatna dengan pakaian terbagusnya. Hidayat dengan berbesar hati menyuruh Nani untuk menemui Priatna yang ia cintai. 

Akhirnya setelah menolong Hidayat, Nani buru-buru minta di antarkan ke wilayalah  utara untuk mengambil baju yang di simppan di rumah ibunya.  Sementara itu kekalahan yang kali ini di derita juga di sinyalir akibat adanya pengkhianat diantara para pejuang. Setelah ditangkap orang yang di curigai, komandannya menjamin bahwa bukan dialah orangnya. Ia mengaku malam sebelumnya ke wilayah perbatasan utara hanya untuk mengantar Nani. Maka tertuduh utama kini beralih ke Nani. Nani bersama Jarot salah seorang bawahan kompi Hidayat yang sedang menghampiri Priatna akhirnya di hadang dan dituduh menjadi pengkhianat. Setelah menganggap Nani adalah Pengkhianat, maka Priatna menembakkan pelurunya untuk ditujukan padanya. Namun sayang sekali peluru tidak mengenai Nani, tapi Jarot. Nani disuruh lari oleh Jarot. Akhirnya semua terkuak, kalau Nani bukanlah pengkhianat. Ia pergi ke wilayah utara malam-malam hanya ingin mengambil baju di rumah ibunya dengan tujuan untuk memakai baju bagus untuk menemui Priatna. Namun sayang sekali Jarot sudah tertembak dan Nani telah lari pergi. Priatna hanya membeku karena telah salah menerka. 

Perlawanan para pejuang Bandung meresahkan Sekutu, sehingga sekutu memberi ultimatum pada para pejuang untuk mundur. Namun hal ini di jawab oleh para pejuang dengan membumihanguskan kota Bandung . Pembakaran di mana-mana. Termasuk rumah keluarga Nani ikut terbakar. Nani dan Ibunya tidak mau keluar dari rumah, Ia lebih memilih mati tertembak oleh musuh, namun meski awalnya menolak, Nani akhirnya mau menuruti untuk keluar dari rumah yang hampir roboh karena api setelah di bujuk oleh Jarot. Sementara itu Hidayat yang terkena luka tembak akhirnya meninggal.

Desy Ratnasari & Nike Ardilla dalam film "OLGA DAN SEPATU RODA"

Olga dan Sepatu Roda

JUDUL FILM        : OLGA DAN SEPATU RODA
SUTRADARA       : ACHIEL NASRUN
PRODUKSI           : PT. ANDALAS KENCANA   FILM
SKENARIO           : ACHIEL NASRUN, CHEPY NASRI
PRODUSER          : RAMESH KS
TAHUN PROD    : 1991
JENIS                     : FILM DRAMA
PEMAIN               : DESSY RATNASARI, NIKE ARDILLA, MANDRA, IDA KUSUMAH, AMI PRIYONO, TINO KARNO, ALBA FUAD, NASREEN ZEEN

SINOPSIS : 

Olga (Dessy Ratnasari) kesal karena sepatu roda yang sering ia pakai sudah rusak dan perlu di ganti. Namun sayang untuk mengganti sepatu roda, tidaklah mudah, apalagi kalau harus meminta pada orang tuanya. Akhirya Olga inisiatif untuk meminta kredit pada Papinya (Amy Priyono), namun tidak di setujuinya, termasuk juga maminya (Ida Kusumah). Disekolah Olga dan Wina (Nike Ardilla) juga ngobrolin mengenai sepatu roda. Namun meski anak semata wayang, Olga agaknya kesulitan untuk mendapatkan sepatu roda. Akibat rusaknya sepatu roda yang dimilikinya, membuat Olga tidak bisa latihan sepatu roda. Olga hanya duduk-duduk saja. Tanpa sengaja Olga membaca pengumuman penerimaan penyiar baru di Radio Gaga.

Iseng-iseng Olga ikut-ikutan mendaftar untuk menjadi penyiar di radio Gaga, termasuk juga Somat (Mandra) yang menjadi salah satu peserta yang di audisi. Ketika Olga sedang di tes suaranya, ternyata suara Olga mencuri perhatian pimpinan Radio Gaga, Mas Ray. Olga langsung di terima untuk siaran di Radio Gaga.

Sementara itu Mami memberikan surprise pada Olga dengan membelikan sepatu roda. Namun sayang sekali sepatu roda yang di belikan oleh Mami kuno. Olga menolak pemberian Mami. Olga sendiri siaran di radio Gaga tanpa sepengetahuan orang tua, sehingga kerap kali ia harus diam-diam untuk ke Radio Gaga dengan ditemani temannya Wina. Kehadiran Olga di radio Gaga langsung meraih penggemar dan banyak fans, termasuk Somat yang sering sekali menelpon ke radio Gaga. Olga di percaya untuk membawakan acara. Meski Olga di anggap baru, namun Mbak Vera (Alba Fuad) dan Mas Ray menyetujui Olga untuk membawakan acara yang baru di radio Gaga. Olga di minta Mbak Vera untuk siaran malam. Meski awalnya menolak untuk siaran malam karena harus sekolah, namun karena di kasih bonus lebih, akhirnya Olga menerima dan mau siaran malam. 

Uang dari hasil siaran langsung di belikan sepatu roda yang sudah lama ia incarnya.

Karena siaran malam, Olga meminta tolong pada sahabatnya Wina untuk selalu menemani. Meski awalnya menolak, namun karena Wina di berikan kebebasan untuk ikut menentukan siaran termasuk ikut menyanyi dan baca puisi ketika siaran membuat Wina luluh dan mau menuruti permintaan Olga. Olga siaran selalu ditemani oleh Andi sebagai operator. Kerjasama keduanya memang baik. Perihal sepatu roda yang baru, Olga meminta pada Wina kalau mamihnya nanya itu adalah pinjam dari Wina.
Malam itu Olga siaran di Radio Gaga dengan di temani Wina.  WIna di daulat oleh Olga untuk menyanyikan sebuah lagu. Wina pun akhirnya menyanyikan lagu Aksara Bisu yang membuat pendengar Radio Gaga terpukau termasuk juga dengan Somat yang dirumah sambil terkantuk-kantuk mendengarkan suara Wina. Sementara itu Olga menjadi sering ngantuk-ngantukan karena harus siaran malam. Bahkan nilai Olga menjadi jeblok.

*****
Sementara itu ulah Somat salah satu fans Olga makin menjadi. Ia mengirim surat pada Olga yang di titipkan di Radio Gaga untuk bertemu Olga di kawasan Monas. Olga pun penasaran dibuatnya tentang siapa fans dirinya yang ngajaknya bertemu. Sesampai di Monas Olga baru tahu siapa yang mengajaknya ketemu. Setelah basa-basi, Somat yang sedianya ngajak ke stadium, juga ngajak nonton film karena habis membuka celengannya akhirnya ditinggalkan begitu saja oleh Olga. 

Lagi-lagi Olga diam-diam keluar rumah untuk siaran malam. Seperti biasa Wina sudah menunggunya diluar pagar. Merekapun langsung meluncur ke Radio Gaga. Selepas Olga dan Wina pergi, datanglah Somat ke rumah. Mami dan Papi Olga pun sempat dibuat heran kenapa Olga mau dengan Somat. Akhirnya Mami tahu kalau Olga ternyata tidak ada dirumah setelah ngecek keberadaan kamar Olga. Di ruang siar Andi dan Ucup (Tino Karno) terlibat pertengkaran karena mereka sedang menunggu Olga yang belum juga datang untuk siaran. Ucup pun menelpon rumah Olga dan diterima oleh Mami. Sedangkan Andi yang tidak bisa kerja sama dengan Ucup akhirnya memilih keluar dari radio Gaga. Siaran olga jadi tidak enak. Sepulang dari Radio Gaga, Olga sudah ditunggu Mami dan Papinya di ruang tamu. Olga di suruh berhenti untuk jadi penyiar setelah mereka tahu kalau Olga sering keluar malam untuk siaran.

****
Radio Gaga sedang mengadakan rapat yang membahas keluarnya Andi. Olga datang terlambat. Namun karena disinggung-singgung oleh Mas Rey, apalagi setelah mas Ray menyuruhnya keluar setelah Andi juga keluar karena dianggap besar kepala. Olga yang sedianya tidak ingin keluar dari radio Gaga akhirnya memutuskan untuk keluar dari Radio. Mbak Vera mengejar Olga dan membujuk Olga untuk kembali, namun Olga merasa tersinggung akan ucapan Mas Ray. 

Olga mencari tahu siapa biang keladi yang membuat Mas Andi duluan keluar dari Radio Gaga rekan kerjanya. Ia mencari tahu ke Andi, sebelum Olga tahu masalahnya Olga tidak mau pergi. Olga ingin tahu siapa yang ngomongin tentang Olga dan Andi ke Mas Ray sehingga mas Ray berkata kasar padanya. Setelah mengetahui kalau Ucuplah biang keladinya , maka Olga pun menemui ucup dan mengatakan kalau dirinya tidak lebih dari pengecut. 

Sementara itu selepas kepergian Olga dari Radio Gaga, pendengar merasa kecewa apalagi setelah acara Olga di bawakan Oleh Ucup yang menjadi garing. Mbak Vera pun kebanjiran telepon yang menanyakan keberadaan Olga. Namun Mbak Vera selalu menjawab kalau Olga sedang sakit. Radio Gaga kelihatan tidak punya semangat selepas kepergian Olga. Radio Gaga menjadi Lesu. 

Akhirnya atas saran ayah Mas Ray, Olga ditarik kembali untuk siaran lagi di Radio Gaga. Mbak Vera yang bertugas untuk membujuk Olga untuk kembali ke Radio Gaga ke rumah Olga. Pembicaraan Olga dan Mbak Vera di dengar oleh Mami dan Papi Olga. Meski awalnya menolak, namun akhirnya Olga mau menerimanya setelah ia di dukung oleh Mami dan Papinya. Olga memang sedang mempersiapkan lomba marathon sepatu roda. Namun setelah diberitahu kalau Lomba tersebut juga disiarkan secara langsung oleh Radio Gaga, Olga akhirnya mau kembali ke Radio Gaga. Olga akhirnya menjadi pemenang pertama lomba marathon putri.

Film Perjuangan : JANUR KUNING

Janur Kuning

JUDUL FILM        : JANUR KUNING(SERANGAN UMUM 1 MARET 1949)
SUTRADARA       : ALAM RENGGA SURAWIJAYA
PRODUKSI           : PT. METRO 77   FILM
PRODUSER          : WIRANATA KUSUMA
TAHUN PROD    : 1979
JENIS                     : FILM PERJUANGAN
PEMAIN               : DEDDY SUTOMO, KAHARUDDIN SYAH, DICKY ZULKARNAEN, DIAN ANGGRAENI, NUNIK GUNADI, SENTOT HS, PONG HARJATMO, ANY KUSUMA

SINOPSIS :
Film Janur Kuning di buat untuk mengenang mereka yang telah tiada semasa perjuangan merebut kembali kemerdekaan Republik Indonesia. Film Perjuangan yang saat ini sudah sangat susah sekali untuk di temui di TV. 

Jenderal Sudirman (Deddy Soetomo) meski dalam kondisi sakit dan ditandu namun ia masih memimpin perang gerilya. Jenderal Sudirman meragukan perjalanannya ke Jogya karena kuatir perjanjian Roem Royen akan sama dengan perjanjian-perjanjian sebelumnya. Namun Letnan Suharto(Kaharuddin Syah) meyakinkan Jenderal Sudirman untuk memasuki kota Jogya karena Belanda telah kalah perang. Apalagi Presiden dan wakil presiden telah kembali ke Jogya hanya tinggal TNI yang belum kembali ke Jogya. Kalau Jenderal Sudirman menolak kembali Ke Jogya maka pemerintahan akan timpang dan tidak berjalan. Akhirnya Jenderal Sudirman luluh dan mau dibawa ke Jogya dengan ditandu. 

Dalam upacara ketika memeriksa barisan prajurit TNI, Jenderal Sudirman menghampiri seorang prajurit gagah berani benama Komarudin. Komarudin meminta maaf pada Jenderal Sudirman karena ia pernah melakukan kesalahan dalam menghitung hari, namun sebagai seorang prajurit yang gagah berani, ia dianggap tidak bersalah oleh Jenderal Sudirman. Dalam pidatonya Jenderal sudirman menekankan kalau kita adalah cinta damai namun lebih cinta Kemerdekaan dari Belanda yang telah membuat persatuan dan kesatuan Indonesia bercerai berai. Dalam kondisi sakit Jenderal Sudirman tidak bisa tenang, ia tidak habis piker kenapa Belanda membatalkan perjanjian Renville. Sementara Jenderal Sudirman kalau boleh memilih ia akan mati di medan perang di bandingkan ia harus mati di tempat tidur. 

****
Di kediamannya Istri Suharto, Siti Hartinah yang sedang hamil tua memiliki perasaan yang tidak enak. Ia menanyakan apakah latihan perangnya jadi atau tidak.  Namun Suharto meyakinkan kalau perasaan itu adalah bawaan bayi. 

Sementara itu rakyat Jogya di kejutkan dengan suara raungan kapal terbang di atas langit Jogya. Termasuk juga dengan Sri Sultan Hamengku Buwono dan Suharto yang di buat kaget. Pada awalnya penduduk mengira kalau itu adalah latihan perang, namun Suharto segera tanggap dan meminta istrinya untuk menyiapkan perlengkapan. Suharto segera mencari tahu apa yang terjadi. Akhirnya ia mengambil kesimpulan kalau Belanda ingin merebut lapangan terbang Maguwo. 

Suharto memerintahkan untuk menyiarkan melalui RRI Jogya dengan poin-poin sebagai berikut :  Kita telah di serang, Pada tanggal 19 Desember 1948 Angkatan Perang Belanda menyerang Kota Jogyakarta dan lapangan terbang Maguwo(lebih di kenal dengan Agresi Militer Belanda 2), Angkatan Perang Belanda telah membatalkan persetujuan gencatan senjata dan terakhir Semua angkatan perang menjalankan rencana yang telah diadakan u ntuk menghadapi serangan Belanda. Suharto pun berharap agar Pasukan Siliwangi turut berjuang untuk mempertahankan ibukota Republik Indonesia ini. (Jogya kala itu, skg Ibukota Indonesia adalah Jakarta). Namun sayang sekali Pasukan Siliwangi telah ditarik kembali ke Jawa Barat. 

Akhirnya terjawab sudah oleh Suharto, perasaan tidak enak yang di alami oleh istrinya adalah karena Ibukota akan di serang. Akhirnya Istri Suharto disuruh untuk mengungsi, sementara itu Jenderal Sudirman disinyalir sudah keluar dari istana Jogyakarta. Sedangkan Suharto menyuruh anak buahnya untuk membakar markas setelah dokumen-dokumen penting telah ia singkirkan.
Baku tembak antara pasukan TNI dengan Belanda pun terjadi. Belanda bergerak memasuki ibukota. Demi perjuangan, maka Jenderal Sudirman untuk sementara waktu di suruh menyingkir dari Jogya. Sedangkan Suharto mencoba memberi perlawanan terhadap Belanda. Jenderal Sudirman tidak mengira kalau Belanda menyerang Belanda dari Maguwo. AKhirnya demi perjuangan, Jenderal Sudirman pun menyingkir dari Jogya. Rakyat pun di buat kalang kabut akibat pendudukan Belanda di Ibukota Jogyakarta. Sementara dari pihak Indonesia jatuh banyak korban dari para pejuang. Pos Pertolongan pun terpaksa di didirikan di pinggiran kota karena kuatir Belanda akan segera memasuki kota. Yang menonjol, Di Indonesia memiliki prajurit yang gagah berani bernama Komarudin. Ia menantang Belanda dengan dadanya. 

Belanda berhasil menduduki kota Jogya. Untuk mengamankan jika terjadi keadaan yang darurat, Presiden Sukarno kekuasaan kepada  menteri kemakmuran untuk membentuk pemerintahan di Sumatera Barat jika sewaktu-waktu terjadi keadaan darurat di Ibukota, maka pemerintahan akan di pindahkan ke Sumatera Barat. Akibat pendudukan Belanda, rakyat menjadi susah dibuatnya, orang-orang yang dicurigai sebagai TNI di tangkap.  Sedangkan Suharto dan anak buahnya terus melanjutkan perang gerilya. Dengan menyamar sebagai petani Suharto dan anak buahnya dengan berjalan kaki menyingkir dari kota Jogya melalui hutan-hutan sambil memberikan perintah setiap singgah di komandan perang di sector yang di lewati. Suharto juga menyiapkan strategi untuk membuat serangan balasan terhadap Belanda.  

Pasukan Belanda semakin bertindak sewenang-wenang terhadap warga pribumi yang tidak tahu apa-apa. Yang dianggap ekstrimis ditangkap. Dalam pelariannya pasukan yang di pimpin Suharto berhadapan dengan prajurit Belanda. Dalam baku tembak yang terjadi dengan Belanda, Suharto di isukan mati tertembak. Hingga membuat kemarahan prajuritnya. Namun isu tersebut tidak berlangsung lama, karena Suharto akhirnya muncul ditengah-tengah mereka.
Sementara itu Belanda terus berusaha memecah belah penduduk dengan membuat kekacauan. Belanda dibantu oleh pengkhianat-pengkhianat bangsa melakukan kegiatan yang meresahkan masyarakat. Rakyat yang sudah menderita dari kekejaman Belanda, namun masih ditambah menderita dengan ulah para pengkhianat bangsa. Sementara itu SUharto menyiapkan Serangan balasan kepada pihak Belanda. Untuk menandai serangan yang kedua, maka tanda yang akan di gunakan adalah Janur Kuning.
*******
Suharto menerima surat dari Istrinya yang mengabarkan bahwa ia akan segera melahirkan. Disaat demikian sebenarnya ia ingin di temani oleh suaminya, Suharto, namun mengingat tugas Suharto yang berat maka ia pun mengerti dan mendukung perjuangan Suharto.
Untuk menyusun strategi penyerangan, Suharto mengkoordinasikan rencana penyerangan secara matang. Rencana penyerangan akan di lakukan pada 1 Maret 1949.  untuk menyemangati perjuangan rakyat, Suharto memberikan keyakinan kalau Indonesia masih mampu. Suharto ingin menunjukkan pada dunia kalau Indonesia masih memiliki angkatan perang yang tangguh. Untuk memberi tanda pada serangan nanti, maka Suharto menyuruh untuk memakai tanda Janur kuning yang di kalungkan. Dengan di Bantu oleh elemen masyarakat dan TNI yang bersatu , maka Serangan umum 1 Maret 1949 pun terjadi. Indonesia memiliki seorang pejuang yang gagah berani dan tidak takut mati seperti Komarudin. Meski seringkali bertindak di luar kendali namun keberanian yang ditunjukkan untuk membela Indonesia membuat prajurit yang lain ikut bersemangat. 

Pertempuran sengit pun terjadi. Pasukan belanda yang di pimpin oleh Kolonel Van Langen Kocar Kacir. Pasukan Indonesia terus maju dan memukul jantung pertahanan Belanda. Akhirnya pertempuran selama 6 Jam di Jogya membuahkan hasil bagi Indonesia. Jogya kembali di kuasai oleh RI.
****
Dalam sejarah, pengambil inisiatif untuk serangan 1 Maret adalah Suharto, namun setelah Suharto wafat, polemic pun muncul kalau pengambil keputusan serangan sebenarnya adalah Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Namun sayang sekali untuk merluruskan sejarah ini kedua-duanya kini telah tiada. Wallahu a’lam.