Saturday, June 29, 2024

Mengenal Ratmi B29

 


Ratmi B29, lahir di Bandung, 16 Januari 1932 dengan nama Suratmi adalah seorang artis dan pelawak Indonesia yang wajahnya sering menghiasi perfilman nasional.  Asal usul nama Ratmi B29 adalah atas pemberian dari Laksda TNI Wiriadinata, Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 1966 sd 1977, yaitu Ratmi Bomber-29. Karena pada erah 1960an Ratmi sering menghibur keluarga TNI AU di Bandung, dan pada tahun 1970an muncul sabun colek B-29 yang dibintangi oleh Ratmi. Maka darisinilah nama itu muncul. Ratmi Bomber-29 atau Ratmi B29.

Ratmi berasal dari keturunan Salimin ayahnya yang berasal dari Yogyakarta dan Ibunya Sainem dari Banyumas. Ratmi ikut berjuang saat revolusi fisik menjadi bagian anggota Barisan Srikandi/Laswi dan anggota staf Batalyon Brigade D/X-16 di Jawa Tengah dengan pangkat Sersan Dua, namun setelah penyerahan kedaulatan, Ratmi mengundurkan diri.

Sebelum terjun ke dunia film , Ratmi adala seorang penyanyi keroncong sejak tahun 1943 dan juga masuk dalam perkumpulan wayang orang pada tahun 1947. Selain itu Ratmi juga masuk grup Tiga Djenaka hingga tahun 1976.

Ratmi dikenal sebagai comedian dalam film dengan cirri khas tubuh tambun dan sering mendapatkan ejekan secara fisik. Sosoknya selalu natural dalam berakting sehingga tak heran kalau kehadiran Ratmi menjadi sesuatu yang berbeda dalam kancah perfilman Indonesia. Ratmi B29 adalah sosok pemain film yang penuh dengan  ‘penderitaan” . Ia sering di pasangkan dalam film-film Benyamin S.  Aktingnya luwes dan kenes. Beberapa filmnya yang cukup membuat kasihan saat di hina secara filsik seperti dalam film Si Rano maupun Ratu Amplop. Namun Ratmi juga dapat berperan galak seperti dalam film Raja Jin Penjaga Pintu Kereta.

Kehadiran Ratmi dalam perfilman Indonesia member warna baru, bahwa ia adalah sosok yang lucu, namun tidak melucu sedih namun tidak bersedih , natural dan apa adanya.

Ratmi B29 meninggal pada 31 Desember 1977 dalam usia 45 tahun dan dimakamkan di TMP Kalibata dengan upacara Kenegaraan.

Berikut adalah film-film Ratmi B29 yang masih bisa di kenang.


  • Si Djimat - (1960)
  • Tiada Maaf Bagimu - (1971)
  • Titienku Sayang - (1972)
  • Aku Tak Berdosa - (1972)
  • Buah Bibir - (1972)
  • Cincin Berdarah - (1973)
  • Cukong Blo'on - (1973)
  • Ayah - (1973)
  • Si Comel - (1973)
  • Ketemu Jodoh - (1973)
  • Dimadu - (1973)
  • Si Rano - (1973)
  • Jauh di Mata - (1973)
  • Bing Slamet Dukun Palsu - (1973)
  • Musuh Bebuyutan - (1974)
  • Paul Sontoloyo - (1974)
  • Raja Jin Penjaga Pintu Kereta - (1974)
  • Ali Baba - (1974)
  • Si Bagong Mujur - (1974)
  • Permata Bunda - (1974)
  • Ratu Amplop - (1974)
  • Putri Solo - (1974)
  • Tiga Djanggo - (1976)
  • Gadis Simpanan - (1976)
  • Tarsan Pensiunan - (1976)
  • Warung Pojok - (1977)
  • Diana - (1977)
  • Inem Nyonya Besar - (1977)
  • Tuan Besar - (1977)
  • Hujan Duit - (1977)
  • Cacat Dalam Kandungan - (1977)
  • Direktris Muda - (1977)
Sumber : wikipedia dan lain lain

Saturday, June 22, 2024

MENGENAL MURTISARIDEWI SI KEMBANG GUNUNG LAWU


Raden Roro Murti Sari Dewi atau biasa dipanggil dengan nama Murti lahir di Solo, 11 Desember 1970 dari pasangan Raden Maryam Brotokusumo dan Raden Cjut Hernowati adalah seorang seniman yang sudah di gelutinya dari semenjak sekolah.  Putri ke 6 dari 7 bersaudara  ini adalah seorang yang memiliki hobi menari Jawa. Ia yang sudah banyak mengharumkan nama Indonesia hingga ke mancanegara. Telah banyak prestasi yang diraihnya.  

Dari  hobbynya menari Jawa, ia sudah menggondol sejumlah prestasi. Diantaranya menjadi Juara Kesatu Tari Jawa seSurakarta, Juara Kesatu Putri Luwes dan juara kesatu peragaan Busana Lurik. Tidak heran berprestasi seperti itu, karena Murti mengikuti group Suryosumirat Mangkunegaran Kraton Surakarta, Yayasan Kesenian Indonesia serta Sadupi (Sarana Duta Perdamaian Indonesia), Didi Nini Towok, dan Wayang Kawula Muda Surakarta, Mardi Budoyo. Dari hobi Ini pula, Murti sering berkunjung ke mancanegara sebagai Duta Seni seperti ke Singapura, Cekoslovakia, India, Malaysia, Brasilia, Australia dan Amerika mengikuti grup tarinya. 

Selain itu Murti mulai bermain dalam acara Cakrawala Budaya TVRI sebagai Amentaraga. Hingga suatu saat dicari sosok Lasmini oleh Imam Tantowi sebagai Sutradara Saur Sepuh yang diangkat dari Serial sandiwara radio yang saat itu sedang mencari pemeran Lasmini namun tidak ada yang cocok. Hingga akhirnya terpilih Murtisaridewi sebagai Lasmini yang dipilih langsung oleh Imam Tantowi. Murtisaridewi dianggap cocok untuk memerankan Lasmini meskipun pada saat itu Murti masih duduk di kelas 1 SMA dan belum pernah main film.


Melalui tangan Imam Tantowilah, debut Murtisaridewi dalam Film Saur Sepuh dimulai hingga namanya kian lekat sebagai Si Kembang Gunung Lawu.. Peran itu kian melekat setelah Ia juga membintangi seri film Saur Sepuh lainnya yakni Saur Sepuh 1 , 2 dan 3. Sementara dalam seri Saur Sepuh 4 tidak dilibatkan karena berbeda cerita. Murtisaridewi kembali menjadi Lasmini dalam film Saur Sepuh 5 meski dengan sutradara berbeda yakni Torro Margens. Akting Murti kian terasah dan kian matang. 


Selain bermain film Silat Murtisaridewi juga pernah bermain film drama Komedi "Cinta Punya Mau" bersama Yurike Prastica . Murti berperan menjadi anak SMA sebagai "gadis sekarepe dewe". Film-film lain yang pernah dibintanginya dengan genre silat antara lain Tutur Tinular 3 dan Tutur Tinular 4, Pusaka Penyebar Maut, Anglingdharma 3, dan juga Dewi Angin Angin. 

Selain berkiprah di film, Murtisaridewi juga bermain dalam sinetron-sinetron bertema laga/silat seperti dalam sinetron Singgasana Brama Kumbara, Jaka Sembung, Naga Sasra Sabuk Inten, Tutur Tinular dan Juga Misteri Dari Gunung Merapi.

Setelah dunia film dan sinetron ditinggalkan, sekarang Murtisaridewi tinggal di Solo bersama keluarganya dan memiliki seorang anak laki-laki. 


Sumber : Majalah Kawanku, Majalah Film, Majalah Femina, Majalah Kartini

Thursday, June 20, 2024

DAFTAR PEMENANG FESTIVAL FILM INDONESIA 1977

 


Berikut Daftar Pemenang Festival Film Indonesia Tahun 1977

PIALA CITRA

Film Cerita  : Tidak Ada

Film Non Cerita  : Kasodo

Penyutradaraan : Sjumandjaja(Si Doel Anak Modern)

Skenario  : Sjumandjaja (Si Doel Anak Modern)

Pemeran Utama Pria : Benyamin S (Si Doel Anak Modern)

Pemeran Utama Wanita : Christine Hakim (Sesuatu Yang Indah)

Pemeran Pembantu Pria : Rachmat Hidayat (Apa Salahku)

Pemeran Pembantu Wanita : Widyawati (One Way Ticket/Semoga Kau Kembali)

Penyuntingan : Wim Umboh (Sesuatu Yang Indah)

Tata Kamera : H. Sjamsudin Jusuf (Ateng Sok Tau)

Tata Musik : Idris Sardi (Sesuatu Yang Indah)

Tata Artistik : H. Suyono (Mustika Ibu)


HADIAH-HADIAH KHUSUS 

Plakat H. USMAR ISMAIL untuk Sutradara Muda Yang Punya Harapan : Ismail Soebardjo (Remaja 76)

Plakat DJAMALUDIN MALIK untuk pemain muda Penuh Harapan : Roy Marten (Sesuatu Yang Indah)

Piala PWI JAYA untuk Pemain Anak Anak : Bagus Santoso (Mustika Ibu)

Piala Majalah TEMPO untuk film Dokumenter Sejarah : Ki Hajar Dewantara

Piala-Piala Akademi Sinematografi LPKJ Untuk Tata Musik Ke II : Sjaiful Bahri (Wulan Di Sarang Penculik)

Penyuntingan Terbaik ke II : Janis Badar (Si Doel Anak Modern)

Tata Kamera ke II : F.E.S Tarigan (Si Doel Anak Modern)

Tata Artistik Ke II : Rieska Ristendi (Ranjang Siang Ranjang Malam)

Piala H. ANTEMAS untuk film laris 1976-1977 : ATENG SOK TAU

Tuesday, June 18, 2024

H. MANSYURSYAH AKTOR FILM LAWAS YANG CUKUP MELEGENDA

 


Haji Mansjursjah atau dalam ejaan baru Mansyursyah Lahir dari keluarga non seni di Binjai, Sumatera Utara tanggal 21 September 1936. Ayahnya seorang pegawai percetakan di Medan. Masa kecilnya hingga selesai SMP di habiskan di kota itu. Sejak sekolah dia sudah mulai aktif dalam organisasi pelajar dan memasuki Pandu laut (Sekarang Pramuka). Namun bakatnya yang paling menonjol adalah di bidang teater, antara lain pada perayaan-perayaan sekolah atau malam-malam perpisahan. Namanya juga sempat di sanjung-sanjung oleh Surat Kabar setempat ketika ia tampil pada pementasan "Ayahku Pulang" dalam rangka pesta perpisahan SM Negeri 11 Medan. 

Selesai dari SMP pada tahun 1955 ia pergi ke Jakarta bersamaan dengan berlangsungnya Jambore Nasional . Kepada orang tuanya , Mansyur pamit tidak kembali ke Medan melainkan akan terus ke Ibukota. Namun tujuan utamanya sebenarnya ingin melanjutkan karir di bidang teater dan film. 

Setahun menetap di Jakarta, kesempatan pertama main film akhirnya datang juga. Ia tampil sebagai figuran dalam film "Senja Indah" 1957. Di susul dengan berbagai kesempatan lain dalam film "Uang Palsu" "Karlina" dan sebagainya. Namun sebelum terjun secara sungguh-sungguh ia lebih dulu kuliah di ATNI pada tahun 1958. Namanya mulai menanjak sejak ia tampil pada pementasan "Hutan Membatu" bersama Teguh Karya. Menyusul pementasan-pementasan seperti Mak Tjomblang, Monserat, Jangan Kirimi Aku Bunga, Mutiara dari Nusa Laut dan masih banyak lagi. Disamping pementasan-pementasan yang di selenggarakan oleh ATNI, iapun sering memperkuat pementasan-pementasan yang di selenggarakan oleh Teater Kristen. Dan pada tahun itu iapun sudah mulai kumpul dengan kelompok seniman Senen.

Karirnya di film semakin menanjak sejak ia membintangi film "Gembira Ria" 1959 bersama Us Us, disusul film berikutnya "Amor & Humor" 1961 bersama Bing Slamet,  "Tjita Tjita Ayah" 1960, "Pagar Kawat Berduri" 1961, "Masa Topan dan Badai" 1963, "Tangan Tangan Kotor " 1963 dan lain-lain. 

Tahun 1962 Mansyursyah sempat menunaikan Haji bersamaan dengan pembuatan film "Tauchid" dan berikutnya banyak film-film yang mulai di bintanginya. Sejak awal 70an Mansyursyah mulai sakit-sakitan dan diketahui kalau Ia sakit diabetes dan darah tinggi. Namun sakit yang di deritanya tidak pernah menjadi penghalang untuk terus main film. Bahkan pernah dalam satu tahun Mansyur membintangi sekitar 10 film, yang sudah tentu sangat menyita waktu dan menguras tenaga padahal saat ia Ia sedang sakit-sakitan. Namun rasa tanggungjawab baik terhadap keluarga dan pekerjaanya membuat Ia tidak mau berhenti. Bahkan di sela-sela kesibukannya dalam film dia masih sempat main sandiwara baik dipentas maupun di TVRI. Ia tergabung dalam grup "Senyum Jakarta" pimpinan Netty Herawaty. (Next mimin up tentang Netty Herawaty ya)

Pada Masa penumpasan Gestapun tahun 1965 ia di serahi sebagai Koordinator team hiburan di pos pos ABRI di jajaran Kodam V Jaya dan sekitarnya. Saat itu ia menjabat seabgai Ketua Bidang Teater Lesbumi Komda Jaya. Dalam kepengurusan PARFI (Persatuan Artis Film Indonesia) ia pun sempat menduduki jabatan sebagai Ketua Bidang Organisasi selama masa jabatan dua kali hingga ia meninggal. (Saat meninggal jabatannya di gantikan oleh Tuti Indra Malaon , cek di postingan sebelumnya tentang Tuti Indra Malaon).

Selama hampir 25 tahun bergerak di bidang film, Mansyursyah selalu setia pada dunia yang di cintainya, kendatipun film nasional selalu mengalami pasang surut. Mansyur Syah meninggal pada 19 Juni 1980 dalam usia 44 tahun. 

Film-film lain yang pernah di bintanginya antara lain : 

  • Senja Indah (1957)
  • Pedjuang (1960)
  • Amor dan Humor (1961)
  • Pagar Kawat Berduri (1961)
  • Bintang Ketjil (1963)
  • Tangan-Tangan Yang Kotor (1963)
  • Dibalik Tjahaja Gemerlapan (1966)
  • Fadjar Menjingsing di Permukaan Laut (1966)
  • Djampang Mentjari Naga Hitam (1968)
  • Mat Dower (1969)
  • Aladin (1970)
  • Banteng Betawi (1970)
  • Samiun dan Dasima (1970)
  • Si Pitung (1970)
  • Biarlah Aku Pergi (1971)
  • Malin Kundang (1971)
  • Singa Betina dari Marunda (1971)
  • Si Gondrong (1971)
  • Intan Berduri (1972)
  • Lingkaran Setan (1972)
  • Pemberang (1972)
  • Anak Yatim (1973)
  • Dimadu (1973)
  • Ibu Sejati (1973)
  • Jembatan Merah (1973)
  • Patgulipat (1973)
  • Perempuan (1973)
  • Si Comel (1973)
  • Si Manis Jembatan Ancol (1973)
  • Takdir (1973)
  • Aku Mau Hidup (1974)
  • Ali Baba (1974)
  • Batas Impian (1974)
  • Benyamin Spion 025 (1974)
  • Bobby (1974)
  • Demi Cinta (1974)
  • Kehormatan (1974)
  • Kosong-Kosong Tiga Belas (1974)
  • Musuh Bebuyutan (1974)
  • Pacar (1974)
  • Pengakuan Seorang Perempuan (1974)
  • Raja Jin Penjaga Pintu Kereta (1974)
  • Arwah Penasaran (1975)
  • Fajar Menyingsing (1975)
  • Keluarga Sinting (1975)
  • Krisis X (1975)
  • Samson Betawi (1975)
  • Setan Kuburan (1975)
  • Benyamin Jatuh Cinta (1976)
  • Mustika Ibu (1976)
  • Naga Merah (1976)
  • Sentuhan Cinta (1976)
  • Bang Kojak (1977)
  • Pendekar Tangan Hitam (1977)
  • Petualang Cilik (1977)
  • Raja Copet (1977)
  • Saritem Penjual Jamu (1977)
  • Sembilan Janda Genit (1977)
  • Tante Sun (1977)
  • Tiga Cowok Bloon (1977)
  • Tuan, Nyonya, dan Pelayan (1977)
  • Betty Bencong Slebor (1978)
  • Godaan (1978)
  • Gudang Uang (1978)
  • Di Ujung Malam (1979)
  • Penangkal Ilmu Teluh (1979)
  • Cantik (1980)

di kutip dari Buku FFI 83, Wikipedia dan berbagai sumber lainnya

WOLLY SUTINAH YANG DI KENAL DENGAN NAMA MAK WOK


 Wolly Sutinah, Namanya keren, perpaduan antara nama Bellanda, Wolly dan nama Jawa asli, Sutinah. Namun kita semua mengenalnya dengan panggilan akrab, Mak Wok. 

Mak Wok di lahirkan di Magelang, 17 Juli 1915, pendidikan yang di kenyamnya sampai sekolah rakyat atau sekolah dasar. Darah seni diwarisi dari ayahnya, seniman Biola.

Pada masa kecilnya Mak Wok sudah ketagihan menonton sandiwara dan wayang opera Cina. Kemudian dengan bekal ilmu silat (kungfu) terutama kemahirannya bermain toya, Mak Wok nekad terjun langsung menjadi pemain di Wayang Opera "Sim Ban Lian"

Pada masa sebelum perang, itu merupakan zaman keemasan bagi grup sandiwara keliling seperti misalnya "Dardanela" dengan primadonanya Devia Dja. Dan tersohorlah aktor aktris panggung pujaan masyarakat seperti : Tan Tjeng Bok dan Fifi Young. Mak Wok Pernah memiliki grup sendiri dengan nama "Miss Wolly Opera" tapi tidak berusia lama. 

Ketika Industri Film mulai berkembang di negeri ini, Mak Wok diminta ikut membintangi Film Silat "Ouw Pecoa", (Siluman Ular Putih) yang di gubah dari legenda Cina Kuno. Film Produksi tahun 1933 di garap oleh The Teng Cun, yang juga pertama menarik Mak Wok ke dunia Film. 

Kesuksesan film tersebut disusul dengan film silat berikutnya, "Pat Kiam Hoat", (Delapan Pendekar Pedang). Pada tahun 1933 Mak Wok masihlah sebagai gadis remaja berusia 18 tahun. Pada era itu memang film-film Indonesia kebanyakan adalah gubahan dari cerita silat Cina yang sangat digemari oleh kaum peranakan baba. 

Mak Wok yang mulai populer sebagai bintang panggung dan film ketemu jodoh aktor panggung pula bernama Husin Nagib. Dari suaminya inilah ia melahirkan seorang putri bernama Aminah Cendrakasih. Sepeninggal suaminya Mak Wok tetap menjanda hingga akhir hayatnya. 

Mak Wok meninggal dunia pada 14 September 1987 dalam usia 72 tahun. Kepergian Mak Wok boleh dibilang tiba-tiba karena tanpa dirawat dirumah sakit bahkan dua hari sebelum kematiannya masih tampil membawakan peran seorang nenek yang sedang sakit dalam sandiwara serial "Keluarga Pak Is" berjudul "Doa Rini" yang ditayangkan oleh TVRI pada tanggal 12 September 1987. 

Film terbarunya juga masih dalam tahap penyempurnaan yaitu film Lupus "Kejarlah Daku Kau Kujitak" bersama Nurul Arifin dan Ryan Hidayat. 

Sudah banyak film yang dibintangi oleh Mak Wok, dari awal karir hingga akhir hayatnya sekitar 200 judul bahkan lebih pernah dibintanginya. Dan hampir semua pelawak dari Bing Slamet, Benyamin S, Sampai Dono pernah berolok-olok dengannya. Menurut Mak Wok, Sutradara Ali Shahab sebagai orang yang memberikan kesempatan bermain total dalam drama seri "Rumah Masa Depan" yang ditayangkan di TVRI. 

Dari film-film yang pernah dibintangi lebih dari 200 film diantaranya adalah : 

1941Aladin dengan Lampoe Wasiat
Poesaka Terpendam
Koeda Sembrani
Panggilan Darah
1944Ke Seberang
1950Remong Batik
Tirtonadi
Bintang Surabaja
Kembang Katjang
1951Selamat Berdjuang, Masku!
1954Klenting Kuning
Burung Merpati
Rahasia Sukudomas
1955Di Balik Dinding
Kasih Ibu
Gambang Semarang
Ada Gula Ada Semut
Senjum Derita
1956Terang Bulan Terang di Kali
Rini
Serampang 12
1958Arriany
Tjambuk Api
Serodja
1959Mutiara jang Kembali
Serba Salah
Iseng
Sekedjap Mata
1960Tak Terduga
Gadis Manis di Pinggir Djalan
Pedjuang
Darah Tinggi
1961Pesan Ibu
1962Bermalam di Solo
1965Operasi Hansip 13
1966Terpesona
1968Djampang Mentjari Naga Hitam
1970Samiun dan Dasima
Kutukan
1971Penunggang Kuda dari Tjimande
Biarkan Musim Berganti
Tiada Maaf Bagimu
Lantai Berdarah
Wadjah Seorang Laki-Laki
Singa Betina dari Marunda
Pendekar Sumur Tudjuh
Ilusia (Kasih Tak Terputuskan)
1972Selamat Tinggal Kekasih
Samtidar
Benyamin Biang Kerok
1973Takdir
Bapak Kawin Lagi
Dimadu
Tabah Sampai Akhir
Anak Yatim
Biang Kerok Beruntung
Bing Slamet Sibuk
Bundaku Sayang
1974Bajingan Tengik
Setitik Noda
Pacar
Kosong-Kosong Tiga Belas
Buaye Gile
Tetesan Air Mata Ibu
Paul Sontoloyo
1975Keluarga Sinting
Benyamin Raja Lenong
Setan Kuburan
Syahdu
Samson Betawi
Si Doel Anak Modern
1976Pengakuan Seorang Perempuan
Liku-Liku Panasnya Cinta
Tiga Janggo
Mustika Ibu
Cinta Abadi
Ingin Cepat Kaya
Hippies Lokal
Ranjang Siang Ranjang Malam
Zorro Kemayoran
1977Warung Pojok
Kembalilah Mama
Diana
Badai Pasti Berlalu
Yuli, Buah Hati Kekasih Mama
Jeritan Si Buyung
Nasib si Miskin
Rahasia Seorang Ibu
Hujan Duit
Penasaran
Jalal Kojak Palsu
Saritem Penjual Jamu
Operasi Tinombala
Ateng Bikin Pusing
1978Salah Kamar
Kisah Cinderella
Cowok Masa Kini
Duyung Ajaib
Pelajaran Cinta
1979Ach yang Benerrr...
1980Tiga Dara Mencari Cinta
Senyum untuk Mama
1981Tomboy
Manusia 6.000.000 Dollar
Manusia Berilmu Gaib
IQ Jongkok
Dukun Lintah
1982Hukum Karma
Neraca Kasih
Sentuhan Kasih
Bayi Ajaib
1983Rumput-Rumput yang Bergoyang
Gadis Telepon
Damarwulan-Minakjinggo
1984Sunan Kalijaga
Asmara di Balik Pintu
1985Melacak Primadona
Tari Kejang Muda-Mudi
1986Cemburu Nih Yee...
Memble tapi Kece
Atas Boleh Bawah Boleh
1987Lupus: Tangkaplah Daku, Kau Kujitak