Kutipan Sebuah Berita dari Majalah Film
Heboh kaburnya Zarima pemain wanita dalam film Macho II, memancing Ali Tien pengedar film di jakarta untuk mengedarkan kembali film tersebut di Jakarta dan sejumlah kota lainnya di pulau Jawa. Sebagai tastecase, Ali "menjajakan" dagangannya itu lewat bioskop Gelora dan Mitra. Hasilnya? "Gagal memperoleh penonton. Dua hari pertunjukan di Mitra, hanya mendapat 310 penonton. Di Gelora lebih parah lagi, Pada pertunjukan hari sabtu , hanya terjaring 30 penonton," akunya.
Macho II, katanya, kalah saing dengan "Gejolak Nafsu". Prediksi Ali, keberhasilan sebuah film dalam peredaran tergantung pada tema. "Setengah tahun yang lalupun, Macho II ini tidak mendapat sambutan dari masyarakat," paparnya. Di ungkapkan, mengedarkan kembali film dimana Zarima sebagai pemeran wanita, sesungguhnya dimaksudkan untuk lebih mengenalkan "Lady Ectasy" itu pada masyarakat. Dengan begitu masyarakat yang mengetahui keberadaan pemilik 29.677 butir pil ectasy itu bisa melapor pada pihak berwajib.
Kegagalan "menjaring" penonton sekaligus untuk lebih mengenalkan artis tersebut ke masyarakat, membuat Ali Tien mengurungkan niat mencetak copy baru film Macho II. Pertimbangannya, untuk mencetak satu copy perlu dana sekitar 2 juta. Sedangkan untuk peredaran di 25 gedung di perlukan sekitar 15 copy. Dalam perhitungan , jika satu copy mampu mendatangkan 7ribu penonton di bioskop tahap II, sebagai bisnis, masih rugi.
Itu sebabnya juga pihaknya menolak permintaan Handi Mulyono , produser film Pt. Elang Perkasa mencetak ulang dan mengedarkan kembali Macho II. Handi juga mengaku telah menarik kembali dua copy film tersebut dari daerah. Tetapi kalau melihat kegagalan pengedaran macho, ya tentu saja saja tidak berani. Sebab biaya operasional gedung satu hari saja sudah tinggi. Dengan perolehan penonton sedikit, tentu saja pihak bioskop akan rugi," akunya.
Macho II itu sendiri mengisahkan sindikat narkotika, Zarima di percaya sebagai gadis baik-baik. Bersama Barry Prima kemudanya menyikat dan menggulung sindikat narkotika tersebut. Film aksi penuh gedabak gedebuk ini digarap oleh SA Karim dengan penata kelahi Eddy S Jonathan.
~sumber MF 267/233/XII/7-20 September 1996
No comments:
Post a Comment